Laporan Aliran Kas 1. Pengertian Aliran Kas

Lestari Wahyuni : Analisis Aliran Kas Pada CV. Asco Grafika Medan, 2009.

C. Laporan Aliran Kas 1. Pengertian Aliran Kas

Sebelum didefenisikan pengertian aliran kas, ada baiknya diketahui arti kas yang sesungguhnya. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Semakin besar jumlah yang ada dalam perusahaan berarti semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Kas tidak dapat bertambah kecuali bila diinvestasikan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Menurut Munawir 2002 : 242 menyebutkan bahwa “Kas adalah jumlah uang tunai yang ada didalam perusahaan, dalam rekening giro atau simpanan di Bank yang pengambilannya tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlahnya. Jadi aliran kas menurut Martono dan Harjito, 2001 : 112 “Aliran kas merupakan salah satu bagian dari aktif memiliki sifat paling lancar paling likuid dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi”. Aliran kas terdiri dari dua bagian, yaitu : a. Aliran Kas Masuk Cash In Flow Aliran kas masuk ini terdiri dari : 1. Hasil penjualan produkjasa perusahaan secara tunai. 2. Penagihan piutang dari penjualan kredit. 3. Penjualan aktiva tetap. 4. Penambahan investasi dari pemilik atau pemilik saham bila bentuk perusahaan berupa perusahaan terbatas. Lestari Wahyuni : Analisis Aliran Kas Pada CV. Asco Grafika Medan, 2009. b. Aliran Kas Keluar Cash Out Flow Aliran kas keluar ini terdiri dari : 1. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lainnya. 2. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan. 3. Pengeluaran untuk membeli aktiva tetap. 4. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan. 5. Pembayaran hutang-hutang perusahaan. 6. Pembayaran sewa, pajak, deviden dan bunga. 7. Pengeluaran lain-lain.

2. Tujuan dan Manfaat Laporan Aliran Kas

Tujuan aliran kas adalah untuk mendapat informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan. Disamping tujuan itu, laporan arus kas juga bermanfaat untuk : a. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas keluar pada masa lalu. b. Menilai kemungkinan arus kas masuk dengan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar deviden. c. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memprediksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. d. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas perusahaan dimasa yang akan datang. e. Menilai alas an perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Lestari Wahyuni : Analisis Aliran Kas Pada CV. Asco Grafika Medan, 2009. d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode. Menurut Syafri 2004 : 257, disamping tujuan yang disebutkan diatas, laporan aliran kas juga bermanfaat untuk : a. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar pada masa lalu. b. Menilai kemampuan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan termasuk keadaan membayar deviden dimasa yang akan datang. c. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksi returndari sumber kekayaan perusahaan. d. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas perusahaan dimasa yang akan datang. e. Menilai alas an perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. f. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

3. Perencanaan Aliran Kas

Perencanaan atau planning merupakan proses awal dalam melakukan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan demikian laporan aliran kas perusahaan dilakukan oleh pengelola kas dapat mengelola kas untuk dapat memaksimumkan kas yang baik dan efisien sesuai yang diinginkan oleh perusahaan. Lestari Wahyuni : Analisis Aliran Kas Pada CV. Asco Grafika Medan, 2009. Menurut Martono dan Hardjito, 2001 : 75, setiap perusahaan memiliki perencanaan yang berbeda dalam mencapai tujuannya. Untuk mencapai aliran kas dalam perusahaan perencanaan dalam penggolongan aliran kas juga berbeda. Pengelolaan aliran kas merupakan bentuk aktiva yan palin likuid, yang biasa dipergunakan untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan saat kosong. Seandainya perusahaan menyimpan uang di Bank dalam bentuk rekening giro, maka jasa giro yang diterima oleh perusahaan persentasenya akan lebih rendah dari pada disimpan dalam bentuk berjangka yang setiap saat bisa diuangkan. Karena itu masalah utama bagi pengelola kas yang memadai, tidak terlalu banyak agar keuntungan tidak terlalu besar tetapi terlalu sedikit sehingga akan mengganggu likuiditas perusahaan. Menurut Martono dan Hardjito, 2002 : 320, besarnya saldo kas yang harus disediakan didalam perusahaan akan tergantung pada tiga motif didalam penahanan uang kas, yaitu : a. Motif Transaksi Suatu perusahaan membutuhkan uang kas untuk pembayaran, transaksi harian. Semakin meninkat luas usaha akan meningkat pula transaksi finansial, hal ini akan menuntut kenaikan uang kas yang dibutuhkan. Transaksi tersebut dapat berupa pembayaran hutang dagang pembelian saham, pembayaran upahgaji, asuransi, tarif pemakaian listrik, pajak, deviden, dll. b. Motif Spekulasi Motif spekulasi pemegang uang untuk memperoleh keuntungan dari kenaikan harga, baik harga barang maupun harga uang sendiri. Apabila harga barang naik, maka memiliki barang lebih menguntungkan dari pada memiliki uang. Lestari Wahyuni : Analisis Aliran Kas Pada CV. Asco Grafika Medan, 2009. Disamping itu apabila tingkat suku bunga menurun maka uang akan lebih baik dibelikan surat-surat berharga atau barang. c. Motif Berjaga-jaga Motif berjaga-jaga dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga.

4. Model-model Aliran Kas

Model persediaan kebutuhan kas dalam suatu perusahaan hampir sama dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada investasi yang lebih menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah, perusahaan dapat mengalami likiditas, karena itu seharusnya ada penyeimbangan. Menurut Baumel dalam Martono 2001 : 119, pertama-tama Baumel mencatat bahwa saldo kas yang ada didalam perusahaan diperlakukan sama dengan persediaan barang. Model Economic Order Quantity EOQ yang digunakan untuk menghitung pesanan barang yang paling ekonomis. Model Baumel ini mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan kas dengan pola yang konstan baik kebutuhan kas, aliran kas masuk maupun aliran kas keluar.

5. Penyusunan Anggaran Aliran Kas

Program anggaran aliran kas yang efisien dapat ditingkatkan dengan mengetahui dan menggunakan berbagai produser yang membantu akselerasi penerimaan atau pengumpulan kas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi waktu keterlambatan transfer kas dari pelanggan kepada perusahaan. Menurut Martono dan Harjito, 2001 : 124, ”penyusunan anggaran kas akan memberikan gambaran kepada kita tentang sumber-sumber penerimaan kas, pos-pos Lestari Wahyuni : Analisis Aliran Kas Pada CV. Asco Grafika Medan, 2009. pengeluaran kas, saat terjadinya kelebihan atau kekurangan kas, dan saat pembayaran- pembayaran pinjaman atau bunga pinjamannya”. Untuk penyusunan anggaran kas ini digunakan melalui beberapa tahap, yaitu : a. Menyusun rencana penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan transaksi operasi. b. Menyusun rencana transaksi finansial, yaitu transaksi yang berhubungan dengan rencana kebutuhan dana yang diperoleh dari pinjaman untk menutup defisit yang terjadi beserta rencana pembayaran-pembayaran pinjaman tersebut beserta bunganya. c. Menyusun anggaran dana finalsial, yaitu meliputi transaksi finansial. Disini terlihat anggaran dana secara keseluruhan dari rencana penerimaan dan pengeluaran kas.

D. Analisa Sumber dan Penggunaan Dana 1. Sumber Dana