Definisi Operasional METODE PENELITIAN

Kontribusi komoditas ubi kayu terhadap PDRB subsektor tanaman pangan di Kabupaten Pacitan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: P 2 :Kontribusi komoditas ubi kayu terhadap PDRB sub sektor tanaman pangan Kabupaten Pacitan X 2 : PDRB komoditas ubi kayu Kabupaten Pacitan Rp Y 2 : PDRB sub sektor tanaman pangan Kabupaten Pacitan atas dasar harga kostan tahun 2000 Rp Tanaman pangan yang diusahakan di Kabupaten Pacitan terdiri dari 7 komoditas. Oleh karena itu, rata-rata kontribusi komoditas tanaman pangan perlu dibagi dengan 7 komoditas tanaman pangan. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Rata-rata kontribusi komoditas penyusun sub sektor tanaman pangan = 100 7 = 14,29 Berdasarkan perhitungan tersebut, kriteria yang digunakan dalam menentukan tinggi atau rendahnya presentase kontribusi komoditas ubi kayu terhadap PDRB subsektor tanaman pangan Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:  Jika P 2 14,29 maka kontribusi komoditas ubi kayu terhadap PDRB subsektor tanaman pangan Kabupaten Pacitan adalah tinggi  Jika P 2 14,29 maka kontribusi komoditas ubi kayu terhadap PDRB subsektor tanaman pangan Kabupaten Pacitan adalah rendah.

3.5 Definisi Operasional

1. Wilayah penelitian adalah kecamatan-kecamatan penghasil komoditas ubi kayu di Kabupaten Pacitan, yaitu Kecamatan; Donorojo, Punung, Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Nawangan, Bandar, Tegalombo, Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro. 2. Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Januari 2015 3. Komoditas ubi kayu adalah varietas bi kayu yang tumbuh dan berkembang di lahan kering, yaitu di Kabupaten Pacitan yang digunakan baik sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri. 4. Produksi adalah total produksi hasil usahatani komoditas ubi kayu dalam bentuk segar yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Pacitan dalam kurun waktu tahun 2008-2013, yang dinyatakan dalan satuan ton. 5. Location Quotient LQ adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui kecamatan basis produksi komoditas ubi kayu di Kabupaten Pacitan selama kurun waktu tahun 2008-2013. 6. Kecamatan basis adalah kecamatan yang memproduksi ubi kayu di Kabupaten Pacitan dimana hasil produksinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam kecamatannya sendiri dan cenderung untuk diekspor ke luar kecamatan tersebut. 7. Kecamatan non basis adalah kecamatan yang memproduksi ubi kayu di Kabupaten Pacitan dimana hasil produksinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam kecamatannya sendiri saja. 8. Koefisien lokalisasi digunakan untuk mengukur penyebaran relatif kegiatan pertanian komoditas ubi kayu di Kabupaten Pacitan. 9. Koefisien spesialisasi digunakan untuk mengetahui spesialisasi Kabupaten Pacitan terhadap kegiatan pertanian komoditas ubi kayu. 10. PDRB adalah total nilai tambah Rp yang dihasilkan oleh sembilan sektor yang ada di Kabupaten Pacitan, yaitu sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas, dan air bersih; bangunan; perdagangan; hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa. 11. PDRB komoditas ubi kayu adalah penerimaan atau hasil perkalian harga jual komoditas ubi kayu RpKg dalam bentuk segar di tingkat petani dengan jumlah produksi komoditas ubi kayu di Kabupaten Pacitan. 12. PDRB sub sektor tanaman pangan adalah nilai jumlah produk yang dihasilkan sub sektor tanaman pangan di Kabupaten Pacitan dalam kurun waktu satu tahun berdasarkan harga konstan tahun 2000. 13. PDRB sektor pertanian adalah nilai jumlah produk yang dihasilkan sektor pertanian di Kabupaten Pacitan dalam kurun waktu satu tahun berdasarkan harga konstan tahun 2000. 14. Kontribusi komoditas ubi kayu adalah besarnya sumbangan komoditas ubi kayu terhadap PDRB sub sektor tanaman pangan dan sektor pertanian Kabupaten Pacitan dalam kurun waktu tahun 2008 – 2013.

BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN