SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING.

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA

ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING

SKRIPSI

Oleh :

FAIQ ANURAGA RUSTIQI

NPM. 0734010066

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA

ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Oleh :

FAIQ ANURAGA RUSTIQI

NPM. 0734010066

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

SKRIPSI

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA

ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING

Disusun Oleh :

FAIQ ANURAGA RUSTIQI

NPM. 0734010066

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 10 Juni 2011

Pembimbing : 1.

Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom NPT. 37302 060 2131

Tim Penguji : 1.

Barry Nuqoba, S.Si, MT

2.

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 2081

2.

Delta Ardy Prima, S.ST, MT NPT. 38608 100 2971

3.

James F Tomasouw, S.Kom, M.Kom

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT NIP. 19600713 198703 1 001


(4)

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA

ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING

Disusun Oleh :

FAIQ ANURAGA RUSTIQI

NPM. 0734010066

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang V Tahun Akademik 2010/2011

Dosen Pembimbing I

Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom NPT. 37302 060 2131

Dosen Pembimbing II

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 2081

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” Jawa Timur

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 36907 060 2091


(6)

(7)

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Surabaya 60294

KETERANGAN REVISI

Mahasiswa dibawah ini :

Nama : Faiq Anuraga Rustiqi

NPM : 0734010066

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi *) PRA RENCANA (DESIGN) / SKRIPSI / TUGAS AKHIR Ujian Lisan Gelombang V, TA. 2010/2011 dengan judul :

“ SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK

BALITA MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING

Surabaya, 14 Juni 2011

Dosen Penguji yang memerintahkan Revisi :

1. Barry Nuqoba, S.Si, MT (_______________________)

2. Delta Ardy Prima, S.ST, MT NPT. 38608 100 2971

(_______________________)

3. James F Tomasouw, S.Kom, M.Kom

Mengetahui,

(_______________________)

Dosen Pembimbing I

Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom NPT. 37302 060 2131

Dosen Pembimbing II

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 2081


(8)

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


(9)

Pembimbing I : Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom Pembimbing II : Fetty Try Anggreny, S.Kom

Penyusun : Faiq Anuraga Rustiqi

i

ABSTRAK

Sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak ini merupakan suatu sistem pakar

yang dirancang sebagai alat bantu untuk mendiagnosa jenis penyakit tropis khususnya

pada balita dengan basis pengetahuan yang dinamis. Pengetahuan ini didapat dari

berbagai sumber diantaranya penelitian dan seminar yang dilakukan pakar dalam

bidangnya serta buku yang berhubungan dengan penyakit anak.

Penarikan kesimpulan dalam sistem pakar ini menggunakan metode inferensi

forward chaining. Sistem pakar ini akan menampilkan pilihan gejala yang dapat

dipilih oleh user, dimana setiap pilihan gejala akan membawa user kepada pilihan

gejala selanjutnya sampai mendapatkan hasil akhir. Pada hasil akhir system pakar

akan menampilkan pilihan gejala user, jenis penyakit yang diderita, penyebab dan

penanggulangannya. Disamping itu, sistem pakar ini juga memberikan informasi

penyakit.


(10)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan skripsi dapat dilaksanakan dengan lancar, sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan daripada pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk menambah wawasan, kreatifitas, ilmu pengetahuan mahasiswa dan untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang sistem kepegawaian dan absensi.

Penulis menyadari bahwa laporan Skripsi ini jauh untuk dikatakan sempurna baik isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun bagi perbaikan laporan di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan .

Surabaya, 14 Juni 2011


(11)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Laporan ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, serta bantuan dan dukungan baik bersifat material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis tidak lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait, antara lain :

1. Keluarga saya, yang selalu memberikan dukungan serta doa untuk saya.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Basuki Rachmat, S.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Asti Dwi I, S.Kom, M.Kom dan Ibu Fetty Tri Anggraeny, S.Kom selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan SKRIPSI ini.

5. Bapak Dosen Penguji Skripsi dari jurusan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Informatika yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

7. Teman-teman kampung yang selalu mendukung dan menyemangati saya.

8. Someone special yang ada dihati saya, terima kasih juga atas dukungan dan semangat serta perhatian yang telah kamu berikan buat saya.

9. Teman-teman UKKI, yang selalu setia dalam dukungan dan doa untuk saya.

10.Teman-teman Teknik Informatika 07 : Hayu, Sisca, Chanif, Liana, Nyoman, Aldo, Adi, Didit, Rizal, Novi, Ghora, Arif, Sanggra, Rhina, Atik, dan yang lainnya yang tisak bisa disebutkan satu persatu.


(12)

(13)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 2

1.3.Batasan Masalah ... 2

1.4.Tujuan ... 3

1.5.Manfaat ... 3

1.6.Metode Penelitian ... 3

1.7.Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1.Kecerdasan Buatan ... 6

2.2.Sistem Pakar ... 8

2.2.1.Sejarah Sistem Pakar ... 9

2.2.2.Ciri – cirri sistem pakar ... 10

2.2.3.Arsitektur sistem pakar ... 10

2.2.4.Representasi Pengetahuan ... 13

2.2.5.Metode Inferensi ……… 15

2.3.Pediatri ... 17

2.4.VB.Net ... 18

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 19

3.1.Analisis Penyakit ... 19

3.2.Perancangan Aturan Penyakit Pada Anak Balita ... 20


(14)

v

3.2.2.Dependency Diagram ... 20

3.2.3.Decision Table ... 23

3.2.4.Perancangan Reduksi ... 23

3.2.5. Perancangan Rule Base ... 24

3.3.Analisis Permasalahan ... 24

3.4. Model Analisis .... ... 25

3.5. Perancangan Basis Pengetahuan ... 28

BAB IV IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK ... …….. 32

4.1. Lingkungan Pemrograman ... 32

4.2. Implementasi Aplikasi Desain Antar Muka ... 32

4.2.1. Form Akses User ... 32

4.2.2. Form Login Admin ... 33

4.2.3. Form Utama (pasien) ... 33

4.2.4. Form Utama (perawat / admin) ... 34

4.2.5. Form Diagnosa (suhu tubuh) ... 35

4.2.6. Form Diagnosa (nyeri) ... 35

4.2.7. Form Diagnosa (kotoran) ... 36

4.2.8. Form Diagnosa (bintik merah) ... 36

4.2.9. Form Diagnosa (Mata) ... 37

4.2.10.Form Diagnosa (tingkat kesadaran)... 37

4.2.11.Form Diagnosa (kondisi fisik) ... 38

4.2.12.Form Kesimpulan ... 38

4.2.13.Form Detail ... 39

4.2.14.Form Info ... 39

4.2.15.Form Bantuan ... 40

4.2.16.Form Pengelolahan info ... 41

4.2.17.Form Rubah Admin ... 41

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI PROGRAM ... 42

5.1. Uji Coba Sistem ... 42


(15)

vi

5.4. Uji Coba Form Diagnosa (nyeri) ... 44

5.5. Uji Coba Form Diagnosa (kotoran) ... 44

5.6. Uji Coba Form Diagnosa (bintik merah) ... 45

5.7. Uji Coba Form Diagnosa (mata) ... 45

5.8. Uji Coba Form Diagnosa (tingkat kesadaran) ... 46

5.9. Uji Coba Form Diagnosa (kondisi fisik) ... 46

5.10. Uji Coba Form Kesimpulan ... 47

5.11. Uji Coba Form Detail ... 48

5.12. Uji Coba Form Info ... 48

5.13. Uji Coba Form Bantuan ... 49

5.14. Uji Coba Form Login Admin ... 50

5.15. Uji Coba Form Menu Utama (perawat / admin) ... 50

5.16. Uji Coba Form Pengelolahan Info ... 51

5.17. Uji Coba Form Rubah Admin ... 51

BAB VI PENUTUP ... 52

6.1. Kesimpulan ... 52

6.2. Saran ... 52


(16)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Representasi Jaringan Semantik ... 13

