karena keahliannya berkembang dari pengalaman yang ekstensif dan pendidikan berkelanjutan.
4 Studi-studi komitmen profesi memberikan pemahaman mengenai bagaimana
individual mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai komitmen baik di dalam maupun di luar organisasi. Pengukuran latihan dan sosialisasi akuntan ke dalam
profesi akuntansi adalah komitmen profesi yang didefinisikan sebagai kekuatan relatif terhadap identifikasi dan keterlibatan dalam profesi khusus.
Komitmen Profesional Cahyasumirat 2006 menyatakan meskipun profesionalisme dan apa yang membentuk profesi dapat dipisahkan secara konseptual, penelitian tentang
profesionalisme lebih dikaitkan dengan perspektif konvensional tentang profesi. Suatu komitmen profesional dapat diartikan sebagai tingkat kesetiaan seseorang terhadap
pekerjaannya sesuai dengan apa yang menjadi persepsi dari orang tersebut, sesuai dengan pendapat Tranggono dan Andi 2008.
2.1.4 Kinerja Auditor Internal
Menurut Bastion 2001: 329 memberikan definisi kerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan program kebijaksanaan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis strategic planning suatu organisasi. Kinerja juga didefinisikan sebagai proses dimana
organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawaii Handoko dalam Tika, 2006: 121. Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah
diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja
terdiri dari: 1
Hasil-hasil fungsi pekerjaan 2
Pencapaian tujuan organisasi
3 Periode waktu tertentu
Dapat ditanyakan apabila seseorang dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan baik dan sesuai dengan harapan organisasinya, maka dapat dikatakan
bahwa orang tersebut memiliki kinerja atau prestasi yang baik pula.
2.1.5 Auditing
Ali 2009:11 menyatakan auditing adalah suatu proses sistematik untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Mulyadi 2002:9 menyatakan secara umum auditing adalah suatu proses sistematik
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan, serta menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Ditinjau dari sudut pandang profesi akuntan
publik, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan tersebut Duane, 2003. Agoes 2012:1 mendefinisikan internal audit merupakan fungsi penilaian independen
dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan. Karenanya, fungsi internal audit harus memberikan nilai tambah bagi perusahaan
dengan memahami kebutuhan manajemen dan perusahaan dengan baik. Dari definisi-definisi yang telah disampaikan diatas, dapat dirumuskan bahwa
setidaknya ada tiga elemen fundamental dalam internal auditing, yaitu: 1
Seorang auditor harus independen
2 Auditor bekerja mengumpulkan bukfi evidence untuk mendukung pendapatnya
3 Hasil pekerjaan auditor adalah laporan. Laporan menipakan hasil yang harus
disampaikan auditor kepada pengguna laporan keuangan.
2.1.6 Audit internal