Perancangan Dan Pembuatan Gerbang Otomatis Menggunakan Limit Switch Berbasis Mikrokontroler AT89S51

(1)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN GERBANG OTOMATIS

MENGGUNAKAN DENGAN LIMIT SWITCH

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

JHONRISDO.P.SAMOSIR

092408004

PROGRAM STUDI D3 FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatNya , sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Marhaposan Situmorang Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada Ibu Dr. Susilawati selaku ketua Program Studi Fisika FMIPA USU Bapak Dr. Sutarman. M.Sc dan Ibu Dr. Marpongahtun, M.Sc selaku Dekan dan Pembantu Dekan I FMIPA USU, semua Dosen dan Pegawai FMIPA USU, danteman – teman kuliah Daftari, Harmoko simangungsungResmando,Dear Purba,Jhonmichael Purba, Ardi Sinaga dan teman – teman STM yang tak pernah terlupakan hingga saat ini, serta seluruhmahasiswa Fisika Instrumentasi 2009.Akhirnya tidak terlupakan juga kedua Orang Tua Tercinta Ayahanda M.Samosir beserta Ibunda L.Manurung yang telah Memberikan dorongan, nasehat,kasih sayang, doa ,dukungan material dan spiritual.Tak lupa juga kepadaBang Yudi yang telah mendukung penulis dalam pembuatanTugas Akhir ini dan semua ahli keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa , Amin.


(3)

ABSTRAK

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari hari banyak pekerjaaan yang dilakukan itu sangat rumit, pada zaman serba canggih ini merupakan bagian Yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk dapat berkembang secara maju yang merupakan tuntutan dibidang elektronika dan Instrumentasi dalam hal pengembangannya. Sebagai Mahasiswa D3 Fisika Universitas Sumatera Utara diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berbekal duduk dibangku perkuliahan kedalam kehidupan nyata sehari – hari. Oleh sebab itu maka penulis merencanakan sebuah tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN DAN PEMBUATAN GERBANG OTOMATIS MENGGUNAKAN LIMIT SWITCH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51” Tujuan dari perancangan dan pembuatan proyek ini adalah untuk mengaplikasikan Teori yang didapat penulis dari perkuliahan dengan membuat suatu alat. Dan tujuan dari pembuatan tugas akhir adalah sebagai salah satu syarat untuk tamat dan lulus program Diploma III. Dimana alat ini bisa digunakan pada Instansi -instansi Pemerintah dan Swasta maupun untuk keperluan peribadi/rumah untuk kepentingan efisiensi suatu pekerjaan.

Adapun alasan memilih mikrokontroler sebagai pengendali sistem ini adalah Untuk mempermudah penulis didalam membuat suatu program dan proses pengerjaan alat tersebut, serta mengurangi tingkat kesalahan yang tinggi serta Faktor yang tidak kalah penting adalah dari segi ekonomis.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel viii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 3

1.4 Batasan Masalah 3

1.5 Sistematika Penulisan 4

Bab 2 Tinjauan Pustaka 6

2.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 6

2.1.1 Konstruksi Mikrokontroler AT89S51 8

2.1.2 Pin pin Mikrokontroler AT89S51 10

2.2 Motor DC 13

2.3 Komponen komponen Pendukung 15

2.3.1 Resistor 15

2.3.2 Fixed Resistor 15

2.3.3 Variable Resistor 17

2.4 Kapasitor 20

2.4.1 Electrolytic Capasitor 21

2.4.2 Ceramik Capasitor 22

2.4.3 Nilai Kapasitor 22

2.5 Transistor 23

2.6 Dioda 25

2.6.1 Karakteristik Dioda 26

2.6.2 Dioda Penyearah (Rectifier) 28

2.6.3 Dioda Cahaya (LED : Light Emiting Dioda) 29

2.7 IC Regulator 7805 29

2.8 IC Jembatan H L293D 31

2.9 Bahasa Assembly MCS – 51 32


(5)

BAB 3 PERANCANGAN ALAT 37

3.1 Diagram Blok 37

3.2 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 45

3.3 Rangkaian Limit Swtch Buka dan Tutup Pintu 46

3.4 Perancangan Rangkaian Driver Motor DC 48

3.5 Perancangan Rangkaian Catu Daya 49

BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN 50

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 50

4.2 Pengujian limit switch 56

4.3 Pengujian Rangkaian Driver Motor DC 57

4.4 Dimensi fisik dari Alat 59

4.5 Diagram Blok 60

BAB 5 PENUTUP 61

5.1 Kesimpulan 61

5.2 Saran 62

Daftar Pustaka 63


(6)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keamanan dan efektifitas merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan sehari hari. Misalnya keamanan rumah , Instansi/Perkantoran, maupun pabrik dari tindakan pencurian. Banyak cara yang dilakukan orang untuk mengamankan rumah, perkantoran atau pabriknya terebut. Salah satu cara yang paling umum digunakan adalah memagar rumah atau perkantoran tersebut dengan tembok atau besi. Sehingga untuk dapat memasuki rumah tersebut harus ada pintu gerbang. Biasanya pintu gerbang tersebut dijaga oleh seorang yang bertugas untuk membuka / menutup gerbang tersebut ketika ada yang masuk atau keluar melalui pintu gerbang tersebut. Ini berarti orang yang bertugas menjaga pintu gerbang tersebut harus selalu berada didekat pintu gerbang tersebut. Jika ada beberapa orang yang bertugas menjaga gerbang, mungkin ini tidak menjadi masalah , namun jika hanya ada satu orang penjaga, hal ini akan menjadi masalah.

Lain halnya jika didalam rumah tersebut tidak ada orang yang bertugas menjaga gerbang. Pada rumah seperti ini biasanya diluar gerbang diberi bel untuk memberitahukan kepada pemilik rumah bahwa ada orang


(7)

diluar gerbang akan memasuki gerbang. Jika yang akan memasuki pintu gerbang adalah orang lain (tamu), mungkin tidak masalah, namun jika yang ingin masuk adalah orang yang juga tinggal dirumah tersebut tentunya ini akan sedikit merepotkan. Disatu sisi orang yang berada di dalam rumah tersebut harus keluar untuk membukakan pintu gerbang, disisi yang lain orang yang akan masuk harus menunggu sampai pintu gerbangnya ada yang membukakan. Inilah beberapa kekurangan yang terdapat pada pintu gerbang yang ada sekarang ini. untuk itu diperlukan pintu gerbang otomatis yang dapat mengatasi masalah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka dalam Tugas Akhir ini akan dirancang sebuah gerbang otomatis yang dapat dibuka secara otomatis. Dengan memanfaatkan output berupa panggilan yang dihasilkan dari layar Telepon Selular/Handphone penerima sebagai penghantar kode untuk diteruskan ke LDR tersebut maka gerbang akan terbuka secara otomatis.

Untuk dapat membuka / menutup gerbang secara otomatis, maka diperlukan sebuah motor penggerak, dan untuk mengenali instruksi - instruksi


(8)

yang dikirimkan oleh LDR, maka diperlukan sebuah driver motor dan sebuah mikrokontroler untuk membandingkan nilai – nilai yang dikirimkan oleh LDR.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memanfaatkan output dari panggilan berupa cahaya yang dihasilkan dari layar handphone penerima untuk kemudian diteruskan ke LDR.

