Pelanggaran Prinsip Kerjasama Dalam Skrip Film "17 Again" Karya Jason Filardi (Sebuah Kajian Pragmatik)

(1)

$URAT I(EIEBilI&AN

PET{VERAHAI* ]TAK EI($T(LT.}BTF

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis bersedia :

'Bahwa hasilpenelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan".

Bandung; 9 Agtrstus 2012

Penulis,

mr/

w

Nunizal'Ramdani H NrM.63708005


(2)

THE VIOLATION OF COOPERATIVE PRINCIPLE

IN “17 AGAIN” MOVIE SCRIPT BY JASON FILARDI (A Study of Pragmatics)

SKRIPSI

diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra

Universitas Komputer Indonesia

NURRIZAL RAMDANI HIDAYAT 63708005

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

vi

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pelanggaran Prinsip Kerjasama Dalam Skrip Film “17 Again

Karya Jason Filardi”. Skripsi ini membahas pelanggaran maxim pada percakapan yang terjadi dalam skrip film “17 Again” dan konteks yang mendukung adanya pelanggaran maxim tersebut. Data - data tersebut dianalisis berdasarkan teori H.P

Grice mengenai “Cooperative Principle”. Metode yang digunakan dalam skripsi ini yaitu metode deskriptif yang mencakup observasi data, pengumpulan data, pengelompokan data sesuai dengan jenis-jenis pelanggaran prinsip kerjasama, dan analisis data. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat 11 data yang menunjukan adanya pelanggaran prinsip kerjasama. Dari data yang didapat menunjukan adanya pelanggaran maxim kualitas, kuantitas, relevan dan cara, dan konteks seperti

situational context, background context, referring context dan co-textual context yang memperkuat adanya pelanggaran yang muncul dalam skrip film.


(5)

vii

ABSTRACT

The skripsi entitled “Pelanggaran Prinsip Kerjasama Dalam Skrip Film “17 Again

Karya Jason Filardi”.It discusses about the violation of maxim and the context which supports the violation of maxim in the movie script “17 Again”. The data is analyzed based on H.P Grice theory about “Cooperative Principle”. The method which is used in this skripsi is descriptive method. It is conducted through observation, collection, classification according to the violation of cooperative principle, and analysis the data. Based on the analysis of the data, there are 11 data that show the violation of cooperative principle. The data shows the violation of maxim of quality, quantity, relevant and manner, and the context such as situational context, background context, referring context and co-textual context which support the violation in the movie script.


(6)

viii

Dengan mengucapkan nama Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang menjadi kewajiban dalam menjalankan skripsi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikannya dengan hasil yang terbaik. Oleh karena itu tidak mudahlah bagi penulis untuk dapat meyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari semua pihak yang telah memberikan semangat dan ilmu bagi penulis.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Moch. Tadjuddin, M.A, selaku Dekan fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Ibu Retno Purwanisari, S.S., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Sastra Inggris Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Ibu Asih Prihandini, S.S., M.Hum, selaku pembimbing utama dalam pengerjaan skripsi penulis sekaligus dosen wali penulis.


(7)

ix

4. Ibu Nenden Rikma Dewi, S.S, selaku pembimbing pendamping dalam pengerjaan skripsi penulis.

5. Bapak Dr. Juanda, selaku koordinator pelaksanaan ujian comprehensive.

6. Bapak Tatan Tawami, S.S, M.Hum, selaku dosen Sastra Inggris dan koordinator TOEFL.

7. Bapak M. Rayhan Bustam, S.S, selaku dosen Sastra Inggris.

8. Ibu Nungki Heriyati, S.S., M.A, selaku dosen Sastra Inggris.

Dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih dan memohon maaf seandainya dalam penyusunan skripsi ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan mengingat ilmu dan wawasan penulis masih terbatas. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan penulis dimasa yang akan datang.

Bandung, Juli 2012

Penyusun


(8)

x

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

BAB I: PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 5

1.5 Kerangka Pemikiran 6

BAB II: LANDASAN TEORI 8

2.1 Prinsip Kerjasama 9

2.1.1 Jenis-jenis Pelanggaran Prinsip Kerjasama 9

2.2.2 Konteks 12

BAB III: OBJEK DAN METODE PENELITIAN 17

3.1 Objek Penelitian 17

3.2 Metode Penelitian 17

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data 18 3.2.2 Teknik Analisis Data 18

BAB IV: TEMUAN DAN PEMBAHASAN 19

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN 43


(9)

xi

5.2 Saran 44

DAFTAR PUSTAKA 46

SYNOPSIS 47

LAMPIRAN 49


(10)

1

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering melakukan percakapan. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara (speaker) dan seorang pendengar atau lawan bicara (interlocutor) yang masing-masing mencoba untuk saling memahami tentang apa yang sedang dibicarakannya. Orang-orang yang terlibat dalam percakapan mempunyai perannya masing-masing, seperti peran dari seorang pembicara yaitu berusaha untuk memberikan informasi yang ada dalam pikirannya dan apa yang ingin diutarakannya, sedangkan peran dari seorang pendengar yaitu mencoba untuk menginterpretasikan apa maksud yang terkandung dalam ujaran yang dilontarkan oleh seorang pembicara kepada pendengar.

Ketika percakapan terjadi, pembicara dan lawan bicara akan mencoba untuk memberikan informasi satu sama lain dengan tujuan apa yang mereka coba utarakan dapat di mengerti oleh keduanya sehingga maksud yang ingin diutarakan dapat disampaikan dan diterima dengan baik. Di dalam ilmu pragmatik, terdapat beberapa prinsip di dalam percakapan. Prinsp-prinsip tersebut adalah prinsip tindak tutur, prinsip sopan santun atau kesopanan dan prinsip kerjasama. Namun manakala maksud dari suatu percakapan tidak dapat disampaikan atau tersampaikan dengan baik, pada saat itulah dapat dikatakan telah terjadi sebuah pelanggaran. Di dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis pelanggaran


(11)

2

dalam prinsip kerjasama yang terjadi di dalam percakapan. Di dalam prinsip kerjasama terdapat beberapa pelanggaran yaitu pelanggaran maxim kuantitas, pelanggaran maxim kualitas, pelanggaran maxim relevan, dan pelanggaran maxim

cara. Data yang diambil dalam penelitian ini diperoleh dari skrip film “17 Again”, ini dikarenakan adanya kecenderungan kemunculan pelanggaran prinsip kerjasama yang cukup besar sehingga data yang diperoleh cukup banyak dan untuk mengetahui dampak yang seperti apa ketika pelanggaran prinsip kerjasama terjadi. Dengan demikian pelanggaran pelanggaran prinsip kerjasama yang terjadi dalam skrip film “17 Again” menjadi tujuan utama pembahasan.

Teori mengenai pelanggaran prinsip kerjasama tersebut di ambil dari Grice (1975) dalam bukunya “Logic and Conversation”. Prinsip kerjasama menurut Grice merupakan asumsi mendasar dalam membangun sebuah makna yang ingin ditujukan oleh pembicara kepada lawan bicaranya. Ketika pelanggaran terjadi dalam percakapan, informasi yang ingin disampaikan oleh pembicara kepada lawan bicara kemungkinan tidak akan tersampaikan dengan baik. Seorang pembicara dapat dikatakan telah melanggar prinsip kerjasama jika pembicara tersebut memberikan suatu informasi yang tidak jelas, membingungkan, memberikan informasi yang meragukan atau bahkan memberikan informasi yang tidak diminta oleh lawan bicaranya. Berikut adalah salah satu contoh pelanggaran dalam percakapan:

Context: Carson is driving John to Meredith’s house

Carson: Where does Meredith lives?


(12)

Pada contoh kasus di atas, terlihat bahwa Carson sedang mengendarai mobilnya dan akan menuju ke tempat tinggal Meredith bersama John. Dari data di atas terdapat pelanggaran prinsip kerjasama, pelanggaran yang muncul yaitu pelanggaran maxim kuantitas yang terjadi ketika Carson sebagai pembicara (speaker) menanyakan mengenai tempat tinggal Meredith kepada John (interlocutor). Akan tetapi John tidak memberikan informasi yang lengkap kepada Carson mengenai tempat tinggal Meredith.

Dari jawaban yang dilontarkan oleh John tersebut akan membuat Carson untuk kembali bertanya dengan lebih jelas mengenai alamat lengkap dari tempat tinggal Meredith. Jawaban yang diutarakan John di atas menimbulkan beberapa informasi kenapa jawabannya tersebut begitu singkat. Pertama, John tidak begitu tetarik untuk menjawab pertanyaan dari Carson; kedua, John berpikir bahwa jawaban singkatnya tersebut sudah cukup mewakili pertanyaan yang dilontarkan oleh Carson kepada dirinya; dan yang terakhir, John berharap adanya pertanyaan yang lebih jelas dari Carson mengenai tempat tinggal Meredith agar ia bisa mengetahui jawaban seperti apa yang dibutuhkan oleh Carson tepatnya.

Dari contoh kasus di atas, kesalahpahaman antara pembicara dan pendengar dapat muncul jika seorang pembicara dan pendengar tidak mampu menyampaikan dan menginterpretasikan maksud sebenarnya yang ingin ditujukan oleh kedua belah pihak. Dengan demikian pelanggaran dalam sebuah percakapan dapat diketahui.

Terkait dengan pelanggaran prinsip kerjasama yang terjadi dalam skrip film, sebuah konteks dalam percakapan menjadi faktor pendukung untuk


(13)

4

menunjukan adanya pelanggaran. Merujuk kepada contoh di atas, konteks yang terdapat dalam contoh kasus tersebut yaitu referring context. Ketika John

mengatakan “Nevada”, jawabannya tersebut merujuk ke sebuah daerah tempat Meredith tinggal. Akan tetapi jawaban John tersebut tidak merujuk kepada sebuah tempat yang jelas mengenai tempat tinggal Meredith sebenarnya. Dari percakapan di atas akan memunculkan pertanyaan lanjutan dari Carson mengenai alamat lengkap tempat tinggal Meredith. Pertanyaaan lanjutan yang akan muncul dikarenakan Carson dan John tidak dapat pergi ke tempat Meredith tinggal tanpa adanya alamat yang jelas. Dalam ilmu pragmatik sendiri terdapat beberapa jenis konteks yaitu situational context, background context, referring context dan co-textual context.

