Tinjauan atas Efektivitas Pelayanan Account Representative (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang)

  TINJAUAN ATAS EFEKTIVITAS PELAYANAN ACCOUNT REPRESENTATIVE (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang) Laporan Kerja Praktek

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah

  Program Studi Akuntansi Oleh:

  Nama : Anggita Twi Utami K Nim : 21110146

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

  Nama : Anggita Twi Utami K NIM : 21110146 Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 28 Oktober 1993 Agama : Islam Alamat : Komp. Panghegar, Jl. Pamekar Barat V No. 36 Rt.

  06 Rw.03 Telp/HP : 085795391366 / (022) 7800796 Email : twianggita@yahoo.co.id

DATA PENDIDIKAN 1.

  SD Negeri Panghegar 1998-2004 Berijazah 2. SMP Plus Al-Ghifari 2004-2007 Berijazah 3. SMA Negeri 10 2007-2010 Berijazah 4. Universitas Komputer Indonesia 2010-Sekarang

  

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. viiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Praktek ................................................. 1

  1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ....................................................... 4

  1.3 Kegunaan Kerja Praktek ...................................................................... 5

  1.4 Metode Kerja Praktek .......................................................................... 6

  1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Praktek ........................................... 7

  1.5.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan .................................................. 8

  1.5.2 Waktu Kerja Praktek ................................................................... 8

  BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

  2.1 Sejarah Umum Perusahan ..................................................................... 9

  2.1.1 Visi Perusahaan. ........................................................................ 12

  2.1.2 Misi Perusahaan ....................................................................... 12

  2.2 Stuktur Organisasi Instansi .................................................................. 12

  2.3 Uraian Tugas ....................................................................................... 13

  2.4 Aspek kegiatan KPP Pratama Sumedang ............................................. 17

  BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

  3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ...................................................... 26

  3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ....................................................... 26

  3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ......................................................... 27

  3.3.1 Efektivitas Pelayanan Account Representative (AR) ............... 27

  3.3.2 Tugas dan Fungsi Account Representative (AR) ...................... 34

  3.3.3 Tanggung Jawab Account Representative (AR) ....................... 38

  3.3.4 Mekanisme Kerja Account Representative (AR)....................... 38

  3.3.5 Kendala-Kendala Yang Dihadapi .............................................. 39

  BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

  4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 41

  4.2 Saran ..................................................................................................... 44

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Bagan dan Stuktur Organisasi ............................................................ 13

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek ................................................................ 8Tabel 1.2 Waktu Pelaksaan Kerja Praktek ............................................................... 9

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat permohonan PKL Lampiran 2 Surat balasan dari Perusahaan Lampiran 3 Daftar hadir Lampiran 4 Nilai dari Dosen Lampiran 5 Nilai dari Perusahaan Lampiran 6 Berita Acara Bimbingan

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwr.wb

  Alhamdulillah, pujidan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul "TINJAUAN ATAS EFEKTIVITAS

  

PELAYANAN ACCOUNT REPRESENTATIVE (Studi Pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Sumedang)" tepat pada waktunya

  Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuh salah satu tugas matakuliah Kerja Praktek. Dalam mengerjakan laporan ini penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan dan juga karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sehingga mungkin laporan ini masih jauh dari sempurna.

  Namun semua ini merupakan hasil yang maksimal.

  Selama dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak menerima bimbingan, arahan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak atas bantuan dan kerja samanya kepada : 1.

  Allah SWT atas segala keridhoan-Nya dan Rahmat-Nya.

  2. DR. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, MSc. Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

  3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec, Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

  4. Dr. Surtikanti SE., M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

  5. Inta Budi Setya Nusa, SE., M.Ak Selaku Dosen pembimbing yang penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.

  6. Siti Kurnia Rahayu SE. M.ak,. Ak, selaku Dosen Wali kelas Ak- 4.

  7. Pa Wiwa Sapta Z selaku pembimbing umum di KPP Pratama Sumedang.

  8. Seluruh karyawan dan karyawati KPP Pratama Sumedang terutama di seksi Pengawasan dan Konsultasi II yang telah banyak membantu penulis selama kerja praktek.

  9. Orang tua tercinta yang telah memberikan doa, kasih sayang dan dukungan baik secara moril maupun secara materil.

  10. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk keberhasilan penulis.

  11. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2010 khususnya kelas AK-4, terima kasih atas kebersamaannya.

  12. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini.

  Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih bagi semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelesaian laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penulis khususnya dan kita semua pada umumnya.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Bandung, Desember 2013 Penulis

  Anggita Twi Utami K NIM. 21110146

DAFTAR PUSTAKA

  , Mohammad Nazir 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

  Richard Burton, 2008. Kajian Aktual Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat Rochmat Soemitro. 2011. Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan.

  Yogyakarta : Graha Ilmu Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, Bandung :Alfabeta

  www.kompas.com

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

  Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan-perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke waktu yang berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan system administrasi perpajakan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (Kontra Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Rochmat Soemitro, 2011:1).

  Kepuasan pelanggan sebagai “Perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan”, maksudnya bahwa kepuasan pelanggan tercipta jika pelanggan merasakan output atau hasil pekerjaan sesuai dengan harapan atau bahkan melebihi harapan pelanggan (Purnomo, 2003:195). Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasaan pelanggan merupakan tingkatan perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang ia rasakan dengan harapannya (Kotler, 1994). Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini sangat penting bagi pelayanan publik.

  Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistim penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran. Hal tersebut sangat berkaitan dengan instansi pemerintah khususnya dalam hal ini, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan (Change Program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa disebut modernisasi.

  Adapun jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan Good Governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkannya sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Salah satu strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima Wajib Pajak.

  Salah satu konsep nyata dari pelayanan prima adalah adanya Account

  

Representative. Account Representative adalah secara khusus petugas pajak

  dengan sebutan AR lebih fokus pada pekerjaan berupa: a) Menganalisa dan memonitor kepatuhan pembayaran pajak setiap Wajib Pajak yang diawasinya (semacam Tax peyer profile/ company profile); b) Membantu mempercepat proses permohonan surat keterangan yang diperlukan Wajib Pajak; c) Memonitor penyelesaian pemerikasaan pajak dan proses keberatannya; dan d) Menjawab pertanyaan Wajib Pajak atas permasalahan perpajakan serta menginformasikan ketentuan perpajakan terbaru (Ricard Burton, 2008:239).

  Reformasi birokrasi di Direktorat Jenderal Pajak atau yang lebih dikenal dengan istilah penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern telah melahirkan jabatan baru di kantor pajak yaitu Account Representative, dimana

  

Account Representative ini merupakan mitra penghubung antara DJP dengan

  Wajib Pajak. Setiap Account Representative mempunyai beberapa Wajib Pajak yang harus ditanganinya, dimana terhadap Wajib Pajak tersebut Account

  

Representative berkewajiban untuk memberikan bimbingan/ konsultasi dan

  melakukan pengawasan terhadap kepatuhan kewajiban perpajakan. Jika sebelum sistem administrasi perpajakan modern seorang Wajib Pajak harus menghubungi banyak bagian di kantor pajak untuk menyelesaikan urusan perpajakannya, maka saat ini cukup menghubungi Account Representative yang telah diberi tugas menangani Wajib Pajak tersebut (Kompas.com).

  Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sumedang merupakan Kantor Pelayanan Pajak pemekaran dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees (yang sekarang bernama Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees) dimana KPP Pratama Sumedang ini berada dibawah tanggung jawab dari “Kantor Wilayah Jawa Barat I” dan Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang meliputi seluruh Kecamatan dan Kelurahan yang ada di Kabupaten Sumedang.

  Guna menunjang efisiensi kerja, KPP Pratama Sumedang membagi Struktur Organisasinya ke dalam beberapa bagian atau seksi, diantaranya: Bagian Waskon I, Bagian Waskon II, Bagian Pelayanan, Bagian Penagihan, Bagian PDI, Bagian Umum, Bagian Pemeriksaan, Kelompok Jabatan Fungsional dan Bagian Ekstensifikasi. Semua bagian yang ada saling mempunyai hubungan dalam menjalankan fungsinya sebagai aparat pajak. Bagian yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan adalah bagian Waskon yang bias dinamakan Account Representative yang bertugas untuk:

  1. Penyusunan profil Wajib Pajak 2.

  Analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi, dan

  3. Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.

  4. Dari uraian Melakukan pengawasan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak 5.

  Bimbingan/ himbauan dan konsultasi teknik perpajakan kepada Wajib Pajak Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai

  Efektivitas Pelayanan Account Representative yang ada pada KPP Pratama Sumedang sebagai analisa dan objek laporan kerja praktek dengan judul

  

“Tinjauan atas Efektivitas Pelayanan Account Representative Studi Pada

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sumedang”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

  Maksud dari penulis mengadakan kerja praktek ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau keterangan serta informasi yang berhubungan dengan permasalahan.