2. Merancang sebuah pintu gerbang yang dapat dibuka secara otomatis dengan Menggunakan bahasa assembly MCS-51 dengan perantara handphone

sebagai unit yang memberikan instruksi awal pada pengoperasiannya.

1.4 Batasan Masalah

Mengingat pembahasan dalam perencanaan alat yang dibuat dapat meluas, maka penulis mempunyai batasan sebagai berikut :

1. Alat yang dibuat berbasis Mikrokontroler

2. Mikrokontroler yang digunakan adalah AT89S51

3. Unit utama pemberi Instruksi dalam perancangan alat ini adalah Handphone sebagai unit pengirim instruksi.

4. Limit Switch ( Saklar batas ) dalam peancangan digunakan sebagai indikator pada pintu gerbang saat menutup atau membuka pintu.


(9)

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk dapat mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagaimana sebenarnya prinsip kerja dari sebuah gerbang yang dapat dibuka secara otomatis dengan menggunakan bahasa assembly, maka penulis menulis laporan ini sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian.

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok rangkaian,skematik masing - masing rangkaian dan diagram alir dari program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S51.


(10)

BAB 4 PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai rangkaian - rangkaian yang digunakan , penjelasan mengenai program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S51.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta bagaimana rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perkaitannya pada suatu metode lain yang mempuyai sistem kerja yang sama.


(11)

ABSTRAK

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari hari banyak pekerjaaan yang dilakukan itu sangat rumit, pada zaman serba canggih ini merupakan bagian Yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk dapat berkembang secara maju yang merupakan tuntutan dibidang elektronika dan Instrumentasi dalam hal pengembangannya. Sebagai Mahasiswa D3 Fisika Universitas Sumatera Utara diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berbekal duduk dibangku perkuliahan kedalam kehidupan nyata sehari – hari. Oleh sebab itu maka penulis merencanakan sebuah tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN DAN PEMBUATAN GERBANG OTOMATIS MENGGUNAKAN LIMIT SWITCH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51” Tujuan dari perancangan dan pembuatan proyek ini adalah untuk mengaplikasikan Teori yang didapat penulis dari perkuliahan dengan membuat suatu alat. Dan tujuan dari pembuatan tugas akhir adalah sebagai salah satu syarat untuk tamat dan lulus program Diploma III. Dimana alat ini bisa digunakan pada Instansi -instansi Pemerintah dan Swasta maupun untuk keperluan peribadi/rumah untuk kepentingan efisiensi suatu pekerjaan.

Adapun alasan memilih mikrokontroler sebagai pengendali sistem ini adalah Untuk mempermudah penulis didalam membuat suatu program dan proses pengerjaan alat tersebut, serta mengurangi tingkat kesalahan yang tinggi serta Faktor yang tidak kalah penting adalah dari segi ekonomis.


(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keamanan dan efektifitas merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan sehari hari. Misalnya keamanan rumah , Instansi/Perkantoran, maupun pabrik dari tindakan pencurian. Banyak cara yang dilakukan orang untuk mengamankan rumah, perkantoran atau pabriknya terebut. Salah satu cara yang paling umum digunakan adalah memagar rumah atau perkantoran tersebut dengan tembok atau besi. Sehingga untuk dapat memasuki rumah tersebut harus ada pintu gerbang. Biasanya pintu gerbang tersebut dijaga oleh seorang yang bertugas untuk membuka / menutup gerbang tersebut ketika ada yang masuk atau keluar melalui pintu gerbang tersebut. Ini berarti orang yang bertugas menjaga pintu gerbang tersebut harus selalu berada didekat pintu gerbang tersebut. Jika ada beberapa orang yang bertugas menjaga gerbang, mungkin ini tidak menjadi masalah , namun jika hanya ada satu orang penjaga, hal ini akan menjadi masalah.

Lain halnya jika didalam rumah tersebut tidak ada orang yang bertugas menjaga gerbang. Pada rumah seperti ini biasanya diluar gerbang diberi bel untuk memberitahukan kepada pemilik rumah bahwa ada orang


(13)

diluar gerbang akan memasuki gerbang. Jika yang akan memasuki pintu gerbang adalah orang lain (tamu), mungkin tidak masalah, namun jika yang ingin masuk adalah orang yang juga tinggal dirumah tersebut tentunya ini akan sedikit merepotkan. Disatu sisi orang yang berada di dalam rumah tersebut harus keluar untuk membukakan pintu gerbang, disisi yang lain orang yang akan masuk harus menunggu sampai pintu gerbangnya ada yang membukakan. Inilah beberapa kekurangan yang terdapat pada pintu gerbang yang ada sekarang ini. untuk itu diperlukan pintu gerbang otomatis yang dapat mengatasi masalah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka dalam Tugas Akhir ini akan dirancang sebuah gerbang otomatis yang dapat dibuka secara otomatis. Dengan memanfaatkan output berupa panggilan yang dihasilkan dari layar Telepon Selular/Handphone penerima sebagai penghantar kode untuk diteruskan ke LDR tersebut maka gerbang akan terbuka secara otomatis.

Untuk dapat membuka / menutup gerbang secara otomatis, maka diperlukan sebuah motor penggerak, dan untuk mengenali instruksi - instruksi


(14)

yang dikirimkan oleh LDR, maka diperlukan sebuah driver motor dan sebuah mikrokontroler untuk membandingkan nilai – nilai yang dikirimkan oleh LDR.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memanfaatkan output dari panggilan berupa cahaya yang dihasilkan dari layar handphone penerima untuk kemudian diteruskan ke LDR.

2. Merancang sebuah pintu gerbang yang dapat dibuka secara otomatis dengan Menggunakan bahasa assembly MCS-51 dengan perantara handphone

sebagai unit yang memberikan instruksi awal pada pengoperasiannya.

1.4 Batasan Masalah

Mengingat pembahasan dalam perencanaan alat yang dibuat dapat meluas, maka penulis mempunyai batasan sebagai berikut :

1. Alat yang dibuat berbasis Mikrokontroler

2. Mikrokontroler yang digunakan adalah AT89S51

3. Unit utama pemberi Instruksi dalam perancangan alat ini adalah Handphone sebagai unit pengirim instruksi.

4. Limit Switch ( Saklar batas ) dalam peancangan digunakan sebagai indikator pada pintu gerbang saat menutup atau membuka pintu.


(15)

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk dapat mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagaimana sebenarnya prinsip kerja dari sebuah gerbang yang dapat dibuka secara otomatis dengan menggunakan bahasa assembly, maka penulis menulis laporan ini sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian.

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok rangkaian,skematik masing - masing rangkaian dan diagram alir dari program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S51.


(16)

BAB 4 PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai rangkaian - rangkaian yang digunakan , penjelasan mengenai program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S51.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta bagaimana rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perkaitannya pada suatu metode lain yang mempuyai sistem kerja yang sama.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar ( market need ) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara missal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebetuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat - alat bantu dan mainan yang lebih canggih serta dalam bidang pendidikan.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM- nya dan ROM.


(18)

Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM- nya besar, artinya program – program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin -rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM- nya yang besar artinya program control disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 Keluaran Atmel.Mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengolah data per bit ataupun data 8 bit secara bersamaan.

Pada prinsipnya program pada mikrokontroler dijalankan bertahap, jadi pada program itu sendiri terdapat beberapa sel instruksi dan tiap instruksi itu dijalankan secara bertahap atau berurutan.

Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

1. Sebuah Central Processing unit 8 bit 2. Osilate : internal dan rangkaian pewaktu 3. RAM internal 128 byte

4. Flash memori 4 Kbyte

5. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah Interupsi internal)


(19)

6. Empat buah Programmable port I/O yang masing - masing terdiri dari delapan buah jalur I/O.

7. Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART. 8. Kemampuan untuk melaksnakan operasi aritmatika dan operasi logika. 9. Kecepatan dalam melaksanakan instruksi persiklus 1 mikrodetik pada frekuensi 12 MHz.

10. Interrupt Recovery dari Power Modes.

2.1.1 Konstruksi AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 Kilo Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S51 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 24 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscillator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja suatu mikrokontroler.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.

Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai dengan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan progam ini dinamakan sebagai memori progam.


(20)

Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.

Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah baku dan diproduksi secara masal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble – Eraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra Violet Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai mahal da ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.

Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program AT89S51 adalah Flash PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 Flash PEROM Programmer Memori Data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 byte, meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup. Sarana Input/Ouput yang disediakan cukup banyak dan bervariasi. AT89S51 mempunyai 32 jalur Input/Ouput. Jalur Input/Ouput paralel dikenal sebagai Port 1 (P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7)


(21)

2.1.2 Pin – pin pada Mikrokontroler AT89S51

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 : 1. VCC (Pin 40)

Suplai tegangan 2. GND (Pin 20) Sebagai ground

3. Port 0 (Pin 39-pin32)

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address data ataupun penerima kode byte pada saat flash programming pada fungsi sebagai I/O biasa port ini dapat memberikan output sink kedelapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada fungsi sebagai low order multiplex address / data, port ini akan mempunyai Internal pull up. Pada saat flash

programming diperlukan external pull up , terutama pada saat verivikasi program.

4. Port 2 (Pin 21 – pin 28)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses memori 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini


(22)

mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.

5. Port 3 (Pin 10 – pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pull up. Port 3 Juga mempunyai fungsi pin masing – masing, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Fungsi Masing – masing Pin pada Port 3 Mikrokontroler

Nama Pin Fungsi P3.0 (Pin 10) RXD (Port input serial) P3.1 (Pin 11) TXD (Port output serial) P3.2 (Pin 12) INTO (interrupt 0 eksternal) P3.3 (Pin 13) INT 1 (interrupt 1 eksternal) P3.4 (Pin 14) T0 (input eksternal timer 0) P3.5 (Pin 15) T1 (input eksternal timer 1)

P3.6 (Pin 16) WR (menulis untuk eksternal data memori) P3.7 (Pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)

6. RST (pin 9)


(23)

7. ALE/PROG (Pin 30)

Address Latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu sebagai pulsa input program (PROG) selama memprogram Flash.

8. PSEN (pin 29)

Program store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.

9. EA (Pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt.

10. XTAL 1 (Pin 19)

Input untuk clock internal.

11. XTAL 2 (Pin 18) Output dari osilator.


(24)

Gambar 2.1 IC Mikrokontroler AT89S51

2.2 Motor DC

Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik Menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar

impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri.


(25)

Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.

Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalammedan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.


(26)

2.3 Komponen- Komponen Pendukung

2.3.1 Resistor

Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik Yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resitor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan Variable Resistor pada umumnya terbuat dari carbon film atau metal Film tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.

Pada dasarnya semua bahan memliki sifat resistif namun beberapa bahan Tembaga perak dan emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang Yang sangat kecil. Bahan bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, Sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan Bahan material seperti karet ,gelas, karbon memilki resistansi yang lebih besar Menahan aliran elektron dan disebut sebagai isolator.

2.3.2 Fixed Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.

Tipe resistor yang umum berbentuk gelang kodewarna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter.


(27)

Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh ELA (Electronic Industries Association)

Gambar 2.3 Resistor karbon


(28)

Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan kearah gelang toleransi berwarna coklat, emas, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada Pada bahan resistor yang paling pojok atau jugadengan lebar yang lebih menonjol Sedangkan warna gelang yang keempat agak sedikir ke dalam. Dengan demikian Pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut.kalau Anda telah bisa menentukan mana gelang pertama selanjutnya adalah membaca Nilai resistansinya.

Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang Pertama dan seterusnya berturut turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang Terakhir adalah faktor pengalinya.

2.3.3 Variable Resistor

Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama dinamakan variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan mudah dan sering digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll. Sedangkan yang kedua adalah semi -f ixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari semi- fixed resistor adalah tegangan referensi yang digunakan untuk ADC, fine tune circuit, dll. Ada beberapa model pengaturan nilai Variable resistor, yang sering digunakan adalah dengan cara memutar. Pengubahan nilai dengan cara memutar biasanya terbatas


(29)

sampai 300 derajat putaran. Ada beberapa model variable resistor yang harus diputar berkali – kali untuk mendapatkan semua nilai resistor. Model ini dinamakan “Potentiometers” atau “Trimmer Potentiometers” .

Gambar 2.4 Potensiometer

Penggunaan alat bantu potensiometer banyak digunakan sebagai kontrol pengguna, dan dapat mengontrol berbagai fungsi yang sangat luas peralatannya. tetapi meluasnya dalam penggunaan potensiometer pada barang elektronik konsumen telah menurun pada 1990-an, dengan adanya kontrol digital yang sekarang lebih umum digunakan.

Namun mereka tetap dalam banyak aplikasi, seperti kontrol volume dan sebagai sensor posisi salah satu aplikasi yang penggunaanya paling umum untuk potensiometer rendah daya modern adalah sebagai alat kontrol audio. Kedua


(30)

potensiometer linier (juga dikenal sebagai "fader") dan potensiometer putar (biasanya disebut tombol-tombol) secara teratur digunakan untuk mengatur kenyaringan, redaman frekuensi dan karakteristik lain dari sinyal audio dalam audio control.The 'pot log' potensiometer juga digunakan sebagai kontrol volume di amplifier audio, di mana ia juga disebut "lancip pot audio", karena respon amplitudo dari telinga manusia juga logaritma. Memastikan bahwa, pada kontrol volume ditandai 0 hingga 10, misalnya, pengaturan dari 5 suara setengah keras sebagai pengaturan 10. Ada juga sebuah pot anti-log atau lancip audio sebaliknya yang hanya kebalikan dari potensiometer logaritmik. Hal ini hampir selalu digunakan dalam konfigurasi mengeroyok dengan potensiometer logaritmik, misalnya, dalam kontrol keseimbangan audio.

Adapun fungsi potensiometer sebagai kontrol nada atau equalizer dalam penggunaan kombinasi dan jaringan filter, sebelumnya untuk televisi dipergunakan untuk mengontrol kecerahan gambar, kontras, dan respon warna. Sebuah potensiometer sering digunakan untuk mengatur "menahan vertikal", yang mempengaruhi sinkronisasi antara menyapu sirkuit internal penerima (kadang-kadang multivibrator).

Potensiometer juga sangat banyak digunakan sebagai bagian dari transduser perpindahan karena kesederhanaan konstruksi dan karena mereka dapat memberikan sinyal keluaran yang besar. untuk komputasi Dalam komputer analog, potensiometer presisi tinggi digunakan untuk skala hasil antara oleh faktor konstan yang diinginkan, atau untuk mengatur kondisi awal untuk perhitungan. Sebuah potensiometer bermotor dapat digunakan sebagai generator fungsi,


(31)

menggunakan kartu perlawanan non-linear untuk memasok aproksimasi untuk fungsi trigonometri. Sebagai contoh, putaran poros mungkin mewakili sudut, dan rasio pembagian tegangan dapat dibuat sebanding dengan cosinus sudut.