Gambar 2.2. Diagram Penyakit Anak ... 18

Gambar 3.1. Block Diagram ... 21

Gambar 3.2. Dependency Diagram... 22

Gambar 3.3. DFD Level Contex Diagram ... 25

Gambar 3.4. DFD Level 0 ... 26

Gambar 3.5. DFD Level 1 dari proses penelusuran ... 27

Gambar 3.6. DFD Level 1 dari proses editing data ... 28

Gambar 3.7. CDM ... 30

Gambar 3.8. PDM ... 31

Gambar 4.1. Form Akses user ... 33

Gambar 4.2. Form Login Admin ... 33

Gambar 4.3. Form menu utama (pasien) ... 34

Gambar 4.4. Form menu utama (perawat / admin) ... 34

Gambar 4.5. Form Diagnosa (suhu tubuh) ... 35

Gambar 4.6. Form Diagnosa (nyeri) ... 35

Gambar 4.7. Form Diagnosa (kotoran) ... 36

Gambar 4.8. Form Diagnosa (bintik merah) ... 36

Gambar 4.9. Form Diagnosa (mata) ... 37

Gambar 4.10. Form Diagnosa (tingkat kesadaran) ... 37

Gambar 4.11. Form Diagnosa (kondisi fisik) ... 38

Gambar 4.12. Form Kesimpulan ... 39

Gambar 4.13. Form Detail ... 39

Gambar 4.14. Form Info ... 40

Gambar 4.15. Form Bantuan ... 40

Gambar 4.16. Form Pengelolahan Info ... 41

Gambar 4.17. Form Rubah Admin ... 41


(17)

viii

Gambar 5.3. Uji Coba Form Diagnosa (nyeri) ... 44

Gambar 5.4. Uji Coba Form Diagnosa (kotoran) ... 44

Gambar 5.5. Uji Coba Form Diagnosa (bintik merah) ... 45

Gambar 5.6. Uji Coba Form Diagnosa (mata) ... 45

Gambar 5.7. Uji Coba Form Diagnosa (tingkat kesadaran) ... 46

Gambar 5.8. Uji Coba Form Diagnosa (kondisi fisik) ... 47

Gambar 5.9. Uji Coba Form Kesimpulan ... 47

Gambar 5.10. Uji Coba Form Detail... 48

Gambar 5.11. Uji Coba Form Info ... 49

Gambar 5.12. Uji Coba Form Bantuan ... 49

Gambar 5.13. Uji Coba Form Login Admin ... 50

Gambar 5.14. Uji Coba Form Menu Utama (perawat / admin) ... 50

Gambar 5.15. Uji Coba Form Pengelolahan Info ... 51


(18)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Representasi OAV ... 14

Tabel 2.2. Representasi bingkai pada bingkai penyakit ... 14

Tabel 3.1. Decision Table Rule set 4 ... 23

Tabel 3.2. Reduced Decison table rule set 4 ... 23

Tabel 3.3. Tabel Gejala ... 29

Tabel 3.4. Tabel Penyakit ... 29

Tabel 3.5. Tabel Aturan... 29

Tabel 3.6. Tabel Info ... 30

Tabel 3.7. Tabel Password ... 30


(19)

1

P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan ditemukannya penyakit-penyakit tropis baru yang belum teridentifikasi sebelumnya. Para dokter ahli terus mencoba menemukan solusi untuk mengatasi penemuan baru dan selalu mencoba memberikan pelayanan terbaik terhadap para pasien.

Kesehatan merupakan hal yang berharga bagi manusia, karena siapa saja dapat mengalami gangguan kesehatan. Anak sangat rentan terhadap kuman penyakit dan kurangnya kepekaan terhadap gejala suatu penyakit merupakan ketakutan tersendiri bagi orang tua. Orang tua merupakan orang awam yang kurang memahami kesehatan. Apabila terjadi gangguan kesehatan terhadap anak maka mereka lebih mempercayakannya kepada pakar atau dokter ahli yang sudah mengetahui lebih banyak tentang kesehatan, tanpa memperdulikan apakah gangguan tersebut masih dalam tingkat rendah atau kronis. Namun dengan kemudahan dengan adanya para

pakar atau dokter ahli, terkadang terdapat pula kelemahannya seperti jam kerja (praktek) terbatas dan banyaknya pasien sehingga harus menunggu antrian. Dalam hal ini, orang tua selaku pemakai jasa lebih membutuhkan seorang pakar yang bisa memudahkan dalam mendiagnosa penyakit lebih dini agar dapat melakukan pencegahan lebih awal yang sekiranya membutuhkan waktu jika berkonsultasi dengan dokter ahli. Karena hal tersebut, maka dibutuhkan suatu alat bantu yang dapat mendiagnosa penyakit anak berupa suatu sistem pakar.


(20)

2

Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana “mengadopsi” cara seorang pakar berfikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu permasalahan, dan membuat suatu keputusan maupun mengambil kesimpulan dari sejumlah fakta yang ada. Dasar dari sistem pakar adalah bagaimana memindahkan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar ke dalam komputer, dan bagaimana membuat keputusan atau mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan itu.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah bagaimana merancang suatu sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendiagnosa suatu jenis penyakit tropis (campak, difteri, demam tanpa sebab, demam tifoid, demam dengue, DBD, malaria, tetanus) berdasarkan gejala yang dirasakan user, sehingga user menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi.

1.3. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah: 1. Sistem pakar yang akan dirancang untuk komputer PC (stand alone).

2. Data-data penunjang penyakit yang digunakan hanya pada usia balita (kurang dari 5 tahun) saja.

3. Menggunakan metode inferensi forward chaining untuk penarikan kesimpulan. 4. Interaksi antara sistem dan user menggunakan pertanyaan berupa daftar gejala yang sudah tampak berdasarkan suhu tubuh, nyeri, kondisi kotoran, dll dimana


(21)

user akan diminta untuk memilih gejala pada setiap daftar gejala berdasarkan kondisi anak tersebut.

5. Jenis penyakit yang didiagnosa hanya penyakit yang umum terjadi pada anak di daerah tropis, seperti Indonesia.

6. Tidak terdapat komplikasi diantara gejala-gejala yang diderita. 7. Output yang dihasilkan dari software ini adalah jenis penyakit anak.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat program sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit anak yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan memberikan kemudahan bagi pemakainya.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Untuk memberikan kemudahan bagi orang awam maupun pakar sehingga dapat lebih memudahkan dalam mendapatkan penanganan lebih dini pada gangguan kesehatan anak.

2. Bagi ibu rumah tangga atau orang tua selaku user dapat menggunakan system ini untuk mengetahui jenis penyakit anak berdasarkan gejala-gejala yang ada.

1.6. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: 1. Pembelajaran Literatur


(22)

4

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan melalui membaca buku-buku maupun artikel-artikel yang dapat mendukung penulisan Tugas Akhir.