  Sedangkan tujuan yang akan dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui Efektivitas Pelayanan Account Representative (AR) di KPP Pratama Sumedang.

  2. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab Efektivitas Pelayanan Account Representative di KPP Pratama Sumedang.

  3. Untuk mengetahui kendala-kendala Efektivitas Pelayanan Account Representative di KPP Pratama Sumedang.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

  Informasi-informasi yang berhasil dikumpulkan selama kerja praktek ini baik yang diperoleh dari entitas yang bersangkutan maupun literature, diharapkan akan memberi manfaat bagi penulis, bagi instansi, serta masyarakat secara umum.

  1. Bagi Penulis

  Hasil kerja praktek ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan perbandingan yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi informasi dasar yang memadai tentang Efektivitas Pelayanan Account Representative di KPP Pratama Sumedang.

  2. Bagi Instansi

  Diharapkan hasil kerja praktek ini dapat memberi sumbangan pemikiran atau informasi serta masukan positif bagi instansi, terlebih untuk seksi Waskon II agar mampu meningkatkan kinerjanya pada masa yang akan datang.

3. Bagi Pihak Lainnya

  Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi mengenai Efektivitas Pelayanan Account Representative pada KPP Pratama Sumedang serta menambah pengetahuan rekan mahasiswa lain yang kelak akan membutuhkannya.

1.4 Metode Kerja Praktek

  Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004:1).

  A.

  Penelitian Lapangan (Field Research) “Penelitian Lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat yang menjadi objek penelit ian” (Moh. Nazir, 2005:65). Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Penelitian Lapangan (Field Research) adalah penelitian yang dilakukan pengamatan langsung sebagai cara pengumpulan data.

  Peneliti melakukan pengumpulan data dengan teknik: 1.

  Wawancara (Interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Moh. Nazir, 2005:65).

  2. Pengamatan (Observation) adalah Cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut” (Moh. Nazir, 2005:67). Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa teknik pengumpulan data wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab langsung dan teknik pengumpulan data pengamatan adalah suatu cara untuk mendaptakan data dengan mengadakan dan pengamatan penelitian secara langsung.

  B.

  Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari, mengkaji dan memahami sumber-sumber data yang ada pada beberapa buku yang terkait dalam penelitian” (Moh. Nazir, 2005:65). Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Penelitian Kepustakaan (Library Research) adalah teknik pengumpulan data memepelajari, mengkaji dan memahami terlebih dahulu dari sumber data yang ada pada perusahaan.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

  Kerja praktek ini dilakukan di KPP Pratama Sumedang pada bagian Waskon II yang bertempat di Jl. H. Ibrahim Adjie (Kiaracondong) No 372 Bandung. Waktu pelaksanaan kerja praktek selama satu bulan kerja terhitung dari tanggal 15 Juli 2013 sampai dengan 31 Agustus 2013. Waktu kerja praktek adalah hari senin sampai Jum’at 07.30 sampai dengan pukul 16.30.

Tabel 1.1 Aktivitas Kerja Praktek dan Aktivitas di Kantor

NO AKTIVITAS HARI WAKTU PENEMPATAN

  1 Kerja Praktek Senin s/d Jum.at 07.30-16.30

  2 Istirahat Senin s/d Kamis 12.00-13.00

  Waskon 2 Jum.at 12.00-13.30

  3 Libur Sabtu s/d Minggu

Tabel 1.2

Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Tahun Akademik 2013/2014

Waktu Kegiatan

  Juli No Uraian Agst Sep Okt Nov Des

  Mensurvei

  1 Tempat Kerja Melaksanakan

  2 Kerja Praktek

  3 Mencari Data Membuat

  4 Laporan Bimbingan

  5 Kerja Praktek Ujian Kerja

  6 Praktek

  

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang

  Sejarah kantor pajak di Indonesia diawali setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Untuk melaksanakan pemungutan pajak dari rakyat di wilayah pasundan, dibentuk suatu badan yang bernama Inspeksi Keuangan untuk seluruh Kabupaten Bandung, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Tasikmalaya, Sumedang, Subang, Garut, Ciamis, dan Banjar. Khusus untuk Inspeksi Keuangan Bandung bertempat tinggal di Gedung Concordia yang sekarang dikenal dengan Gedung Merdeka yang pada waktu itu terletak di Jalan Raya Barat sedangkan pada masa sekarang dikenal dengan Jalan Asia Afrika Bandung.