2.4 Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi/muatan listrik .Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.


(32)

Dielektrik

Elektroda Elektroda

Gambar 2.5 Skema Kapasitor

Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai di dalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC Filter, dan penyimpan energi listrik. Diadalamnya 2 buah pelat elektroda yang Saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang Digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan Tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama Kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti Bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap – tiap kapasitor adalah Dielektriknya. Berikut ini adalah jenis jenis kapasitor yang digunakan dalam

2.4.1 Electrolytic Capacitor (ELCO)

Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya


(33)

menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif katoda.

Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup ke dalam larutan elektrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidasi permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al

2O3) pada permukaannya.


(34)

2.4.2 Ceramic Capasitor

Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada Rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal Frekuensi tinggi menuju ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk Rangkaian analog, karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak Mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat Kecil dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas.

Gambar 2.7 Ceramic Capacitor

2.4.3 Nilai Kapasitor

Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat angka Atau kode yang tertera pada badan kapsitor tersebut. Untuk kapasitor jenis


(35)

Elektrolit memang mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera dengan jelas Pada tubuhnya. Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain Nilainya dikodekan.

Biasanya kode tersebut terdiri dari 4 digit,dimana 3 digit pertama merupakan Angka dan digit terakhir berupa huruf yang menyatakan toleransinya. Untuk 3 Digit pertama angka yang terakhir berfungsi untuk menentukan 10n , nilai n Dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 2.3 Nilai Kapasitor

Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai Kapasitansinya adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0,47µF sedangkan toleransinya Yang harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pF (Pico Farad).


(36)

2.5 Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. transistor seakan akan dibentuk Dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling Digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga Menghasilkan transistor NPN.

Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan Bahan P adalah silicon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :

1. Transistor Germanium PNP 2. Transistor Silikon NPN 3. Transistor Silikon PNP 4. Transistor Germanium NPN

Semua komponen didalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak Panah yang terdapat didalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.


(37)

Keterangan :

C = Kolektor E = Emitor B = Basis

Didalam pemakaiannya, transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching) dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah Penyumbatan (cut off) yang ada pada karakteristik transistor.

Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emitor Secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emitor terhubung langsung (short). Keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emitor (VCE) = 0 Volt pada Keadaan ideal, tetapi pada kenyataannya VCE bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan Menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaaan on


(38)

Pada daerah penyumbatan, nilai resistansi persambungan kolektor emitor secara ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emitor terbuka (open). Keadaan ini menyebabkan tegangan (Vcb) sama dengan tegangan sumber (Vcc). Tetapi pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena Terdapat arus bocor dari kolektor ke emitor. Dengan menganalogikan transistor Sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan off seperti pada gambar dibawah ini :


(39)

2.6 Dioda

Dioda adalah merupakan jenis komponen pasif. Dioda memiliki dua kaki/kutub yaitu kaki anoda dan kaki katoda . Dioda terbuat dari bahan semi konduktor tipe P dan semi konduktor tipe N yang di sambungkan.

Semi konduktor tipe P berfungsi sebagai Anoda dan semi konduktor tipe N berfungsi sebagai katoda. Pada daerah sambungan 2 jenis semi konduktor yang berlawanan ini akan muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier.Gaya barier ini dapat ditembus dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang dinamakan sebagai break down voltage, yaitu tegangan minimum dimana dioda akan bersifat sebagai konduktor/penghantar arus listrik.

Dioda bersifat menghantarkan arus listrik hanya pada satu arah saja, yaitu jika kutub anoda kita hubungkan pada tegangan + dan kutub katoda kita hubungkan dengan tegangan – (kita beri bias maju dengan tegangan yang lebih besar dari 0.7 volt) maka akan mengalir arus listrik dari anoda ke katoda (bersifat konduktor). Jika polaritasnya kita balik (kita beri bias mundur) maka arus yang mengalir hampir nol atau dioda akan bersifat sebagai isulator.

Karena sifat dioda yang bekerja sebagai konduktor jika kita beri bias maju dan bekerja sebagai isulator pada bias mundur, maka dioda sering digunakan sebagai penyearah (rectifier) arus bolak-balik. Contoh penggunaannya adalah pada rangkaian adaptor, DC power supply (Catu Daya DC) dsb.


(40)

2.6.1 Karakteristik Dioda

Sifat umum diode adalah hanya dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah saja. Oleh karena itu bila pemasangan dioda terbalik maka dioda tidak akan dapat Menghantarkan arus listrik. Prinsip ini biasanya digunakan sebagai pengaman alat Untuk menunjukkan benar atau salah penyambungan catu daya.

Dioda memiliki dua elektroda (kaki), yaitu anoda dan katoda.Kaki – kaki Ini tidak boleh terbalik pemasangannya. Kaki katoda biasanya dekat dengan tanda Cincin sedangkan kaki yang jauh dari tanda cincin berarti kaki anoda. Jika P (anoda) diberi tegangan positif dan N ( katoda) diberi tegangan negatif maka Pemberian tegangan ini disebut bias maju (biased forward), seperti yang Diperlihatkan pada gambar 2.11 a. sebaliknya, bila diberi tegangan yang terbalik Yaitu P (anoda) diberi tegangan ini disebut bias mundur (biased reverse). Pada keadaan ini,arus yang mengalir dalam dioda sangat kecil sehingga dapat diabaikan (gambar 2.11 b).

N P

A K

-+


(41)

N P

A K

- +

= 0

b. Bias Mundur (Biased Forward)

Gambar 2.11 Sifat Dioda Bias Maju dan Bias Mundur

Pada Saat diberi bias forward, dioda dapat dialiri arus dengan resistansi yang cukup kecil,yang dikenal dengan nama resistansi maju (forward).sebaliknya Jika dioda diberi bias reverse, maka arus listrik akan mengalami resistansi yang Amat sangat besar dan disebut resistansi reverse.

Dioda dapat dianggap suatu voltage sensitive electronic switch, dimana dioda Akan menutup atau dalam kondisi ON jika anoda lebih positif dari katoda dan Akan terbuka jika kondisi sebaliknya.Macam – macam dioda yang harus diketahui Adalah :

1. Dioda Penyearah (Rectifier) 2. Dioda Zener


(42)

2.6.2 Dioda Penyearah (Rectifier)

Dioda ini biasanya digunakan pada power supply, namun digunakan juga pada Rangkaian radio sebagai detector, dan lain lain. Prinsip kerja dari dioda penyearah Adalah sebagai berikut :

Gmabr 2.12 Dioda Penyearah Yang Diberi Arus Bolak Balik (AC)

Arus AC yang mendorong electron keatas melalui resistor, saat melewati dioda Hanya ½ periode positif dari tegangan input yang akan memberikan biased Forward pada dioda, sehingga dioda akan mengantarkan selama ½ periode positf. Tetapi untuk ½ periode negatif , dioda dibias reverse dan terjadilah penyumbatan Karena kecil sekali arus yang dapat mengalir. dengan demikian arus AC telah Disearahkan oleh dioda ini menjadi arus yang searah (DC).


(43)

2.6.3 Dioda Zener

Dioda zener merupakan dioda yang banyak sekali digunakan setelah dioda penyearah. Lambing dari dioda zener dapat dilihat pada gambar 2.13.

