Pengaruh Locus Of Control Dan Komitmen Profesional Pada Kinerja Auditor Internal (Studi Empiris Pada FIF Group Provinsi Bali).
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESIONAL PADA KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI EMPIRIS PADA
FIF GROUP PROVINSI BALI)
Oleh :
I Gusti Agung Mahendra Putra Nim : 1115351137
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2016
(2)
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESIONAL PADA KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI EMPIRIS PADA
FIF GROUP PROVINSI BALI)
Oleh :
I Gusti Agung Mahendra Putra Nim : 1115351137
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Denpasar 2016
(3)
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing,
serta diuji pada tanggal :
Tim Penguji Tanda Tangan
1. Ketua : Dr.I Gede Ary Wirjaya,SE.,Msi.,AK .……….
2. Sekretaris : Made Yenni Latrini,SE.,Msi .……….
3. Anggota : Dr.I Gede Ary Wirjaya,SE.,Msi.,AK .……….
Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi
(Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak.) NIP. 19650323 199103 1 004
Pembimbing
(Made Yenni Latrini,SE.,Msi) NIP. 19670115 199203 2 002
(4)
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 20 Desember 2015 Mahasiswa,
I Gusti Agung Mahendra Putra NIM : 1115351137
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Locus Of Control dan Komitmen Profesional pada Kinerja Auditor Internal (Studi Empiris pada FIF GROUP Provinsi Bali)”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil dengan adanya bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada.
1) Prof. Dr. I Nyoman Mahendra Yasa,SE.,Msi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2) Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,M.Si.,AK. Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.
3) Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4) Drs. I Ketut Suardhika Natha, MSi., Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.
5) Ni Gusti Putu Wirawati,SE.,M.Si.,AK.., Koordinator Jurusan Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
6) Dr. I Putu Sudana, SE.,MSAcc.,AK. Pembimbing Akademis.
7) Made Yenni Latrini,SE.,Msi Dosen pembimbing yang memberikan bimbingan, masukan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8) Seluruh staf dan pegawai Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Udayana.
9) Dr.I Gede Ary Wirjaya,SE.,Msi.,AK., dan Dr.I Gede Ary Wirjaya,SE.,Msi.,AK, selaku penguji skripsi dan pembahas yang telah memeberikam masukan
(6)
10) Keluarga tercinta, Bapak I Gusti Made Sudiana, Ibu Ni Made Sulastri dan kakak I Gusti Putu Wanda Aditya Putra memberikan doa dan motivasi yang tulus selama proses penyusunan skripsi ini.
11) Teman-teman angkatan 2011 atas semangat dan bantuannya selama penulis kuliah di Program Ekstensi Udayana.
12) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan dorongan selama penyusunan skipsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.
Denpasar, 20 Desember 2015
(7)
Judul : Pengaruh Locus Of Control dan Komitmen Profesional pada Kinerja Auditor Internal (Studi Empiris pada FIF GROUP Provinsi Bali) Nama : I Gusti Agung Mahendra Putra
NIM : 1115351137
Abstrak
Kebutuhan perusahaan akan pengauditan kegiatan perusahaannya menyebabkan internal auditor sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan perusahaan agar sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh locus of control dan komitmen profesional terhadap kinerja auditor internal pada FIF GROUP Provinsi Bali.
Penelitian ini dilakukan di seluruh kantor cabang FIF GROUP Provinsi Bali sebanyak delapan kantor cabang yang terdapat pada Wilayah Bali tahun 2015 dengan menjadikan auditor sebanyak 42 orang sebagai sampel dengan metode sample jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan teknik analisisnya menggunakan regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil analisis, variabel locus of control dan komitmen profesional berkontribusi sebanyak 82,1 persen pada kinerja internal auditor, sedangkan sisanya 17,9 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Melalui analisa uji t diketahui bahwa locus of control dan komitmen profesional berpengaruh positif terhadap kinerja internal auditor pada FIF GROUP Provinsi Bali.
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan perusahaan akan pengauditan kegiatan perusahaannya menunjukkan pentingnya peran auditor dalam dunia perekonomian (Ristina dan Indah, 2014). Hal ini menyebabkan internal auditor harus meningkatkan terus kualitas jasa audit yang dilakukan para auditornya. Kinerja internal auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Seiring dengan hal tersebut, hal ini ditujukan untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan serta untuk menjamin bahwa tujuan tercapai secara ekonomis, efisien dan efektif dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku. Untuk menjadi suatu perusahaan yang sehat, laporan keuangan haruslah diaudit oleh auditor yang kompeten, agar nantinya hasil audit tidak menimbulkan dampak buruk bagi perusahaan (Andi et al., 2013).
Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses, dan teknologi (Trisnaningsih, 2007). Tugas Auditor internal mengacu pada serangkaian tugas pengecekan internal untuk memastikan ketaatan terhadap berbagai prosedur dan peraturan yang berlaku. Tugas auditor internal pada saat yang lalu sama dengan “polisi perusahaan” yang sarannya memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Noor dan Priyanto (2012) menyatakan perkembangan profesi auditor internal sangat pesat, hal ini ditandai adanya peran Auditor internal dalam memberikan jasa penilaian (assurance) dan aktivitas konsultasi (consulting activty), ada pula peran lain yang dianggap
(9)
menyatakan eksistensi Auditor internal sebagai konsultan merupakan suatu perubahan besar yang diharapkan oleh The Institute of Auditor internaling Standard (IIAS) agar menjadi Auditor internal yang berkualitas (Qualitiy Auditor internal), sehingga dapat memberikan jasa konsultasi dalam proses bisnis manajemen oprasional.
Kegiatan auditor internal menguji dan menilai efektifitas dan kecukupan sistem pengendalian intern yang ada dalam perusahaan (Trisnaningsih, 2007). Auditor internal harus memastikan sampai sejauh mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi tujuan perusahaan. Untuk melaksanakan audit diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah kriteria yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengevaluasian informasi tersebut (Rahmatika, 2014). Informasi memiliki berbagai bentuk, sedangkan kriteria untuk mengevaluasi informasi cukup beragam dan audit dilakukan oleh yang berkompeten (Lawalata et al, 2008). Nilai kemanfaatan dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan bernilai, jika disajikan secara akurat dan tepat waktu, yakni tersedia pada saat yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan (Ifa dan Mochammad, 2012).
Sebagai penunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sangatlah diperlukan kinerja auditor yang baik dan berkualitas (Dedik et al., 2014). Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaaan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan dalam satu tim pemeriksaan (Josina et al, 2008). Elya dan Nila (2010) mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Istilah kinerja seringkali digunakan untuk menyebutkan prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu (Dien, 2014).
Kinerja yang baik tentunya tidak terbentuk begitu saja, namun ditentukan oleh banyak faktor. Greg and Graham (2013) menemukan bahwa locus of control dan komitmen
(10)
berpengaruh terhadap kinerja auditor. Bunga (2012) menyatakan locus of control (LOC) adalah derajat sejauh mana seseorang meyakini bahwa mereka dapat menguasai nasib mereka sendiri (Robbins, 1996). Menurut Rotter (1996) dalam Patten (2005) Locus of Control (LOC) adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah seseorang itu dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi kepadanya. Auditor sebagai individu yang mempunyai faktor bawahan juga diperkirakan mempengaruhi kinerja auditor. Faktor bawahan berupa locus of control, pengalaman, dan kemampuan yang dirasakan. Auditor yang mempunyai locus of control internal lebih mempunyai kontribusi positif pada kinerja melaksanakan tugas audit. Hal ini dikarenakan mereka memandang locus of control internal sebagai usaha yang harus dilakukan jika ingin berhasil. Auditor yang mampu mengontrol aktivitas dan perilakunya untuk penugasan audit akan berpengaruh pada kinerjanya.
Dalam dunia kerja, selain locus of control dalam profesi maupun organisasi tempat internal auditor bernaung seringkali menjadi isu bahwa pemahaman komitmen profesional sangat penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Komitmen profesional kerja yang kuat biasanya terdapat pada pegawai yang masa kerjanya sudah lama, mereka yang pernah mencapai sukses dengan organisasi yang bersangkutan, dan mereka yang bekerja dalam kelompok yang mempunyai komitmen profesional yang tinggi terhadap pekerjaan maupun terhadap organisasi kerja sebagai akibat logisnya. Komitmen profesional kerja tidak terlepas dari bentuk hubungan antara pegawai dengan pekerjaan atau profesinya di tempat pegawai tersebut bekerja. Komitmen profesional didifinisikan oleh Suharyanto dan Tata Iryanto (1996:235) sebagai perjanjian untuk melakukan sesuatu. Meskipun terdapat kata “perjanjian” komitmen cenderung mempunyai makna melakukan perjanjian dengan diri sendiri. Jika seseorang dalam mengambil keputusan disertai dengan komitmen profesional, maka tentunya ia akan
(11)
berupaya dan berjuang untuk menjalani keputusan itu dengan sebaik-baiknya, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab.
Siti dan Edi (2012) menyatakan bahwa komitmen profesional mempunyai pengaruh terhadap perilaku, cara kerja para manajer dan bawahannya untuk mencapai kinerja organisasi. Namun demikian, pencapaian kinerja seseorang auditor internal tidak akan efektif apabila tidak adanya peran locus of control (LOC) dimana cara pandang seorang auditor internal terhadap suatu peristiwa yang dialaminya baik terhadap atasan dan sesama teman kerja untuk meningkatkan kerjasama sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Hubungan komitmen profesional dan kinerja sangatlah lekat. Komitmen profesional menjadi hal penting bagi sebuah perusahaan apapun bentuknya, karena menunjukkan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatannya dalam suatu bagian organisasi (Trisnaningsih, 2007). Komitmen profesional dan kinerja seorang internal auditor memiliki hubungan simbiosis, mengubah yang satu akan memfasilitasi perubahan lainnya (Victor, 2010). Bila komitmen profesional tidak berjalan dengan baik maka nilai-nilai dari kinerja juga tidak akan tertanam dengan baik ke dalam diri karyawan sehingga kinerja yang dihasilkan tidak akan maksimal. Komitmen profesional menjadi dasar untuk perasaan saling memahami yang dimiliki auditor internal mengenai perusahaan/instansi mereka, bagaimana segala sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama tersebut dan cara-cara karyawan seharusnya bersikap. Perusahaan pun harus dapat memadukan karakter-karakter dengan komitmen yang ada untuk menciptakan suatu perusahaan dengan keanekaragaman tinggi dan pada akhirnya nanti akan meningkatkan kinerja.