  Seiring dengan perkembangan jaman dan bertambahnya penduduk serta berkembangnya tingkat ekonomi masyarakat, Inspeksi Keuangan Bandung berubah namanya menjadi Inspeksi Pajak Bandung. Dengan daerah wewenangnya meliputi daerah swantantra Tingkat II Kota Praja Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis yang berkedudukan di Jalan Asia Afrika No.114 Bandung. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Subang yang berkedudukan di Karawang.

  Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 270/KMK/1989, terhitung mulai 1 April 1989 seluruh kantor inspeksi pajak di Indonesia berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Untuk wilayah Bandung sendiri dibentuk empat Kantor Pelayanan Pajak, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur 2.

  Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah 3. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Barat 4. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cimahi

  Dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994, tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak, terjadi perubahan nama dan pembagian batas wilayah Kantor Pelayanan Pajak, yaitu : a.

  Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees b. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Barat diubah namanya menjadi Kantor

  Pelayanan Pajak Bandung Tegallega c. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah dipecah menjadi Kantor

  Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying dan Kantor Pelayanan Pajak Bandung Bojonagara d. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cimahi diubah namanya menjadi Kantor

  Pelayanan Pajak Cimahi Dalam perkembangannya kemudian, sehubungan dengan reorganisasi di sistem administrasi perpajakan secara bertahap sebagai upaya pelaksanaan good

  

governance dan untuk meningkatkan penerimaan pajak serta efektivitas organisasi

  instansi vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, maka pada tanggal 9 Agustus 2007 ditetapkanlah keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-112/PJ./2007 yang mengatur tentang penerapan organisasi, tata kerja dan saat mulai beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Banten, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat II.

  Dengan terbitnya keputusan Dirjen Pajak tersebut maka terhitung mulai tanggal 28 Agustus 2007 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang yang telah menerapkan Sistem Administrasi Modern dinyatakan resmi berdiri. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang merupakan Kantor Pelayanan Pajak pemekaran dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees (yang sekarang bernama Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees). Sampai saat ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang berkantor di Jalan H.Ibrahim Adjie (Kiaracondong) Nomor 372 Bandung dan masih berbagi tempat dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

  Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang meliputi seluruh Kecamatan dan Kelurahan yang ada di Kabupaten Sumedang.

2.2 Struktur Organisasi Instansi

  Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah unsur pelaksanaan Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah Kantor Wilayah dan bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah. Sebagaimana instansi-instansi lainnya, KPP Pratama Sumedang mempunyai struktur organisasi, dimana struktur organisasi tersebut merupakan suatu sarana untuk pembagian kerja sesuai dengan bidangnya, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan dan memudahkan proses kegiatan yang dilaksanakan. Struktur organisasi KPP Pratama Sumedang sebagai berikut :

Tabel 2.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Sumedang

  Kepala Kantor

  Sub Bagian Umum

  Seksi Seksi Seksi Seksi

  Pengolahan Data Ekstensifikasi

  Pelayanan Penagihan dan Informasi Perpajakan

  Seksi Seksi Kelompok Seksi

  Pengawasan dan Pemeriksaan Jabatan Pengawasan dan

  Konsultasi II dan Kepatuhan Fungsional Konsultasi I

  Internal

  Sumber : KPP Pratama Sumedang

2.3 Uraian Tugas

  Dalam menjalankan tugasnya, KPP Pratama Sumedang dipimpin oleh satu kepala kantor dan dibantu oleh seksi-seksi yang masing-masing dikepalai oleh kepala seksi, dimana tugas-tugasnya, antara lain: 1.

  Kepala Kantor Mempunyai tugas sebagai berikut :

  Mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan

  • pengawasan Wajib Pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung Lainnya dan PBB dalam wilayah Kabupaten Sumedang Bertanggungjawab mengamankan penerimaan pajak di Kabupaten -

  Sumedang Melakukan pembinaan terhadap para pegawai di KPP Pratama

  • Sumedang 2.

  Kepala Subbagian Umum Membantu dan menunjang kelancaran tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan dan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi

  Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil PBB, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja kantor.

  4. Kepala Seksi Pelayanan Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta kerjasama perpajakan.

  5. Kepala Seksi Penagihan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan, dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak.