2. Analisis

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan fakta-fakta yang mendukung perancangan sistem dengan mengadakan konsultasi dengan seorang pakar (dokter spesialis anak) dan membandingkan hasil penelitian dengan yang ada pada buku penuntun.

3. Perancangan

Pada tahap ini akan dilakukan perancangan sistem pakar untuk diagnose penyakit anak.

4. Pengkodean

Pada tahap ini rancangan yang akan dibuat dan dimplementasikan ke dalam bentuk kode program Visual Basic.

5. Pengujian

Setelah proses pengkodean selesai maka akan dilakukan proses pengujian terhadap program yang dihasilkan untuk mengetahui apakah program sudah berjalan dengan benar dan sesuai dengan perancangan yang dilakukan.

6. Penyusunan laporan dan kesimpulan akhir

Membuat laporan hasil analisa dan perancangan ke dalam format penulisan tugas akhir dengan disertai kesimpulan akhir.


(23)

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan teori yang mendukung dalam perancangan system pakar untuk diagnosa penyakit anak.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Menjabarkan tentang penyakit anak berupa nama penyakit, gejala klinis dan penyebabnya serta tahapan-tahapan dalam merancang program sistem pakar.

BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang implementasi dari perancangan system pakar yang telah dirancang pada bab sebelumnya.

BAB V : UJICOBA DAN EVALUASI

Dalam bab ini berisi tentang uji coba pada sistem yang telah jadi dan mengadakan evaluasi atau pengecekkan terhadap sistem yang sudah berjalan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan dan saran dari penulis untuk hasil pembahasan tugas akhir.


(24)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah “ide-ide untuk membuat suatu perangkat lunak komputer yang memiliki kecerdasan sehingga perangkat lunak komputer tersebut dapat melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh manusia” (Artanti, 2004), dengan kata lain membuat sebuah komputer dapat berpikir dan bernalar seperti manusia. Tujuan dari kecerdasan buatan ini adalah membuat komputer lebih cerdas, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat mesin lebih berguna bagi manusia. Kecerdasan buatan dapat membantu meringankan beban kerja manusia misalnya dalam membuat keputusan, mencari informasi secara lebih akurat, atau membuat komputer lebih mudah digunakan dengan tampilan yang mudah dipahami. Cara kerja kecerdasan buatan adalah menerima input, untuk kemudian diproses dan kemudian mengeluarkan output yang berupa suatu keputusan.

Kecerdasan buatan memungkinkan komputer untuk berpikir dengan cara menyederhanakan program. Dengan cara ini, kecerdasan buatan dapat menirukan proses belajar manusia sehingga informasi baru dapat diserap dan digunakan sebagai acuan di masa-masa mendatang.

Kecerdasan atau kepandaian itu didapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, untuk itu agar perangkat lunak yang dikembangkan dapat mempunyai kecerdasan maka perangkat lunak tersebut harus diberi suatu pengetahuan dan


(25)

kemampuan untuk menalar dari pengetahuan yang telah didapat dalam menemukan solusi atau kesimpulan layaknya seorang pakar dalam bidang tertentu yang bersifat spesifik.

Kecerdasan buatan menawarkan media dan uji teori kecerdasan. Teori ini dapat dinyatakan dalam bahasa program komputer dan dibuktikan melalui eksekusinya pada komputer nyata.

Implementasi dari kecerdasan buatan saat ini dapat ditemui dalam bidangbidang antara lain:

1. Fuzzy logic: suatu metode kecerdasan buatan yang banyak terdapat pada alat elektronik dan robot. Dimana alat-alat elektronik atau robot tersebut mampu berpikir dan bertingkah laku sebagaimana layaknya manusia.

2. Computer vision: suatu metode kecerdasan buatan yang memungkinkan sebuah sistem komputer mengenali gambar sebagai inputnya. Contohnya adalah mengenali dan membaca tulisan yang ada gambarnya.

3. Artificial intelligence dalam game: suatu metode kecerdasan buatan yang berguna untuk meniru cara berpikir seorang manusia dalam bermain game. Contohnya adalah program Deep Blue yang mampu berpikir setara dengan seorang grandmaster catur.

4. Speech recognition: suatu metode kecerdasan buatan yang berguna untuk mengenali suara manusia dengan cara dicocokkan dengan acuan atau pattern yang telah diprogramkan sebelumnya. Contohnya adalah suara dari user dapat diterjemahkan menjadi sebuah perintah bagi komputer.


(26)

8

5. Expert system: suatu metode kecerdasan buatan yang berguna untuk meniru cara berpikir dan penalaran seorang ahli dalam mengambil keputusan berdasarkan situasi yang ada.

2.2. Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar.

Menurut Turban (2005), keahlian dipindahkan dari pakar ke suatu komputer. Pengetahuan ini kemudian disimpan di dalam komputer. Pada saat pengguna menjalankan komputer untuk mendapatkan informasi, sistem pakar menanyakan fakta-fakta dan dapat membuat penalaran (inferensi) dan sampai pada suatu kesimpulan. Kemudian, sistem pakar memberikan penjelasan (memberikan kesimpulan atas hasil konsultasi yang telah dilakukan sebelumnya).

Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli dibidangnya. Sistem pakar ini juga dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa ativitas pemecahan yang dimaksud seperti pembuatan keputusan (decision making), pemanduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan desain


(27)

(designing), perencanaan (planning), prakiraan (forescating), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosa (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising) dan pelatihan (tutoring) (Kusrini, 2006).

2.2.1. Sejarah Sistem Pakar

Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian kecerdasan buatan ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan presatasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha ke arah ini adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herbert Alexander Simon. GPS merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas.

Sistem pakar untuk melakukan diagnosa kesehatan telah dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970 yang untuk pertama kali dibuat oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Standford University diberi nama MYCIN. MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosa penyakit meningitis dan infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba, program ini mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang spesialis.


(28)

10

2.2.2. Ciri-Ciri Sistem Pakar Adapun ciri-ciri sistem pakar seperti:

1. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu pengetahuan dari basis pengetahuannya.

2. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi. 3. Terbatas pada bidang spesifik.

4. Output tergantung dialog dengan pengguna (user). 5. Knowledge base dan inferensi terpisah.

2.2.3. Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama, yaitu linkungan pengembangan (development environment) dan linkungan konsultasi (consultation environment). Development Environment dipakai oleh pembangun sistem pakar untuk membangun komponen-komponen dan mengenalkan suatu pengetahuan kepada knowledge base. Consultation Environment dipakai oleh user untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang berhubungan dengan suatu keahlian (Setiawan, 2003).

Komponen-komponen yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem pakar terdiri dari: 1. Antarmuka pengguna (user interface)

Pada komponen ini terjadi dialog antara program dan user, dimana system menerima input berupa informasi dan instruksi dari user, dan system memberikan output berupa informasi kepada user.


(29)

2. Basis pengetahuan (knowledge base)

Basis pengetahuan dapat dikatakan sebagai kumpulan informasi dan pengalaman seorang ahli pada suatu bidang tertentu.

3. Akuisisi pengetahuan (knowledge acqusition)

Akuisisi pengetahuan merupakan tranformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan kedalam program komputer.

4. Mesin inferensi

Mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar yang mengandung mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mesin inferensi bertindak sebagai penarik kesimpulan dan mengkontrol mekanisme dari sistem pakar.

