Load Balance Dan Pembagian Bandwidth Pada Jaringan Local Area Network

(1)

LOAD BALANCE DAN PEMBAGIAN BANDWIDTH

PADA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK

TUGAS AKHIR

TRI SUMANTRI

082406081

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

LOAD BALANCE DAN PEMBAGIAN BANDWIDTH PADA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya TRI SUMANTRI

082406081

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(3)

PERSETUJUAN

Judul : LOAD BALANCE DAN PEMBAGIAN

BANDWIDTH PADA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : TRI SUMANTRI

Nomor Induk Mahasiswa : 082406081

Program Studi : DIPLOMA (D3) TEKNIK INFORMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing 1

Prof. Drs. Tulus, Vordipl.Math., M.Si., Ph.D. Drs. Bambang Irawan, M.Sc. NIP. 196209011988031002 NIP. 194704211976031001


(4)

PERNYATAAN

LOAD BALANCE DAN PEMBAGIAN BANWITH PADA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa ktipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya

Medan,

TRI SUMANTRI 082406081


(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya kertas kajian ini berhasil di selesaikan dalam waktu yang di tetapkan.

Ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada Drs. Bambang Irawan, M.Sc. selaku pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada Penulis untuk menyempurnakan kajian ini. Panduan ringkas dan padat dan professional telah diberikan kepada Penulis agar Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih juga ditujukkan kepada Ketua Departemen Prof. Drs. Tulus, Vordipl.Math., M.Si., Ph.D.Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matekatika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Depertemen Matematika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU, dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya, tidak terlupakan kepada bapak, ibu dan semua ahli keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalas-Nya.


(6)

ABSTRAK

Pembahasan ini menjelaskan pembangun sebuah jaringan local area network yang menggunakan dua akses ISP (internet services provider). Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan PC Mikrotik Router sehingga akses dengan dua ISP yang masuk ke jaringan local menjadi lebih stabil dan juga diterapkan pengaturan

bandwidth pada jaringan ini sehingga setiap user mendapat bandwidth yang sama besar.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ... ii

Pernyataan ... iii

Penghargaan ... iv

Abstrak ... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ... viii

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Kontribusi Penelitian ... 2

1.5 Tujuan Penelitian ... 3

1.6 Kajian Pustaka ... 3

1.7 Metodologi Penelitian ... 4

1.8 Sistematika Penulisan ... 5

Bab 2 Landasan Teori 2.1 Router ... 6

2.2 Mengenal Switch ... 6

2.2.1 Non Manageable Switch ... 7

2.2.2 Manageable Switch... 8

2.3 Pengertian Sistem Operasi ... 8

2.4 Pengertian Jaringan Komputer ... 9

2.5 Klasifikasi Jaringan Komputer ... 9

2.6 Gateway ... 11

2.7 Pengertian Mikrotik... 12

2.8 Sejarah Mikrotik ... 14

2.9 Jenis-Jenis Mikrotik ... 14

2.10 Fungsi Mikrotik ... 14

1.11 TCP/IP Protocol ... 15

Bab 3 Perancangan Sistem 3.1 Perancangan Instalasi Mikrotik... 16

3.2 Instalasi Mikrotik Menggunakan CD-ROM ... 16

3.3 Paket Instalasi Mikrotik ... 16

3.3.1 Paket Point to Point Protocol ... 19

3.3.2 Paket Dinamic Host Configuration Protocol ... 20

3.3.3 Paket Advanced-Tools ... 20

3.3.4 Paket Arlan ... 21

3.3.5 Paket Global Position System ... 21

3.3.6 Paket Hotspot ... 21


(8)

3.3.8 Paket LCD ... 22

3.3.9 Paket Network Time Protocol ... 22

3.3.10 Paket Radio LAN ... 23

3.3.11 Paket Routerboard ... 23

3.3.12 Paket Routing ... 23

3.3.13 Paket Security ... 23

3.3.14 Paket Sychonous ... 24

3.3.15 Paket Telephony ... 24

3.3.16 Paket UPS ... 25

3.3.17 Paket Web Proxy ... 26

3.3.18 Paket Wireless dan Wireless-legacy ... 26

3.4 Mengakses Mikrotik Router OS Menggunakan Winbox ... 26

3.4.1 Winbox Console ... 26

Bab 4 Implementasi Sistem 4.1 Seting Dasar Mikrotik ... 29

4.2 Seting Load Balance Mikrotik Dengan Menggunakan Winbox ... 30

4.3 Seting Bandwidth Dengan Menggunakan Winbox ... 34

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 36

5.2 Saran ... 36 Daftar Pustaka


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Switch ... 7

Gambar 2.2 Skema Jaringan LAN... 10

Gambar 2.3 Skema Jaringan MAN ... 10

Gambar 2.4 Skema Jaringan WAN ... 11

Gambar 3.1 Pilihan Paket Installasi Mikrotik ... 17

Gambar 3.2 Tampilan Mikrotik Menggunakan Web Browser ... 27

Gambar 3.3 Tampilan Download Winbox ... 28

Gambar 3.4 Tampilan Save to Winbox ... 28

Gambar 4.1 Tampilan IP Address di Mikrotik Router ... 29

Gambar 4.2 Tampilan Interface di Mikrotik Router ... 30

Gambar 4.3 Topologi Load Balance... 30

Gambar 4.4 Tampilan Kolong IP di Winbox ... 31

Gambar 4.5 TampilanRoutes ... 31

Gambar 4.6 Tampilan Hasil Seting Routes ... 32

Gambar 4.7 Hasil Tampilan Seting NAT ... 32

Gambar 4.8 Hasil Tampilan Mangle di Wibox ... 33

Gambar 4.9 Tampilan dari Rule Mangle ... 34

Gambar 4.10 Tampilan Mangle dari Server ke Komputer 1 ... 35


(10)