Gambar 2.13 Simbol Dioda Zener

2.6.4 Dioda Cahaya (LED = Light Emiting Diode)

LED merupakan salah satu jenis dioda yang mengubah energi perpindahan Elektron elektron yang jatuh dari pita konduksi ke pita valensi menjadi cahaya Berwarna warninya cahaya yang dipancarkan ini, dikarenakan jenis bahan yang digunakan berbeda beda. Bahan bahannya anatara lain gallium, arsen, dan fosfor. Penggunaan LED biasanya berhubungan dengan segala hal yang dilihat oleh Manusia, seperti untuk mesin hitung,jam digital, dan lain lain.


(44)

2.7 IC Regulator 7805

Sebuah rangkaian elektronik tidak dapat bekerja tanpa Power Supply (sumber tegangan). Power Supply tersebut dapat berupa sumber tegangan AC atau sumber tegangan DC. Tegangan AC adalah tegangan bolak - balik (Alternate Current) seperti tegangan listrik yang berasal dari PLN atau tegangan output dari sebuah Transformator. Tegangan DC adalah tegangan searah (Direct Current) seperti tegangan yang berasal dari sebuah Accu, Battery, atau Adaptor.

Sumber tegangan untuk sebuah rangkaian elektronika harus stabil dengan daya yang harus disesuaikan kebutuhan. Contoh, sebuah IC TTL (Transitor Transistor Logic) membutuhkan tegangan DC stabil 5 Volt, IC CMOS membutuhkan tegangan DC stabil 12 Volt, Z80 membutuhkan tegangan DC stabil 5 Volt, dan sebagainya.

Sumber tegangan AC dapat diperoleh di antaranya dari:

1. Listrik PLN yang telah diturunkan dengan Trafo Step-down 2. Motor Generator

3. Turbin Angin

Sumber tegangan DC dapat diperoleh di antaranya dari:

1. Battery (Accu)

2. Adaptor atau Power Supply dengan sumber awal dari PLN yang telah diturunkan oleh Trafo dan disearahkan oleh Dioda


(45)

Salah satu metode agar dapat menghasilkan tegangan output DC stabil adalah dengan menggunakan IC 78XX untuk tegangan positif dan IC 79XX untuk tegangan negatif dalam sistem Regulator Tegangan.Di bawah ini adalah besarnya tegangan output yang dapat dihasilkan IC regulator 78XX dan 79XX dimana XX adalah angka yang menunjukan besar tegangan output stabil.

1. IC 7805 untuk menstabilkan tegangan DC +5 Volt 2. IC 7809 untuk menstabilkan tegangan DC +9 Volt 3. IC 7812 untuk menstabilkan tegangan DC +12 Volt 4. IC 7824 untuk menstabilkan tegangan DC +24 Volt 5. IC 7905 untuk menstabilkan tegangan DC -5 Volt 6. IC 7909 untuk menstabilkan tegangan DC -9 Volt 7. IC 7912 untuk menstabilkan tegangan DC -12 Volt 8. IC 7924 untuk menstabilkan tegangan DC -24 Volt

Berikut adalah skema elektronik Regulator Tegangan menggunakan IC 78XX dan IC 79XX.


(46)

2.8 IC Jembatan H l293D

L293D adalah sebuah Integrated Circuit (IC) merupakan IC yang Berdasarkan jembatan- H. L293D terdiri dari 4 channel (kanal) yang dirancang untuk menerima DTL (Diode Transistor Logic) standar atau tingkat logika TTL (Transistor Transistor Logic) dan pengendali beban induktif pada solenoides, relai, motor DC, motor stepper dan lain-lain.

Gambar 2.16 Konfigurasi Pin L293D

L293D mampu melayani 4 buah beban dengan arus nominal 600 mA hingga maksimum 1,2 A. Vs pada pin 8 merupakan masukan sumber tegangan untuk beban, sedangkan Vss pada pin 16 merupakan sumber masukan tegangan untuk L293D. L293D terdiri dari dua pasang jembatan-H yang masing - masing dikendalikan oleh pin enable 1 dan enable 2. Pin enable berfungsi untuk mengontrol keluaran.


(47)

2.9. Bahasa Assembly MCS - 51

Secara fisik, kerja dari sebuah mikrokontroler dapat dijelaskan sebagai siklus pembacaan instruksi yang tersimpan di dalam memori. Mikrokontroler menentukan alamat dari memori program yang akan dibaca, dan melakukan proses baca data di memori. Data yang dibaca diinterprestasikan sebagai instruksi. Alamat instruksi disimpan oleh mikrokontroler di register, yang dikenal sebagai program counter. Instruksi ini misalnya program aritmatika yang melibatkan 2 register. Sarana yang ada dalam program assembly sangat minim, tidak seperti dalam bahasa pemrograman tingkat atas (high level language programming) semuanya sudah siap pakai. Penulis program assembly harus menentukan segalanya, menentukan letak program yang ditulisnya dalam memori-program, membuat data konstan dan tablel konstan dalam memori-memori-program, membuat variabel yang dipakai kerja dalam memori – data dan lain sebagainya.

Program sumber assembly

Program – sumber assembly (assembly source program) merupakan kumpulan dari baris-baris perintah yang ditulis dengan program penyunting-teks (text editor) sederhana, misalnya program EDIT.COM dalam DOS, atau program NOTEPAD dalam Windows atau MIDE-51. Kumpulan baris-perintah tersebut biasanya disimpan ke dalam file dengan nama ekstensi *.ASM dan lain


(48)

sebagainya, tergantung pada program Assembler yang akan dipakai untuk mengolah program-sumber assembly tersebut.

Setiap baris-perintah merupakan sebuah perintah yang utuh, artinya sebuah perintah tidak mungkin dipecah menjadi lebih dari satu baris. Satu baris perintah bisa terdiri atas 4 bagian, bagian pertama dikenali sebagai label atau sering juga disebut sebagai simbol, bagian kedua dikenali sebagai kode operasi, bagian ketiga adalah operand dan bagian terakhir adalah komentar.

Antara bagian-bagian tersebut dipisahkan dengan sebuah spasi atau tabulator.

Bagian label

Label dipakai untuk memberi nama pada sebuah baris-perintah, agar bisa mudah menyebitnya dalam penulisan program. Label bisa ditulis apa saja asalkan diawali dengan huruf, biasa panjangnya tidak lebih dari 16 huruf. Huruf-huruf berikutnya boleh merupakan angka atau tanda titik dan tanda garis bawah. Kalau sebuah baris-perintah tidak memiliki bagian label, maka bagian ini boleh tidak ditulis namun spasi atau tabulator sebagai pemisah antara label dan bagian berikutnya mutlak tetap harus ditulis.

Dalam sebuah program sumber bisa terdapat banyak sekali label, tapi tidak boleh ada label yang kembar.sering sebuah baris-perintah hanya terdiri dari bagian label saja, baris demikian itu memang tidak bisa dikatakan sebagai baris-perintah yang sesungguhnya, tapi hanya sekedar member nama pada baris bersangkutan.


(49)

Bagian label sering disebut juga sebagai bagian symbol, hal ini terjadi kalau label tersebut tidak dipakai untuk menandai bagian program, melainkan dipakai untuk menandai bagian data.