Dari permasalahan yang dipaparkan di atas merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk dianalisis, karena suatu kontribusi dalam percakapan sangatlah dibutuhkan oleh seorang pembicara dan pendengar. Kontribusi tersebut dapat memperlihatkan suatu peranan dalam percakapan, tindak kesopanan dan perasaan yang ingin ditujukan oleh seorang pembicara kepada lawan bicaranya. Pelanggaran prinsip kerjasama ini juga dapat terjadi ketika seorang pembicara ingin mempersingkat ataupun memperpanjang percakapan yang sedang terjadi dikarenakan alasan tertentu, salah satunya yaitu seperti contoh pelanggaran prinsip kerjasama di atas. Dengan demikian penelitian ini memiliki judul

“Pelanggaran Prinsip Kerjasama Dalam Skrip Film 17 Again Karya Jason


(14)

1.2 Rumusan Masalah

Merujuk kepada permasalahan mengenai makna ujaran yang terjadi di dalam skrip film maka terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:

1. Pelanggaran prinsip kerjasama apa saja yang terjadi dalam skrip film

“17 Again”?

2. Dalam konteks apa saja pelanggaran prinsip kerjasama itu terjadi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan yang muncul dalam rumusan masalah di atas, diantaranya:

1. Menganalisis pelanggaran prinsip kerjasama yang terjadi dalam skrip film “17 Again”.

2. Menganalisis dalam konteks apa saja pelanggaran prinsip kerjasama itu terjadi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak informasi mengenai suatu pemahaman maksud dalam percakapan. Penelitian ini juga mempunyai dua tujuan; pertama, untuk meningkatkan pengetahuan pembaca mengenai maksud sebenarnya yang terkandung dalam sebuah percakapan. Kedua, untuk peneliti sendiri, teori mengenai prinsip kerjasama dari Grice dapat menjadi kunci utama dalam mencari pelanggaran prinsip kerjasama yang terjadi dalam skrip film. Oleh


(15)

6

karena itu, teori tersebut dapat memberikan gambaran sejauh mana kontribusi pelanggaran prinsip kerjasamaberperan dalam suatu percakapan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mengambil beberapa teori yang digunakan dalam menganalisis data yang ada seperti teori dari Grice (1975) “Logic and Conversation” yang menjadi teori utama dalam penelitian ini. Selain menggunakan teori Grice tersebut, terdapat beberapa teori lain terkait dengan ilmu pragmatik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai teori pendukung seperti dari Leech (1983) “Principles of Pragmatics”, dan Cutting (2002) “Pragmatics and Discourse”.

Teori utama mengenai pelanggaran prinsip kerjasama dalam penelitian ini digunakan dalam menganalisis data yang mempunyai hubungan dengan makna sebuah ujaran. Menurut Grice terdapat empat macam pelanggaran prinsip kerjasama dalam sebuah percakapan diantaranya seperti pelanggaran maxim of manner (cara) yaitu pembicara memberikan suatu informasi yang tidak beraturan atau tidak jelas, pelanggaran maxim of relevant (relevan) yaitu ketika seorang pembicara memberikan jawaban yang tidak relevan atau tidak bertautan dengan perkataan sebelumnya, pelanggaran maxim of quality (kualitas) yaitu seorang pembicara memberikan informasi yang cenderung tidak benar atau bohong dan yang terakhir pelanggaran maxim of quantity (kuantitas) yaitu seorang pembicara memberikan informasi yang kurang atau berlebih kepada lawan bicara.


(16)

Sementara teori Grice mengenai pelanggaran prinsip kerjasama sebagai teori utama digunakan, teori mengenai konteks pun diterapkan sebagai pendukung dalam memperkuat adanya pelanggaran yang terdapat dalam analisis data. Teori konteks yang digunakan adalah teori dari Cutting (2002) dalam bukunya yang berjudul “Pragmatics and Discourse”. Menurut Cutting terdapat beberapa jenis konteks seperti situational context yang menunjukan berbagai peristiwa yang tergambarkan dalam sebuah percakapan. Background context yaitu konteks saat pembicara dan lawan bicara mengetahui dengan baik apa yang sedang dibicarakannya tersebut, referring context yaitu penggunaan bahasa yang digunakan untuk sebuah rujukan, dan terakhir adalah co-textual context yaitu sebuah konteks yang merujuk apa saja yang termasuk ke dalam sebuah rujukan yang dimaksud.


(17)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Di dalam bab ini dipaparkan teori-teori yang digunakan dalam menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. Teori mengenai pelanggaran maxim diambil dari pakar ilmu pragmatik yakni

Grice (1975) “Logic and Conversation” yang mana menjadi teori utama dalam menjalankan penelitian ini. Selain teori pelanggaran maxim dari Grice, ada beberapa teori yang diambil sebagai teori pendukung seperti teori Thomas (1995)

an Introduction to Pragmatics”, Cutting (2002) “Pragmatics and Discourse” dan

Leech (1983) “Principles of Pragmatics”.

Di dalam bukunya “Logic and Conversation”, Grice mengungkapkan adanya beberapa jenis pelanggaran prinsip kerjasama yang dapat terjadi dalam sebuah ujaran. Pelanggaran-pelanggaran tersebut diantaranya; pelanggaran maxim of manner (cara) yaitu pembicara memberikan suatu informasi yang tidak beraturan atau tidak jelas, pelanggaran maxim of relevant (relevan) yaitu ketika seorang pembicara memberikan informasi yang tidak relevan atau tidak bertautan dengan informasi sebelumnya, pelanggaran maxim of quality (kualitas) yaitu seorang pembicara memberikan informasi yang cenderung tidak benar atau bohong dan yang terakhir pelanggaran maxim of quantity (kuantitas)yaitu seorang pembicara memberikan informasi yang kurang atau berlebihan kepada lawan bicara.


(18)

2.1 Prinsip Kerjasama

Dalam ilmu pragmatik terdapat beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu maksud dalam suatu ujaran. Salah satu prinsip tersebut adalah prinsip kerjasama yaitu sebuah asumsi mendasar dalam membangun sebuah makna atau maksud yang ingin ditunjukkan oleh pembicara dan pendengar. Menurut Grice (1975) dalam bukunya “Logic and Conversation

mengenai prinsip kerjasama (the cooperative principle), pelanggaran prinsip kerjasama dapat terjadi dalam sebuah percakapan ketika informasi yang ingin disampaikan oleh pembicara kepada lawan bicara tidak tersampaikan dengan baik. Pelanggaran prinsip kerjasama itu sendiri terbagi menjadi empat jenis pelanggaran yaitu pelanggaran maxim kuantitas, pelanggaran maxim cara, pelanggaran maxim

relevan dan pelanggaran maxim kualitas. Penjelasan mengenai masing-masing pelanggaran maxim tersebut dipaparkan di dalam 2.1.1 mengenai jenis-jenis pelanggaran prinsip kerjasama. Selain penjelasan pelanggaran maxim, terdapat pula penjelasan mengenai konteks yang dipaparkan pada 2.1.2.

2.1.1 Jenis-jenis Pelanggaran Prinsip Kerjasama

Menurut Grice, ada empat jenis pelanggaran maxim dalam prinsip kerjasama. Pelanggaran-pelanggaran tersebut adalah sebagai berikut:


(19)

10

1. Pelanggaran maxim kuantitas

Pelanggaran maxim kuantitas terjadi ketika seorang pembicara memberikan informasi yang kurang jelas atau berlebihan kepada lawan bicara. Contohnya sebagai berikut:

Billy: Where is Anne?

Mark: The control room or the science lab.

Dari contoh di atas, Mark tidak memberikan Billy informasi yang jelas. Billy mengharapkan jawaban yang sudah pasti mengenai keberadaan Anne. Akan tetapi Mark justru memberikan pernyataan yang tidak jelas kepada Billy. Dari pernyataan Mark menunjukan bahwa ia tidak mengetahui pasti keberadaan Anne. Ia berpikir Anne ada di ruang kontrol atau di ruang laboratorium. Pernyataannya tersebut juga menyiratkan adanya keraguan mengenai keberadaan Anne yang diutarakan oleh Mark. 2. Pelanggaran maxim cara

Pelanggaran maxim cara dapat terjadi ketika pembicara memberikan suatu informasi yang tidak beraturan atau tidak jelas kepada lawan bicara. Contohnya sebagai berikut:

Mark: When are you coming home?

Anne: I will codify that question to my superiors and respond at such a

time as an adequate answer is preparable.

Dari contoh di atas, Anne memberikan pernyataan yang berbelit-belit dan membuat Mark harus berpikir lebih lanjut mengenai pernyataan yang diutarakan oleh Anne. Anne tidak memberikan jawaban yang jelas kepada


(20)

Mark. Ia tidak bisa memberikan jawaban secara pasti mengenai kepulangannya karena ia juga harus menanyakan hal tersebut kepada atasannya.

3. Pelanggaran maxim relevan

Pelanggaran maxim relevan dapat terjadi ketika seorang pembicara memberikan jawaban yang tidak bertautan dengan pembicaraan sebelumnya ataupun mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan yang sedang terjadi dalam sebuah percakapan. Contohnya sebagai berikut:

Anne: You really love me?

Matt: I like Ferris wheels, and college football, and things that go real

fast.

Dari contoh kasus di atas, Matt mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan. Ia memberikan jawaban yang tidak mempunyai kaitan dengan pernyataan Anne sebelumnya. Matt mencoba mengalihkan topik pembicaraan awal yang mana mengenai “Love” dan menggantinya dengan

topik yang baru yaitu mengenai hal-hal yang disukai oleh Matt. Pengalihan topik pembicaraan yang dilakukan oleh Matt tersebut karena ia tidak tertarik untuk memberikan informasi dan memperpanjang

percakapan mengenai “Love”. Selain faktor tersebut, dari jawaban Matt sendiri terlihat bahwa ia lebih tertarik jika membicarakan hal-hal yang ia sukai seperti hobinya tersebut.