ABSTRAK

Pembahasan ini menjelaskan pembangun sebuah jaringan local area network yang menggunakan dua akses ISP (internet services provider). Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan PC Mikrotik Router sehingga akses dengan dua ISP yang masuk ke jaringan local menjadi lebih stabil dan juga diterapkan pengaturan

bandwidth pada jaringan ini sehingga setiap user mendapat bandwidth yang sama besar.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Komputer merupakan salah satu bentuk teknologi yang selalu mengalami perkembangan dalan hitungan hari saja. Bukan hanya perusahaan-perusahaan saja yang merasakan perkembangannya, melainkan masyarakat luas sudah dapat memanfaatkan teknologi ini. Hal ini disebabkan karena pentingnya informasi dan kebutuhan sarana dalam mengakses informasi dengan cepat.

Untuk mendapatkan informasi, komputer dan teknologi merupakan alat yang sangat tepat untuk digunakan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan informasi. Hal tersebut mendorong terbentuknya jaringan komputer agar banyak masyarakat yang dapat mengakses informasi yang dibutuhkan. Kemudian jaringan komputer ini berkembang menjadi jaringan yang sangat kompleks dan sangat besar, tersebar di seluruh lapisan dunia. Jaringan yang kompleks nilah yang dikenal dengan

Interconnected Network atau lebih akrab disebut dengan internet.

Banyak komponen yang jaringan yang tersedia untuk membuat beberapa komputer saling terhubung. Salah satu contoh komponen jaringannya adalah dengan menggunakan mikrotik sendiri kependekan dari mikrotilis yang artinya network kecil dalam bahasa Latvia. Penggunaan mikrotik sebagai salah satu komponen jaringan yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan komponen-komponen jaringan lainnya. Mikrotik merupakan sebuah router yang memiliki fungsi dasar yaitu sebagai penghubung antar network yang berbeda dan sebuah instalasi mikrotik dapat juga digunakan sebagai gateway, bridging, hotspot dan vlan.

Dalam pencaharian informasi memerlukan jaringan yang terhubung secara publik yaitu berupa internet. Perusahaan yang menyediakan fasilitas data internet memiliki kapasitas kecepatan banwith yang diberikan kepada pengguna komputer. Hal


(12)

ini menyebabkan bandwith yang tidak merata akan diterima oleh komputer pengguna karena tidak adanya pengaturan bandwith dari router yang terhubung dengan internet.

Oleh karena itu, Penulis tertarik membangun sebuah jaringan local area network dengan 2 (dua) gateway yang berbeda dan mengatur pembagian bandwith

yang tidak merata. Sehingga Penulis mengajukan judul tugas akhir “Load Balance dan Pembagian Banwith Pada Jaringan Local Area Network.

1.2Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas di sini adalah bagaimana menggabungkan 2 (dua) gateway

yang berbeda kemudian mengatur bandwith dengan menggunakan Mikrotik router pada jaringan local area network.

1.3Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang melebar, Penulis membahas load balance serta pembagian bandwith pada jaringan local area network dengan Mikrotik Router OS. Karena sebagai perangkat lunak router, cukup banyak fungsi yang dapat dilakukan dengan Mikrotik, mulai dari quality of service (pengaturan bandwith), firewall, hotspot gateway, web proxy, dns cache, hingga penggunaan Virtual Private Network

(VPT). Fasilitas pemantau seberti watchdog dan netmatch juga tersedia.

1.4Kontribusi Penelitian

Penilitian ini ditunjukkan kepada pengguna komputer yang terhubung dalam jaringan

local area network yang menggunakan fasilitas internet agar tetap bisa mengakses informasi dari internet atau saling bertukar data di dalam 1 (satu) jaringan local area network walaupun menggunakan 2 (dua) gateway.


(13)

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan Penulis membuat penelitian ini untuk mendapatkan kapasitas bandwith

tersebut ke pengguna komputer agar tidak terjadi masalah koneksi yang sering mengalami gangguan karena tidak meratanya bandwith.

1.6Kajian Pustaka

Dalam Penyusunan Tugas Akhir ini Penulis memanfaatkan buku-buku yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan teori-teori pemecahan masalah atau dasar pemikiran untuk menjelaskan masalah yang akan dibahas.

(Moch. Linto Herlambang dan Aziz Catur L, 2008) dalam bukunya “PANDUAN LENGKAP MENGUASAI ROUTER MASA DEPAN MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER OS”, Mikrotik routerOS-TM, merupakan sistem operasi yang diperuntukkan sebagai network router. Load balance pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan

thoughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.