Ketentuan yang berlaku memang mensyaratkan perusahaan untuk dapat menjadi perusahaan publik, namun pada dasarnya persyaratan-persyaratan tersebut bukanlah hal yang sulit untuk dipenuhi bahkan oleh perusahaan kecil sekalipun. Secara keseluruhan, setiap Perseroan Terbatas (PT) yang telah beroperasi sekurang-kurangnya 12 bulan, memiliki aktiva
(12)
bersih berwujud sekurang-kurangnya Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dengan laporan keuangan audit tahun buku terakhir memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari auditor. Untuk membantu kelancaran penyiapan berbagai, berdasarkan keputusan ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-496/BL/2008 tanggal 28 Nopember 2008 tentang pembentukan dan pedoman penyusunan piagam unit audit internal yang merupakan peraturan baru yang dibuat dalam rangka meningkatkan efektifitas manajemen risiko dan tata kelola emiten dan perusahaan publik, dengan terbentuknya unit audit internal maka diharapkan terjadi peningkatan nilai serta perbaikan operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan.
FIF group merupakan Perusahaan pembiayaan terkemuka dari grup Astra yang hadir ditengah masyarakat untuk melayani kebutuhan motor baru maupun kredit motor bekas atau seken melalui FIFASTRA serta melayani kebutuhan kredit elektronik dan kredit perabot rumah tangga melalui SPEKTRA. FIF Group yang memiliki moto mari wujudkan kehidupan dan masa depan yang lebih baik bersama-sama. Sistem pelaporan keuangan yang sudah terkomputerisasi., namun pada setiap bagian operasional masih melibatkan beberapa jumlah staf dan belum dapat menghasilkan laporan keuangan secara cepat dan tepat. Maka Internal audit digunakan untuk memeriksa dan mendeteksi kemungkinan dan risiko yang terjadi, dengan melakukan audit secara berkala, mengumpulkan bukti-bukti secara akurat, serta mereview hasil audit dan melakukan penilaian.
Bali dipilih sebagai lokasi penelitian, mengingat dengan banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan kendaraan yang harus bersaing merebut pasar sasaran, untuk mendukung tujuan perusahaan tentunya diperlukan transparasi laporan keuangan yang akurat sehingga diperlukan dukungan seorang internal auditor. Internal Audit dibentuk untuk
(13)
membantu pengawasan pengendalian intern perusahaan yang bertugas untuk melakukan evaluasi, penelaahan dan analisa atas semua kegiatan di lingkungan FIF Group.
1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah pengaruh locus of control terhadap kinerja auditor internal? 2) Bagaimanakah pengaruh komitmen profesional terhadap kinerja auditor internal? 1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk menguji secara empiris pengaruh variabel locus of control terhadap kinerja auditor internal pada FIF Group Provinsi Bali.
2) Untuk menguji secara empiris pengaruh variabel komitmen profesional terhadap kinerja auditor internal pada FIF Group Provinsi Bali.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian maka kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman serta memperluas pengetahuan dan wawasan dilingkungan akademis. Memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya mengenai locus of control, struktur audit, budaya organisasi, komitmen professional dan penerapan good governance terhadap kinerja auditor internal pada FIF Group Provinsi Bali.
2) Manfaat praktis
(14)
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan atau pertimbangan bagi pihak auditor dalam meningkatkan kinerja auditor internal dalam menjalankan tugasnya.
(2) Bagi mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada mahasiswa tentang locus of control, struktur audit, budaya organisasi, komitmen professional dan penerapan good governance pada PT FIF Group Provinsi Bali. 1.5 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab dimana kelima bab tersebut saling berkaitan. Gambaran umum mengenai isi dari masing-masing bab antara lain sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis
Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka dan teori-teori yang relevan dengan penelitian ini yang meliputi locus of control, komitmen organisasi, Auditing, Kinerja, Audit Internal Dan hipotesis penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data, sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, pengujian instrument penelitian, uji asumsi klasik dan teknik analisis data.
(15)
BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum kantor akuntan publik, karakteristik responden, deskripsi dari masing-masing variabel yang diteliti, hasil dari pengolahan data penelitian, serta menguraikan mengenai pembahasan hasil penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini menguraikan mengenai simpulan penelitian yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian serta saran yang sesuai dengan hasil penelitian untuk peneliti selanjutnya, pendidikan, dan organisasi khususnya kantor akuntan publik.
(16)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). Hubungan agensi ada ketika salah salah satu pihak (principal) menyewa pihak lain (agent) untuk melaksanakan suatu jasa, dan dalam hal itu,
mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Achmad, 2012:269). Principal merupakan pihak yang memberikan amanat kepada agent untuk melakukan suatu jasa atas nama principal, sementara agent adalah pihak yang memberi mandat, dengan demikian dapat disimpulkan agent bertindak sebagai pihak yang mengevaluasi informasi (Nila, 2014).