5. Memori kerja (working memory)

Memori kerja merupakan tempat penyimpanan fakta-fakta yang diketahui dari hasil menjawab pertanyaan.

6. Subsistem penjelasan (explanation subsystem)

Komponen ini merupakan komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran system kepada pemakai dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan.

7. Perbaikan pengetahuan

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisa dan meningkatkan kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya.


(30)

12

2.2.4. Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresntasikan basis pengetahuan yang diperoleh kedalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data lainnya (Natalia, 2006).

Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam berbagai model, beberapa model representasi pengetahuan seperti:

1. Logika

Logika merupakan suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah, dan prosedur yang membantu proses penalaran. Bentuk logika komputasional ada 2 macam, yaitu:

a. Logika Proposional

Logika proposional merupakan suatu pernyataan yang menyatakan benar (TRUE) atau salah (FALSE) yang dihubungkan dengan menggunakan operator logika seperti konjungsi (AND), disjungsi (OR), negasi (NOT), implikasi/kondisional (If...Then), equivalensi/bikondisional (If and only If). Berikut adalah contoh model representasi pengetahuan logika proposional: Jika hujan turun sekarang maka saya tidak akan ke pasar

Dapat ditulis dalam bentuk p q b. Logika Predikat

Logika predikat merupakan suatu logika yang seluruhnya menggunakan konsep dan kaidah proporsional yang sama, disebut juga kalkulus predikat,


(31)

yang memberi tambahan kemampuan untuk merepresentasikan pengetahuan dengan sangat cermat dan rinci.

Berikut adalah contoh model representasi pengetahuan logika predikat: x = Rojali

y = Juleha

Dapat ditulis dalam bentuk Suka(x,y) 2. Jaringan Semantik

Jaringan semantik merupakan representasi yang menggambarkan grafis dari pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dari objek-objek yang terdiri atas simpul (node) dan penghubung (link).

Berikut adalah contoh gambar model representasi pengetahuan jaringan semantik:

Gambar 2.1 Representasi Jaringan Semantik 3. Object-Atributte-Value (OAV)

Object dapat berupa bentuk fisik atau konsep. Attribute adalah karakteristik atau sifat dari object tersebut. Value (nilai) - besaran spesifik dari attribute tersebut yang berupa numerik, string atau boolean.

PC kom put er Alat elekt ronik

m onit or

merupakan merupakan


(32)

14

Berikut adalah contoh tabel model representasi pengetahuan Object-Atributte-Value (OAV):

Tabel 2.1 Representasi OAV

Object Attribute Value

Mangga Warna Hijau, orange

Mangga Biji Tunggal

Mangga Rasa Asam, manis

Mangga Bentuk Oval

Pisang Warna Hijau, kuning

Pisang Bentuk lonong

4. Bingkai (Frame)

Bingkai berupa ruang (slots) yang berisi atribut untuk mendeskripsikan pengetahuan yang berupa kejadian, lokasi, situasi ataupun elemen-elemen lain.

Berikut adalah contoh tabel model representasi pengetahuan bingkai (frame):

Tabel 2.2 Representasi Bingkai Pada Bingkai Penyakit

Ruang (slots) Isi (filters)

Nama Flu

Gejala a. Bersin

b. Pusing


(33)

Obat a. Ultraflu b. Mixagrib

5. Kaidah Produksi

Kaidah menyediakan menyediakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi dalam bentuk jika-maka (if-then) yang menghubungkan anteseden dengan konsekuensi.

Berikut adalah contoh model representasi pengetahuan kaidah poduksi: JIKA bersin

DAN pusing DAN demam

MAKA terserang penyakit flu

2.2.5. Metode Inferensi

Metode inferensi merupakan suatu cara penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh mesin inferensi untuk menyelesaikan masalah. Ada dua metode inferensi yang umum dalam sistem pakar, yaitu:

1. Forward Chaining (Runut Maju)

Forward chaining adalah suatu strategi pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan akhir) (Kusrini, 2006). Metode inferensi ini yang akan digunakan dalam sistem pakar yang akan dibangun dengan contoh penalaran sebagai berikut:


(34)

16

IF Sulit bernafas AND Pilek

AND Batuk kering

AND Tarikan nafas berbunyi kasar dan penghembusan nafas berbunyi mengi THEN Laringitis

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa untuk kaidah diatas, agar system mencapai konklusi, harus diinput terlebih dahulu fakta sulit bernafas, pilek, tarikan nafas berbunyi kasar dan penghembusan nafas berbunyi mengi. Baru sistem dapat mengeluarkan konklusi bahwa penyakit yang diderita adalah laringitis.

2. Backward Chaining (Runut Balik)

Backward chaining adalah suatu strategi pengambilan keputusan dimulai dari pencarian solusi dari kesimpulan kemudian menulusuri fakta-fakta yang ada hingga menemukan solusi yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan pengguna (Kusrini, 2006). Contoh penalaran backward chaining adalah:

Lampu 1 rusak,

IF Lampu 1 dinyalakan

AND Lampu 1 tidak menyala

AND Lampu 1 dihubungkan dengan sekering AND sekering masih utuh

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa untuk kaidah diatas, sistem terlebih dahulu menduga bahwa lampu 1 rusak. Kebenaran praduga ini dibuktikan dengan kebenaran fakta lampu 1 tidak menyala, lampu 1 dihubungkan dengan sekering


(35)

dan sekering masih utuh. Kemudian sistem mengeluarkan kesimpulan bahwa lampu 1 rusak. Namun apabila ada fakta tidak terpenuhi berarti praduga sistem salah, selanjutnya sistem akan mengecek konklusi berikutnya.

2.3. Pediatri

Pediatri berasal dari bahasa Yunani, yaitu pedos yang berarti anak dan iatrica yang berarti pengobatan. Arti bahasa Indonesia yang sebenarnya ialah Ilmu Pengobatan Anak dan pengertian ini lebih tepat daripada Ilmu Penyakit Anak yang ternyata masih sering dipakai (Gilbert, 1986).

Pediatri telah berkembang pesat sekali terutama dalam 20 tahun terakhir ini. Di luar negeri, seperti pula dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) timbul kecendrungan mengubah nama Pediatri menjadi Child Health. Di Indonesia sejak 1963 telah diubah menjadi Ilmu Kesehatan Anak, yaitu karena Pediatri sekarang tidak hanya mengobati anak sakit, tetapi mencakup hal-hal yang lebih luas (Staf Pengajar IKA FK UI, 1985). Ruang lingkup Pediatri yang akan dibahas disini berdasarkan pembagian ilmunya, yaitu pediatri pada penyakit tropis dan infeksi yang dapat dilihat pada Gambar 2.2. Penyakit tropis adalah penyakit yang terjadi di negara-negara yang mengalami dua iklim, yaitu panas dan kemarau (hujan) seperti Indonesia.


(36)

18

Keterangan: = lingkup yang akan dibahas

Gambar 2.2 Diagram Penyakit Anak

2.4. Visual Basic

Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang secara cepat dan mudah dapat digunakan untuk membuat aplikasi pada Microsoft Windows. Beberapa keuntungan menggunakan Visual Basic 6.0 diantaranya adalah:

1. Visual Basic dapat menangani bermacam-macam format database seperti format database Microsoft Access, Microsoft Excel, dan SQL Server. Dengan database jumlah besar dan akses yang cepat.

2. Mudah digunakan karena dasar pembuatan visual basic adalah form, sehingga pengguna lebih mudah berkreasi dalam membuat program aplikasi.


(37)

19

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Penyakit

Untuk mendiagnosa suatu penyakit perlu diketahui terlebih dahulu gejala-gejala yang ditimbulkan. Meskipun hanya dari gejala-gejala klinis (gejala-gejala-gejala-gejala yang terlihat langsung maupun yang dirasakan oleh penderita), dokter dapat mengambil suatu kesimpulan berupa penyakit yang diderita. Tetapi ada kalanya diperlukan pemeriksaan lebih lanjut melalui pemeriksaan laboratorium untuk penyakit tertentu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), terdapat beberapa jenis penyakit tropis dan menular yang sekarang ini sering terjadi pada balita Indonesia, yaitu:

1. Campak 2. Difteri 3. Demam biasa 4. Demam Tifoid

5. Demam Dengue

6. DBD

7. Malaria 8. Tetanus


(38)

20

3.2. Perancangan Aturan Penyakit Pada Anak Balita

Perancangan perangkat lunak dari sistem, meliputi perancangan untuk menentukan penyakit pada anak balita dan dilengkapi dengan block diagram, dependency diagram, decision table, rule base dan data flow diagram (DFD).

3.2.1. Perancangan Block Diagram

Block diagram diperlukan untuk mengetahui urutan kerja system dalam mencari suatu keputusan. Perancangan rule penyakit anak balita sebagai knowledge base system diambil dari parameter gejala-gejala penyakit anak balita. Berdasarkan parameter-parameter yang sudah ada maka disusun block diagram penyakit anak balita seperti pada Gambar 3.1.

3.2.2. Dependency diagram

Setelah block digram dibuat beserta parameter-parameter yang telah disusun maka langkah selanjutnya adalah membuat dependency diagram. Dependency diagram dibuat untuk menentukan factor- factor yang mempengaruhi dalam menetukan suatu rekomendasi penyakit yang diderita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2 yang memberikan penjelasan tentang parameter-parameter yang mempengaruhi untuk menentukan penyakit.


(39)

(40)

22

Gambar 3.2Dependency Diagram

3.2.3. Decision table

Decision table dibuat untuk menunjukkan hubungan antar nilai-nilai pada hasil fase atau rekomendasi akhir knowledge base system. Pada tabel 3.1 berikut


(41)

ini merupakan salah satu contoh rancangan decision tabel untuk rule set 4 yaitu parameter kotoran yang didasarkan pada perancangan dependency diagram.

Tabel 3.1Decision table rule set 4

No. Berwarna gelap Diare / mencret Kotoran

1 Y Y Berwarna gelap, diare

2 Y T Berwarna gelap

3 T Y Diare / mencret

4 T T Tidak ada gangguan

3.2.4. Perancangan Reduksi

Pada system ini proses perancangan reduksi untuk setiap decision table dilakukan secara manual. Perancangan reduksi berdasarkan decision table pada tabel 3.1 menghasilkan parameter seperti pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2Reduced decision table rule 4

No. Berwarna gelap Diare / mencret Kotoran

1 Y T Berwarna gelap

2 T Y Diare / mencret

3 T T Tidak ada gangguan

3.2.5. Perancangan Rule Base

Pada perancangan rule base telah direpresentasikan dalam bentuk block diagram yang kemudian direpresentasikan dalam bentuk list aturan (rule), yaitu


(42)

24

sistem pakar. Rule pada dasarnya terdiri dari dua bagian pokok, yaitu bagian IF (premis atau kondisi) dan bagian THEN (konklusi atau kesimpulan).

Pemilihan representasi pengetahuan dengan rule base didasarkan alasan sebagai berikut :

a. Pengembangan sistem pakar menggunakan rule base.

b. rule base dapat dengan mudah dilakukan perubahan seperti penambahan, perubahan rule.

Contoh rule pada penyakit anak balita : Rule 1 : If suhu tubuh = > 38°

And nyeri = nyeri tenggorokan

And Kondisi fisik = mual/muntah, sesak Then anak balita terkena penyakit Difteri

3.3. Analisis Permasalahan

Sistem pakar merupakan sistem dengan basis pengetahuan yang dinamis. Dimana pengetahuan tersebut dapat berubah seiring berjalannya waktu sehingga harus dapat dilakukan pembaharuan, seperti penambahan, penghapusan maupun perubahan terhadap data yang sudah disimpan sebelumnya tanpa harus mengubah isi dari program secara keseluruhan. Perubahan hanya dilakukan pada bagian basis pengetahuan saja sehingga sistem pakar ini dapat dikembangkan lebih lanjut. Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahapan perancangan, hal ini agar perangkat lunak yang dirancang sesuai dengan masalah yang akan diselesaikan.


(43)

Suatu proses terhadap basis pengetahuan atau informasi yang didapat dari pakar, sehingga didalam penyelesaian masalah lebih mudah dilakukan penelusuran untuk mendapatkan solusi atau kesimpulan akhir yang terbaik.

Proses yang terjadi pada sistem secara sederhana dapat dijelaskan, dimana pada proses diagnosa user akan dihadapkan dengan pertanyaan dan setiap pertanyaan terdapat pilihan-pilihan gejala yang ditampilkan oleh sistem. Setelah user memilih salah satu dari pilihan gejala yang telah disediakan, maka sistem akan membaca pilihan yang dimasukkan oleh user yang disesuaikan dengan aturan pada basis pengetahuan.

3.4. Model Analisis

Model representasi aliran proses perangkat lunak yang akan dirancang akan

disajikan dalam Data Flow Diagram (DFD). DFD digunakan untuk

menggambarkan aliran informasi dan proses data yang bergerak dari input data hingga output.

DFD Level Conteks Diagram

Gambar 3.3 DFD Level Contex Diagram

Pada gambar 3.3 diatas menerangkan bahwa DFD terdiri dari 2 (dua) entity yaitu Perawat dan Pengguna (Pasien). Perawatmemberikan input ke sistem berupa data perawat dan tips sehat. Pasien akan memasukkan gejala-gejala yang dideritanya, selanjutnya sistem akan memberikan diagnosa yang sesuai.


(44)

26

DFD Level 0

Gambar 3.4 DFD Level 0

Pada gambar 3.4 menjelaskan bahwa DFD memiliki 3 proses yaitu proses penelusuran, proses login, dan proses editing data. Pada DFD level 0 ini pasien memberikan gejala penyakit yang diderita kedalam sistem pada proses penelusuran, lalu proses tersebut akan melakukan diagnosa berdasarkan gejala tersebut. Lalu proses ini akan memberikan hasil diagnosa ke pasien.


(45)

Gambar 3.5DFD Level 1 dari proses penelusuran

Pada gambar 3.5 dijelaskan bahwa pasien memberikan gejala penyakit pada proses identifikasi awal lalu dari proses tersebut akan melakukan cek gejala penyakit pada database gejala penyakit. Selanjutnya proses ini akan mengalirkan gejala yang berkaitan ke proses identifikasi gejala yang berkaitan, proses ini akan melakukan identifikasi gejala dengan aturan-aturan yang berlaku, lalu proses ini melakukan cek data penyakit pada database penyakit. Selanjutnya proses ini akan mengalirkan data penyakit kedalam proses penyimpulan. Dalam proses penyimpulan ini terdapat juga informasi penyakit, tips sehat. Selanjutnya proses ini akan memberikan info penyakit dan tips sehat kepada pasien.