Bagian kode operasi

Kode operasi (operation code atau sering disingkat sebagai OpCode) merupakan bagian perintah yang harus dikerjakan. Dalam hal ini dikenal dua macam kode operasi, yang pertama adalah kode-operasi untuk mengatur kerja mikroprosesor / mikrokontroler. Jenis kedua dipakai untuk mengatur kerja program assembler, sering dinamakan sebagai assembler directive.

Kode-operasi ditulis dalam bentuk mnemonic, yakni bentuk singkatan-singkatan yang relatip mudah diingat, misalnya adalah MOV, ACALL, RET dan lain sebagainya. Kode - operasi ini ditentukan oleh pabrik pembuat mikroprosesor / mikrokontroler, dengan demikian setiap prosesor mempunyai kode-operasi yang berlainan.

Kode - operasi berbentuk mnemonic tidak dikenal mikroprosesor mikrokontroler, agar program yang ditulis denga kode mnemonic bisa dipakai untuk mengendalikan prosesor, progra semacam itu diterjemahkan menjadi


(50)

program yang dibentuk dari kode - operasi kode - biner, yang dikenali oleh mikroprosesor/mikrokontroler.

Tugas penerjemahan tersebut dilakukan oleh program yang dinamakan sebagai Program Assembler. Di luar kode - operasi yang ditentukan pabrik pembuat mikroprosesor / mikrokontroler, ada pula kode-operasi untuk mengatur kerja dari program assembler, misalnya dipakai untuk menentukan letak program dalam memori (ORG), dipakai untuk membentuk variabel (DS), membentuk tabel dan data konstan (DB, DW) dan lain sebagainya.

Bagian operand

Operand merupakan pelengkap bagian kode operasi, namun tidak semua kode operasi memerlukan operand, dengan demikian bisa terjadi sebuah baris perintah hanya terdiri dari kode operasi tanpa operand. Sebaliknya ada pula kode operasi yang perlu lebih dari satu operand, dalam hal ini antara operand satu dengan yang lain dipisahkan dengan tanda koma.

Bentuk operand sangat bervariasi, bisa berupa kode-kode yang dipakai untuk menyatakan Register dalam prosesor, bisa berupa nomor-memori (alamat memori) yang dinyatakan dengan bilangan atau pun nama label, bisa berupa data yang siap di- operasi- kan. Semuanya disesuaikan dengan keperluan dari


(51)

kode-operasi. Untuk membedakan operand yang berupa nomor-memori atau operand yang berupa data yang siap di-operasi-kan, dipakai tanda-tanda khusus atau cara penulisan yang berlainan.

Di samping itu operand bisa berupa persamaan matematis sederhana atau persamaan Boolean, dalam hal semacam ini program Assembler akan menghitung nilai dari persamaan – persamaan dalam operand, selanjutnya merubah hasil perhitungan tersebut ke kode biner yang dimengerti oleh prosessor. Jadi perhitungan di dalam operand dilakukan oleh program assembler bukan oleh prosesor.

Bagian komentar

Bagian komentar merupakan catatan - catatan penulis program, bagian ini meskipun tidak mutlak diperlukan tapi sangat membantu masalah dokumentasi. Membaca komentar - komentar pada setiap baris - perintah, dengan mudah bisa dimengerti maksud tujuan baris bersangkutan, hal ini sangat membantu orang lain yang membaca program. Pemisah bagian komentar dengan bagian sebelumnya adalah tanda spasi atau tabulator, meskipun demikian huruf pertama dari komentar sering-sering berupa tanda titik-koma, merupakan tanda pemisah khusus untuk komentar. Untuk keperluan dokumentasi yang intensip, sering sering sebuah baris yang merupakan komentar saja, dalam hal ini huruf pertama dari baris bersangkutan adalah tanda titik-koma.


(52)

Assembly Listing

Program - sumber assembly di atas, setelah selesai ditulis diserahkan ke program Assembler untuk diterjemahkan. Setiap prosesor mempunyai program assembler tersendiri, bahkan satu macam prosesor bisa memiliki beberapa macam program Assembler buatan pabrik perangkat lunak yang berlainan. Hasil utama pengolahan program Assembler adalah program-obyek. Program-obyek ini bisa berupa sebuah file tersendiri, berisikan kode-kode yang siap dikirimkan ke memori-program mikroprosesor/mikrokontroler, tapi ada juga program- obyek yang disisipkan pada program - sumber assembly dalam Assembly Listing. Membaca Assembly Listing bisa memberikan gambaran yang lebih jelas bagi program yang ditulis, bagi pemula Assembly Listing memberi pengertian yang lebih mendalam tentang isi memori-program, sehingga bisa lebih dibayangkan bagaimana kerja dari sebuah program.


(53)

BAB 3

PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok

Secara garis besar, diagram blok rangkaian dari gerbang otomatis ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

HP Pengiri m HP Penerim a LDR MIKRO KONTROLER AT89S51 Driver Motor DC Limit switch 1 Limit switch 2

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian

Pada rangkaian ini digunakan mikrokontroler AT89S51 sebagai pusat kendali dari seluruh rangkaian. Rangkaian pendukung l ainnya adalah 2 unit handphone pemanggil dan penerima, LDR sebagai sensor cahaya, limit swith 1 dan 2 sebagai saklar batas/buka atau tutup pintu, sebuah rangkaian pengendali motor.


(54)

Hp pengirim berfungsi sebagai pemberi instruksi awal pada saat sistem akan melaksanakan perrintah buka atau tutup gerbang.Sedangkan Hp penerima berfungsi menyampaikan instruksi dari pengirim dengan output berupa sinar LCD.bila pada instruksi buka tutup pintu gerbang, maka Hp pengirim akan memanggil/calling ke Hp penerima dengan ouput sinar LCD dan pada kondisi ini posisi Hp penerima berada diatas LDR. Pada saat seberkas cahaya tampak,maka resistansi LDR akan berubah ubah dan akan mengirimkan instruksi Ke mikrokontroler AT89S51. Limit switch buka pintu disini berfungsi untuk mengetahui batas maksimum terbukanya gerbang, sehingga ketika gerbang terbuka kemudian gerbang menyentuh limit switch ini, maka limit switch akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler untuk menghentikan perputaran motor, sehingga motor berhenti (tidak membuka lebih lebar lagi). Limit ini terhubung ke P2.0 mikrokontroler AT89S51. Limit switch tutup pintu berfungsi untuk menegtahui batas maksimum tertutupnya pintu, yang menandakan bahwa gerbang telah tertutup rapat, sehingga ketika gerbang tertutup kemudian gerbang menyentuh limit ini, maka limit akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler untuk menhentikan perputaran motor, sehingga motor berhenti. Rangkaian limit ini terhubung ke P2.1 mikrokontroler AT89S51.

Rangkaian pengendali motor DC berfungsi untuk mengendalikan pergerakan motor (membuka/menutup pintu). Rangkaian ini terhubung ke IC jembatan H L293D sebagai pembawa sinyal PWM ke mikrokontroler AT89S51


(55)

Dan dihubungkan ke port P1.0 dan P1.1 sehingga dengan memberikan program tertentu, pergerakan menutup / membuka pintu sudah dapat dikendalikan oleh program yang diberikan ke mikrokontroler AT89S51.