(21)

12

4. Pelanggaran maxim kualitas

Pelanggaran maxim kualitas ini dapat terjadi ketika seorang pembicara mencoba untuk memberikan informasi yang cenderung tidak benar atau bohong mengenai suatu hal kepada lawan bicara. Contohnya seperti berikut:

Anthony: A lot of people are depending on you.

Mark: Thanks, that really takes the pressure off.

Ketika Mark berkata “Thanks, that really takes the pressure off”‟, ia mengatakan sesuatu yang tidak benar mengenai isi hatinya. Ia merasa keberatan dan tidak senang karena ia merasa terbebani dengan banyaknya orang yang menaruh harapan kepadanya.

2.1.2 Konteks

Selain teori dari Grice di atas mengenai pelanggaran prinsip kerjasama, teori mengenai konteks di ambil dari Cutting. Menurut Cutting dalam bukunya

Pragmatics and Discourse” 2002: 3-9, terdapat empat jenis konteks dalam ilmu pragmatik. Konteks - konteks tersebut adalah sebagai berikut:


(22)

1. Situational context

Situational context yaitu sebuah konteks yang menggambarkan segala sesuatu yang sedang terjadi di sekitarnya pada saat percakapan itu berlangsung. Contohnya sebagai berikut:

Context : The place is in the classroom of The British National Corpus. A

lecturer from London is explaining a mathematical to his pupil from

London, named Berkam.

Lecturer: Forty-nine? Why do you say forty-nine?

Pupil: Cos there’s another one here.

Lecturer: Right, we’ve got forty-nine there, haven’t we? But here

there’s two, okay? Now, what is it that we’ve got two of? Well, let me give you a clue. Erm, this here is forty, that’s

four tens, four tens are forty.

Percakapan di atas terjadi di dalam sebuah kegiatan belajar mengajar antara guru dan muridnya. Di dalam percakapan di atas guru dan muridnya sedang melihat kepada sebuah benda yang digunakan sebagai media untuk menulis seperti buku, lembar kerja soal atau bahkan sebuah papan tulis.

2. Background knowledge context

Background knowledge yaitu sebuah konteks yang mana pembicara dan pendengar mengetahui mengenai apa yang mereka bicarakan, seperti membicarakan seseorang ataupun budaya. Ada dua jenis background context; cultural context and interpersonal context.


(23)

14

a. Cultural context

Cultural context yaitu sebuah informasi atau pengetahuan yang dimiliki oleh pembicara dan pendengar mengenai sebuah ruang lingkup kehidupan. Contohnya sebagai berikut:

In the hill-walking-in-Arran excerpt, Allan and Dominic share cultural

background knowledge about the low mountains on the island: Allan does

not appear surprised that Dominic and his friends went ‘hill walking’, that

they could walk for eight hours there.

Dari contoh data di atas, menunjukan bahwa Allan dan Dominic sedang membicarakan sebuah gunung yang pernah Dominic kunjungi bersama teman-temannya. Dalam percakapan tersebut Allan tidak begitu terkejut ketika Dominic dan teman-temannya menempuh waktu hingga 8 jam lamanya, ini dikarenakan Allan sudah mengetahui mengenai jarak tempuh untuk mencapai gunung yang sedang dibicarakannya itu.

b. Interpersonal context

Interpersonal context yaitu informasi mengenai seseorang yang mencakup informasi mengenai kehidupan pribadi pembicara atau yang dibicarakannya. Berikut adalah salah satu contohnya:

In the hill-walking excerpt, we can see that Allan and Dominic know who

‘Michelle’ is. Dominic will have told Allan in a previous conversation that his wife’s name is ‘Michelle’; he might also have told him where ‘home’


(24)

Dari contoh data di atas, Allan dan Dominic sedang membicarakan seseorang yang bernama Michelle. Michelle adalah istri dari Dominic dan Allan juga mengetahui siapa Michelle yang sedang dibicarakan oleh mereka berdua. Pembicara dan lawan bicara mengetahui siapa orang yang sedang dibicarakan oleh keduanya.

3. Referring context

Penggunaan bahasa untuk merujuk kepada sesuatu hal yang ada dalam sebuah konteks itu disebut reference: Cara pembicara menggunakan bentukan linguistik agar pendengarnya dapat mengidentifikasi sesuatu dikatakan sebagai referring expression. Ketika seorang pendengar dapat mengidentifikasi rujukan tersebut merujuk kemana, rujukan itu bisa dikatakan sebagai referent. Contohnya sebagai berikut:

‘I went with Francesca and David’

Kata ganti „I‟ merupakan sebuah referring expression yang merujuk kepada pembicara itu sendiri, yang sekaligus menjadi referent. Kata ganti

„Francesca‟ dan „David‟ juga merupakan sebuah referring expressions

yang mana merujuk kepada dua orang yang bernama Francesca dan David.

4. Co-textual context

Co-textual context yaitu ketika pembicara dan pendengar mengetahui apa atau siapa yang sebenarnya sedang mereka bicarakan. Contohnya:

A: I went with Francesca and David.


(25)

16

A: Francesca’s room-mate. And a friend of Alice’s from London. There were six of us. Yeah we did a lot of hill walking.

B: Uhm.

Pada contoh kasus di atas, kata ganti „us‟ dan „we‟ merujuk kembali kepada Francesca, David, yang mana merupakan teman sekamar dan teman dari Francesca. Lawan bicara A berasumsi bahwa semua orang yang berperan dalam percakapan tersebut mengetahui apa yang sedang mereka

bicarakan mengenai siapa saja „us‟ itu dan siapa saja yang termasuk


(26)

17

Bab ini menjelaskan mengenai objek dan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian. Terdapat dua hal penting dalam metode penelitian yang terdapat dalam bab 3 ini; pengumpulan data dan teknik analisis data.

3.1 Objek Penelitian

Tujuan utama dalam menjalankan penelitian ini yaitu menganalisis pelanggaran prinsip kerjasama dalam percakapan dan konteks yang menjadi faktor pendukung adanya pelanggaran yang muncul. Data diambil dari skrip film “17 Again” dan dari sumber data tersebut terdapat beberapa data yang memiliki pelanggaran prinsip kerjasama.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang mencakup observasi data, pengumpulan data, pengelompokan data sesuai dengan jenis-jenis pelanggaran prinsip kerjasama, dan analisis data. Tedapat dua hal dalam menjalankan metode penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.


(27)

18

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam menjalankan penelitian ini, peneliti melakukan pencarian dan pengumpulan data melalui perpustakaan dan internet. Pencarian data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pencarian sumber dara, pemilihan data, pengunduhan data, dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan diambil dari sumber data yang syah, pengambilan data dilakukan melalui pencarian di dalam salah satu situs mengenai skrip film yaitu http://www.IMSDb.com “Internet Movie Script Data based”. Skrip film yang diambil dari situs tersebut adalah skrip film “17 Again”karya Jason Filardi.

3.2.2 Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, tahap berikutnya yaitu analisis data yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini. Terdapat dua hal penting yang terdapat di dalam teknik analisis data yakni menganalisis data yang memiliki atau menunjukan adanya pelanggaran prinsip kerjasama dan mengenalisis dampak yang muncul ketika pelanggaran prinsip kerjasama terjadi dalam skrip film “17 Again”.


(28)

19

Pemaparan mengenai analisis data yang menunjukan adanya pelanggaran prinsip kerjasamadan konteks sebagai faktor pendukung dipaparkan di dalam bab ini. Data-data yang dikumpulkan di ambil dari skrip film “17 Again”karya Jason Filardi, dari sumber data tersebut terdapat beberapa data yang menunjukan adanya pelanggaran prinsip kerjasama.

Namun, karena pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul dari masing– masing data berbeda-beda, maka proses pengklasifikasian data pada bab ini dibagi sesuai dengan jenis-jenis pelanggaran yang terdapat dalam prinsip kerjasama, yaitu: Pelanggaran maxim kuantitas, pelanggaran maxim relevan, pelanggaran

maxim kualitas dan pelanggaran maxim cara.

Selain adanya proses pengklasifikasian sesuai dengan pelanggaran prinsip kerjasama, di dalam bab ini ditunjukkan juga adanya konteks yang menjadi faktor pendukung pelanggaran yang muncul di dalam skrip film dan pengaruh yang terjadi pada saat pelanggaran itu terjadi. Konteks itu sendiri memiliki beberapa jenis, diantaranya: Situational context, background context, co-textual context dan


(29)

20

Data 1

Konteks:

Parttisipan: Partisipan yang muncul dalam percakapan ini yaitu Mike yang merupakan salah satu teman Stan, namun ia tidak begitu akrab dengan Stan karena Stan mempunyai sifat arogan. Sedangkan partisipan lain yaitu Stan, ia adalah seorang kapten tim bola basket di sekolahnya. Ia mempunyai karakter yang buruk dalam bersikap kepada teman-temannya. Terakhir yaitu teman-teman sekolah Mike dan Stan.

Tempat kejadian: Percakapan antara Mike dan Stan terjadi di sebuah kafetaria. Situasi: Dari percakapan antara Mike dan Stan menunjukan bahwa

percakapan tersebut terjadi di sebuah kafetaria. Percakapan tersebut memperlihatkan Mike dan Stan sedang berselisih tegang di depan teman-temannya.

Mike: You know, Stan, I feel sorry for you. Stan: You don’t know me.

Mike: Oh but I do. All too well. You’re the man. Captain of the basketball team. Dates the pretty girls. High school is your kingdom. But, People, Stan's a bully. Why? It would be way too easy to say Stan preys on the weak because he's simply a dick. No, Stan's more complex than that. According to leading psychiatrists Stan is a bully for 1 of 3 reasons. 1, under all that male bravado there's an insecure little girl banging on the closet door trying to get out. 2, like a caveman, Stan's brain is underdeveloped. Therefore Stan is unable to use self-control so he acts out aggressively. And the third reason- I'd argue that Stan suffers from all 3. Don't hurt yourself big boy.