Kenneth and Jeffrey (2007:186-188) menyatakan bahwa teori agensi berawal dengan adanya penekanan pada kontrak sukarela yang timbul diantara berbaagai pihak organisasi sebagai suatu solusi yang efisien terhadap konflik kepentingan tersebut. Teori ini berubah menjadi suatu pandangan atas perusahaan sebagai suatu “penghubung (nexus) kontrak”. Hubungan agensi dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang (atau lebih), seorang principal dan seorang agent untuk memberikan jasa demi kepentingan principal termasuk melibatkan adanya pemberian delegasi kekuasaan pengambilan keputusan kepada agent. Baik principal maupun agen diasumsikan untuk termotivasi hanya oleh
kepentingannya sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kegunaan subjektif mereka dan juga untuk menyadari kepentingan mereka bersama. Hubungan keagenan ini memberi ruang bagi terjadinya konflik kepentingan potensial antara pemilik dan agen. Selain itu, tidak mungkin bagi pemilik atau agen berada pada biaya nol untuk meyakinkan bahwa agen akan membuat
(17)
keputusan optimal dari pandangan pemilik, sehingga memunculkan biaya keagenan (Priyanka, 2013). Untuk mengetahui konflik kepentingan antara principal dan agent, maka principal menggunakan pihak independen untuk mengawasi (monitoring) terhadap perusahaannya. Pihak independen tersebut adalah auditor internal yang diminta melakukan audit dengan fee yang dianggarkan perusahaan sehingga muncul monitoring cost. Auditor internal bertanggung jawab untuk memaksimalkan kinerjanya dalam mengawasi agent sebagai ganti dari imbalan yang diterima.
2.1.2 Locus of Control (LOC)
Locus of control adalah persepsi tentang kendali mereka atas nasib, kepercayaan diri
dan kepercayaan mereka atas keberhasilan diri. LOC memainkan peranan penting dalam berbagai kasus, seperti dysfunctional audit behavior, job satisfaction, kinerja, komitmen organisasi dan turnover intention (Patten, 2005).
Locus of control merupakan salah satu aspek karakteristik kepribadian yang dimiliki
oleh setiap individu dan dapat dibedakan atas locus of control internal dan locus of control external dalam Bunga (2012). Locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu
peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya (Siti dan Edi, 2012). Locus of control menurut Bunga (2012) diartikan sebagai persepsi seseorang tentang sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan pekerjaan. Locus of control dibedakan menjadi locus of control internal dan locus of control eksternal.
Kontrol internal akan tampak melalui kemampuan kerja dan tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan dan kegagalan karyawan pada saat melakukan pekerjaannya. Sedangkan kontrol eksternal adalah karyawan yang merasakan bahwa terdapat kontrol diluar dirinya yang mendukung hasil pekerjaan yang dilakukannya seperti lingkungan kerjanya.
(18)
Teori LOC menggolongkan individu apakah termasuk dalam LOC internal atau eksternal. Internal control adalah tingkatan di mana seorang individu berharap bahwa reinforcement atau hasil dari perilaku mereka bergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka. External control adalah tingkatan di mana seseorang berharap bahwa reinforcement atau hasil adalah fungsi dari kesempatan, keberuntungan atau takdir di bawah kendali yang lain atau tidak bisa diprediksi. Pandangan hidup menurut internal dan external LOC sangat berbeda. Seseorang yang mempunyai internal locus of control yakin dapat mengendalikan tujuan mereka sendiri, memandang dunia sebagai sesuatu yang dapat diramalkan, dan perilaku individu turut berperan di dalamnya. Individu dengan internal locus of control diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya pada diri sendiri dan juga lebih menyukai keahlian-keahlian dibanding hanya situasi yang menguntungkan. Pada individu yang mempunyai external locus of control akan memandang dunia sebagai sesuatu yang tidak dapat diramalkan, demikian juga dalam mencapai tujuan sehingga perilaku individu tidak akan mempunyai peran di dalamnya. External locus of control diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya untuk bergantung pada orang lain, hidup mereka cenderung dikendalikan oleh kekuatan di luar diri mereka sendiri (seperti keberuntungan), serta lebih banyak mencari dan memilih kondisi yang menguntungkan. (Robbins, 2008: 7)
LOC dapat digunakan untuk memprediksi seseorang, LOC yang berbeda bisa mencerminkan motivasi dan kinerja yang berbeda. Internal akan cenderung lebih sukses dalam karir mereka daripada eksternal, mereka cenderung mempunyai level kerja yang lebih tinggi, promosi lebih cepat dan mendapatkan penghasilan lebih. Sebagai tambahan, internal LOC dilaporkan memiliki kepuasan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat lebih mampu menahan stres daripada LOC eksternal. Penelitian sebelumnya (Siti dan Edi, 2012) menyatakan bahwa LOC eksternal berpengaruh negatif terhadap kinerja sehingga
(19)
secara umum seseorang yang ber-LOC eksternal akan berkinerja lebih baik ketika suatu pengendalian dipaksakan atas mereka, atau sebaliknya ia akan melakukan perilaku disfungsional (tidak sesuai aturan) untuk memenuhi ataupun mengelabui pengendalian tersebut.