3.1.1. Fungsi Tiap Blok a. Handphone Pemanggil

Berfungsi sebagai pemberi instruksi kepada handphone penerima. b. Handphone Penerima

Berfungsi sebagai penerima instruksi yang akan meneruskannya ke LDR(pintu terbuka atau tertutup.

c. LDR ( Light Dependent Resistor)

Berfungsi sebagai sensor intensitas cahaya.apabila cahaya mengenai resistor ini,maka nilai resistansinya akan berubah ubah dan akan mendeteksi logika 1 d. Mikrokontroler AT89S51

Berfungsi sebagai pengendali dari system penggerak /pengendali dan pemberi insttruksi kepada motor DC untuk menggerakkan gerbang.

e. Driver

Berfungsi sebagai penguat arus. Dalam hal ini penulis menggunakan IC jembatan H dimana merupakan rangkaian yang dapat membolak balikkan arus ke motor.

f. Limit Switch

Berfungsi sebagai masukan dan pemberi instuksi secara tidak langsung kepada Motor DC.apabila gerbang dalam keadaan terbuka dan menyentuh saklar ini, Maka akan berlogika 1 untuk diteruskan ke mikro untuk menghentikan laju (gerbang) dan begitu juga dengan proses menutup gerbang.


(56)

3.2. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Sistem minimum mikrokontroler adalah sistem elektronika yang terdiri dari komponen-komponen dasar yang dibutuhkan oleh suatu mikrokontroler untuk dapat berfungsi dengan baik.Pada umumnya, suatu mikrokontoler membutuhkan dua elemen (selain power supply) untuk berfungsi: Kristal Oscillator (XTAL), dan Rangkaian RESET. Analogi fungsi Kristal Oscillator adalah jantung pada tubuh manusia.Perbedaannya,jantung memompadarah dan seluruh kandungannya, sedangkan XTAL memompa data. Dan fungsi rangkaian RESET adalah untuk membuat mikrokontroler memulai kembali pembacaan program, hal tersebut dibutuhkan pada saat mikrokontroler mengalami gangguan dalam meng-eksekusi program.

Pada sistem minimum mikrokontroler ATMEL MCS51 khususnya sistem minimum mikrokontroler AT89S51 perlu ada tambahan komponen berupa Resistor Pull- Up pada PORT0, hal tersebut dikarenakan PORT0 pada mikrokontroler AT89S51 tidak memiliki internal Pull-Up. Jangan lupa tambahkan konektor ISP untuk mengunduh (download) program ke mikrokontroler. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEL AT89S51 dapat dilihat pada gambar berikut:


(57)

Gambar 3.2 Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51

3.3 Rangkaian Limit Switch Buka Pintu dan Tutup Pintu

Ketika LDR mendeteksi cahaya, maka pintu gerbang akan terbuka. Untuk mengetahui bahwa pintu terbuka secara penuh, maka dibutuhkan sebuah limit untuk mengetahuinya. Limit ini berfungsi memastikan bahwa pintu telah terbuka secara penuh (terbuka lebar). Jadi ketika LDR mendeteksi cahaya, maka mikrokontroler akan memerintahkan motor DC untuk berputar membuka pintu gerbang. Ketika pintu menyrntuh limit buka pintu, yang berarti pintu gerbang sudah terbuka lebar, maka limit akan mengirimkan sinyal low ke mikrokontroler,yang merupakan perintah kepada mikrokontroler untuk menhentikan putaran motor DC untuk berhenti berputar, dan pintu telah terbuka lebar.

Setelah beberapa saat, maka mikrokontroler akan memerintahkan motor DC untuk berputar menutup pintu ketika pintu menyentuh limit tutup pintu yang


(58)

berarti pintu sudah tertutup rapat, maka limit akan mengirimkan sinyal low ke mikrokontroler, yang merupakan perintah kepada mikrokontroler untuk menhentikan putaran motor DC. Mikrokontroler yang menerima sinyal ini akan langsung memerintahkan motor DC untuk berhenti berputar, dan pintu telah tertutup rapat.

ke P2. 3 ke P2. 2

Gambar 3.3 Rangkaian Limit Switch untuk Buka dan Tutup Pintu

3.4 Perancangan Rangkaian Driver Motor DC

Rangkaian driver motor dc ini berfungsi untuk memutar memutar motor searah / berlawanan arah dengan arah jarum jam. Mikrokontroler tidak dapat langsung mengendalikan putaran dari motor, karena itu dibutuhkan driver sebagai perantara antara mikrokontroler dan motor DC, sehingga perputaran dari motor DC dapat dikendalikan oleh mikrokontroler. Rangkaian driver motor DC ditunjukkan pada Gambar 3.4 berikut :


(59)

7 1

Vin1

Vin2

Vout1

Vout1

Vout2

Vout2

L293D

motor 3

6 2

12V +5V

GND GND

Gambar 3.4 Rangkaian Driver Motor DC

Tahanan dalam dari Motor DC = 26 Ohm (dengan Ohm meter) Kecepatan motor = 100 RPM setiap 12 Volt Tegangan motor saat menutup pintu = - 2,95 Volt Tegangan motor saat membuka pintu = 2,95 Volt


(60)

3.5 Perancangan Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian catu daya yang dibuat terdiri dari 2 buah kapasitor dan sebuah IC regulator 7805. Fungsi IC regulator disini adalah menstabilkan tegangan 5 Volt sehingga tegangan keluaran IC tersebut stabil dan konstan. Sedangkan fungsi dari kapasitor disini adalah berfungsi sebagai perata tegangan dari adaptor berupa riak riak yang muncul akibat gelombang arus bolak balik (AC). Selain itu kapasitor juga berfungsi sebagai penyimpan tegangan (muatan listrik sementara).

Out + 5V 7805

GND

Ke Adaptor

Ke Adaptor


(61)

BAB 4

PENGUJIAN RANGKAIAN

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan baik, maka dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroler AT89S51 untuk metode on/off pada pengaturan motor DC.dalam metoda ini kita tinggal mengalirkan arus kepda kedua terminal motor DCdengan beda tegangan sesuai spesifikasi tegangan motor DC.. Programnya adalah sebagai berikut:

M1 BIT P1.0 ; Pin mikrokontroler ke driver motor terminal 1 M2 BIT P1.1 ; Pin mikrokontroler ke driver motor terminal 2 ;==============

START:

ACALL CW ; Misal ingin menggerakkan motor DC clockwise LOOP:

AJMP LOOP ; Tidak melakukan hal lain lagi

;============== CW:

SETB M1 CLR M2


(62)

RET CCW: CLR M1 SETB M2 RET OFF: CLR M1 CLR M2 RET

4.2 Pengujian Limit Switch

Pengujian limit switch bertujuan untuk mengetahui kondisi dari limit switch yang akan digunakan. Pengujian ini sangat penting karena limit switch mempunyai peranan yang sangat penting yang menyangkut pergerakan dari sistem secara keseluruhan. Pengujian limit switch ini juga dilakukan untuk mencegah pemasangan limit switch yang rusak pada sistem secara keseluran. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan-hubungan dari kaki-kaki limit switch

untuk menentukan penggunaan normally open (NO) dan normally close (NC) limit switch.

Pengujian limit switch ini dilakukan dengan menggunakan multimeter, dimana kutup positif multimeter dengan dihubungkan dengan salah satu pin limit switch dan kutup negatif multimeter ke pin limit switch lainnya. Adapun data yang diperoleh dalam pengujian ini adalah sebagai berikut.