Data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu pelanggaran maxim kuantitas. Ini terjadi karena Mike memberikan informasi secara berlebihan dengan menyatakan Stan yang merupakan kapten tim bola basket di sekolahnya, mengencani perempuan-perempuan cantik, dan ia mempunyai kekuasaan di sekolahnya tersebut. Mike mengutarakan hal tersebut sebagai balasan dari ujaran Stan yang menganggapnya tidak mengenal Stan. Pengaruh ujaran Mike tersebut secara tidak langsung membuat Stan mati langkah dan tidak dapat membalas ujaran dari Mike, ini dikarenakan dia tidak tahu jika


(30)

Mike memiliki informasi sebanyak itu mengenai dirinya. Terlebih Mike mengutarakan hal tersebut di hadapan banyak orang yang mengenal mereka berdua, di kafetaria. Ujaran tersebut berpengaruh terhadap sikap yang diambil Stan yang akhirnya memilih untuk diam dan tidak membalas ujaran tersebut karena informasi yang disampaikan Mike ternyata sesuai dengan kenyataannya. Hal ini dapat diindikasikan bahwa informasi-informasi yang diutarakan oleh Mike tersebut benar adanya. Stan tahu jika dia membalas ujaran tersebut maka Mike akan memberikan informasi lainnya sehingga partisipan-partisipan di kafetaria akan membeli informasi Mike dan semakin memojokkan Stan. Respon terbaik yang bisa diambil Stan adalah tidak melakukan apa-apa berbeda dengan ujaran dia

sebelumnya yang terkesan arogan dengan menyatakan “you don’t know me”,

seolah tak seorangpun mengenal dirinya dengan baik.

Dari data di atas, pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul termasuk ke dalam situational context. Percakapan yang terjadi di atas dilakukan di sebuah kafetaria yang memperlihatkan Mike sedang mencoba memberikan informasi mengenai latar belakang Stan kepada teman-temannya yang berada disekitar perseteruan mereka berdua. Mike secara tiba-tiba memberikan informasi kepada semua temannya sekalipun informasi yang diutarakannya tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan oleh mereka. Konteks yang kedua yaitu interpersonal context.

Mike dan teman-temannya mengetahui latar belakang Stan yang selalu berprilaku kasar dan sombong. Ia sering menindas teman-temannya dengan cara mengejek dan bahkan menjahili.


(31)

22

Data pertama di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang terjadi dalam data ini yaitu pelanggaran maxim

kuantitas. Pelanggaran maxim kuantitas ini terjadi di dalam situational context dan

interpersonal context.

Data 2

Kontext:

Partisipan: Percakapan ini menunjukan adanya dua partisipan yaitu Pelatih Harvey yang merupakan seorang pelatih tim bola basket di sekolah tempat Mike dan teman-temannya menimba ilmu. Selain itu, partisipan lainnya yaitu para anggota tim bola basket Fitch Falcon.

Tempat kejadian: Percakapan ini terjadi di sebuah gedung olah raga yang berada di sekolah Fitch Falcon.

Situasi: Dari percakapan yang terjadi, memperlihatkan bahwa Pelatih Harvey sedang memberikan pengarahan dan semangat kepada timnya dalam menghadapi pertandingan bola basket. Percakapan ini dilakukan di dalam sebuah gedung olah raga yang berada di sekolah Fitch Falcon.

Coach Harvey: Let’s go! Remember, Boys, winners get the girls. Losers please themselves!

Data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu pelanggaran maxim kuantitas. Ini terjadi karena Pelatih Harvey secara tiba-tiba memberikan informasi kepada timnya dalam menghadapi pertandingan bola basket dengan menyatakan pemenang akan dikagumi oleh teman-teman perempuannya, sedangkan yang kalah harus dapat menerima kekalahannya sendiri. Pelatih Harvey mengutarakan hal tersebut untuk memberikan motivasi kepada timnya dalam menghadapi lawan di pertandingan tersebut. Dari ujaran Pelatih Harvey tersebut bermaksud untuk memotivasi timnya agar memberikan permainan terbaik dan mengecewakan dalam pertandingan tersebut. Ini


(32)

dikarenakan pelatih dan anggota tim tidak mau menanggung malu dan cemoohan jika mereka kalah dalam pertandingan tersebut. Terlebih Pelatih Harvey dan timnya menjadi tuan rumah dalam pertandingan ini. Tentunya akan sangat memalukan jika mereka harus menelan kekalahan dikandangnya sendiri. Ujaran tersebut membuat Mike dan teman-temannya akhirnya termotivasi untuk melakukan yang terbaik agar mendapatkan hasil maksimal dalam pertandingan tersebut. Motivasi itu sangat dibutuhkan oleh anggota tim agar tidak terlalu tertekan ketika menghadapi lawannya. Pelatih Harvey mengetahui bahwa ujarannya tersebut akan memberikan semangat dan berpengaruh positif untuk semua anggota timnya.

Pelanggaran yang terdapat dari data di atas termasuk ke dalam situational context, ini terlihat bahwa Pelatih Harvey sedang memberikan pengarahan kepada timnya yang akan menghadapi sebuah pertandingan bola basket. Ujaran dari Pelatih Harvey tersebut diutarakan secara tiba-tiba tanpa ada permintaan dari lawan bicaranya, hal tersebut dilakukan untuk memberikan informasi kepada timnya apa yang akan didapatkan oleh seorang pemenang dan seorang yang kalah dalam pertandingan itu.

Dari data kedua ini memperlihatkan pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang terjadi dalam data ini yaitu pelanggaran maxim kuantitas. Pelanggaran maxim kuantitas dalam data kedua ini terjadi di dalam situational context.


(33)

24

Data 3

Kontext:

Partisipan: Ed adalah salah seorang murid di sekolah Fitch Falcon yang masuk ke dalam anggota tim bola basket. Peranan ia di dalam tim tersebut sebagai pembantu pelatih dalam memenuhi kebutuhan para pemain.

Tempat kejadian: Percakapan tersebut terjadi di gedung olah raga sekolahnya. Situasi: Dari data ketiga ini memperlihatkan bahwa percakapan ini

terjadi ketika Ed terlambat untuk melakukan foto bersama seluruh anggota tim bola basket. Percakapan ini dilakukan ketika seluruh anggota bola basket sedang berkumpul di tengah lapangan bola basket Fitch Falcon.

Ed : Sorry I'm late. I was locked in a life and death battle with the dark wizard...

Data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu pelanggaran maxim kuantitas. Ini terjadi karena Ed memberikan informasi secara tiba-tiba kepada seluruh anggota tim bola basket dengan menyatakan permintaan maafnya karena telah terlambat dalam menghadiri acara foto bersama seluruh anggota tim bola basket. Ed memberikan informasi-informasi tambahan dengan

mengatakan “I was locked in a life and death battle with the dark wizard”. Ia mengatakan hal tersebut kepada teman-temannya meskipun mereka tidak meminta informasi mengenai keterlambatannya itu. Ed mengutarakan hal tersebut sebagai bentuk penyesalannya karena ia datang terlambat. Dari ujaran Ed tersebut membuat teman-temannya tidak bertanya lebih jauh mengenai keterlambatannya. Terlebih Ed mengutarakan hal tersebut kepada teman-temanya yang sudah siap berfoto di tengah lapangan bola basket Fitch Falcon. Ujarannya tersebut berpengaruh terhadap sikap yang diambil oleh teman-temannya yang hanya diam dan menerima begitu saja mengenai informasi-informasi yang berkaitan dengan


(34)

keterlambatannya itu. Teman-teman Ed tidak menaggapi lebih lanjut akan pernyataan Ed dikarenakan untuk mempercepat proses foto yang baru saja akan dilakukan agar cepat selesai dan bisa melanjutkan aktifitas lainnya.

Dari data di atas, pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul termasuk ke dalam situational context. Percakapan yang terjadi di atas dilakukan di sebuah gedung olah raga yang memperlihatkan Ed sedang mencoba memberikan informasi mengenai keterlambatannya dalam menghadiri acara foto bersama tim bola basket. Ed secara tiba-tiba memberikan informasi kepada semua temannya perihal keterlambatannya itu sekalipun mereka tidak meminta penjelasan akan hal tersebut.

Data ketiga ini memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang terjadi yaitu pelanggaran maxim kuantitas. Pelanggaran maxim

ini terjadi di dalam situational context.

Data 4

Kontext:

Partisipan: Dari percakapan ini terlihat ada tiga partisipan: Pertama yaitu Mike berperan sebagai salah satu pegawai di tempat ia bekerja sebagai salesman. Kedua yaitu Wendy, ia seorang pegawai sekaligus pesaing bagi Mike dalam memperebutkan jabatan Regional Sales Manager yang baru di kantornya. Selain Mike dan Wendy, partisipan lainnya yaitu Roger, ia berperan sebagai atasan mereka berdua.

Tempat kejadian: Percakapan ini terjadi di dalam sebuah ruang rapat tepat mereka bekerja.

Situasi: Mike mengendarai mobil kesayangannya menuju tempat ia bekerja. Ia akan menghaidiri sebuah rapat di tempatnya bekerja .Percakapan antara Mike, Wendy dan Roger terjadi di dalam sebuah ruang rapat. Rapat tersebut bertujuan untuk menentukan siapa yang akan menjadi Regional Sales Manager baru di perusahaan tersebut.


(35)

26

Roger: Good morning, peeps. As you all know, today I'll be naming the new regional sales manager. What's it take to be an RSM? Leadership skills, a comprehensive knowledge of today's prescription pharmaceuticals and most importantly a dedicated soldier. All being said, congratulations-

Wendy.

Wendy: Congratulations, Mike. You deserve it. You’re like a totally amazing salesman.

Mike: Thanks, Wendy. That like totally means so much to me.