2.1.3 Komitmen Profesional
Komitmen merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kerja, dan komitmen memiliki hubungan yang positif dengan kinerja. Suatu komitmen profesional merupakan tingkat loyalitas seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya untuk dapat mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi. Keberhasilan yang tinggi akan memberikan hasil yang bernilai tinggi, hal ini yang akan menimbulkan kinerja yang tinggi pada diri auditor.
Komitmen profesi dapat diartikan sebagai intensitas identifikasi dan keterlibatan individu dengan profesi tertentu. Identifikasi ini membutuhkan beberapa tingkat kesepakatan dengan tujuan dan nilai profesi termasuk nilai moral dan etika (Indrawati 2007:197). Sedangkan menurut Setiawan dan Ghozali (2006:196) mendefinisikan komitmen profesi sebagai berikut: Komitmen Profesi didefinisikan sebagai kekuatan relatif dari identifikasi individual dengan keterlibatan dalam suatu profesi termasuk keyakinan, penerimaan tujuan-tujuan dan nilai-nilai profesi, kemauan untuk berupaya ekuat tenaga demi organisasi, dan keinginan menjaga keanggotaan dari suatu profesi. Setiawan dan Ghozali (2006:196) mengidentifikasi empat alasan mengenai pentingnya memahami komitmen profesi yaitu :
1) Karir seseorang merupakan fokus utama dalam hidup.
2) Komitmen profesi mempengaruhi retensi seseorang dalam organisasi, komitmen ini memiliki implikasi penting bagi manajemen sumber daya manusia.
3) Karena keahlian profesional berkembang dari kinerja dan pengalaman kerja dapat memiliki hubungan dengan komitmen profesi. Bagi akuntan, hal ini sangat relevan
(20)
karena keahliannya berkembang dari pengalaman yang ekstensif dan pendidikan berkelanjutan.
4) Studi-studi komitmen profesi memberikan pemahaman mengenai bagaimana individual mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai komitmen baik di dalam maupun di luar organisasi. Pengukuran latihan dan sosialisasi akuntan ke dalam profesi akuntansi adalah komitmen profesi yang didefinisikan sebagai kekuatan relatif terhadap identifikasi dan keterlibatan dalam profesi khusus.
Komitmen Profesional Cahyasumirat (2006) menyatakan meskipun profesionalisme dan apa yang membentuk profesi dapat dipisahkan secara konseptual, penelitian tentang profesionalisme lebih dikaitkan dengan perspektif konvensional tentang profesi. Suatu komitmen profesional dapat diartikan sebagai tingkat kesetiaan seseorang terhadap pekerjaannya sesuai dengan apa yang menjadi persepsi dari orang tersebut, sesuai dengan pendapat Tranggono dan Andi (2008).
2.1.4 Kinerja Auditor Internal
Menurut Bastion (2001: 329) memberikan definisi kerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Kinerja juga didefinisikan sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawaii (Handoko dalam Tika, 2006: 121). Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja terdiri dari:
1) Hasil-hasil fungsi pekerjaan 2) Pencapaian tujuan organisasi
(21)
3) Periode waktu tertentu
Dapat ditanyakan apabila seseorang dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan baik dan sesuai dengan harapan organisasinya, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki kinerja atau prestasi yang baik pula.
2.1.5 Auditing
Ali (2009:11) menyatakan auditing adalah suatu proses sistematik untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Mulyadi (2002:9) menyatakan secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan, serta menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Ditinjau dari sudut pandang profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan tersebut (Duane, 2003).
Agoes (2012:1) mendefinisikan internal audit merupakan fungsi penilaian independen dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan. Karenanya, fungsi internal audit harus memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan memahami kebutuhan manajemen dan perusahaan dengan baik.
Dari definisi-definisi yang telah disampaikan diatas, dapat dirumuskan bahwa setidaknya ada tiga elemen fundamental dalam internal auditing, yaitu:
(22)
2) Auditor bekerja mengumpulkan bukfi (evidence) untuk mendukung pendapatnya 3) Hasil pekerjaan auditor adalah laporan. Laporan menipakan hasil yang harus
disampaikan auditor kepada pengguna laporan keuangan. 2.1.6 Audit internal
Agoes (2012:221) mendefinisikan internal audit sebagai permeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah seperti peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi misalnya standar akuntansi keuangan. Auditor internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses, dan teknologi (Sawyer, 2005:9).
2.1.7 Wewenang dan Tanggung Jawab Auditor Internal
Dalam menjelankan fungsinya auditor internal dituntut untuk mempunyai berbagai kecakapan teknis dan teoritis yang memadai, yang disertai dukungan tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu umpan balik dari manajemen. Dengan kata lain, melalui dukungan dari pihak manajemen, saran dan temuan-temuan akan diperhatikan dan diadakan tindak lanjut, karena audit yang dilakukan adalah untuk dan atas nama manajemen.