(46)

28

Gambar 3.6DFD Level 1 dari proses editing data

Pada gambar 3.6 dapat dijelaskan bahwa data login perawat dari proses login akan masuk kedalam proses editing password perawat selanjutnya data editing akan disimpan dalam database perawat. Lalu dari proses editing data, perawat dapat memasukkan tips sehat ke dalam proses tips sehat, selanjutnya data tips sehat mengalir masuk ke dalam proses penelusuran.

Semua data yang ada pada database perawat akan mengalir ke proses pengecekan data perawat, dari proses ini perawat akan memperoleh data seluruhnya.

3.5. Perancangan Basis Pengetahuan

Pengetahuan atau data yang ada, disusun sedemikian rupa ke dalam bentuk table untuk mempermudah sistem dalam pengambilan keputusan. Seluruh tabel saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan gambaran tabel basis pengetahuan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tabel Gejala


(47)

Table 3.3 Tabel Gejala

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 IDGejala Varchar 4 ID Gejala

2 NmGejala Varchar 50 Nama Gejala

Ket : Primary Key = NmGejala

2. Tabel Penyakit

Tabel ini berisi data jenis penyakit.

Table 3.4 Tabel Penyakit

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 KdPenyakit Varchar 4 KdPenyakit

2 NmPenyakit Varchar 50 NmPenyakit

Keterangan: Primary Key = KdPenyakit 3. Tabel Aturan

Tabel ini berisi data aturan berupa pertanyaan dan pilihan gejala yang saling berhubungan untuk mendapatkan kesimpulan.

Table 3.5 Tabel Aturan

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 IDAturan Varchar 4 ID Aturan

Keterangan: Primary Key = IDAturan

4. Tabel Info

Tabel ini berisi data informasi seputar penyakit anak, seperti penyebab, penanggulanggannya dan foto.


(48)

30

Table 3.6 Tabel Info

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 IDInfo Varchar 4 ID Info

2 Nama_Penyakit Varchar 20 Nama_penyakit

3 Info_penyakit Varchar 500 Informasi

4 Penyebab Varchar 500 Penyebab

5 Penanggulangan Varchar 500 Penanggulangan

Keterangan: Primary Key = IDInfo 5. Tabel Admin

Tabel ini berisi data admin selaku pengelola sistem. Table 3.7 Tabel Password

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 Username Varchar 10 Nama Perawat

2 Password Varchar 4 Password


(49)

CDM (Conseptual Data Model)

Gambar 3.7 CDM PDM (Physical Data Model)


(50)

32

BAB IV

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

Pada bab ini akan membahas tentang implementasi program dari hasil analisa dan perancangan sistem pada bab III, serta bagaimana cara sistem tersebut dijalankan.

4.1 Lingkungan Pemrograman

Perancangan aplikasi web dikembangkan dalam lingkungan pemrograman dengan spesifikasi teknis sebagai berikut ini :

1. Windows XP Profesional Edition SP.2 sebagai sistem operasi. 2. Power Designer 6 untuk membuat DFD

3. Power Designer 11 untuk membuat CDM dan PDM 4. MySQL sebagai database.

4.2 Implementasi Aplikasi Desain Antar Muka

Pada sub bab implementasi desain antarmuka menjelaskan tentang form apa saja yang terlihat dalam aplikasi, diantaranya yaitu:

4.2.1 Form Akses User

Form ini akan tampil ketika perangkat lunak di jalankan. Dalam form ini user akan memilih akses untuk masuk ke perangkat lunak sebagai pasien atau admin.


(51)

Gambar 4.1 Form Akses User 4.2.2. Form Login Admin

Form ini akan tampil ketika user memilih hak akses Admin. Dalam form ini admin / perawat dianjurkan untuk memasukkan username dan password, selanjutnya form login akan memproses otentifikasinya.

Berikut ini tampilan form login seperti pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Form Login

4.2.3. Form Menu Utama (Pasien)

Form ini akan tampil ketika user masuk sebagai pasien. Dalam form ini terdapat 3 tombol yaitu Diagnosa, Info dan Bantuan.

Berikut ini merupakan tampilan form menu utama (pasien) seperti pada gambar 4.3.


(52)

34

Gambar 4.3 Form menu utama (pasien)

4.2.4. Form Menu Utama (perawat / admin)

Form ini akan tampil ketika user masuk sebagai pasien. Dalam form ini terdapat 3 tombol yaitu Diagnosa, Info dan Bantuan, Edit info, rubah admin

Berikut ini merupakan tampilan form menu utama (perawat / admin) sperti pada gambar 4.4.


(53)

4.2.5. Form Diagnosa (Suhu tubuh)

Form ini merupakan form diagnosa bagian suhu tubuh. Dalam form ini pasien bisa memilih suhu tubuh yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (suhu tubuh) seperti pada gambar 4.5

Gambar 4.5 Form Diagnosa (suhu tubuh)

4.2.6. Form Diagnosa (nyeri)

Form ini merupakan form diagnosa bagian nyeri yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih nyeri bagian mana yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (nyeri) seperti pada gambar 4.6


(54)

36

4.2.7. Form Diagnosa (kotoran)

Form ini merupakan form diagnosa bagian jenis kotoran yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih jenis kotoran mana yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (kotoran) seperti pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Form Diagnosa (kotoran)

4.2.8. Form Diagnosa (bintik merah)

Form ini merupakan form diagnosa bagian bintik merah yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih bintik merah yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (bintik merah) seperti pada gambar 4.8


(55)

4.2.9. Form Diagnosa (Mata)

Form ini merupakan form diagnosa bagian mata yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi mata yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (mata) seperti pada gambar 4.9

Gambar 4.9 Form Diagnosa (mata)

4.2.10.Form Diagnosa (Tingkat kesadaran)

Form ini merupakan form diagnosa tingkat kesadaran yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi kesadaran yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (tingkat kesadaran) seperti pada gambar 4.10


(56)

38

4.2.11.Form Diagnosa (kondisi fisik)

Form ini merupakan form diagnosa kondisi fisik yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi fisik yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (kondisi fisik) seperti pada gambar 4.11

Gambar 4.11 Form Diagnosa (kondisi fisik)

4.2.12.Form Kesimpulan

Form ini merupakan kesimpulan dari diagnosa yang telah di lakukan sebelumnya. Dalam form ini terdapat textbox yang merupakan kumpulan gejala-gejala diagnosa, terdapat juga tombol hasil untuk mengetahui penyakit apa yang diderita, tombol lihat detail untuk melihat secara detail infromasi penyakit tersebut, tombol kembali ke menu utama untuk kembali ke form menu utama. Berikut ini tampilan form kesimpulan seperti pada gambar 4.12


(57)

Gambar 4.12 Form Kesimpulan

4.2.13.Form Detail

Form ini merupakan form detail penyakit yang berisi penyakit, info penyakit, penyebab, dan penanggulangan, yang semua informasi di ambil dari database yang telah tersedia. Dalam form ini terdapat juga tombol kembali ke menu utama untuk kembali ke form menu utama.

Berikut ini tampilan form kesimpulan seperti pada gambar 4.13

Gambar 4.13 Form Detail

4.2.14.Form Info

Form ini merupakan form info penyakit yang berisi tentang nama penyakit, info penyakit, penyebab, dan penanggulangan, yang semua informasi di


(58)

40

ambil dari database yang telah tersedia. Dalam form ini pasien bisa mencari penyakit yang ingin dia ketahui.