Dari data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu pelanggaran maxim kualitas. Ini terjadi karena Mike memberikan informasi yang tidak benar kepada Wendy mengenai apa yang ia rasakan sebenarnya. Mike mengatakan rasa terima kasih kepada Wendy dengan rasa kecewa karena ia tidak terpilih menjadi Regional Sales Manager yang baru di perusahaan tempat ia bekerja. Mike juga menganggap bahwa ujaran Wendy tersebut hanya untuk mengejek dan merendahkan Mike karena ia telah kalah dalam persaingan jabatan tersebut dan tetap menjadi seorang salesman. Ujaran Mike tersebut secara tidak langsung membuat Wendy merasa puas dalam persaingan tersebut dan merasa berhasil mengalahkan Mike di perusahaan tempat mereka bekerja. Akan tetapi ketika Wendy mengutarakan ucapan selamat kepada Mike, Mike langsung memberikan respon untuk menutupi kekecewaannya dan mencoba untuk menghargai ucapan selamat dari Wendy sekalipun ucapan selamat itu hanya bernada sindiran dan ejekan saja. Terlebih Mike mengutarakan hal tersebut di hadapan rekan-rekan kerjanya. Ujaran tersebut berpengaruh terhadap sikap yang diambil Wendy yang akhirnya memilih untuk pergi dan tidak melanjutkan percakapan dengan Mike. Hal ini dapat diindikasikan bahwa informasi-informasi


(36)

yang diutarakan oleh Mike tersebut untuk menunjukan bahwa Wendy sudah cukup baik dengan memberikannya ucapan selamat.

Dari data di atas, pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul termasuk ke dalam situational context. Percakapan yang terjadi di atas terjadi di sebuah ruang rapat tempat Mike dan Wendy berkerja. Percakapan itu memperlihatkan Mike sedang mencoba menutupi rasa kecewanya kepada Wendy karena ia gagal mendapatkan jabatan baru di perusahaannya tersebut dengan mengatakan rasa berterima kasihnya kepada Wendy. Mike melakukan hal tersebut untuk menunjukan kepada Wendy bahwa pernyataan yang diutarakan oleh Wendy tersebut membuat dirinya lebih baik walaupun kenyataannya ia sangat kecewa atas keputusan yang telah diambil oleh atasannya itu.

Dari data keempat ini terlihat pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang terjadi yaitu pelanggaran maxim kualitas. Pelanggaran maxim kuantitas ini terjadi di dalam situational context.

Data 5

Kontext:

Partisipan: Percakapan berikut menunjukan adanya tiga partisipan, yang pertama yaitu Mike yang berperan sebagai seorang teman dekat Ed sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Kedua yaitu Dom yang juga merupakan teman Mike dan Ed, namun mereka berdua tidak menyukai Dom. Mereka bertiga merupakan salah satu anggota dari tim bola basket sekolah dan yang terakhir yaitu teman-teman Mike dan Dom.

Tempat kejadian: Percakpan yang terjadi antara Mike dan Dom terjadi di sebuah gedung olah raga bola basket.

Situasi: Mike dan Dom akan melakukan foto bersama seluruh anggota tim bola basket. Percakapan antara mereka berdua terjadi di sebuah gedung olah raga. Mereka sedang menunggu temannya yang belum datang yaitu Ed.


(37)

28

Dom: Who cares? He’s the water boy.

Mike: And you suck, Dom, but we’re letting you in the picture.

Dari data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu pelanggaran maxim kualitas. Pelanggaran ini terjadi karena Dom memberikan informasi yang tidak benar kepada teman-temannya mengenai Ed. Dom mengutarakan hal tersebut karena ia memang sering berselisih paham dengan Ed dan Mike. Ujaran Dom tersebut untuk memberikan informasi yang tidak benar mengenai Ed. Ia mencoba meyakinkan teman-temannya bahwa Ed tidak berperan penting di dalam tim bola basket. Ujaran Mike tersebut membuat Dom memberikan tanggapannya mengenai Ed. Dom membalas ujaran dari Mike, ini dikarenakan ia tidak menyukai Ed dan Mike. Terlebih Mike mengutarakan hal tersebut di hadapan banyak orang termasuk di hadapan Dom. Ujaran Mike tersebut berpengaruh terhadap sikap yang diambil Dom yang langsung memberikan informasi mengenai Ed kepada seluruh teman-temannya. Hal ini dilakukan oleh Dom untuk meyakinkan teman-temannya bahwa informasi yang ia berikan benar adanya. Dom mencoba untuk beradu pendapat dengan Mike mengenai Ed. Dari ujaran Mike yang bernada cukup kasar kepada Dom, ia tahu jika dia membalas ujaran tersebut maka Mike akan memberikan informasi yang lebih keras lagi dan semakin memojokkan Dom di hadapan teman-temannya. Oleh karena itu setelah Mike memberikan ujaran terakhirnya, Dom tidak merespon lebih lanjut mengenai ujarannya itu berbeda dengan ujaran Dom yang merasa benar pada saat menanggapi ujaran Mike di awal percakapan.


(38)

Pelanggaran yang terjadi termasuk ke dalam situational context.

Percakapan tersebut memperlihatkan perdebatan antara Mike dan Dom di lapangan bola basket. Dari data di atas terlihat mereka sedang berselisih pendapat mengenai Ed di depan teman-temannya. Mike mencoba untuk membela Ed dan membantahkan ujaran miring Dom tentang Ed yang belum tentu benar. Konteks berikutnya adalah referring context. Ketika Dom berkata “He’s the water boy”,

kata ganti “He” dalam ujaran Dom tersebut merujuk kepada seseorang yang bernama Ed. Dom beserta teman-temannya mengetahui kepada siapa kata ganti tersebut merujuk. Akan tetapi teman-temannya tersebut belum tentu mempercayai kebenaran atas ujaran Dom mengenai Ed.

Di dalam data kelima ini memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama yang terjadi. Pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul yaitu pelanggaran maxim kualitas. Pelanggaran ini terjadi di dalam situational context

dan referring context.

Data 6

Kontext:

Partisipan: Percakapan ini menunjukan adanya dua partisipan yaitu Mike yang merupakan seorang ayah yang kembali berubah menjadi seorang remaja berumur 17 tahun dan Alex yang merupakan salah seorang siswa di sekolah menengah atas dan merupakan anak kandung dari Mike.

Tempat kejadian: Percakapan antara Mike dan Alex terjadi di sebuah kamar mandi sekolah Fitch Falcon.

Situasi: Percakapan antara Mike dan Alex ini memperlihatkan Mike sedang mencoba untuk membantu Alex yang dijahili oleh tim bola basket di sekolahnya. Percakapan ini terjadi di sebuah kamar mandi laki-laki di sekolah tempat mereka bersekolah. Mike mendekati Alex yang tergantung di atas pintu kamar mandi.


(39)

30

Alex: I wanted to see if I could get my nuts into my esophagus. What do

you think I’m doing?! Get me down!

Mike Okay. Okay. I’ll get you down. Alex: How do you know my name?

Mike: I’m Mark Freedman. Your Uncle Ed’s son. He told me to look out for you.

Alex: Uncle Ed has a son?

Mike: Believe me, it’s gonna be a surprise to him too. Did those guys do this to you?

Alex: Goons from the basketball team.

Data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu pelanggaran maxim kualitas. Ini terjadi karena Mike memberikan informasi yang tidak benar dengan menyatakan bahwa ia adalah anak dari Ed yang merupakan teman baik ayahnya Alex. Mike mengutarakan hal tersebut untuk menutupi kenyataan yang ada bahwa ia sebenarnya adalah ayah dari Alex dan agar ia bisa lebih dekat dengan Alex. Dari ujaran Mike di atas memperlihatkan ia sedang mencoba meyakinkan Alex bahwa ia adalah anak dari Ed. Pengaruh ujaran Mike mengenai statusnya tersebut secara tidak langsung membuat Alex ragu akan kebenaran informasi itu. Ini dikarenakan selama ini ia mengetahui bahwa Ed tidak mempunyai seorang anak. Terlebih lagi Alex cukup dekat dengan Ed. Ujaran yang diutarakan Alex dalam menanggapi pernyataan Mike membuat Mike mengambil langkah untuk semakin meyakinkan Alex akan informasi tersebut dan mencoba untuk mengalihkan perhatian Alex dengan menanyakan siapa yang menjahili dirinya.

Dari data di atas, pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul termasuk ke dalam situational context. Percakapan yang terjadi di atas dilakukan di dalam kamar mandi siswa laki-laki dan terlihat Mike sedang mencoba membantu


(40)

menurunkan Alex dari atas pintu kamar mandi. Percakapan di atas juga memperlihatkan Mike sedang mencoba memberikan informasi mengenai latar belakang dirinya kepada Alex. Mike memberikan informasi tersebut kepada Alex untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya bahwa ia adalah ayah dari Alex. Konteks yang kedua yaitu co-textual context ketika Mike mengatakan “did those guys do this to you?”, kata ganti “those” dalam ujaran Mike tersebut merujuk

kepada tim bola basket. Akan tetapi Mike tidak mengetahui siapa saja yang termasuk ke dalam kata ganti “those”. Kemudian ia mengetahui hal tersebut setelah Alex memberitahunya pada akhir percakapan.

Di dalam data keenam ini memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang muncul yaitu pelanggaran maxim kualitas. Pelanggaran ini terjadi di dalam co-textual context.

Data 7

Kontext:

Partisipan: Di dalam percakapan ini terdapat dua partisipan yaitu Ed yang merupakan teman baik dari Mike, begitupun sebaliknya. Mereka berdua adalah sahabat sejak duduk di bangku sekolah menengah atas.

Tempat kejadian: percakapan antara Ed dan Mike terjadi di kediaman Ed. Situasi: Ed sedang bermain game online di rumahnya, tiba-tiba Mike

datang melalui pintu depan. Ed mencoba untuk mempertanyakan keberadaan orang yang telah merubah Mike kembali menjadi remaja.

Ed: Did you find the janitor?

Mike: He doesn’t exist. Nothing makes sense. Ed: Did he ask you for your soul?

Mike: No?

Ed: That’s a good sign. We can eliminate Satan.

Mike: I’m going to high school.

Ed: Lock. I’m sorry. Could you repeat that? Because I thought you just

said you were-


(41)

32

Ed: Are you out of your freaking mind!?