  6. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak, dan kegiatan ekstesifikasi perpajakan.

  7. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPh, PPN, PBB dan Pajak Lainnya), bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding serta pemberian informasi perpajakan.

  Di KPP Pratama Sumedang terdapat 2 (dua) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (teritorial) tertentu.

  Tugas Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dibantu oleh Account

  Representatif (Staf Pendukung Pelayanan). Pembagian tugas kerja AR

  dilakukan dengan membagi habis wilayah kerja seksi Pengawasan dan Konsultasi berikut seluruh pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Untuk mempermudah pembagian wilayah kerja AR dapat digunakan Peta Wilayah/Blok PBB dengan memperhatikan keseimbangan beban kerja.

  8. Kepala Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan pendistribusian Surat Perintah Pemeriksaan serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

  9. Kelompok Jabatan Fungsional Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Pejabat Fungsional Pemeriksa bertugas melakukan pemeriksaan perpajakan terhadap Wajib Pajak di lingkungan KPP Pratama berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan. Sedangkan untuk Pejabat Fungsional Penilai di KPP Pratama Sumedang sampai saat ini belum ada.

2.4 Aspek Kegiatan KPP Pratama Sumedang

  KPP Pratama dibentuk dengan “meleburkan” tiga jenis kantor pelayanan yang ada sebelumnya, yakni Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), dan Kantor Pemeriksaan Pajak (Karikpa). Meskipun terjadi penggabungan, tugas pokok dan fungsi yang melekat pada kantor-kantor tersebut tetap ada melalui struktur baru pada KPP Pratama yang berbasis fungsi. Aspek

  • – aspek kegiatan KPP Pratama Sumedang antara lain : 1.

  Pelayanan dengan konsep one stop service Yang dimaksud dengan one stop service adalah semua pelayanan berbagai jenis pajak mulai dari PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung lainnya dan PBB dilayani disini.

  2. Pemberian informasi perpajakan Memberikan informasi, penjelasan, penyuluhan dan asistensi perpajakan kepada Wajib Pajak.

  3. Pendaftaran Wajib Pajak untuk memperoleh NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disingkat dengan NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

  4. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha (baik orang pribadi maupun badan) yang telah memenuhi syarat untuk melakukan pemungutan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Apabila pengusaha telah dikukuhkan menjadi PKP maka dia berkewajiban menerbitkan Faktur Pajak dan berhak memperhitungkan PPN yang telah dia bayar terhadap PPN yang dia pungut untuk disetorkan.

  5. Perubahan data dan identitas Wajib Pajak Perubahan data dan identitas Wajib Pajak dapat dilakukan berdasarkan permohonan Wajib Pajak maupun secara jabatan oleh petugas apabila ada data Wajib Pajak yang mengalami perubahan baik nama, alamat tempat kedudukan dan atau tempat usaha, nomor telepon, jenis usaha, status badan hukum, pergantian pengurus, serta data dan identitas Wajib Pajak lainnya.

  6. Mutasi NPWP karena pindah domisili atau tempat kedudukan Satu Wajib Pajak hanya diperbolehkan memiliki satu NPWP selama hidupnya, atau bagi Wajib Pajak Badan selama belum dibubarkan. Wajib Pajak tidak diperkenankan memiliki dua atau lebih NPWP. Oleh karena itu, apabila Wajib Pajak pindah domisili atau tempat kedudukan dari wilayah KPP lama ke wilayah KPP lainnya maka Wajib Pajak tersebut tidak perlu membuat NPWP baru di KPP baru, cukup melakukan permohonan pindah sehingga NPWP tidak berubah, yang berubah hanyalah KPP tempat Wajib Pajak tersebut terdaftar dan kewajiban perpajakannya pun akan dipindahkan ke KPP baru.

  7. Penghapusan NPWP NPWP dapat dihapuskan dalam hal : a.

  Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; b. Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena penghentian atau penggabungan usaha; c.

  Wanita yang sebelumnya telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; d. Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia;

  Sebelum dilakukan penghapusan NPWP, maka terhadap Wajib Pajak terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan pajak untuk menghitung kembali pajak pajak yang telah dibayar dan apabila masih ada pajak yang masih terutang dan belum dibayar agar dilunasi dulu sebelum kemudian NPWPnya dihapus.

  8. Pencabutan pengukuhan PKP Apabila Pengusaha Kena Pajak yang telah dikukuhkan pada suatu waktu ternyata tidak lagi memenuhi syarat sebagai PKP, maka pengusaha tersebut dapat mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan PKP.