Mengenai wewenang dan tanggung jawab auditor internal, standar profesi auditor internal dalam (IAI, 2009: 321) menyebutkan bahwa:
1) Auditor internal bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi serta informasi lain kepada manajemen
(23)
entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawab. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, auditor internal mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang di auditnya.
2) Memberikan saran-saran kepada manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan kode etik yang berlaku agar tercapai tujuan perusahaan.
3) Audit internal bertanggung jawab untuk memperoleh persetujuan dari manajemen senior dan dewan terhadap dokumen tertulis yang formal untuk bagian auditor internal, menegaskan lingkup pekerjaan yang tidak dibatasi, dan menyatakan bahwa bagian auditor internal tidak memiliki kewenangan atau tanggung jawab kegiatan yang mereka periksa.
2.1.8 Kode Etik Auditor Internal
Kode etik dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku individu agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh seorang dari anggota profesi tertentu dapat menyebabkan berkurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi secara keseluruhan. Seperti halnya profesi lain, profesi auditor internal juga mempunyai kode etik tertentu. Kode etik menurut standar profesi auditor internal dalam (IAI, 2009: 328) adalah sebagai berikut:
“Kode etik adalah prinsip-prinsip yang relevan terhadap profesi dan praktek-praktek internal auditing, serta aturan prilaku yang menjelaskan prilaku yang diharapkan dari seorang auditor internal.”
Kode etik pada internal auditor memberikan batasan pada kriteria professional dan mengharapkan para anggotanya untuk memelihara standar kompetensi, moralitas dan kehormatan. Dalam kode etik diungkapkan bahwa etika seorang auditor internal sebagai pertimbangan penting dalam melaksanakan praktek audit internal modern dan mengharuskan
(24)
para anggotanya untuk bersikap jujur, objektif dan loyal kepada pemberi tugas untuk menghindari konflik kepentingan dan tidak menerima imbalan atau untuk memperlakukan informasi yang diperoleh sebagai rahasia dalam mendukung pendapatnya dengan fakta-fakta untuk mengungkapkan semua fakta materi yang diketahui untuk mengembangkan pengetahuannya (Satyo, 2005:116).
Kode etik tersebut memerintahkan auditor internal untuk mendukung kepentingan dan kesejahteraan organisasi, dengan cara sebaik mungkin, menjalankan kode etik, serta menghindarkan diri dari aktivitas ilegal atau yang sepantasnya tidak dilakukan. Sejalan dengan pernyataan tanggung jawab auditor internal, kode etik tidak memandang auditor internal sebagai pihak yang bebas atau terpisah dari organisasi. Karenanya kode etik tidak mengikat auditor internal dengan berbagai tugas dan tanggung jawab terhadap pihak lain di luar perusahaan.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini juga pernah di angkat sebagai topik penelitian oleh beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk mempelajari penelitian-penelitian terdahulu atau sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini yang dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2.1 Pembahasan Penelitian Sebelumnya
No. Nama dan
Tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel
Penelitian
Teknik Analisa dan Hasil Penelitian 1. Indrawati,
Fenny (2007)
Pengaruh locus of control, Komitmen professional, Pengalaman Audit Terhadap Prilaku Akuntan Publik dalam Konflik Audit dengan kesadaran Etis sebagai variabel Pemoderasi
locus of control, Komitmen professional, Pengalaman Audit, Prilaku Akuntan dan kinerja audit Teknik Analisis Regresi linear berganda, Terdapat hubungan parsial locus of control, Komitmen professional,
Pengalaman Audit, Prilaku Akuntan positif dan signifikan terhadap kinerja audit
(25)
2. Siti Noor khikmah dan Edi Priyanto, (2012) Komitmen organisasi, Locus of control dan Kompleksitas tugas terhadap Kinerja Audit internal Komitmen organisasi, Locus of control, Kompleksitas tugas, Kinerja Audit internal
Teknik analisis regresi linear berganda menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan variabel komitmen organisasi, locus of control dan kompleksitas tugas terhadap Kinerja Audit internal
3. Josina Lawalata, Darwis Said dan Mediaty, (2008) Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor Teknik Analisis Regresi linear
berganda dan Korelasi, Terdapat pengaruh positif Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor
4. Bangun putra pratama, (2012) Pengaruh independensi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah Independensi, gaya kepemimpina, komitmen organisasi, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah Teknik Analisis Regresi linear berganda, Terdapat pengaruh positif independensi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor 5 BungaNur
Julianingty as (2012)
Pengaruh Locus of control, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja auditor Locus of control, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja auditor Teknik Analisis Regresi linear berganda, menemukan pengaruh Locus of control, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja auditor secara positif Sumber : Jurnal Penelitian Publikasi, 2016
2.3 Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan penelitian yang akan di uji kebenarannya. Berdasarkan pada rumusan permasalahan, tujuan penelitian, kajian-kajian teori relevan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah :
(26)
2.2.1 Pengaruh locus of control Terhadap Kinerja Auditor Internal
Konsep locus of control terutama didasarkan pada teori pembelajaran sosial (social learning theory) (Julianingtyas (2012). Locus of control adalah persepsi seseorang tentang
kenapa sesuatu terjadi atau kekuatan apa yang mendorong terjadi suatu hal. (perception of why thing happens or what drives the behavior). Locus of control mempengaruhi perilaku
disfungsional audit, komitmen organisasi dan turnover intention (Donelly et al, 2003). Locus of control diartikan sebagai persepsi seseorang tentang sebab-sebab keberhasilan atau
kegagalan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Siti dan Edi (2012) telah memberikan beberapa bukti bahwa internal locus of control berhubungan dengan peningkatan kinerja dan locus of control internal seharusnya memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibanding locus of control eksternal dalam sebuah lingkungan audit. Penelitian Bunga (2012) menghasilkan locus of control sebagai perantara hubungan kinerja dengan perilaku disfungsional audit. Penelitian Patten (2005) yang menunjukkan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Dien (2014) mempertegas hal ini dalam penelitiannya bahwa locus of control memberikan pengaruh positif terhadap kinerja internal auditor. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut.