Mike: My son was hanging by his underwear from a bathroom stall door and my daughter was being mauled by a smarmy gorilla. They need me.

Data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu pelanggaran maxim relevan. Ini terjadi karena Mike memberikan informasi yang tidak berhubungan dengan ujaran Ed sebelumnya. Dari percakapan di atas terlihat bahwa Mike lebih tertarik untuk membicarakan keadaan anak-anaknya yang sedang duduk di bangku sekolah menengah atas. Ia menggantikan topik pembicaraan dengan membicarakan kejadian-kejadian yang menimpa anak-anaknya di sekolah dan tidak memberikan tanggapan lebih lanjut atas ujaran Ed

mengenai “satan” yang telah mengubah dirinya menjadi seorang remaja. Pengaruh ujaran Ed tersebut membuat Mike semakin putus asa dalam mencari

keberadaan “satan” yang telah mengubahnya menjadi seorang remaja. Rasa putus

asa itu muncul karena ia tidak mengetahui keberadaan “satan” tersebut. Rasa

putus asa Mike semakin bertambah pada saat ia melihat dengan mata kepalanya sendiri ketika kedua anaknya diperlakukan dengan tidak baik oleh teman-temannya di sekolah.

Mike memutuskan untuk kembali ke sekolah menengah atas dan mencoba menolong kedua anaknya yang tertindas setelah melihat apa yang telah menimpa mereka. Ujaran Mike yang menyatakan ingin kembali bersekolah mendapat respon yang bertentangan dengan Ed. Ini karena Ed berfikir bahwa itu adalah hal yang sangat berani untuk dilakukan. Akan tetapi Mike tidak memperdulikan ujaran Ed dan tetap memperkuat keinginannya untuk kembali bersekolah.


(42)

Dari data di atas, pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul termasuk ke dalam situational context. Percakapan yang terjadi di atas dilakukan di sebuah ruangan rumah Ed yang memperlihatkan ia sedang memainkan laptopnya dan

mencoba menanyakan informasi mengenai “satan” kepada Mike. Akan tetapi dari ujaran Mike, ia justru tidak menanggapi pertanyaan tersebut. Percakapan di atas memperlihatkan Mike mencoba untuk mengubah topik pembicaraan dan terlihat bahwa ia lebih tertarik memberikan informasi mengenai kejadian yang menimpa anak-anaknya di sekolah.

Di dalam data ketujuh ini menunjukan adanya pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang terjadi di dalam data ini yaitu pelanggaran maxim

relevan. Pelanggaran ini terjadi di dalam situational context.

Data 8

Kontext:

Partisipan: Terdapat tiga partisipan dalam percakapan ini yaitu Ed yang berperan sebagai ayah palsu dari Mike dan Mike berperan sebagai anak palsu dari Ed. Sedangkan Julie berperan sebagai kepala sekolah Fitch Falcon.

Tempat kejadian: Percakapan yang dilakukan oleh Mike, Ed dan Julie terjadi di dalam ruang kepala sekolah Fitch Falcon.

Situasi: Di dalam percakapan tersebut terlihat Ed mencoba untuk memindahkan Mike ke sekolah yang baru.

Ed: Before we get started, I want you to know that Mark’s bastard.

Julie: Excuse me!?

Ed: I had him out of wedlock. So the answer is yes, I’m single and very rich.

Mike: Dad met mom in Thailand. She’s a very successfully prostitute.

Julie: O-Kay. Did you bring your transcripts?

Dari data di atas terlihat pelanggaran prinsip kerjasama yang dimunculkan oleh Julie. Pelanggaran yang muncul yaitu pelanggaran maxim relevan yang


(43)

34

terjadi ketika Ed memberikan informasi mengenai Mike kepada Julie. Akan tetapi Julie tidak menanggapi pernyataan Ed mengenai informasinya tersebut dan mencoba mengalihkan topik pembicaraan ke dalam topik pembicaraan yang baru. Julie mengalihkan pembicaraan tersebut dikarenakan ia tidak tertarik untuk membicarakan hal-hal mengenai masalah pribadi Ed. Ujaran yang diutarakan oleh Julie memperlihatkan bahwa ia lebih mementingkan hal-hal yang berhubungan dengan prosedur-prosedur mengenai pemindahan siswa baru di luar masalah pribadi. Data di atas memperlihatkan bahwa Ed mengharapkan tanggapan lebih dari Julie mengenai informasi yang telah diucapkan oleh dirinya. Ujaran Julie tersebut membuat Ed tidak melanjutkan aksinya untuk menarik perhatian Julie. Ini dikarenakan Ed mengetahui jika Julie memiliki profesionalitas tinggi dalam bekerja dan tidak mencampurkannya dengan masalah pribadi. Terlebih secara tidak langsung Julie menunjukan ketidaktertarikannya tersebut dengan cara mengalihkan topik pembicaraan antara mereka bertiga. Ujaran membuat Mike dan Ed akhirnya memilih untuk mengikuti prosedur-prosedur yang diminta oleh Julie. Ed lebih mengikuti prosedur pemindahan siswa baru dari pada terus melanjutkan aksinya dalam menarik perhatian Julie karena itu hanya hal yang sia-sia saja. Tindakan terbaik yang bisa diambil Ed adalah tidak melakukan apa-apa berbeda dengan ujaran dia sebelumnya yang terkesan sangat mencari perhatian Julie dengan mengatakan bahwa ia lajang dan sangat kaya raya.

Pelanggaran maxim yang terjadi dalam percakapan di atas termasuk ke dalam situational context. Percakapan yang dilakukan oleh Ed, Mike dan Julie terjadi di dalam ruang kerja kepala sekolah. Dari data di atas, Ed terlihat mencoba


(44)

untuk memberikan informasi palsu kepada Julie mengenai latar belakang hidupnya, Ia mencoba mencoba untuk menarik perhatian Julie dengan mengatakan bahwa ia adalah orang tua tunggal dan memiliki harta kekayaan yang melimpah. Akan tetapi dalam percakapan tersebut, Julie justru menunjukan ketidaktertarikannya kepada Ed dengan tidak menanggapi lebih lanjut dan langsung mengalihkan pembicaraan.

Data kedelapan ini menunjukan adanya pelanggaran prinsip kerjasama. Percakapan di dalam data ini memperlihatkan pelanggaran maxim relevan. Pelanggaran ini terjadi di dalam situational context.

Data 9

Kontext:

Partisipan: Di dalam percakapan ini terdapat tiga partisipan yaitu Mike sebagai teman dari Samantha dan Wonder Bras, Samantha adalah salah satu anggota dari kelompok Wonder Bras dan anggota Wonder Bras itu sendiri terdiri dari Maggie, Samantha dan beberapa teman lainnya. Tempat kejadian: Percakapan yang terjadi antara Mike dan Wonder Bras

dilakukan di rumah milik Ed.

Situasi: Dalam percakapan ini terlihat Mike sedang mencari keberadaan Alex. Ditengah pencariannya, ia bertemu dengan kelompok Wonder Bras. Percakapan yang dilakukan oleh Mike dan Wonder Bras terjadi di dalam sebuah pesta.

Mike: Give me that! Wonder Bras: Hey, Sexy.

Mike: I’m so sorry. Have you seen Alex?

Samantha: Dance with me

Dari data di atas terdapat pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang terjadi yaitu pelanggaran maxim relevan yang terjadi ketika Samantha mencoba untuk mengalihkan ujaran yang dilontarkan oleh Mike kepada dirinya.


(45)

36

Samantha tidak memberikan tanggapan sama sekali mengenai ujarannya tersebut, sebaliknya ia justru meminta Mike untuk berdansa denganya. Samantha tidak memberikan ujaran yang bersangkutan dengan kepentingan Mike yang sedang mencari keberadaan Alex. Pengaruh ujaran Samantha tersebut membuat Mike langsung meninggalkan dirinya dan melanjutkan pencariannya. Mike melakukan hal tersebut dikarenakan ia lebih mementingkan keberadaan Alex dari pada menuruti permintaan Samantha untuk berdansa bersamanya. Hal ini dapat diindikasikan bahwa permintaan dari Samantha tidak begitu berarti baginya dan itu hanya membuang waktunya saja.

Percakapan di atas termasuk ke dalam situational context. Dalam percakapan di atas terlihat bahwa Mike sedang mencari Alex dan menanyakan keberadaan Alex kepada teman-temannya. Akan tetapi, di tengah pencariannya Samantha justru mencoba mengalihkan perhatian Mike dengan mengajaknya untuk berdansa. Percakapan yang terjadi antara Mike dan Samantha juga memperlihatkan bahwa Samantha tidak memberikan kontribusi yang berkaitan dengan kepentingan Mike yang sedang mencoba untuk mencari tahu keberadaan Alex.

Percakapan yang terjadi di dalam data kesembilan memperlihatkan pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang terjadi di dalam data ini yaitu pelanggaran maxim relevan. Pelanggaran ini terjadi di dalam situational context.

Data 10

Kontext:

Partisipan: Di dalam percakapan ini terdapat dua partisipan. Pertama yaitu Mike yang merupakan teman dari Maggie. Kedua yaitu Maggie yang berperan sebagai teman Mike.


(46)

Tempat kejadian: Percakapan ini dilakukan oleh Mike dan Maggie di sebuah kamar mandi.

Situasi: Percakapan ini terjadi ketika Mike memasuki kamar mandi laki-laki dan diikuti oleh Maggie tanpa sepengetahuan Mike. Percakapan ini memperlihatkan bahwa Maggie mencoba untuk menggoda Mike dengan mendorong Mike ke pojok kamar mandi dan mencoba mencium Mike.

Mike: Maggie, what...

Maggie: Shhh. I get it now. Why you didn't want me to be with Stan, the nice things you said in the library. It's because you wanted me.

Mike: Maggie, listen to me. I'm not the person you think...

Maggie: Shhh. Yes, you are. You're a good guy. You're not like the others.

Mike: That's right! I'm not like the others. I'm very different than the others. So different that you and I can never be...

Maggie: What are you trying to say? Are you..."confused"?

Mike: Yes! Yes! That's it. I'm confused. Extremely confused.

Maggie: Oh my god! It all makes sense now! Your hair. The highlights. Mike: What? No-no-no-no. I'm not gay. I'm...I've been in love with the

same girl since I was 17.

Maggie: Who is it? Does she go to our school? Do I know her? Mike: No, you don't. Now-if you don't mind?

Maggie: Tell your girlfriend she better keep a close eye on you.

Dari data di atas, menunjukan adanya pelanggaran maxim cara.

Pelanggaran tersebut muncul ketika Mike mengutarakan informasi-informasi yang tidak jelas kepada Maggie. Mike membuat Maggie kebingungan dengan informasi membingungkan yang diutarakannya. Ketika Mike berkata “Maggie, listen to me.

I’m not the person you think…” ujaran Mike ini membuat Maggie semakin kebingungan karena ia tidak dapat mengerti apa maksud dari ujaran Mike tersebut. Mike semakin memperburuk interpretasi Maggie ketika ia mengatakan

“That’s right! I’m not like the others. I’m very different than the others. So

different that you and I can never be…” Dari ujaran Mike tersebut

memperlihatkan bahwa Mike tidak dapat memberikan informasi yang jelas kepada Maggie. Maggie semakin kebingungan ketika Mike berkata “Yes! Yes


(47)

38

That’s it. I’m confused. Extremely confused?” Ujaran ini membuat keduanya menjadi salah paham. Maggie salah mengartikan apa maksud dari ujaran Mike tersebut, Ia menganggap Mike sebagai orang yang menyukai sesama jenis. Maggie mengungkapkan tanggapannya mengenai Mike dengan berkata “Oh my god, it all makes sense now! Your hair. The highlights.” Ujaran Maggie ini mengindikasikan bahwa Mike adalah orang yang penyuka sesama jenis. Bermula dari perkataan Mike yang membingungkan tersebut menimbulkan keduanya berasumsi yang salah satu sama lain. Ujaran Mike tersebut secara tidak langsung membuat Maggie sangat kebingungan, ini dikarenakan ia tidak tahu informasi apa yang sebenarnya ingin Mike katakan kepada dirinya. Mike mengutarakan informasi-informasi yang tidak jelas kepada Maggie sehingga membuat Maggie salah mengartikan ujaran darinya tersebut. Ujaran Mike tersebut membuat Maggie perlahan berhenti mendekati Mike dan sedikit demi sedikit ia menjauh dari Mike. Terlebih Mike mengutarakan hal tersebut dengan cara yang sangat membingungkan kepada Maggie. Ujaran tersebut berpengaruh terhadap sikap Maggie yang akhirnya memilih untuk menjauh. Hal ini dapat diindikasikan bahwa informasi-informasi yang diutarakan oleh Mike tersebut menunjukan ia seorang penyuka sesama jenis. Namun ketika Maggie berfikir bahwa Mike penyuka sesama jenis, Mike menepis tudingan itu dengan mengatakan bahwa ia seudah mempunyai kekasih dan bukan karena ia tidak tertarik kepada perempuan. Pada akhirnya tindakan yang diambil Maggie yaitu pergi dan berhenti menggoda Mike karena akhirnya ia tahu Mike sudah mempunyai seorang kekasih.


(48)

Pelanggaran yang terjadi dari data di atas termasuk ke dalam situational context. Percakapan antara Maggie dan Mike terjadi di dalam sebuah kamar mandi laki-laki. Maggie mencoba untuk menggoda Mike yang sebenarnya adalah ayah kandungnya sendiri. Di dalam percakapan tersebut terlihat Mike mencoba untuk menghentikan Maggie yang terus menerus menggodanya sampai ia terpojok. Mike mencoba memberikan informasi kepada Maggie agar ia menjauh dan berhenti menggodanya. Akan tetapi, ujaran yang diutarakan oleh Mike membuat Maggie kebingungan. Percakapan di atas memperlihatkan Maggie tidak mengerti apa maksud dari ujaran Mike tersebut. Selain situational context,

pelanggaran di dalam percakapan tersebut menunjukan adanya referring context.

Di pertengahan percakapan antara Mike dan Maggie, Maggie mengutarkan kebingungannya dengan berkata “What are trying to say? Are

you…”confused”?”. Kata “confused” yang dimaksudkan oleh Maggie merujuk kepada seseorang yang menyukai sesama jenis. Rujukan lain yang merujuk kepada seseorang penyuka sesama jenis yaitu ketika Maggie mengatakan “Oh my God! It all makes sanse now! Your hair. The highlights.” Pernyataannya ini

menunjukan bahwa orang penyuka sesama jenis salah satunya laki-laki yang memiliki rambut yang terawat dan berkilau. Kesalahpahaman antara Maggie dan Mike ini disebabkan karena Mike tidak mampu memberikan informasi yang cukup jelas kepada Maggie mengenai dirinya yang tidak mau terus menerus digoda oleh Maggie.

Dari percakapan yang terdapat di dalam data kesepuluh ini memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang terjadi


(49)

40

dalam data kesepuluh ini yaitu pelanggaran maxim cara. Pelanggaran maxim cara yang terjadi dalam percakapan tersebut termasuk ke dalam situational context dan

referring context.

Data 11

Kontext:

Partisipan: Dalam percakapan ini terdapat dua partisipan yaitu Mike dan Alex. Mike berperan sebagai teman baik Alex begitupun sebaliknya.

Tempat kejadian: Percakapan antara Mike dan Alex terjadi di kantin sekolah. Situasi: Dari percakapan tersebut terlihat Alex sedang duduk seorang diri dan terlihat sangat sedih sekali. Mike mencoba mendekati Alex dan duduk di sebelahnya. Alex terlihat sedang memandangi seorang perempuan idamannya di sekolah.

Mike: Mind if I sit here?

Alex: Mark? You look totally different.

Mike: I got rid of the bull’s eye on my forehead. Alex: Could you move to the left a little? Mike: Who’s she?

Alex: Nicole Lopez. She’s in my Spanish class. Mike: have you spoken to her?

Alex: No. I get all stupid so I just stare.

Mike: I’ll tell you a funny story. The first time I met your mother I was so nervous-

Alex: My mother?

Mike: What?

Alex: You said, ‘the first time I met your mother I was so nevous…’ Mike: I did? That’s weird. Is your mom hot?

Alex: Dude.

Mike: What’s going on tonigh? You wanna hang out? Do something? Alex: Really?

Mike: Yeah you could show me around. Alex: Cool.

Dari data di atas, menunjukan adanya pelanggaran maxim cara.

Pelanggaran tersebut terjadi ketika Mike mengutarakan hal yang tidak jelas dan itu membuat Alex kebingungan. Mike mengatakan “I’ll tell you a funny story. The


(50)

first time I met your mother I was so nervous-” pernyataan yang diutarakan oleh

Mike ini membuat Alex kebingungan karena ia mengutarakan hal yang tidak jelas

maksudnya. Ketidakjelasan pernyataan Mike terlihat ketika Alex berkata “My mother”, ini memperlihatkan bahwa Alex tidak mengerti dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Mike. Dari percakapan di atas terlihat Alex tidak dapat menangkap maksud dari ujaran Mike tersebut. Mike semakin memperburuk interpretasi Alex ketika ia mengatakan “I did? That’s weird, is your mom hot?” Dari ujaran Mike tersebut semakin memperlihatkan bahwa Mike semakin membuat Alex kebingungan dengan apa yang ingin ia utarakan sebenarnya. Pengaruh ujaran Mike tersebut membuat Alex kebingungan, ini dikarenakan ia tidak tahu informasi apa yang sebenarnya ingin Mike katakan kepada dirinya. Mike mengutarakan informasi-informasi yang tidak jelas mengenai hubungan dirinya dan ibu dari Alex. Sehingga hal tersebut membuat Alex tidak dapat mengartikan ujaran yang diutarakan oleh Mike. Terlebih Mike mengutarakan hal tersebut dengan cara yang sangat membingungkan. Pada akhirnya tindakan yang diambil Mike yaitu mengajak Alex pergi ke sebuah pesta yang akan diadakan pada nanti malam. Hal tersebut dilakukan Mike untuk mengalihkan perhatian Alex tentang pembicaraan mengenai ibunya tersebut. Alex menanggapi ujaran Mike dengan menyetujui ajakannya tersebut untuk pergi ke pesta nanti malam.

Data di atas termasuk ke dalam interpersonal context. Alex dan Mike

sedang membicarakan “Mother” dalam percakapan tersebut. Alex dan Mike

mengetahui siapa yang sedang dibicarakannya tersebut. “Mother” yang dimaksud


(51)

42

atas Mike memberikan informasi yang tidak begitu jelas mengenai hubungan dirinya dengan ibunya Alex. Sehingga Alex merasa heran mengenai pernyataan Mike tentang ibunya dan ia pun tidak mengetahui sejauh mana Mike mengenal Ibunya.

Percakapan yang terjadi di dalam data kesebelas ini memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang terjadi dalam data kesebelas ini yaitu pelanggaran maxim cara. Pelanggaran maxim cara yang terjadi dalam percakapan tersebut termasuk ke dalam interpersonal context.


(52)

43

Di dalam bab ini terdapat simpulan dan saran terkait dengan hasil analisis data pada bab sebelumnya. Simpulan diambil dari hasil analisis data yang telah dilakukan dalam bab pembahasan. Selain itu, di dalam bab ini juga terdapat saran bagi peneliti berikutnya yang mempunyai ketertarikan dalam menganalisis prinsip kerjasama dalam sebuah percakapan.

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari analisis data, keseluruhan data yang dianalisis yaitu 11 data. Data-data tersebut diambil dari skrip film “17 Again” karya dari Jason Filardi. Data-data yang menunjukan adanya pelanggaran prinsip kerjasama dibagi ke dalam empat jenis pelanggaran seperti pelanggaran maxim cara, pelanggaran

maxim relevan, pelanggaran maxim kuantitas dan pelanggaran maxim kualitas. Selain dibagi ke dalam jenis-jenis pelanggaran maxim, data-data tersebut memperlihatkan konteks yang menjadi faktor pendukung adanya pelanggaran yang terjadi.