  Sebelum pengukuhan PKP dicabut, terhadap PKP tersebut terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan.

  9. Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT Masa dan Tahunan) Berdasarkan self assessment system, Wajib Pajak diberi kewenangan untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak-pajaknya. Sarana yang digunakan untuk menghitung, menyetor serta melaporkan pajak oleh Wajib Pajak disebut Surat Pemberitahuan (SPT). SPT terdiri dari SPT Masa dan SPT Tahunan. SPT Masa adalah SPT yang berisi perhitungan pajak dalam suatu masa/bulan sedangkan SPT Tahunan berisi perhitungan pajak dalam suatu tahun pajak.

  10. Pemeriksaan pajak Sebagai konsekuensi pelaksanaan self assessment system maka perlu dilakukan pemeriksaan pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak.

  11. Penerimaan pelaporan pelunasan Surat Ketetapan Pajak (SKP) Hasil dari pemeriksaan pajak dapat berupa Surat Ketetapan Pajak yang menyebutkan jumlah pajak yang masih harus dibayar oleh Wajib Pajak yang harus segera dilunasi kemudian dilaporkan.

  12. Penerimaan permohonan keberatan Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat pajak yang masih harus dibayar akan tetapi Wajib Pajak tidak setuju dengan jumlahnya, maka Wajib Pajak berhak untuk mengajukan keberatan dengan membuat surat permohonan keberatan dilampiri dengan perhitungan jumlah pajak terutang menurut perhitungan Wajib Pajak.

  13. Penerimaan permohonan pemindahbukuan Pajak yang telah disetor atas nama satu Wajib Pajak terhadap satu jenis pajak dapat dimintakan pemindahbukuan kepada atas nama Wajib Pajak yang lain atau jenis pajak yang lain.

  14. Penerimaan permohonan mengangsur atau menunda pembayaran pajak Apabila karena satu atau beberapa hal Wajib Pajak tidak mampu membayar pajak yang terutang maka Wajib Pajak tersebut diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak. Terhadap permohonan ini akan dilakukan penelitian oleh petugas terhadap faktor-faktor yang menyebabkan Wajib Pajak tidak mampu melunasi pajaknya sekaligus untuk kemudian ditentukan apakah permohonannya dikabulkan atau ditolak.

  15. Penerimaan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) Apabila terjadi kelebihan pembayaran pajak, Wajib Pajak berhak meminta kembali kelebihan pembayaran pajaknya. Terhadap Wajib Pajak akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada pajak yang masih harus dibayar sebelum kelebihan pajaknya bisa dikembalikan (direstitusi).

  16. Penyitaan dan pencabutansita termasuk pemblokiran rekening Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak hasil pemeriksaan yang menyebutkan masih ada pajak yang masih harus dibayar dalam jangka waktu tertentu belum dilunasi maka dapat dilakukan penyitaan terhadap aset Wajib Pajak termasuk pemblokiran rekening Wajib Pajak di bank sebagai jaminan.

  Apabila dalam jangka waktu tertentu setelah penyitaan dan pemblokiran tersebut Wajib Pajak melunasi utang pajaknya maka penyitaan dan pemblokiran dicabut dan aset yang disita dikembalikan.

  17. Pelaksanaan lelang Apabila dalam jangka waktu tertentu setelah penyitaan Wajib Pajak tidak juga melunasi utang pajaknya, maka terhadap aset yang disita dapat dilakukan pelelangan dan hasilnya digunakan untuk melunasi utang pajaknya.

  18. Penerimaan pemberitahuan pembukuan dengan menggunakan computer Wajib pajak diperkenankan melaksanakan pembukuan dengan sistem komputerisasi dengan terlebih dahulu memberitahukannya kepada KPP.

  19. Penerimaan pemberitahuan perubahan tahun buku Apabila Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku, Wajib Pajak harus memberitahukannya kepada KPP.

  20. Penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Surat Keterangan Bebas adalah surat yang digunakan Wajib Pajak agar tidak dilakukan pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga yang apabila Wajib Pajak dilakukan pemotongan atau pemungutan berpotensi adanya kelebihan pembayaran pajak. Sebelum SKB terbit, terlebih dahulu dilakukan penelitian oleh petugas.

  21. Penetapan suatu daerah terpencil KPP baik secara jabatan maupun karena permohonan Wajib Pajak, dapat menetapkan suatu daerah sebagai daerah terpencil yang memperoleh fasilitas tertentu dibidang perpajakan.