H1 : Locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor internal.
2.2.2 Pengaruh Komitmen profesional Terhadap Kinerja Auditor Internal
Bariyima (2012) keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sangat ditentukan oleh komitmen untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Trisnaningsih (2007) komitmen dapat menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik atau malah sebaliknya menyebabkan seseorang justru meninggalkan pekerjaannya, akibat suatu tuntutan komitmen lainnya.
(27)
Bangun (2012) dalam penelitiannya menyatakan keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sangat dipengaruhi oleh komitmen profesionalisme terhadap bidang yang ditekuninya. Profesionalisme sendiri harus ditunjang dengan komitmen untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Sri (2007) membuktikan komitmen profesional merupakan suatu komitmen yang dapat menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik dalam meningkatkan kinerjanya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bunga (2012) menyatakan bahwa komitmen profesional memiliki pengaruh terhadap kinerja seorang auditor. Shab (2013) membuktikan hal yang sama, dengan adanya professional komitmen mampu memberikan dorongan positif terhadap peningkatan kinerja auditor. Dari penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.
(1)
2) Auditor bekerja mengumpulkan bukfi (evidence) untuk mendukung pendapatnya 3) Hasil pekerjaan auditor adalah laporan. Laporan menipakan hasil yang harus
disampaikan auditor kepada pengguna laporan keuangan. 2.1.6 Audit internal
Agoes (2012:221) mendefinisikan internal audit sebagai permeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah seperti peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi misalnya standar akuntansi keuangan. Auditor internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses, dan teknologi (Sawyer, 2005:9).
2.1.7 Wewenang dan Tanggung Jawab Auditor Internal
Dalam menjelankan fungsinya auditor internal dituntut untuk mempunyai berbagai kecakapan teknis dan teoritis yang memadai, yang disertai dukungan tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu umpan balik dari manajemen. Dengan kata lain, melalui dukungan dari pihak manajemen, saran dan temuan-temuan akan diperhatikan dan diadakan tindak lanjut, karena audit yang dilakukan adalah untuk dan atas nama manajemen.
Mengenai wewenang dan tanggung jawab auditor internal, standar profesi auditor internal dalam (IAI, 2009: 321) menyebutkan bahwa:
1) Auditor internal bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi serta informasi lain kepada manajemen
(2)
entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawab. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, auditor internal mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang di auditnya.
2) Memberikan saran-saran kepada manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan kode etik yang berlaku agar tercapai tujuan perusahaan.
3) Audit internal bertanggung jawab untuk memperoleh persetujuan dari manajemen senior dan dewan terhadap dokumen tertulis yang formal untuk bagian auditor internal, menegaskan lingkup pekerjaan yang tidak dibatasi, dan menyatakan bahwa bagian auditor internal tidak memiliki kewenangan atau tanggung jawab kegiatan yang mereka periksa.
2.1.8 Kode Etik Auditor Internal
Kode etik dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku individu agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh seorang dari anggota profesi tertentu dapat menyebabkan berkurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi secara keseluruhan. Seperti halnya profesi lain, profesi auditor internal juga mempunyai kode etik tertentu. Kode etik menurut standar profesi auditor internal dalam (IAI, 2009: 328) adalah sebagai berikut:
“Kode etik adalah prinsip-prinsip yang relevan terhadap profesi dan praktek-praktek internal auditing, serta aturan prilaku yang menjelaskan prilaku yang diharapkan dari seorang auditor internal.”
Kode etik pada internal auditor memberikan batasan pada kriteria professional dan mengharapkan para anggotanya untuk memelihara standar kompetensi, moralitas dan kehormatan. Dalam kode etik diungkapkan bahwa etika seorang auditor internal sebagai pertimbangan penting dalam melaksanakan praktek audit internal modern dan mengharuskan
(3)
para anggotanya untuk bersikap jujur, objektif dan loyal kepada pemberi tugas untuk menghindari konflik kepentingan dan tidak menerima imbalan atau untuk memperlakukan informasi yang diperoleh sebagai rahasia dalam mendukung pendapatnya dengan fakta-fakta untuk mengungkapkan semua fakta materi yang diketahui untuk mengembangkan pengetahuannya (Satyo, 2005:116).