Dari hasil analisis data pada bab temuan dan pembahasan, dapat disimpulkan:

1. Terdapat tiga data yang menunjukan adanya pelanggaran maxim kuantitas.

Dari ketiga tersebut pelanggaran maxim kuantitas terjadi di dalam


(53)

44

2. Terdapat tiga data yang menunjukan adanya pelanggaran maxim kualitas.

Dari ketiga data tersebut pelanggaran maxim kualitas terjadi di dalam

situational context, referring context dan co-textual context.

3. Di dalam pelanggaran maxim relevan terdapat tiga data, semua data

tersebut terjadi di dalam situational context.

4. Terdapat dua data yang menunjukan adanya pelanggaran maxim cara.

Kedua data tersebut terjadi di dalam situational context dan interpersonal

context.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, pelanggaran prinsip kerjasama dapat memperlihatkan sejauh mana kontribusi yang ingin ditunjukan oleh pembicara dan pendengar dalam percakapan. Di samping itu pelanggaran prinsip kerjasama dilakukan untuk memperlihatkan perasaan antara pembicara dan pendengar mengenai apa yang mereka sukai atau tidak. Setiap pelanggaran yang terjadi, dapat menyebabkan suatu percakapan menjadi singkat atau sebaliknya.

5.2 Saran

Penelitian ini membahas mengenai prinsip kerjasama khususnya dalam menganalisis pelanggaran maxim dan konteks dari skrip film. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki ketertarikan dalam ilmu pragmatik agar dapat melakukan penelitian yang lebih variatif dan komprehensif. Harapan lain bagi peneliti berikutnya yaitu dapat membahas mengenai implicature yang terdapat di dalam percakapan skrip film.


(54)

Hal tersebut dikarenakan penulis tidak membahas berkenaan implicature di dalam skripsi ini. Selain tidak membahas implicature, skripsi ini pun tidak membahas

speech act atau prinsip tindak tutur. Dengan demikian, penelitian selanjutnya dapat menelaah mengenai prinsip tindak tutur dalam skrip film ini.


(55)

46

DAFTAR PUSTAKA

Cutting, Joan. 2002. Pragmatic and Discourse. 10 Oktober 2011. http://www.routlegde.com/textbooks/pragmatics.

Grice, H.P. 1975. Logic and Conversation. In Martinich, A.P. (Ed). Philosophy of Language, New York, NY: Oxford University Press.

Internet Movie Script Data based. 10 Oktober 2011. http://www.IMSDb.com. Leech, G. 1983. Principle of Pragmatics. London: Longmans.

Levinson, Stephen. C. 1983. Pragmatics. United States of America, New York: Cambridge University Press.

Searle, John. 1969. An Essay in The Philosophy of Language. Cambridge: Cambridge University Press.

Thomas, Jenny. 1995. Meaning in Interaction: an Introduction to Pragmatics.

London/New York: Longman.


(56)

58

1. Nama : Nurrizal Ramdani Hidayat 2. Nama panggilan : Rizal

3. Tempat Tanggal Lahir : Bandung, April 12th 1990 4. Nomor Induk Mahasiswa : 63708005

5. Jurusan : Sastra Inggris 6. Jenis Kelamin : Laki-Laki 7. Kewarganegaraan : Indonesia 8. Agama : Islam

9. Alamat : 18 Gatot Subroto Street, Bandung 10.Tinggi / Berat Badan : 172cm / 55kg

11.Status Marital : Belum Kawin 12.Orang Tua

1. Nama Ayah : H. D. Hidayat Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan Binong Tengah No 196 2. Nama Ibu : Hj. Mimin

Pekerjaan : Wiraswasta


(57)

59

13.Pendidikan Formal

No Tahun Sekolah

1 2008 - 2012 Universitas Komputer Indonesia 2 2005 - 2008 Sandhy Putra Tourism High School 3 2002 - 2005 SMP Plus Assalaam Bandung 4 1996 - 2002 SDN Binong Jati II

14.Seminar

No Tahun Institusi Bersertifikat

1 2012 English Contest 2012 Certified

2 2012 English Contest 2012 as the 3rd winner of rewrite and retell story

Certified

3 2012 Copywriting Seminar and Workshop Certified

4 2011 Building Confidence in Delivering Public Speech

Certified

5 2011 The Seminar and Workshop of Semiotic in Literature and Media

Certified

6 2011 Seminar Feminist, Feminine and Text


(58)

7 2011 Strategi Politik Luar Negeri Indonesia

Certified

8 2010 “Menjadi seorang konseptor yang

baik dalam berorganisasi”seminar

Certified

9 2010 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Jurusan Sastra Inggris

Certified

10 2010 Translating and Interpreting Workshop as the MC

Certified

11 2010 Translating and Interpreting Workshop as the participant

Certified

12 2010 Usaha Meningkatkan Motivasi Mahasiswa Sastra Inggris Untuk Berprestasi dan Mengapresiasi Proses Perkuliahan (sebagai panitia)

Certified

13 2010 Usaha Meningkatkan Motivasi Mahasiswa Sastra Inggris Untuk Berprestasi dan Mengapresiasi Proses Perkuliahan (sebagai peserta)

Certified

14 2010 Copywriting and Consumer Behavior

Certified


(59)

61

16 2009 Copywriting As A Creative Thingking

Certified

17 2008 Mentoring of English Conversation Club in English Department

Certified

15.Pengalaman Organisasi dan Kerja

No Tahun Organisasi dan Kerja

1 2011 - 2012 Kuliah kerja lapangan sebagai wirausaha di Pasar Ancol Bandung

2 2008 - 2009 Wakil ketua HIMA Sastra Inggris UNIKOM

3 2007 – 2008 Praktek kerja lapangan di Panorama Tours and Travel Bandung

4 2007 Sebagai Tour leader dari “one day tour Bandung event”

Bandung, Juli 2012


(1)

45

Hal tersebut dikarenakan penulis tidak membahas berkenaan implicature di dalam skripsi ini. Selain tidak membahas implicature, skripsi ini pun tidak membahas speech act atau prinsip tindak tutur. Dengan demikian, penelitian selanjutnya dapat menelaah mengenai prinsip tindak tutur dalam skrip film ini.


(2)

46

DAFTAR PUSTAKA

Cutting, Joan. 2002. Pragmatic and Discourse. 10 Oktober 2011. http://www.routlegde.com/textbooks/pragmatics.

Grice, H.P. 1975. Logic and Conversation. In Martinich, A.P. (Ed). Philosophy of Language, New York, NY: Oxford University Press.

Internet Movie Script Data based. 10 Oktober 2011. http://www.IMSDb.com. Leech, G. 1983. Principle of Pragmatics. London: Longmans.

Levinson, Stephen. C. 1983. Pragmatics. United States of America, New York: Cambridge University Press.

Searle, John. 1969. An Essay in The Philosophy of Language. Cambridge: Cambridge University Press.

Thomas, Jenny. 1995. Meaning in Interaction: an Introduction to Pragmatics. London/New York: Longman.


(3)

58

RIWAYAT HIDUP

Di buat khusus oleh mahasiswa yang akan mengikuti ujian sidang:

1. Nama : Nurrizal Ramdani Hidayat

2. Nama panggilan : Rizal

3. Tempat Tanggal Lahir : Bandung, April 12th 1990 4. Nomor Induk Mahasiswa : 63708005

5. Jurusan : Sastra Inggris

6. Jenis Kelamin : Laki-Laki 7. Kewarganegaraan : Indonesia

8. Agama : Islam

9. Alamat : 18 Gatot Subroto Street, Bandung 10.Tinggi / Berat Badan : 172cm / 55kg

11.Status Marital : Belum Kawin 12.Orang Tua

1. Nama Ayah : H. D. Hidayat

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan Binong Tengah No 196

2. Nama Ibu : Hj. Mimin

Pekerjaan : Wiraswasta


(4)

59

13.Pendidikan Formal

No Tahun Sekolah

1 2008 - 2012 Universitas Komputer Indonesia 2 2005 - 2008 Sandhy Putra Tourism High School 3 2002 - 2005 SMP Plus Assalaam Bandung 4 1996 - 2002 SDN Binong Jati II

14.Seminar

No Tahun Institusi Bersertifikat

1 2012 English Contest 2012 Certified 2 2012 English Contest 2012 as the 3rd

winner of rewrite and retell story

Certified

3 2012 Copywriting Seminar and Workshop Certified 4 2011 Building Confidence in Delivering

Public Speech

Certified

5 2011 The Seminar and Workshop of Semiotic in Literature and Media

Certified

6 2011 Seminar Feminist, Feminine and Text


(5)

60

7 2011 Strategi Politik Luar Negeri Indonesia

Certified

8 2010 “Menjadi seorang konseptor yang baik dalam berorganisasi” seminar

Certified

9 2010 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Jurusan Sastra Inggris

Certified

10 2010 Translating and Interpreting Workshop as the MC

Certified

11 2010 Translating and Interpreting Workshop as the participant

Certified

12 2010 Usaha Meningkatkan Motivasi Mahasiswa Sastra Inggris Untuk Berprestasi dan Mengapresiasi Proses Perkuliahan (sebagai panitia)

Certified

13 2010 Usaha Meningkatkan Motivasi Mahasiswa Sastra Inggris Untuk Berprestasi dan Mengapresiasi Proses Perkuliahan (sebagai peserta)

Certified

14 2010 Copywriting and Consumer Behavior

Certified


(6)

61

16 2009 Copywriting As A Creative Thingking

Certified

17 2008 Mentoring of English Conversation Club in English Department

Certified

15.Pengalaman Organisasi dan Kerja

No Tahun Organisasi dan Kerja

1 2011 - 2012 Kuliah kerja lapangan sebagai wirausaha di Pasar Ancol Bandung

2 2008 - 2009 Wakil ketua HIMA Sastra Inggris UNIKOM

3 2007 – 2008 Praktek kerja lapangan di Panorama Tours and Travel Bandung

4 2007 Sebagai Tour leader dari “one day tour Bandung event”

Bandung, Juli 2012