  22. Penerbitan Surat Keterangan Fiskal (SKF) SKF berisi data pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak untuk masa dan tahun tertentu. Umumnya SKF dipergunakan untuk memenuhi persyaratan saat hendak melakukan penawaran pengadaan barang dan atau jasa untuk keperluan pemerintah. SKF diterbitkan apabila ada permohonan dari Wajib Pajak dengan terlebih dahulu dilakukan penelitian oleh petugas.

  23. Penerbitan dan pengawasan ijin pemberian meterai dengan mesin teraan meterai Dalam rangka menghemat waktu, tenaga dan biaya, Wajib Pajak yang dalam kegiatannya sering memberi meterai terhadap dokumen- dokumennya diperbolehkan menggunakan mesin teraan meterai dengan terlebih dahulu meminta ijin kepada KPP.

  24. Penerbitan dan pengawasan ijin pemberian meterai dengan sistem komputerisasi Selain menggunakan mesin teraan meterai, meterai juga dapat dicetak menggunakan sistem komputerisasi berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

  25. Penerimaan permohonan data baru Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Di bidang PBB, self assessment system diterapkan dengan cara pengajuan permohonan data PBB baru apabila Wajib Pajak memiliki objek PBB berupa tanah dan atau bangunan yang belum memiliki Nomor Objek Pajak (NOP) 26. Pencetakan SPPT, STTS dan Salinan SPPT PBB

  Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) adalah surat yang menyebutkan besarnya nilai objek pajak PBB beserta jumlah PBB yang harus dibayar dalam satu tahun. Surat Tanda Terima Setoran adalah surat yang menyebutkan jumlah PBB yang telah disetor dan diberikan kepada Wajib Pajak apabila dia telah melunasi PBBnya. Untuk keperluan tertentu, Wajib Pajak dapat meminta salinan SPPT, misalnya apabila SPPT aslinya hilang.

  27. Pemberian pengurangan pembayaran PBB Terhadap Wajib Pajak tertentu dapat diberikan pengurangan pembayaran PBB, misalnya untuk para veteran perang dan pensiunan.

  28. Penerimaan permohonan mutasi PBB Mutasi PBB dilakukan apabila terjadi perubahan kepemilikan objek pajak PBB. Mutasi dilakukan dengan mengganti identitas Wajib Pajak yang tercantum dalam SPPT PBB.

  29. Pemecahan dan penggabungan SPPT PBB SPPT PBB dapat dipecah apabila ada pengalihan sebagian objek pajak PBB dari pemilik objek pajak lama kepada pemilik yang baru.

  Penggabungan SPPT dilakukan apabila ada dua atau lebih objek pajak PBB yang letaknya bersebelahan tapi dimiliki oleh satu orang Wajib Pajak.

2.5 Visi dan Misi KPP Pratama Sumedang

  Visi DJP: Menjadi institusi pemerintah yang menyelanggarakan sistem administrasi perpajakan yang modern, efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profeionalisme yang tinggi.

  Misi DJP: Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan Undang-undang perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran

  Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.

BAB III PELAKSANAAN KERJAAN PRAKTEK

  3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

  Penulisan pelaksanaan kerja praktek pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang di Bagian Pengawasan dan Konsultasi (WASKON) II adalah bagian dimana para Account Representative (AR) bekerja untuk melayani para Wajib Pajak yang menjadi tanggung jawabnya. Para Account Representative (AR) memiliki berbagai macam tugas dan tanggung jawab, namun tugas utamanya adalah memberikan konsultasi, bimbingan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak yang menjadi tanggung jawab mereka. Para Account Representative (AR) adalah pegawai Dirjen Pajak yang lebih mengenal secara langsung Wajib Pajak yang terdaftar.

  Penulis melaksanakan kerja praktek pada bidang administrasi pada bagian Pengawasan dan Konsultasi. selama kerja praktek, penulis mendapat bimbingan dari Kepala Bagian WASKON II dan para Account Representative (AR). Adapun tugas penulis dalam bidang pelaksanakerja praktek tersebut adalah membantu tugas harian Account Representative (AR) dalam pemberian pelayanan berupa bimbingan, pemberian konsultasi dan pengawasan terhadap Wajib Pajak.