Kode etik tersebut memerintahkan auditor internal untuk mendukung kepentingan dan kesejahteraan organisasi, dengan cara sebaik mungkin, menjalankan kode etik, serta menghindarkan diri dari aktivitas ilegal atau yang sepantasnya tidak dilakukan. Sejalan dengan pernyataan tanggung jawab auditor internal, kode etik tidak memandang auditor internal sebagai pihak yang bebas atau terpisah dari organisasi. Karenanya kode etik tidak mengikat auditor internal dengan berbagai tugas dan tanggung jawab terhadap pihak lain di luar perusahaan.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini juga pernah di angkat sebagai topik penelitian oleh beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk mempelajari penelitian-penelitian terdahulu atau sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini yang dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2.1 Pembahasan Penelitian Sebelumnya No. Nama dan
Tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Teknik Analisa dan Hasil Penelitian 1. Indrawati,
Fenny (2007)
Pengaruh locus of control, Komitmen professional, Pengalaman Audit Terhadap Prilaku Akuntan Publik dalam Konflik Audit dengan kesadaran Etis sebagai variabel Pemoderasi
locus of control, Komitmen professional, Pengalaman Audit, Prilaku Akuntan dan kinerja audit
Teknik Analisis Regresi linear berganda, Terdapat hubungan parsial locus of control, Komitmen professional,
Pengalaman Audit, Prilaku Akuntan positif dan signifikan terhadap kinerja audit
(4)
2. Siti Noor khikmah dan Edi Priyanto, (2012) Komitmen organisasi, Locus of control dan Kompleksitas tugas terhadap Kinerja Audit internal Komitmen organisasi, Locus of control, Kompleksitas tugas, Kinerja Audit internal
Teknik analisis regresi linear berganda menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan variabel komitmen organisasi, locus of control dan kompleksitas tugas terhadap Kinerja Audit internal
3. Josina Lawalata, Darwis Said dan Mediaty, (2008) Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor Teknik Analisis Regresi linear
berganda dan Korelasi, Terdapat pengaruh positif Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor
4. Bangun putra pratama, (2012) Pengaruh independensi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah Independensi, gaya kepemimpina, komitmen organisasi, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah Teknik Analisis Regresi linear berganda, Terdapat pengaruh positif independensi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor 5 BungaNur
Julianingty as (2012)
Pengaruh Locus of control, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja auditor Locus of control, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja auditor Teknik Analisis Regresi linear berganda, menemukan pengaruh Locus of control, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja auditor secara positif Sumber : Jurnal Penelitian Publikasi, 2016
2.3 Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan penelitian yang akan di uji kebenarannya. Berdasarkan pada rumusan permasalahan, tujuan penelitian, kajian-kajian teori relevan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah :
(5)
2.2.1 Pengaruh locus of control Terhadap Kinerja Auditor Internal
Konsep locus of control terutama didasarkan pada teori pembelajaran sosial (social learning theory) (Julianingtyas (2012). Locus of control adalah persepsi seseorang tentang kenapa sesuatu terjadi atau kekuatan apa yang mendorong terjadi suatu hal. (perception of why thing happens or what drives the behavior). Locus of control mempengaruhi perilaku disfungsional audit, komitmen organisasi dan turnover intention (Donelly et al, 2003). Locus of control diartikan sebagai persepsi seseorang tentang sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Siti dan Edi (2012) telah memberikan beberapa bukti bahwa internal locus of control berhubungan dengan peningkatan kinerja dan locus of control internal seharusnya memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibanding locus of control eksternal dalam sebuah lingkungan audit. Penelitian Bunga (2012) menghasilkan locus of control sebagai perantara hubungan kinerja dengan perilaku disfungsional audit. Penelitian Patten (2005) yang menunjukkan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Dien (2014) mempertegas hal ini dalam penelitiannya bahwa locus of control memberikan pengaruh positif terhadap kinerja internal auditor. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut.
H1 : Locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor internal.
2.2.2 Pengaruh Komitmen profesional Terhadap Kinerja Auditor Internal
Bariyima (2012) keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sangat ditentukan oleh komitmen untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Trisnaningsih (2007) komitmen dapat menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik atau malah sebaliknya menyebabkan seseorang justru meninggalkan pekerjaannya, akibat suatu tuntutan komitmen lainnya.
(6)
Bangun (2012) dalam penelitiannya menyatakan keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sangat dipengaruhi oleh komitmen profesionalisme terhadap bidang yang ditekuninya. Profesionalisme sendiri harus ditunjang dengan komitmen untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Sri (2007) membuktikan komitmen profesional merupakan suatu komitmen yang dapat menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik dalam meningkatkan kinerjanya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bunga (2012) menyatakan bahwa komitmen profesional memiliki pengaruh terhadap kinerja seorang auditor. Shab (2013) membuktikan hal yang sama, dengan adanya professional komitmen mampu memberikan dorongan positif terhadap peningkatan kinerja auditor. Dari penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.