Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara intensif,
yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis data memerlukanusaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran
dari peneliti. Peneliti memilah tuturan dengan menggunakan teori bentuk kata sapaan yang dihubungkan dengan tingkat tutur yang digunakan. Dalam
menganalisis dan mendeskripsikan tuturan, konteks memiliki peran yang penting dalam menentukan klasifikasi tuturan.
3.3 Penyajian Hasil Analisis Data
Penyajian hasil analisis data adalah cara peneliti menuangkan gambaran yang jelas kepada pembaca tentang hasil penelitian dalam wujud laporan tertulis
yang telah dihasilkan dari kerja analisis Sudaryanto, 1993:7-8. Metode penyajian hasil analisis data ada dua macam, yaitu formal dan informal. Metode
formal adalah perumusan analisis dengan lambang-lambang atau tanda-tanda, sedangkan metode informal adalah perumusan analisis dengan kata-kata biasa
Sudaryanto, 1993:145. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode formal dan informal. Metode formal digunakan untuk
mendeskripsikan lambang-lambang sebagai transkripsi tuturan, seperti lambang “[...]” yaitu kurung siku sebagai tanda transkripsi fonetis. Metode informal yaitu
perumusan dengan kata-kata biasa untuk mempermudah penulis dalam menganalisis data, dilanjutkan dengan pemaparan secara deskriptif bentuk kata
sapaan bahasa Jawa Banyumasan.
3.4 Informan
Arikunto 2010:188 menyatakan bahwa informan adalah orang yang memberikan informasi, orang yang menjadi sumber data dalam penelitian atau
penyelidikan bahasa nara sumber. Dalam penelitian ini ditetapkan bahwa informan yang dipilih sebagai nara sumber harus memiliki persyaratan sebagai
berikut, yaitu: 1 penutur asli bahasa Jawa Banyumasan di Kabupaten Cilacap; 2 sehat jasmani dan rohani; dan 3 tidak cacat wicara. Kriteria ini ditetapkan agar
data yang diberikan oleh para informan mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Informan menjadi sumber data dalam penelitian ini.
Untuk mengubah informasi menjadi data, maka dilakukan tahap wawancara. Menurut Estrberg dalam Sugiyono 2012:316 wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Menurut
Sugiyono 2012:36 wawancara merupakan pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari informan yang lebih mendalam. Berdasarkan definisi di atas, wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan melalui
komunikasi langsung antara peneliti dan informan untuk mengetahui hal-hal awal mengenai masalah maupun hal-hal yang lebih mendalam.
3.5 Data