(Ahmad Yani, 2009) dalam bukunya “Panduan Menjadi Teknisi Jaringan”, Mikrotik RouterOS hadir dalam berbagai level. Tiap level memiliki kemampuannya masing-masing, mulai dari level 3, hingga level 6. Secara singkat, level 3 digunakan untuk router berinterface ethernet, level 4 untuk wireless client atau serial interface, level 5 untuk wireless AP, dan level 6 tidak mempunyai limitasi apapun. Untuk aplikasi hotspot, bisa digunakan level 4 (200 pengguna), level 5 (500 pengguna) dan level 6 (tidak terbatas).


(14)

1.7Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini Penulis menerapkan beberapa metode penelitian dalam pengumpulan data yang dibutuhkan agar penyusun Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Adapun metode penelitian yang dilakukan Penulis adalah sebagai berikut:

1. Studi Lapangan

Merupakan metode yang dilakukan oleh Penulisan secara langsung ke lapangan yang merupakan sumber data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan.

2. Studi Literatur

Merupakan metode yang dilakukan Penulis dengan mengunjungi dan mempelajari Website atau situs-situs internet yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan Penulis.

3. Perancangan

Pada tahap ini Penulis melakukan perancangan pembangunan jaringan dengan jaringan local area network dan 2 (dua) gateway ISP (internet service provider).

4. Proses Uji Coba dan Perbaikan

Proses uji coba akan dilakukan setelah semua persiapan selesai yaitu berupa

hardware maupun software atau sistem operasi Mikrotik. Ketika terdapat kekurangan dan kesalahan pada saat uji coba dilaksanakan dan Penulis akan melakukan perbaikan pada perancangan agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.


(15)

1.8Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang judul, latar belakang, rumusan, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang pengertian-pengertian yang berhubungan dengan Mikrotik Router OS.

BAB 3 : PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan serta penggunaan Mikrotik Router OS

BAB 4 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang implementasi dan pengujian dalam membangun Teknik Load Balance dan Membagi Bandwith menggunakan Mikrotik Router OS.

BAB 5 : KESEMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan kesimpulan dari penulisan tugas akhir tentang Mikrotik Router OS.


(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Router

Router adalah peralatan yang bekerja pada kayer 3 Open System Interconnection

(OSI) dan sering digunakan untuk menyambungkan jaringan luas Wide Area Network

(WAN) atau untuk melakukan segmentasi layer 3 di LAN. WAN seperti halnya LAN juga beroperasi di layer 1, 2 dan 3 OSI sehingga router yang digunakan untuk menyambungkan LAN dan WAN harus mampu mendukung.

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara ke duanya. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain. Proses Routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address

dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan.

Menghubungkan komputer dengan komputer lain dapat dilakukan dengan cara langsung menghubungkan kabel jaringan ataupun dengan peralatan tambahan. Untuk menyambungkan beberapa komputer di dalam satu ruangan sudah pasti memerlukan peralatan penyambung seperti hub atau switch.

2.2. Mengenal Switch

Switch adalah perangkat yang menghubungkan segmen jaringan. Sebetulnya switch memang merupakan pengembangan lanjutan dari ‘bridge’. Zaman dulu, orang menggunakan bridge untuk menghubungkan segmen jaringan dengan topologi yang


(17)

berbeda-beda atau sama. Hanya saja, di saat sekarang network switch digunakan untuk menghubungkan komputer satu dengan yang lainnya.

Gambar 2.1 Switch

Tentu saja switch bisa digunakan juga untuk menghubungkan switch satu dengan switch lainnya, untuk memperbanyak jumlah port, atau memperluas jangkauan dari jaringan (misalkan ada satu gedung dengan gedung yang lainnya). Bahkan apabila kita melihat ke berbagai vendor network equipment, berbagai switch dipecah ke level berbeda seperti core, aggregation dan access. Pemisahan berbagai level ini dikarenakan setiap level dimaksudkan untuk fungsi yang berbeda. Switch yang beredar di pasaran terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu:

2.2.1. Non Manageable Switch

Adalah switch yang tidak dapat di manage, switch tersebut sudah siap pakai, hanya dipasang dan switch sudah bisa digunakan tanpa perlu diseting.


(18)

2.2.2. Manageable Switch

Adalah switch yang bisa diatur untuk kebutuhan jaringan tertentu, ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara manageable switch dengan non manageable switch.

Perbedaan tersebut domain bisa dilihat dari kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh switchmanageable itu sendiri, kelebihan switch manageable adalah:

1. Mendukung penyempitan broadcast jaringan dengan VLAN. 2. Pengaturan akses pengguna dengan access list.

3. Membuat keamanan network lebih terjamin.

4. Bisa melakukan pengaturan trafik maintenance network karena dapat diakses tanpa harus berada di dekat switch.

2.3. Pengertian Sistem Operasi

Sistem operasi adalah sekumpulan rutin perangkat lunak yang berada di antara program aplikasi dan perangkat keras. Sistem operasi memiliki tugas yaitu mengelola seluruh sumber daya sistem komputer dan sebagai penyedia layanan. Sistem operasi menyediakan call system berupa fungsi-fungsi atau application programming interface (API). System call ini memberikan abstraksi tingkat tinggi mesing untuk pemrograman.

