Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
1.4 Batasan Masalah
Pembahasan masalah dalam laporan proyek ini hanya mencakup masalah-masalah sebagai berikut:
1. Sistem pengamanan menggunakan mikrokontroler ATMega8535.
2. Sistem pengamanan ini menggunakan sensor fotodioda sebagi pendeteksi
infra merah dan LM35 sebagai sensor suhu. 3.
Bahasa pemrograman menggunakan BASCOM AVR. 4.
Pembahasan hanya sebatas pemrograman mikrokontroler dan perangkat keras sistem pengaman, interfacing untuk pemrograman dari komputer ke
mikrokontroler tidak dibahas.
Blok Diagram Sistem
DIAGRAM ALIR
Gambar 1.1 Blok Diagram Sistem
Sensor Pintu Sensor Suhu
Sensor Jendela
uC ATmega8535
RS 232 level converter
Sirene Personal
Computer
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
1.5 Diagram Rangkaian
Start Inisialisasi sistem
Cek sensor suhu dan pintu
Suhu ambang dan pintu jendela
terbuka Alarm
Kirim ke PC
Suhu ≤
ambang dan pintujendela terbuka
Suhu ambang dan pintujendela tertutup
Suhu ≤
ambang dan pintujendela tertutup
Alarm
Alarm Kirim ke PC
Kirim ke PC
Kirim ke PC tidak
tidak ya
ya
ya
ya tidak
Gambar 1.2 Diagram Rangkaian
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari sistem
pengaman dengan system informasi berbasis PC.
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam hal ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian
teori pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler Atmega8535 hardware dan software, bahasa program yang
dipergunakan, serta cara kerja dari sistem pengaman ini dan komponen pendukung.
BAB 3 RANCANGAN SISTEM
Analisa rangkaian dan sistem kerja, dalam bab ini dibahas tentang sistem kerja perblok diagram.
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN
Pembahasan rangkaian dan program yang dijalankan serta pengujian rangkaian.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari laporan proyek ini serta saran
apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja
yang sama.
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Perangkat Keras
2.1.1 Pengamanan Rumah Berbasis MC ATMega 8535 Dengan System Informasi Menggunaka PC
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hubungan dan sarana Pembina keluarga. Saat ini banyak orang yang ragu untuk
meninggalkan rumah dalam waktu yang cukup lama di karenakan situasi yang tidak aman. Tapi di zaman teknologi saat ini banyak orang menciptakan berbagai
macam tegnologi guna untuk mempermudah manusia dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu teknologi yang berkembang ialah teknologi dibidang
pengamanan, teknologi ini berkembang pesat dari yang sederhana berupa alaram yang menandakan bahwasanya ada seseorang yang melewati suatu ruangan
terlarang sehingga sebuah system keamanan yang terintegrasi menggunakan kamera CCTV, sensor suhu tubuh, inframerah, dan menggunakan system
informasi menggunakan monitor, serene dan dapat pula dipantau jarak jauh dengan menggunakan jaringan internet. Sering kita mendengar kata – kata alaram
yang biasa dipakai sebagai fungsi peringatan, baik sebagai tanda peringatan waktu sampai dengan peringatan tanda bahaya seperti : peringatan kebakaran, gempa dan
lainnya. Pada umumnya alarm hanya akan menakuti pencuri atau memberi tanda pada penghuni untuk siap – siap atau tetangga bahwa kejahatan sedang terjadi.