Berikut ini tampilan form info seperti pada gambar 4.14

Gambar 4.14 Form Info

4.2.15.Form Bantuan

Form ini merupakan form bantuan yang berisi tentang bagaimana cara menggunakan aplikasi ini.

Berikut ini tampilan form bantuan seperti pada gambar 4.15


(59)

4.2.16.Form Pengelolahan Info

Form ini merupakan form pengelolahan info yang berisi tentang merubah, manambah dan menghapus info yang terdapat di dalam database.

Berikut ini tampilan form pengelolahan info seperti pada gambar 4.16

Gambar 4.16 Form Pengelolahan Info

4.2.17.Form Rubah Admin

Form ini merupakan form rubah admin yang berisi tentang merubah password admin.

Berikut ini tampilan form pengelolahan info seperti pada gambar 4.17


(60)

42

BAB V

UJI COBA DAN EVALUASI PROGRAM

Pada bab ini membahas tentang ujicoba dan evaluasi program yang menerangkan bagaimana jalannya program secara detail dan akan dijelaskan pada sub bab dibawah ini :

5.1 Uji Coba Sistem

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai proses uji coba dari aplikasi yang telah dibuat berdasarkan dari desain sistem yang telah dijelaskan sebelumnya. Uji coba ini dilakukan untuk melihat dari aplikasi yang telah dibuat sesuai dengan yang diharapkan. Uji coba yang akan dijalankan adalah sebagai berikut :

5.2 Uji Coba Form Menu Utama (Pasien)

Form ini akan tampil ketika user masuk sebagai pasien. Dalam form ini terdapat 3 tombol yaitu Diagnosa, Info dan Bantuan.

Berikut ini merupakan tampilan form menu utama (pasien) seperti pada gambar 5.1.


(61)

Gambar 5.1 Form menu utama (pasien)

5.3. Form Diagnosa (Suhu tubuh)

Form ini merupakan form diagnosa bagian suhu tubuh. Dalam form ini pasien bisa memilih suhu tubuh yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel. Pada uji coba kali ini pasien memilih panas > 38 derajat pada hari 1.

Berikut ini tampilan form diagnosa (suhu tubuh) seperti pada gambar 5.2


(62)

44

5.4. Form Diagnosa (nyeri)

Form ini merupakan form diagnosa bagian nyeri yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih nyeri bagian mana yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (nyeri) seperti pada gambar 5.3

Gambar 5.3 Form Diagnosa (nyeri)

5.5. Form Diagnosa (kotoran)

Form ini merupakan form diagnosa bagian jenis kotoran yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih jenis kotoran mana yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (kotoran) seperti pada gambar 5.4


(63)

5.6. Form Diagnosa (bintik merah)

Form ini merupakan form diagnosa bagian bintik merah yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih bintik merah yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (bintik merah) seperti pada gambar 5.5

Gambar 5.5 Form Diagnosa (bintik merah)

5.7. Form Diagnosa (Mata)

Form ini merupakan form diagnosa bagian mata yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi mata yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (mata) seperti pada gambar 5.6


(64)

46

5.8. Form Diagnosa (Tingkat kesadaran)

Form ini merupakan form diagnosa tingkat kesadaran yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi kesadaran yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (tingkat kesadaran) seperti pada gambar 5.7

Gambar 5.7 Form Diagnosa (tingkat kesadaran)

5.9. Form Diagnosa (kondisi fisik)

Form ini merupakan form diagnosa kondisi fisik yang diderita pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi fisik yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.


(65)

Gambar 5.8 Form Diagnosa (kondisi fisik)

5.10. Form Kesimpulan

Form ini merupakan kesimpulan dari diagnosa yang telah di lakukan sebelumnya. Dalam form ini terdapat textbox yang merupakan kumpulan gejala-gejala diagnosa, terdapat juga tombol hasil untuk mengetahui penyakit apa yang diderita, tombol lihat detail untuk melihat secara detail infromasi penyakit tersebut, tombol kembali ke menu utama untuk kembali ke form menu utama. Berikut ini tampilan form kesimpulan seperti pada gambar 5.9


(66)

48

5.11. Form Detail

Form ini merupakan form detail penyakit yang berisi penyakit, info penyakit, penyebab, dan penanggulangan, yang semua informasi di ambil dari database yang telah tersedia. Dalam form ini terdapat juga tombol kembali ke menu utama untuk kembali ke form menu utama.

Berikut ini tampilan form kesimpulan seperti pada gambar 5.10

Gambar 5.10 Form Detail

5.12. Form Info

Form ini merupakan form info penyakit yang berisi tentang nama penyakit, info penyakit, penyebab, dan penanggulangan, yang semua informasi di ambil dari database yang telah tersedia. Dalam form ini pasien bisa mencari penyakit yang ingin dia ketahui.


(67)

Gambar 5.11 Form Info

5.13. Form Bantuan

Form ini merupakan form bantuan yang berisi tentang bagaimana cara menggunakan aplikasi ini.

Berikut ini tampilan form bantuan seperti pada gambar 5.12

Gambar 5.12 Form Bantuan


(68)

50

5.14. Form Login Admin

Form ini akan tampil ketika user memilih hak akses Admin. Dalam form ini admin / perawat dianjurkan untuk memasukkan username dan password, selanjutnya form login akan memproses otentifikasinya.

Berikut ini tampilan form login seperti pada gambar 5.13.

Gambar 5.13 Form Login

5.15. Form Menu Utama (perawat / admin)

Form ini akan tampil ketika user masuk sebagai pasien. Dalam form ini terdapat 3 tombol yaitu Diagnosa, Info dan Bantuan, Edit info, rubah admin

Berikut ini merupakan tampilan form menu utama (perawat / admin) sperti pada gambar 5.14.


(69)

5.16. Form Pengelolahan Info

Form ini merupakan form pengelolahan info yang berisi tentang merubah, manambah dan menghapus info yang terdapat di dalam database.

Berikut ini tampilan form pengelolahan info seperti pada gambar 5.15

Gambar 5.15 Form Pengelolahan Info

5.17. Form Rubah Admin

Form ini merupakan form rubah admin yang berisi tentang merubah password admin.

Berikut ini tampilan form pengelolahan info seperti pada gambar 5.16.


(70)

52

Tabel 3.8 Hasil uji coba diagnosa penyakit

NO. Gejala Diagnosa pakar Diagnosa sistem

1.

Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri tenggorokan, bintik merah dekat rambut, mata merah, lemas,pucat, batuk/pilek

Campak Campak

2.

Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri tenggorokan, bintik merah

dibelakang telinga, mata merah, lemas,pucat, batuk/pilek

Campak Campak

3.

Panas > 7 hari, nyeri kepala, diare/mencret, mudah tertidur, mual/muntah, pucat, lemas

Demam tifoid Demam tifoid

4.

Panas > 7 hari, nyeri kepala, diare/mencret,

gelisah/mengigau/berhalusinasi, mual/muntah, batuk/pilek

Demam tifoid Demam tifoid

5.

Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri tenggorokan, mual/muntah, batuk/pilek,sesak Demam tanpa sebab Demam tanpa sebab 6.

Panas > 40 derajat disertai kejang, nyeri kepala, nyeri otot, mencret, merah dikulit, mata sayu,

pucat,lemas, batuk/pilek, sesak

Demam dengue DBD

7.

Panas > 7 hari, nyeri kepala, diare, bintik merah di kulit, mata merah, batuk/pilek, lemas, pucat

Demam dengue Demam dengue

8.

Panas > 40 derajat disertai kejang, nyeri kepala, nyeri daerah perut, bintik merah dikulit, mata sayu, mual/muntah, pucat, lemas

DBD Malaria

9.

Panas > 40 derajat disertai kejang, nyeri daerah perut, mencret, bintik merah dikulit, mata sayu,

mual/muntah, pucat, lemas

DBD Malaria

10. Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri

otot, mata sayu, sesak nafas Tetanus Tetanus

Tabel 3.8 diatas menjelaskan tentang perbandingan hasil diagnosa sistem dengan hasi diagnosa pakar. Pada 10 kali percobaan, diagnosa sistem mengalami 3 kesalahan yang berarti kebenaran sistem mencapai ±70%.


(71)

53

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas, diperoleh suatu kesimpulan mengenai pembuatan

sistem pakar ini, antara lain sebagai berikut :

a. Sistem pakar ini mampu membantu pakar dan pasien dalam mendiagnosa

suatu penyakit pada balita.

b. Sistem pakar ini mampu memberikan suatu hasil diagnosa berdasarkan

dari gejala yang berkaitan dan informasi penyakit.

6.2 Saran

Dari beberapa pengamatan dan penelitian yang dilakukan penulis, maka

saran untuk pengembangan sistem pakar ini adalah:

1. Perlu adanya penambahan lagi fitur-fitur lain yang berkaitan dengan

sistem pakar ini seperti print atau pdf.

2. Perlu adanya pengembangan aturan agar memperoleh hasil diagnosa yang


(72)

54

DAFTAR PUSTAKA

Purnamawati. 2007. “Manifestasi klinis dan diagnosis penyakit tropis”. Dalam Anugroho, D. Seminar Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis. Bali.

Arhami, M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Jilid 1. Yogyakarta: Andi.

Parwati SB. Campak dalam perspektif perkembangan imunisasi dan diagnosis. Pediatri pencegahan mutakhir I, CE IKA Unair, 2000 : 73-92

Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985.Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: Infomedika.

http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/sb4-5.html Diakses tanggal 8 April 2011

http://www.oke.or.id/tutorial/Visual%20Basic%201.pdf Diakses tanggal 18 April

2011

PDT-Bag SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr.Soetomo Surabaya. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Jilid III. Surabaya


(1)

Gambar 5.11 Form Info 5.13. Form Bantuan

Form ini merupakan form bantuan yang berisi tentang bagaimana cara menggunakan aplikasi ini.

Berikut ini tampilan form bantuan seperti pada gambar 5.12

Gambar 5.12 Form Bantuan


(2)

50

5.14. Form Login Admin

Form ini akan tampil ketika user memilih hak akses Admin. Dalam form ini admin / perawat dianjurkan untuk memasukkan username dan password, selanjutnya form login akan memproses otentifikasinya.

Berikut ini tampilan form login seperti pada gambar 5.13.

Gambar 5.13 Form Login 5.15. Form Menu Utama (perawat / admin)

Form ini akan tampil ketika user masuk sebagai pasien. Dalam form ini terdapat 3 tombol yaitu Diagnosa, Info dan Bantuan, Edit info, rubah admin

Berikut ini merupakan tampilan form menu utama (perawat / admin) sperti pada gambar 5.14.


(3)

5.16. Form Pengelolahan Info

Form ini merupakan form pengelolahan info yang berisi tentang merubah, manambah dan menghapus info yang terdapat di dalam database.

Berikut ini tampilan form pengelolahan info seperti pada gambar 5.15

Gambar 5.15 Form Pengelolahan Info 5.17. Form Rubah Admin

Form ini merupakan form rubah admin yang berisi tentang merubah password admin.

Berikut ini tampilan form pengelolahan info seperti pada gambar 5.16.


(4)

52

Tabel 3.8 Hasil uji coba diagnosa penyakit

NO. Gejala Diagnosa pakar Diagnosa sistem

1.

Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri tenggorokan, bintik merah dekat rambut, mata merah, lemas,pucat, batuk/pilek

Campak Campak

2.

Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri tenggorokan, bintik merah

dibelakang telinga, mata merah, lemas,pucat, batuk/pilek

Campak Campak

3.

Panas > 7 hari, nyeri kepala, diare/mencret, mudah tertidur, mual/muntah, pucat, lemas

Demam tifoid Demam tifoid

4.

Panas > 7 hari, nyeri kepala, diare/mencret,

gelisah/mengigau/berhalusinasi, mual/muntah, batuk/pilek

Demam tifoid Demam tifoid

5.

Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri tenggorokan, mual/muntah, batuk/pilek,sesak Demam tanpa sebab Demam tanpa sebab 6.

Panas > 40 derajat disertai kejang, nyeri kepala, nyeri otot, mencret, merah dikulit, mata sayu,

pucat,lemas, batuk/pilek, sesak

Demam dengue DBD

7.

Panas > 7 hari, nyeri kepala, diare, bintik merah di kulit, mata merah, batuk/pilek, lemas, pucat

Demam dengue Demam dengue

8.

Panas > 40 derajat disertai kejang, nyeri kepala, nyeri daerah perut, bintik merah dikulit, mata sayu, mual/muntah, pucat, lemas

DBD Malaria

9.

Panas > 40 derajat disertai kejang, nyeri daerah perut, mencret, bintik merah dikulit, mata sayu,

mual/muntah, pucat, lemas

DBD Malaria

10. Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri

otot, mata sayu, sesak nafas Tetanus Tetanus

Tabel 3.8 diatas menjelaskan tentang perbandingan hasil diagnosa sistem dengan hasi diagnosa pakar. Pada 10 kali percobaan, diagnosa sistem mengalami 3 kesalahan yang berarti kebenaran sistem mencapai ±70%.


(5)

53

6.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas, diperoleh suatu kesimpulan mengenai pembuatan sistem pakar ini, antara lain sebagai berikut :

a. Sistem pakar ini mampu membantu pakar dan pasien dalam mendiagnosa suatu penyakit pada balita.

b. Sistem pakar ini mampu memberikan suatu hasil diagnosa berdasarkan dari gejala yang berkaitan dan informasi penyakit.

6.2 Saran

Dari beberapa pengamatan dan penelitian yang dilakukan penulis, maka saran untuk pengembangan sistem pakar ini adalah:

1. Perlu adanya penambahan lagi fitur-fitur lain yang berkaitan dengan sistem pakar ini seperti print atau pdf.

2. Perlu adanya pengembangan aturan agar memperoleh hasil diagnosa yang lebih tepat.


(6)

54

DAFTAR PUSTAKA

Purnamawati. 2007. “Manifestasi klinis dan diagnosis penyakit tropis”. Dalam Anugroho, D. Seminar Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis. Bali. Arhami, M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Jilid 1. Yogyakarta: Andi.

Parwati SB. Campak dalam perspektif perkembangan imunisasi dan diagnosis. Pediatri pencegahan mutakhir I, CE IKA Unair, 2000 : 73-92

Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985.Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: Infomedika.

http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/sb4-5.html Diakses tanggal 8 April 2011

http://www.oke.or.id/tutorial/Visual%20Basic%201.pdf Diakses tanggal 18 April 2011

PDT-Bag SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr.Soetomo Surabaya. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Jilid III. Surabaya