Call system berfungsi menghindarkan kompleksitas pemrograman dengan memberi sekumpulan instruksi yang lebih mudah dan nyaman, sistem operasi juga sebagai basis untuk program lain dimana program aplikasi dijalankan diatas sistem operasi, program-program itu memanfaatkan sumber daya sistem komputer dengan cara meminta layanan sistem operasi megendalkan sumber daya untuk aplikasi sehingga penggunaan sumber daya sistem komputer dapat dilakukan secara benar dan efisien.


(19)

2.4. Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer otonom yang saling dihubungkan satu sama lainnya, menggunakan suatu media protocol komunikasi tertentu, sehingga dapat saling berbagi data dan informasi. Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih efisien antar pemakai (mail dan

teleconference). Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protocol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras seperti printer, scanner, CD-Drive maupun harddisk serta memungkinkan komunikasi secara elektronik. Sedangkan pada aplikasi home user, memungkinkan komunikasi antar pengguna lebih efisien (chat), interaktif entertainment lebih multimedia (games, video dan lain-lain)

2.5. Klasifikasi Jaringan Komputer

Berdasarkan skalanya jaringan komputer dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Local Area Network (LAN)

2. Metropolitan Area Network (MAN) 3. Wide Area Network (WAN)

1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network atau yang biasa disingkat LAN adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil seperti jaringan komputer kampus, laboratorium, gedung, kantor, sekolah dan juga ruangan yang berukuran kecil.


(20)

Gambar 2.2 Skema Jaringan LAN

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Sebuah MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh yaitu: jaringan Bank dimana beberapa kantor cabang sebuah Bank di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya. Misalnya, Bank BNI yang ada di seluruh wilayah Ujung Pandang atau Surabaya.


(21)

3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Networks (WAN) adalah jaringan yang lingkupnya biasanya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada di Negara-negara lain. Menggunakan sarana WAN, Sebuah Bank yang ada di Bandung bisa menghubungi kantor cabangnya yang ada di Hongkong, hanya dalam beberapa menit. Biasanya WAN agak rumit dan sangat kompleks, menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam Komunikasi Global seperti internet. Tapi, bagaimanapun juga antara LAN, MAN dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal, hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu di antara yang lainnya.

Gambar 2.4 Skema Jaringan WAN

2.6. Gateway

Pintu gerbang sebagai keluar-masuknya paket data dari local area network menuju

outer network. Tujuannya agar client pada local area network dapat berkomunikasi dengan internet. Router dapat disetting menjadi gateway dimana router menjadi penghubung antara jaringan local dengan jaringan luar.


(22)

2.7. Pengertian Mikrotik

Mikrotik router OS adalah sistem operasi linux base yang memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal. Mikrotik Router OS merupakan router software yang dapat menggunakan peralatan

embedded (minimum sistem) maupun menggunakan PC (personal computer) serta kopetible dengam IBM PC X86.

Mikrotik Router OS mampu menggunakan protocol WAN seperti ISDN, PPP,

Frame Relay maupun menggunakan komunikasi secara synchronous (istilah yang digunakan pada bidang komunikasi atau sistem operasi untuk suatu kejadian yang terjadi pada waktu bersamaan dengan rate yang sama, dan kejadian ini yang terjadi berkelanjutan dan dapat di prediksi) maupun asynchronous (komunikasi data yang tidak terikat dengan waktu tetap) dengan dukungan berbagai kartu tambahan dan pihak ketiga. Mikrotik Router OS selain dapat berfungsi sebagai router juga dilengkapi dengan fungsi-fungsi firewall, tunneling. Bridging dan IP security.

Komunikasi nirkabel bukan merupakan hambatan untuk Mikrotik Router OS karena mempunyai pilihan kartu nirkabel mulai dari kartu standar paling sederhana sampai menggunakan radio, bahkan juga menggunakan Access Point maupun Virtual Access Point. Mikrotik juga dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan jaringan lokal dengan cara segmentasi. Mikrotik dapat menggunakan teknologi Hotspot untuk mengamankan akses ke jaringan lokal baik menggunakan kabel maupun nirkabel.

Mikrotik memiliki kemampuan pengamanan jaringan menggunakan firewall

yang dapat digunakan secara “statefull” maupun “stateless”. Kemampuan paket

tracking Mikrotik memungkinkan administrator untuk melakukan monitorig jaringan dan melakukan analisa troubleshooting. Kemampuan monitor ini mampu menghasilkan informasi dengan format software pihak ketiga sehingga memudahkan administrator jaringan bekerja dengan software monitoring seperti Cisco Netflow maupun NTOP.


(23)

Mikrotik mampu difungsikan sebagai proxy server dengan dukungan squid.

Proxy server ini dapat digunakan secara normal maupn secara transparan. Fungsi keamanan proxy ini dapat dengan mudah diatur berdasarkan tujuan, sumber maupun cara akses ke tujuan.

Berikut ini adalah fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Mikrotik Router OS diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Remote control dengan penggunaan yang mudah memakai Winbox application

(Winbox).

b. Teknet/SSH/console/serial console control dengan RDIUS authentication. c. Advanced banwith control.

d. Network firewall dengan packet-filtering, masquerading, network address,

translation, loggin dan connection monitoringi.

e. DHC support.

f. Hotspot gateway dengan RADIUS autentication. g. Ethernet 10/100/1000Mb/s.

h. Wireless client dan Access Point 2.4GHz 11Mb/s (IEEE802.11),5GHz 54Mb/s (IEEE802.11a) dan 2.4GHz 54Mb/s (IEEE02.11g) dengan RADIUS

authentication untuk AP.

i. Protocol V.35 synchronous 8.44Mb/s dengan Sync-PPP, HDLC atau Frame Relay.

j. Protocol X.21 synchronous 8.44Mb/s dengan Ync-PPP, HDLC atau Frame Relay.

k. Async PPP (up to 128 ports) dengan RADIUS authentication untuk modem pools.

l. Dukungan terhadap Protocol E1/T1. m. IP Telephony Gateway.


(24)

2.8. Sejarah Mikrotik

Mikrotik mulai dibuat di Latvia pada tahun 1996. Versi-versi awal Mikrotik dibuat untuk digunakan pada sistem pengoprasian DOS. Sejak versi 2, Mikrotik kemudian menggunakan kernel Linux dalam Aplikasinya. Tahun 2003 Mikrotik kemudian juga memproduksi perangkat keras berbentuk motherboard mini yang juga didesain untuk digunakan sebagai perangkat wireless, yang dinamai routerboard.

2.9. Jenis-jenis Mikrotik

1. Mikrotik Router OS yang berbentuk software yang dapat di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada komputer rumahan (PC).

2. BUILT-IN Hardware Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal Mikrotik Router OS.

2.10. Fungsi Mikrotik

Sebagai perangkat lunak, router cukup banyak fungsi yang dapat dilakukan dengan Mikrotik Router OS, mulai dari quality of service (pengaturan banwith), firewall,

hotspot gateway, web proxy, dns cache, hingga penggunaan virtual private network

(VPT). Fasilitas pemantau seberti watchdog dan netmatch juga tersedia. Salah satu keunggulan lainnya adalah adanya pengaturan yang tidak lagi hanya berbasis teks, tetapi juga berbasis grafis.


(25)

2.11 TCP/IP Protocol

Internet Protocol Suite (umumnya dikenal sebagai TCP/IP) adalah seperangkat protokol yang digunakan untuk komunikasi internet dan jaringan lain yang serupa. Hal ini dinamakan dari 2 (dua) protokol yang paling penting di dalamnya: di Transmission Control Protocol Internet Protocol (IP), yang pertama dua protokol jaringan yang ditetapkan dalam standar ini. Pada hari ini, jaringan IP merupakan perpaduan dari beberapa perkembangan yang mulai berkembang di tahun 1960-an dan 1970-an, yaitu Internet dan LAN (Local Area Network), yang muncul di pertengahan tahun 1980-an ke-akhir, bersamaan dengan kedatangan of the World Wide Web pada awal tahun 1990-an.

Internet Protocol Suite, seperti banyak protokol suite, dapat dilihat sebagai satu set layers. Setiap lapisan memecahkan sejumlah masalah yang melibatkan transmisi data, dan menyediakan layanan baik ditetapkan ke atas lapisan protokol berdasarkan menggunakan layanan dari beberapa lapisan bawah. Lapisan atas adalah logis dekat dengan pengguna dan menangani data yang lebih abstrak, mengandalkan lapisan bawah protokol untuk menerjemahkan data ke dalam bentuk yang dapat akhirnya akan dikirim secara fisik.

Model TCP/IP terdiri dari 4 (empat) lapisan. Dari terendah ke tertinggi, yaitu: 1. Link Layer

2. Internet Layer 3. Transport Layer 4. Application Layer


(26)

3.3.10. Paket Radio LAN

Mikrotik Router OS mendukung penggunaan Wirelless Radio LAN hardware antara lain:

a. RadioLAN ISA card (Mode 101). b. RadioLAN PCMCIA card.

RadioLAN ini hanya merupakan driver saja dan memerlukan paket wireless dan dapat digunakan untuk lisensi minimum level 4.

3.3.11. Paket Routerboard

Paket Routerboard adalah paket yang digunkan untuk mendukung penggunaan Mikrotik pada papan rangkaian khusus. Papan rangkaian tersebut pada dasarnya merupakan komputer minimum (tanpa harddisk controller, vga dan sound) dengan kartu jaringan, satu daya lebih sederhana (cukup +12VDC) dan performa sangat minimum. Routerboard yang dapat digunakan Mikrotik adalah router board 200 dan 500.

3.3.12. Paket Routing

Jika paket routing akan diperlukan jaringan menggunakan routing dynamic, maka Mikrotik dapat menggunakan RIP, OSPF, maupun BGP versi 4.

3.3.13. Paket Security

Paket security berisikan dukungan untuk keamanan komunikasi (dengan menggunakan sistem pengkodean enskripsi). Paket ini diperlukan oleh Mikrotik untuk menjalankan IP security (IPsec), Secure Shell, dan untuk menjalankan WinBox pada


(27)

3.3.14. Paket Sychronous

Paket ini memuat driver hardware kartu serial jenis synchronous.

a. Moxa CIOI ISA and PCI V.35 (4 Mbit/s). b. Moxa C502 PCI 2-port V.35 (8 Mbit/s). c. Cyclades PCI PC-300 V.35 (5 Mbit/s). d. Cyclades PCI-300 E1/Ti.

e. FarSync PCI V.35/X.21 (8.448 Mbit/s).

f. LMC/SGEI wanPCI-IT1E1 PCI Ti/E1 (also know as DS1 or LMD1200P, 1.544 Mbit/s or 2.048 Mbit/s).

g. LMC/SBEI wanPCI-1T3 PCI T3 (also know as DS3, 44.736 Mbit/s).

h. Sangsoma S5141 (dual-port) and S5142 (quardport) PCI RS2321 V.35/X.21(4Mbit/s –a primary port nd 512 Kbits – secondary ones).

i. Sangsoma S5148 (single-port) and S5147 (dual-port) PCI E1/TI.

Paket ini diperlukan disaat pengguna mengoneksikan Mikrotik Router OS ke jaringan

Wide Areal Network (WAN) yang memerlukan interface serial acynchronous seperti

frame relay, dan point-to-point leased line.

3.3.15. Paket Telephony

Mikrotik Router OS memerlukan paket telephony ini untuk mengatur layanan komunikasi dengan menggunakan Voice over IP (VoIP). Paket ini selain selain memberikan fungsi sebagai gatekeeper juga mendukung penggunaan beberapa

hardware VoIP yang terpasang pada Mirotik Router OS, antara lain: a. Quicknet LineJACK.

b. PhoneJACK telepon analog atau ISDN.

c. Voicetronix OpenLine4 – saluran telepon analog. d. Zaptel Wildcard X1OOP -1 saluran telepon analog.


(28)

Paket telephony Mikrotik Router OS memenuhi standar spesifikasi H.323v4 Internasional Telecomunication Union-Telecomunications (ITU-T). H.323 adalah standar yang digunakan untuk mengirimkan (multimedia voice, video dan data) melalui saluran IP (internet). H.323v4 memuat standar lain yaitu H.245, H.225, Q.931, H.450.1, RTP (real-time protocol). Paket telephony Mikrotik Router OS ini mendukung berbagai audio coded:

a. G.711 (64 kbps Pulse code modulation (PCM) ). b. G.723.1 (6.3 kbps – memerlukan processor yang baik). c. GSM-06.10 (pengkodean 13.2 kbps).

d. LPC-10 (pengkodean 2.5 kbps).

e. G.729 and G.729a (pengkodean software 8 kbps CS ACELP). f. G.728 (pengkodean 16 kbps, untuk kartu Quicknet LineACK).

3.3.16. Paket UPS

UPS monitor menggunakan standar UPS APC “smart” signaling melalui RS232 ataupun USB. Dengan menggunakan “smart” fitur, Mikrotik Router OS UPS dapat melakukan:

a. Mengkondisikan Mikrotik Router OS hibertnate saat ada gangguan baterai dan reboot aman saat catu utama tersedia.

b. Kalibrasi waktu kerja UPS dan test kondisi baterai.

c. Monitroring semua informasi fitur “smart” yang diberikan oleh UPS. d. Pencatatan perubahan catu daya.

Fitur ini memudahkan administrator memonitor dan mengamankan router dari kerusakan akibat gangguan catu daya. Untuk melakukan pengamanan tersebut router akan selalu memonitoring kondisi baterai UPS saat catu daya utama tidak tersedia. Jika kondisi baterai UPS di bawah 10%, maka fitur ini memerintahkan router ke kondisi hibernate. Saat baterai UPS habis router telah pada kondisi hibernate dan siap untuk kembali aktif saat catu daya utama kembal


(29)

3.3.17. Paket Web Proxy

Paket Web-proxy Mikrotik Router OS mengimplementasikan proxy server dengan fitur:

a. HTTP proxy normal. b. HTTP Transparent proxy.

c. Access list berdasar sumber, tujuan, URL dan cara access. d. Pengaturan Cache (pengaturan jenis object yang dichace).

e. Pengaturan Access langsung (access langsung atau lewat proxy server lain). f. Kemampuan pencatatan.

3.3.18. Paket Wireless dan Wireless-legacy

Paket ini lebih banyak memuat driver yang diperlukan untuk menjalankan kartu jaringan nirkabel (wireless). Mikrotik Router OS mendukung penggunaan berbagai jenis kartu jaringan nirkabel.

3.4. Mengakses Mikrotik Router OS Menggunakan WinBox

Mikrotik Router dapat diakses secara remote menggunakan HTTP dan Winbox Console, sebagai contoh, menggunakan web browser dari workstation.

3.4.1. Winbox Console

WinBox Console digunakan untuk mengakses Mikrotik Router OS di dalam melakukan konfigurasi dan fitur managemen penggunaan secara grafis (Graphical User Interface). Semua Interface Winbox berfungsi sangat mirip dan sama kemampuannya dengan fungsi Console.