Jadi yang dimaksud dengan alarm anti pencuri ini adalah sebuah system yang dapat membantu untuk memberikan peringatan yang berupa suara dan indicator
apa bila terjadi sesuatu diluar kebiasaan, contohnya jika ada yang membuka secara paksa pada pintu atau jendela, sehingga pada saat bersamaan alaram
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
berbunyi dan indicator menyala dengan begitu akan menggundang perhatian orang – orang yang ada disekitar lokasi, dan sudah pasti orang yang berniat untuk
mencuri akan pergi. Alarm dibuat agar dapat membantu kita dalam menjaga atau mengamankan rumah yang kita tinggalkan dalam waktu yang cukup lama. Alarm
juga system yang merupakan indicator suara yang sensitive alarm biasanya diletakan pada pintu rumah, alarm menggunakan energi listrik namun tidak
banyak mengunakan energi listrik. Energi listrik sebagai sumber energinya, karena hampir semua komponen pendukung pada alaram anti pencuri ini
menggunakan system elektronik yang membutuhkan sumber listrik yang setabil, sehingga system untuk pengaturan powerlistrik sangat dibutuhkan dalam
penerapan system alaram anti pencuri. Namun alarm ini juga dapat menggunakan energi batre, batre sebagai cadangan yang dimaksud di sini yaitu merupakan
pasokan listrik cadangan yang siap dipakai apa bila terjuadi gangguan pada pasokan listrik utama, baik yang di timbulkan oleh padamnya pasokan listrik
maupun rusaknya salah satu komponen pasokan listrik utama, sehingga system alaram anti pencuri masih tetap dapat bekerja walaupun pasokan listrik utama dari
PLN padam. Batre ini bekerja secara otomatis, sehingga apabila terjadi gangguan pada pasokan listrik utama maka secara otomatis system pengamanan anti pencuri
di backup oleh batre ini, dengan begitu system alaram anti pencuri masih tetap dapat bekerja. Cara kerja alat ini yaitu disetiap celah akses masuk atau keluar dan
juga bagian – bagian yang ada kemungkinan dibobol oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti pada pintu dan jendela yang sudah terpasang sensor,
sehingga apa bila ada seseorang yang membuka salah satu dari celah masuk tersebut tanpa mempunyai akses masuk atau memindahkan switch ke posisi
silence, maka sensor yang terpasang tersebut akan memberikan sinyal ke microcontroller mengeluarkan out put yang sudah terhubung dengan buzzer dan
lampu indicator, sehingga buzzer berbunyi dan lampu indicator menyala.
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
2.1.2 MicroController ATMega 8535
MicroController adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor dan memori program ROM Read Only Memory serta memori serbaguna RAM
Random Access Memory,bahkan ada beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PLL, EEPROM dalam satu kemasan. Penggunaan
MicroController dalam bidang kontrol sangat luas dan populer. Ada beberapa vendor yang membuat MicroController diantaranya Intel,
Microchip, Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain - lain. Dari beberapa vendor tersebut, yang paling populer digunakan adalah mikrokontroler buatan
Atmel. MicroController AVR Alf and Vegard’s Risc prosesor memiliki arsitektur. RISC 8 bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit 16-
bits word dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 satu siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja
itu terjadi karena kedua jenis MicroController tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC Reduced Instruction Set Computing,
sedangkan seri MCS 51 berteknologi CISC Complex Instruction Set Computing. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny,
keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing – masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya.
Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu
ATMega 8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega 8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap.Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu AT Tiny, AVR
klasik, AT Mega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan IO yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM dan lain sebagainya. Salah satu contohnya
adalah AT Mega 8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega 8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS
51.Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega 8535
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
sebagaimikrokontroler yang powerfull. Adapun blok diagramnya adalah sebagai berikut.
Gambar2.1 Blok Diagram ATMega 8535 www.atmel.com
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut:
1. ADC 10 bit sebanyak8 saluran.
2. Tiga buah TimerCounter dengan kemampuan pembandingan.
3. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
4. Watchdog Timer dengan osilator internal.
5. SRAM Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Potr A, Port B, Port
C,dan Port D. 6.
sebesar 512 byte.
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
7. Memory flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antar muka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat di program saat operasi.
11. Antarmuka Komperator Analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial fitur ATMega 8535
Kapabilitas detail dari ATMega 8535 adalah sebagai berikut:
1. System mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHZ. 2.
Kapasitas memory flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM Electrically Erasable Prrogammable Read Only Memory sebesar 512
byte. 3.
ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel. 4.
Portal komunikasi serial USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 5.
Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
2.1.3 Konfigurasi Pin ATMega 8535:
Konfigurasi pin ATMega 8535 bisa dilihat pada gambar 2 dibawah ini .Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega 8535
sebagai berikut: 1.
VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya. 2.
GND merupakan pin ground. 3.
Port A PA0…PA7 merupakan pin IO dua arah dan pin mmasukan ADC. 4.
Port BPB0…PB7 merupakan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer Counter, Komperator analog,dan SPI.
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
5. Port CPC0…PC7 merupakan pin IO dua arah dan pin khusus yaitu TWI,
Komperator Analog dan Timer Oscillator. 6.
Port D PD0…PD7 merupakan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komperator analog, intrupsi eksternal, dan komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset microcontroller.
8. XTL1 Dan XTAL2 merupakan pin masukan clock ekstenal.
9. AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
Gambar 2.2 Pin ATMega 8535
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
Berikut adalah penjelasan fungsi tiap kaki.
1. PORT A
Merupakan 8-bit directional port IO. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer Port A dapat
memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A DDRA harus disetting terlebih dahulu
sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.
Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi AD coverter.
2. PORT B Merupakan 8 bit directional port IO. setiap pinnya dapat menyediakan
internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer Port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung.
Data Direction Register port B DDRB harus disetting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-
pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk fungsi\fungsi alternatif khusus seperti
yang terlihat pada tabel berikut .
Tabel 2.1. Konfigurasi Pin Port B ATMega 8535
PORT PIN FUNGSI KHUSUS
PB0 T0 = timer counter 0 external counterinput
PB1 T1 = timercounter 0 external counter input
PB2 AINO = analog comparator positive input
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
PB3 AINI =analog comparator negative input
PB4 SS = SPI slave select input
PB5 MOSI = SPI bus master outputslave input
PB6 MISO = SPI bus master inputslave output
PB7 SCK = SPI bus serial clock
3. PORT C Merupakan 8-bit directional port IO. Setiap pinnya dapat menyediakan
internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer Port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung.
Data Direction Register port C DDRC harus disetting terlebih dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-
pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, DUA pin port C PC6 dan PC7 juga memiliki fungsi alternatif
sebagai oscilator untuk timercounter 2.
4. PORT D
Merupakan 8-bit directional port IO. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer Port D dapat
memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D DDRD harus disetting terlebih dahulu
sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.
Selain itu, pin-pin port D juga memiliki untuk fungsi\fungsi alternatif khusus.
5. RESET
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka system akan di-reset.
6. XTAL1 XTAL1 adalah masukan ke inverting oscilator amplifier dan input ke internal
clock operating circuit.
7. XTAL2 XTAL2 adalah output dari inverting oscilator amplifier.
8. Avcc Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi AD Converter. Kaki ini harus
secara eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.
9. AREF AREF adalah kaki masukan referensi bagi AD Converter. Untuk operasional
ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus diberikan ka kaki ini.
10. AGND AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND,
kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah.
2.1.4 Peta Memori
AVR ATMega8535 memilii ruang pengalamatan memori data dan memori program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 buah
register umum, 64 buah register IO, dan 512 byte SRAM Interanal.
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
Register keperluan umum menempati space data pada alamt terbawah, yaitu 00 sampai 1F. Sementara itu, register khusus untuk menangani IO dan
control terhadapmikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari 20 hingga 5F. Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan
mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroller, seperti contoh register, timercounter, fungsi-fungsi IO, dan sebagainya. Register khusus alamat
memori secara lengkap dapat dilihat tabel ini. Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada lokasi 60 sampai dengan 25F.
Konfigurasi memori data ditunjukkan pada gambar dibawah ini .
Gambar 2.3 Konfigurasi Memori Data AVR ATMega 8535
Memori program yang terletak dalam flash PEROM tersususn dalam word atau 2 byte karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau 32-bit, AVR
ATMega8535 memiliki KByte 12-bit program Counter PC sehingga mampu mengalamati isi flash. Selain itu AVR ATMega8535 juga memiliki memori data
berupa EEPROM 8-bit sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari 000 sampai 1FF. Dibawah ini adalah gambar memori program AVR ATMega8535.
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
2.1.5 Status Register SREG
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan, ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan
bagian dari inti CPU mikrokontroler.
Gambar 2.4 Status Register ATMega 8535
1. Bit 7-I: Global Interrupt Enable
Bit harus diset untuk meng-enable interupsi. Setelah itu, dapat kita aktifkan interupsi mana yang akan digunakan dengan cara meng-
enable bit kontrol register yang bersangkutan secara individu. Bit akan di-clear apabila terjadi suatu interupsi yang dipicu oleh hardware, dan
bit tidak akan mengizinkan terjadinya interupsi, serta akan diset kembali oleh instruksi RETI.
2. Bit 6-T:Bit Copy Storage
Instruksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat
disalin ke bit T menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit-T
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
dapat disalin kembali ke suatu bit dalam register GPR menggunakan instruksi BLD.
3. Bit 5-H: Half Carry Flag.
4. Bit 4-S: Sign Bit
Bit-S merupakan hasil operasi EOR antara flag-N negative dan flag V komplemen dua overflow.
5. Bit 3-V: Two’s Complement Overflow Flag
Bit berguna untuk mendukung operasi aritmatika.
6. Bit 2-N: Negative Flag
Apabila suatu operasi menghasilkan bilangan negatif, maka flag-N akan diset.
7. Bit 1-Z: Zero Flag
Bit akan diset bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol.
8. Bit 0-C: Carry Flag
Apabila suatu operasi menghasilkan carry, maka bit akan diset.
Port IO pada mikrokontroller ATmega8535 dapat difungsikan sebagai input dan juga sebagai output dengan keluaran high atau low.Untuk mengatur
fungsi port IO sebagai input ataupun output, perlu dilakukan setting pada DDR dan port. Logika port IO dapat diubah-ubah dalam program secara byte atau
hanya bit tertentu. Mengubah sebuah keluaran bit IO dapat dilakukan menggunakan perintah cbi clear bit IOuntuk menghasilkan output low atau
perintah sbi set bit IOuntuk menghasilkan output high. Pengubahan secara byte dilakukan dengan perintah in atau out yang menggunakan register bantu.
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
Data yang dipakai dalam mikrokontroller ATmega8535 dipresentasikan dalam sistem bilangan biner, desimal, dan bilangan heksadesimal. Data yang
terdapat di mikrokontroller dapat diolah dengan berbagai operasi aritmatik penjumlahan, pengurangan, dan perkalianmaupun operasi nalar AND, OR, dan
EOR eksklusif OR.
AVR ATmega8535 memiliki tiga buah timer, yaitu: 1. Timercounter 0 8 bit
2. Timer counter 1 16 bit 3. Timercounter 2 8 bit
Karena ATmega8535 memiliki 8 saluran ADC maka untuk keperluan konversi sinyal analog menjadi data digital yang berasal dari sensor dapat
langsung dilakukan prosesor utama. Beberapa karakteristik ADC internal ATmega8535 adalah
1. Mudah dalam pengoperasian. 2. Resolusi 10 bit.
3. Memiliki 8 masukan analog. 4. Konversi pada saat CPU sleep.
5. Interrupt waktu konversi selesai.
2.2 Sensor Suhu LM35
Sensor LM35 memiliki tegangan kerja 5 Volt namun outputnya hanya antara 0,01V sampai 1,00V mengingat LM35 yang digunakan adalah dari seri DZ
sehingga range pengukuran hanya berkisar antara 0-100C dengan perubahan sebesar 10mV per 1C. Dengan ketelitian yang dimiliki maka sensor tersebut dapat
Wahyu Nurdila Riantiningsih : Pengamanan Rumah Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Dengan Sistem Informasi Dengan Menggunakan PC, 2009.
diterapkan langsung dengan MicroController ATMega8535 yang memiliki ADC internal 10 bit.
Gambar 2.5 Koneksi LM35
Pada gambar diatas output dari LM35 dapat langsung dikoneksikan ke ADC internal MicroController ATMega 8535.
2.3 Perangkat Lunak