Kenaikan tegangan dari titik luluh sampai kuat tarik maksimum menunjukan bahwa bahan mengalami pengerasan pengerjaan, sehingga pada logam terjadi
deformasi plastis. Kuat tarik maksimum sampai kuat tarik putus mengakibatkan luas penampang bahan mereduksi mengecil dan terjadi lokalisasi pertambahan panjang
hingga akhirnya putus.
2.5.1.2 Perpanjangan elongation
Pertambahan panjang suatu bahan setelah mengalami uji tarik disebut elongation. Nilai keuletan suatu bahan biasanya ditunjukan oleh harga elongation ini. Apabila
harga elongation besar maka bahan tersebut dikatakan ulet ductility. Keuletan ductility adalah kemampuan logam untuk berdeformasi plastis sebelum putus.
Persetase elongation dinyatakan dengan persamaan berikut.
elongation = 2.2
Dimana: L
= panjang mula-mula mm L = panjang setelah bahan putus mm
Panjang mula-mula diukur pada dua batas bagian tengah sampel uji tarik dan panjang akhir sampel diukur pada batas yang sama setelah kedua bagian yang putus
disatukan kembali.
2.5.2 Uji Kekerasan
Kekerasan didefenisikan sebagai ketahanan suatu bahan terhadap penetrasi permukaan, yang disebabkan oleh penekanan oleh benda tekan yang berbentuk
tertentu karena pengaruh gaya tertentu. Pengujian kekerasan sangat berguna sekali untuk mengetahui kualitas suatu bahan yang akan dipergunakan pada produk-produk
logam seperti komponen mesin. Beberapa metode pengujian kekerasan logan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
- Metode gores
- Metode kekerasan Brinell
- Metode kekerasan Rockwell
- Metode kekerasan Vickers
- Metode kekerasan Vickers mikro
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Metode kekerasan Brinell Metode ini sangat cocok untuk mengukur bahan-bahan yang tidak homogen seperti
baja cor karbon rendah .Brinnell menggunakan indentor bola baja sebagai alat untuk mengukur kekerasan logam. Besarnya nilai uji kekerasan Brinnell dinyatakan dengan
persamaan berikut gordonengland,2009e.
BHN =
2.3 Dimana:
BHN = Nilai Kekerasan Brinnell F = Beban Penekan
D = Diameter Indentor Pemukul mm
Di = Diameter Indentasi Jejak mm
2.5.3 Uji Impact
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ketangguhan suatu specimen terhadap beban patah. Hal yang sangat penting pada uji impact ini adalah pembuatan takik
yang memerlukan ketelitian khusus dan kepresisan yang tinggi. Sampel uji disesuaikan dengan standar ASTM E 23-56 T.
Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan benda uji yaitu baja karbon rendah dengan kandungan unsur Silikon Si yang berbeda. Jadi spesimen uji dibuat
sedemikian rupa sehingga kedua benda uji benar-benar memiliki dimensi yang sama. Pengujian ini menggunakan mesin Charphy Impact Machine. Uji impact dirancang
untuk mengukur ketahanan bahan terhadap pembebanan tiba-tiba atau gaya kejut dan yang diukur adalah energi impact atau energi yang diserap sebelum bahan patah.
Metode yang paling umum untuk mengukur energi impact adalah: Material yang kuat
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan energi yang lebih besar untuk mematahkannya dan material yang getas membutuhkan energi yang lebih kecil untuk mematahkannya, dengan kata lain bahwa
makin kecil nilai impact menandakan bahan material semakin getas. -
Test Impact Charpy -
Test Impact Izod Dalam penelitian ini test yang digunakan adalah Metode Charpy.
2.5.4 Struktur Mikro