(30)

WinBox Console sedah terinstall bersama Router OS, Winbox memiliki file Ekstensi yaitu: winbox.exe dan dapat didownload dari Mikrotik Router OS. Ketika melakukan koneksi ke Mikrotik Router OS melalui http (TCP port 80 secara default), halaman muka router akan ditampilkan di dalam web browser.

Berikut adalah langkah-langkah download “Winbox.exe”:

1. Buka file Browser dan ketik alamat routernya, seperti gambar berikut:

Gambar 3.2 Tampilan Mikrotik menggunakan web browser

Pada Gambar 3.2 menerangkan bahwa mikrotik tersebut memiliki alamat IP.


(31)

2. Klik “Winbox Console” dan akan terjadi proses seperti Gamba 3.3 berikut:

Gambar 3.3 Tampilan download WinBox

3. Kemudian Pilih dimana file “WinBox.exe” akan disimpan, seperi Gambar 3.4 berikut:


(32)

BAB 4

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1. Seting Dasar Mikrotik

Langkah dasar dari semua konfigurasi Mikrotik adalah seting IP. Hal ini bertujuan agar Mikrotik dapat di-remote dengan winbox agar mempermudah dalam menggunakan konfigurasi Mikrotik.

Sebelum melakukan konfigurasi terlebih dahulu menentukan IP address yang akan digunakan.

/ip address add address = 192.168.1.1/24 interface = ether1 /ip address add address = 192.168.2.1/24 interface = ether2 /ip address add address = 192.168.88.1/24 interface = ether3

Gambar 4.1 Tampilan IP address di Mikrotik Router

Kemudian mengganti nama interface tersebut agar lebih mudah di monitoring. /interface set 0 name = Speedy1

/interface set 1 name= Speedy2 /interface set 2 name=Local


(33)

Gambar 4.2 Tampilan Interface di Mikrotik Router

4.2. Seting Load Balance Mikrotik Dengan Menggunakan Winbox

Perhatikan Topologi load balance Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Topologi Load Balance

Langkah-langkah di dalam melakukan teknik load balance sebagai berikut:

1. Login ke Mikrotik sebagai admin seperti di dalam menggunakan Winbox. Kemudian klik “IP” seperti Gambar 4.3.

Gambar 4.4 Tampilan Kolom IP di Winbox

Speedy Speedy 2

Router

Switc h

Server Kom1

192.168.1.1/24 192.168.2.1/24

192.168.88.1/24


(34)

2. Pada kolom IP, kemudian klik “routes” lalu akan muncul keterangan IP

address yang sebelumnya sudah ditentukan. Klik tanda “+” untuk add

(menambahkan), destination= 0.0.0.0/0 gateway 192.168.1.1,192.168.2.1 check-gateway=ping. Perhatikan Gambar 4.4 dan 4.5.

Gambar 4.5 Tampilan Routes

Gambar 4.6 Tampilan Hasil Seting Routes

3. Kemudian seting NAT nya. /IP firewall nat

add chain=srcnat out-interface=Speedy1 action=masquerade add chain=srcnat out-interface=Speedy2 action=masquerade/


(35)

Gambar 4.7 Hasil Tampilan Seting NAT

4. Lalu seting mangle. /IP firewall magle

add chain=input in-interface=Speedy1 action=mark-connection new connection-mark=Speedy1_conf

add chain=output connection-mark=Speedy1_conf action=mark-routing new-routing-mark=to_Speedy1

add chain=input in-interface=Speedy2 action=mark-connection new connection-mark=Speedy2_conf

add chain=output connection-mark=Speedy2_conf action=mark-routing new-routing-mark=to_Speedy2/


(36)

Gambar 4.8 Hasil Tampilan Mangle di Winbox

4.3Seting Bandwidth Dengan Menggunakan Winbox

Terlebih dahulu tetapkan IP address dan gateway setiap komputer. Setelah sudah selesai ditetapkan kemudian mulailah untuk seting bandwidth.

Langkah awal membagi dari server ke koputer-komputer yang akan dipakai, berikut langkah-langkah dari winbox:

1. Klik menu ip>firewall>mangle

Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sebagai berikut: Pada tab general: Chain=forward, Src.address=192.168.88.10

Pada tab action: Action=mark connection, New conecction mark=Server_conf kemudian klik “OK”.


(37)

Gambar 4.9 Tampilan dari rule mangle

Selanjutnya buat rule lagi.

Pada tab general: Chain=forward, Connection mark=Server_conf (rule yang pertama dibuat)

Pada tab action: Action=mark packet, new packet mark=Server kemudian klik “OK” dan seterusnya sampai batas terpakainya komputer.

Perhatikan Gambar 4.9 Penulis membuat sebagai contoh pembagian server dan komputer 1.

Gambar 4.10 Tampilan mangle dari server ke komputer 1

2. Klik menu Queues>Queues Tree

Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sebagai berikut: Name=Server


(38)

Parent=Speedy1 Packet mark=Server Max limit=128k

Kemudian klik “OK” lalu buat rule baru untuk melengkapi queues berdasarkan komputer yang terpakai.