  3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

  Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan selama 30 (Tiga Puluh) hari , mulai dari tanggal 15 Juli s/d 31 Agustus 2013 dan di tempatkan pada bagian Pengawasan Konsultasi (Waskon) II. Kuliah kerja praktek dilaksanakan setiap hari kerja, yaitu Senin s/d Jumat mulai pukul 07.30 s/d 16.30 WIB.

  Adapun Teknis Pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan oleh penulis pada Bagian Pengawasan dan Konsultasi (WASKON) II di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang adalah sebagai berikut: 1.

  Membuat Surat-surat Himbauan, Pemberitahuan, Teguran dan lain-lain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Wajib Pajak.

  2. Melakukan pekerjaan administrative pada umumnya.

  3. Melakukan pengarsipan surat-surat yang ditujukan kepada WP, kepada Kanwil DJP, kepada seksi-seksi atau instansi dalam lingkungan KPP Pratama Sumedang.

  4. Observasi pelayanan berupa konseling yang dilakukan oleh Account Representatiive (AR) terhadap WP di ruang pelayanan di bagian Waskon.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Efektivitas Pelayanan Account Representative (AR) di KPP

  Penunjukan Account Representative (AR) merupakan karakeristik utama penerapan system administrasi perpajakan modern sebagai salah satu wujud reformasi perpajakan yang tlah digulirkan oleh DJP sejak tahun 2002. Penerapan system administrasi perpajakan modern ini pertama-tama dilakukan di lingkungan Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar dengan adannya keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-277/PJ/UP53/2002 tanggal 20 September 2002, Nomor KEP-302/PJ/UP53/2002 tanggal 16 Oktober 2002 dan Nomor KEP-304/PJ/UP53/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang penunjukan secara definitif para pejabat Eselon IV, Account Representative (AR), dan Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar.

  Account Representative (AR) yang juga disebut staff pendukung pelaksana

  dalam tiap Kantor Pelayanan Pajak Modern, bertanggung jawab dan berwenang untuk memberikan pelayanan secara langsung, menyampaikan informasi perpajakan secara efektif dan profesional, memberikan respon yang efektif atas pertanyaan dan permasalahan yang disampaikan Wajib Pajak, edukasi, asistensi serta mendorong dan mengawasi pemenuhan hak dan kewajiban Wajib Pajak.

  Seorang pegawai pajak, untuk dapat mendaftar dan mengikuti ujian saring menjadi Account Representative (AR) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.

  Pangkat minimal pangatur Tingkat I (II d).

  b.

  Pendidikan minimal Diploma III atau sedang menjabat Koordinator Pelksana (d/h Kepala Sub Seksi).

  c.

  Diutamakan telah lulus DTS Dasar pajak I atau II, atau diklat lain yang disetarakan, kecuali pegawai yang dikecualikan dari kewajiban mengikuti diklat tersebut. Setelah lulus serangkaian tes tertulis maupun wawancara, calon Account

  

Representative (AR) akan mengikuti diklat khusus calon AR. Jika yang

  bersangkutan dinyatakan lulus, maka pegawai tersebut dilantik sebagai Account

  

Representative (AR), kemudian ditempatkan di Kantor Pelayanan Pajak Modern

di lingkungan DJP.

  Dengan Self Assesment System yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia sekarang ini menuntut Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk selalu melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak. Salah satu bentuk pengawasan tersebut adalah melalui pemeriksaan yang diatur dalam Pasal 29 UU KUP. Pemeriksaan pajak merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menangani kecurangan yang dilakukan oleh wajib pajak seperti memanipulasi pendapatan atau penyelewengan dana.

  Ketidakpatuhan ini telah menjadi pekerjaan rumah yang wajib diselesaikan oleh Dirjen Pajak karena ketidakpatuhan Wajib Pajak akan berpengaruh pada pendapatan Negara yang menjadi sumber dana pembangunan dan pemeliharaan saran publik bagi masyarakat. Untuk itu pentingnya melihat peningkatan pengawasan dari DJP terhadap semua Wajib Pajak melalui petugas yang telah dibebankan yaitu para Account Representative (AR). Petugas AR dalam menjalankan tugas utamanya dalam memberikan pelayanan bagi Wajib Pajak memiliki andil yang kuat dalam menganalisa setiap Wajib Pajak yang ditugasi untuk menghindari terjadinya tindakan penghindaran kewajiban atau ketidakpatuhan, membantu Wajib Pajak dalam memahami kewajiban perpajakannya sehingga pelaksanaan dari Self Assessment System dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.