13
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA
PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1. Pelaksanaan
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah Gunung Kangin, Desa Bangli, Kecamatan Bautriti, Kabupaten Tabanan.
Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Bangli.
Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan diskusi-diskusi santai
bersama keluarga yang didamping untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang dialami dan menerima solusi
yang ditawarkan. Di tahap awal, pengamatan mengenai masalah-masalah yang dialamai oleh
KK Dampingan dilakukan tanpa bertanya secara langsung kepada yang bersangkutan agar perkenalan yang dilakukan untuk pertama kalinya tidak terasa
canggung. Di pertemuan kedua, barulah pendamping mulai melakukan penggalian informasi mengenai masalah yang mungkin dihadapai oleh I Wayan Dadi.
Di pertengahan program, pendamping mulai melakukan pendekatan perseuasif untuk memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi
oleh KK Dampingan. Pemberian solusi ini dilakukan sedikit demi sedikit sembari pendamping membawakan makanan serta minuman ringan untuk beliau. Selain
memberi solusi secara tersirat, pendamping juga ikut dalam membantu beberapa kegiatan yang dilakukan I Wayan Dadi, seperti mencari kayu bakar,
membersihkan lingkungan rumah, hingga memasang bola lampu di salah satu kamar beliau.
Selama berjalannya program, observasi mengenai keberhasilan solusi yang diberikan oleh pendamping diamati secara terus menerus. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah Bapak Wayan Dadi dapat menerima dan melaksanakan solusi yang diberikan oleh pendamping yang nantinya dapat meningkatkan taraf hidup
14
belaiu walaupun sedikit. Dikarenakan masalah perekonomian yang dialami oleh KK Dampingan amat sangat sulit dipecahkan karena kondisi beliau yang sudah
tidak memungkinkan untuk bekerja, pendamping lebih fokus pada kebersihan lingkungan dan diri dari Bapak Wayan Dadi itu sendiri. Pemberian solusi
mengenai masalah kebersihan ini dilakukan secara hati-hati dan kekeluargaan sembari mendengar keluh kesah dan kisah beliau agar nantinya KK Dampingan
yang sudah lanjut usia ini tidak merasa terganggu, digurui, ataupun tersinggung. Selain secara verbal, pemberian solusi juga dilakukan dengan metode percontohan
dimana pendamping secara langsung melakukan hal-hal yang disarankan, termasuk menyapu halaman, merapikan jemuran, membersihkan alat makan dan
minum, serta tidak meludah sembarangan. Bapak Wayan Dadi yang saat ini sudah tidak mampu dan tidak memiliki
pekerjaan tetap menjadikan kunjungan ke KK dampingan dapat dilakukan hampir setiap saat. Bapak Wayan Dadi selalu ada di rumahnya, beliau berdiam diri di sofa
lusuhnya sembari melihat motor-motor yang lewat di jalan yang ada empat meter di atas rumahnya. Penulis pernah berkunjung di pagi hari saat ke pasar, di siang
hari sembari membawa makan siang, hingga saat menjelang malam untuk memeriksa keadaan lampu-lampu penerang rumah beliau.
Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa JKEM yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Untuk memenuhi JKEM serta menyelesaikan program-program di KK
Dampingan yang sudah direncakana sejak pertemuan pertama, pendamping melakukan kunjungan sebanyak sebanyak 26 kali selama 5 lima minggu, dimana
setiap lama kunjungan rata-rata 4 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 92 jam. Perpisahan dengan Bapak Wayan Dadi dilakukan di
pertemuan terakhir pada tanggal 27 Agustus 2016. Perpisahan ini dilakukan sembari memberikan bantuan pangan yang sekiranya mampu membantu
kehidupan kk dampingan kurang lebih selama sebulan kedepan.
15
4.2. Hasil