(39)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penulis mengambil kesimpulan bahwa:

1. Mikrotik Router OS menerima 2 (dua) akses ISP dengan cara mengontrol kapasitas ukuran ke dua bandwidth untuk digabungkan agar semakin stabil dan membagi ukuran-ukuran bandwidth sesuai kebutuhan pengguna.

2. Mikrotik Router OS dapat menerima 2 (dua) akses internet dengan menggunakan 1 (satu) router.

3. Mikrotik juga dapat membagi bandwidth sesuai kebutuhan user dan membatasi penggunaan yang berlebihan.

5.2. Saran

Dari kesimpulan di atas, Penulis dapat memberi saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya memperbanyak membuat tulisan-tulisan atau artikel-artikel yang membahas Mikrotik Router, sehingga Mikrotik lebih kenal di masyarakat. 2. Hendaknya perbanyak membaca artikel-artikel dari berbagai sumber agar

memperluas pengetahuan tentang Mikrotik.

3. Seharusnya melakukan percobaan-percobaan yang dapat meningkatkan kinerja Mikrotik.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, Kustanto T dan Saputro. 2009. Membangun Server Internet dengan Mikrotik OS. Jakarta. Gaya Media.

Herlambang, Linto. 2009. Membangun Sharing Koneksi Internet di Windows, Mikrotik, Linux, dan OpenBSD. Yogyakarta. ANDI

Rafknowledge. 2010. Trik Memonitor Jaringan. Jakarta. Elexmedia Komputindo. Yani, Ahmad.2008. Panduan Menjadi Teknisi Jaringan Komputer. Jakarta Selatan.


(1)

Gambar 4.7 Hasil Tampilan Seting NAT 4. Lalu seting mangle.

/IP firewall magle

add chain=input in-interface=Speedy1 action=mark-connection new connection-mark=Speedy1_conf

add chain=output connection-mark=Speedy1_conf action=mark-routing new-routing-mark=to_Speedy1

add chain=input in-interface=Speedy2 action=mark-connection new connection-mark=Speedy2_conf

add chain=output connection-mark=Speedy2_conf action=mark-routing new-routing-mark=to_Speedy2/


(2)

Gambar 4.8 Hasil Tampilan Mangle di Winbox

4.3Seting Bandwidth Dengan Menggunakan Winbox

Terlebih dahulu tetapkan IP address dan gateway setiap komputer. Setelah sudah selesai ditetapkan kemudian mulailah untuk seting bandwidth.

Langkah awal membagi dari server ke koputer-komputer yang akan dipakai, berikut langkah-langkah dari winbox:

1. Klik menu ip>firewall>mangle

Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sebagai berikut: Pada tab general: Chain=forward, Src.address=192.168.88.10

Pada tab action: Action=mark connection, New conecction mark=Server_conf kemudian klik “OK”.


(3)

Gambar 4.9 Tampilan dari rule mangle Selanjutnya buat rule lagi.

Pada tab general: Chain=forward, Connection mark=Server_conf (rule yang pertama dibuat)

Pada tab action: Action=mark packet, new packet mark=Server kemudian klik “OK” dan seterusnya sampai batas terpakainya komputer.

Perhatikan Gambar 4.9 Penulis membuat sebagai contoh pembagian server dan komputer 1.

Gambar 4.10 Tampilan mangle dari server ke komputer 1 2. Klik menu Queues>Queues Tree

Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sebagai berikut: Name=Server


(4)

Parent=Speedy1 Packet mark=Server Max limit=128k

Kemudian klik “OK” lalu buat rule baru untuk melengkapi queues berdasarkan komputer yang terpakai.

Gambar 4.11 Contoh tampilan queues dari server sampai ke komputer 1


(5)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penulis mengambil kesimpulan bahwa:

1. Mikrotik Router OS menerima 2 (dua) akses ISP dengan cara mengontrol kapasitas ukuran ke dua bandwidth untuk digabungkan agar semakin stabil dan membagi ukuran-ukuran bandwidth sesuai kebutuhan pengguna.

2. Mikrotik Router OS dapat menerima 2 (dua) akses internet dengan menggunakan 1 (satu) router.

3. Mikrotik juga dapat membagi bandwidth sesuai kebutuhan user dan membatasi penggunaan yang berlebihan.

5.2. Saran

Dari kesimpulan di atas, Penulis dapat memberi saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya memperbanyak membuat tulisan-tulisan atau artikel-artikel yang membahas Mikrotik Router, sehingga Mikrotik lebih kenal di masyarakat. 2. Hendaknya perbanyak membaca artikel-artikel dari berbagai sumber agar

memperluas pengetahuan tentang Mikrotik.

3. Seharusnya melakukan percobaan-percobaan yang dapat meningkatkan kinerja Mikrotik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, Kustanto T dan Saputro. 2009. Membangun Server Internet dengan Mikrotik OS. Jakarta. Gaya Media.

Herlambang, Linto. 2009. Membangun Sharing Koneksi Internet di Windows, Mikrotik, Linux, dan OpenBSD. Yogyakarta. ANDI

Rafknowledge. 2010. Trik Memonitor Jaringan. Jakarta. Elexmedia Komputindo. Yani, Ahmad.2008. Panduan Menjadi Teknisi Jaringan Komputer. Jakarta Selatan.