Tabel.4.2 Hasil Pengujian Limit switch

No Hubungan Pin Limit switch Keadaan roller Tahanan keluaran (Ω) Keterangan 1

Pin 1 dengan pin 2 Ditekan - Normally

Close

2 Tidak ditekan 001,5

3

Pin 1 dengan pin 4 Ditekan 003,2 Normally

Open


(63)

Dari data di atas diperoleh bahwabahwa limit switch berfungsi dengan baik dan dapat digunakan pada sistem parkiran. Data di atas diperoleh dari hasil pengujian yang dilakukan seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4.2 di bawah.

Gambar 4.1 Pengujian Limit Switch

Bagian a pada gambar 4.2 diatas menunjukkan kondisi saat pengujian limit switch untuk keadaan Normally Close (NC) dimana bagian 1a menunjukkan saat

roller tidak ditekan dan 2a pada saat roller ditekan. Sedangkan untuk kondisi

Normally Open (NO) ditunjukkan oleh bagian b, dimana bagian 1b adalah konsisi pada saa ditekan dan 1b pada saat roller tidak ditekan.

4.3 Pengujian Rangkaian Driver Motor DC

Pada pengukuran motor DC tujuan dilakukannya pengujian adalah untuk


(64)

yang digunakan oleh motor tersebut. Dengan demikian setelah dilakukan pengukuran, maka didapat data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Pengambilan data pada IC L293D

NO. PIN TEGANGAN (VOLT)

1 1 1,4 VOLT

2 2 0 VOLT

3 3 1,2 VOLT

4 4 0 VOLT

5 5 0 VOLT

6 6 1,2 VOLT

7 7 0 VOLT

8 8 4,6 VOLT

9 9 4,6 VOLT

10 10 0,7 VOLT

11 11 1,1 VOLT

12 12 0 VOLT

13 13 0 VOLT

14 14 1,1 VOLT

15 15 0 VOLT


(65)

4.4 Dimensi Fisik dari Alat

• Panjang Rel Pintu gerbang = 36,3 cm

• Berat /massa pintu pagar = 914 gram

• Motor yang digunakan = DC Magnet Permanen


(66)

4.5 Diagram Alir (Flowchart)

START

Status= tutup

Baca input LDR

LDR = 0 ?

Baca limit 1 buka Baca limit tutup

Status = buka

Putar motor tutup

Status = tutup Motor stop Putar motor buka

Motor stop End Tidak Ya tidak ya ya Status tutup

Limit 1 = 0 ? ( buka)

Limit 2 = 0 ( tutup) tidak

tidak


(67)

BAB 5

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain:

a. Motor DC dapat digunakan sebagai pengendali sistem mekanika yang kompleks dan bersifat otomatis yang membutuhkan rangkaian driver sebagai sarana untuk mengendalikannya.

b. Memanfaatkan LDR sebagai pendeteksi sinyal yang masuk untuk proses membuka dan menutup pintu gerbang secara otomatis

c. LDR diletakkan ditempat yang sedemikian tertutup sehingga kesalahan dalam pembacaan dan pelaksanaan instruksi dapat diminimalisir.

d. Limit Switch diletakkan diantara kedua ujung rel gerbang sehingga apabila gerbang menyentuh limit ini maka motor akan menghentikan laju gerbang sehingga dapat dilaksanakan perintah buka atau tutup gerbang secara otomatis melalui sinar LCD Handphone yang masuk ke LDR.

e. Handphone pemanggil (User) digunakan oleh orang yang membuka gerbang dengan cara memanggil (calling) nomor dari Handphone penerima.dengan demikian tahanan LDR berubah bila terkena cahaya dari Ponsel penerima dan diteruskan ke mikrokontroler AT89S51.


(68)

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu:

a. Pada penggunaan LDR, sebaiknya penempatan sensor ini lebih akurat agar terhindar dari salah baca dan salah instruksi pada sistem alat.

b. Supaya rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, sehingga penggunaannya lebih efektif


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Budiharto, Widodo & Gamayel Rizal. 2007. Belajar Sendiri 12 Proyek Mikrokontroler Untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Budiharto, Widodo & Togu Jefri. 2007. 12 Proyek Sistem Akuisisi Data. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Setiawan, Sulhan. 2006. Mudah dan Menyenangkan Belajar Mikrokontroler. Yogyakarta: ANDI.

Sudjadi. 2005. Teori dan Aplikasi Mikrokontroler, Aplikasi pada Mikrokontroler AT89S51. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(1)

pengukuran, maka didapat data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Pengambilan data pada IC L293D

NO. PIN TEGANGAN (VOLT)

1 1 1,4 VOLT

2 2 0 VOLT

3 3 1,2 VOLT

4 4 0 VOLT

5 5 0 VOLT

6 6 1,2 VOLT

7 7 0 VOLT

8 8 4,6 VOLT

9 9 4,6 VOLT

10 10 0,7 VOLT

11 11 1,1 VOLT

12 12 0 VOLT

13 13 0 VOLT

14 14 1,1 VOLT

15 15 0 VOLT


(2)

4.4 Dimensi Fisik dari Alat

• Panjang Rel Pintu gerbang = 36,3 cm

• Berat /massa pintu pagar = 914 gram

• Motor yang digunakan = DC Magnet Permanen


(3)

START

Status= tutup

Baca input LDR

LDR = 0 ?

Baca limit 1 buka Baca limit tutup

Status = buka

Putar motor tutup

Status = tutup Motor stop Putar motor buka

Motor stop End Tidak Ya tidak ya ya Status tutup

Limit 1 = 0 ? ( buka)

Limit 2 = 0 ( tutup)

tidak

tidak


(4)

BAB 5

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain:

a. Motor DC dapat digunakan sebagai pengendali sistem mekanika yang kompleks dan bersifat otomatis yang membutuhkan rangkaian driver sebagai sarana untuk mengendalikannya.

b. Memanfaatkan LDR sebagai pendeteksi sinyal yang masuk untuk proses membuka dan menutup pintu gerbang secara otomatis

c. LDR diletakkan ditempat yang sedemikian tertutup sehingga kesalahan dalam pembacaan dan pelaksanaan instruksi dapat diminimalisir.

d. Limit Switch diletakkan diantara kedua ujung rel gerbang sehingga apabila gerbang menyentuh limit ini maka motor akan menghentikan laju gerbang sehingga dapat dilaksanakan perintah buka atau tutup gerbang secara otomatis melalui sinar LCD Handphone yang masuk ke LDR.

e. Handphone pemanggil (User) digunakan oleh orang yang membuka gerbang dengan cara memanggil (calling) nomor dari Handphone penerima.dengan demikian tahanan LDR berubah bila terkena cahaya dari Ponsel penerima dan diteruskan ke mikrokontroler AT89S51.


(5)

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu:

a. Pada penggunaan LDR, sebaiknya penempatan sensor ini lebih akurat agar terhindar dari salah baca dan salah instruksi pada sistem alat.

b. Supaya rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, sehingga penggunaannya lebih efektif


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Budiharto, Widodo & Gamayel Rizal. 2007. Belajar Sendiri 12 Proyek Mikrokontroler Untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Budiharto, Widodo & Togu Jefri. 2007. 12 Proyek Sistem Akuisisi Data. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Setiawan, Sulhan. 2006. Mudah dan Menyenangkan Belajar Mikrokontroler. Yogyakarta: ANDI.

Sudjadi. 2005. Teori dan Aplikasi Mikrokontroler, Aplikasi pada Mikrokontroler AT89S51. Yogyakarta: Graha Ilmu.