4. Meningkatkan penanaman modal, dengan sasaran
meningkatnya nilai dan jumlah investasi. 5.
Mengembangkan pariwisata daerah, dengan sasaran meningkatnya kunjungan wisatawan.
6. Meningkatkan kesempatan kerja, dengan sasaran
meningkatnya perluasan kesempatan kerja. 7.
Meningkatkan ketahanan pangan, dengan sasaran meningkatnya ketahanan pangan.
8. Meningkatkan pengembangan sektor pertanian
berbasis agribisnis, dengan sasaran berkembangnya usaha agribisnis.
5.2.2. Misi 2 “Mewujudkan kota yang bersih dengan sarana
prasarana transportasi yang berkualitas”
Bersih berarti bebas sampah, kotoran dan gangguan pandangan. Oleh karena itu pemaknaan kebersihan bersifat
multi sektor dan multi fungsi, yakni memiliki makna bahwa selama 5 lima tahun ke depan Kota Bogor akan menjadi
kota yang bersih dari sampah, memiliki ruang terbuka hijau yang tertata, serta penataan ruang yang berwawasan
lingkungan. Sedangkan transportasi yang berkualitas mengandung makna bahwa selama 5 lima tahun ke depan
diharapkan transportasi di Kota Bogor menjadi teratur, mengurangi kemacetan, kualitas dan kuantitas jaringan
jalan meningkat, serta sarana dan prasarana angkutan yang
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 V-8
handal, sehingga memberi dukungan dalam mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota yang nyaman.
Dalam pelaksanaan misi kedua, Pemerintah Kota Bogor menghadapi beberapa permasalahan yang perlu
diprioritaskan dalam penyelesaiannya, antara lain : 1.
Bogor sebagai salah satu penyangga Kota Megapolitan Jakarta, menjadi tujuan utama bermukim bagi para
pekerja Jakarta, sehingga perkembangan kota semakin cepat meningkat, yang disertai dengan peningkatan
jumlah penduduk. Hal ini menimbulkan peningkatan kegiatan, yang memberi dampak peningkatan timbulan
sampah dan pencemaran lingkungan, baik air maupun udara, serta ketidakteraturan transportasi dan
ketidakteraturan pemanfaatan lahan 2.
Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana – prasana tidak seimbang dengan peningkatan timbulan
pencemaran dan ketidakteraturan tersebut 3.
Kompetensi dan kapabilitas sumber daya manusia yang menangani masalah tersebut tidak sesuai ukuran
standar kinerja, dan kualitas serta kuantitas pelayanan terhadap masyarakat belum efektif dan efisien sesuai
kebutuhan 4.
Keperdulian dan keterlibatan berbagai pihak masih rendah dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan
tata ruang Kota Bogor
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 V-9
Dalam peningkatan kebersihan dan keindahan kota, perlu dilakukan melalui upaya pengelolaan sampah,
pengendalian pencemaran lingkungan, dan peningkatan ruang terbuka hijau. Pengelolaan persampahan di kota
besar seperti Kota Bogor semakin hari semakin kompleks dan perlu penanganan segera, mulai dari sumber sampah
rumah tangga, pasar, pusat perdagangan, industri, dan lain lain hingga tempat pembuangan akhir TPA. Penanganan
sampah harus dilakukan dengan terpadu. Perlu dilakukan peningkatan kinerja pelayanan persampahan melalui
peningkatan kualitas sarana dan prasarana. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi pengelolaan sampah berbasis
masyarakat, untuk meningkatkan keperdulian masyarakat. Filosofi 3R reduce, reuse, recycle harus dijalankan secara
bersamaan dan saling melengkapi.
Upaya penanganan kasus pencemaran lingkungan dilakukan melalui peningkatan peran serta masyarakat
guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan, baik bersifat kemitraan, Corporate Social Responsibility
CSR, pemberdayaan maupun sebagai pelaku utama pembangunan, yang diikuti dengan peningkatan
pengawasan terhadap aktivitas kegiatan pada semua sektor usaha yang berdampak pada lingkungan. Selain itu cakupan
area pengujian kualitas air, udara maupun emisi gas buang perlu terus ditingkatkan untuk mendapatkan gambaran
kondisi lingkungan kota secara utuh. Penerapan Gasifikasi dan penggunaan minyak jelantahbio diesel pada kendaraan
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 V-10
umum dan pemerintah merupakan upaya berikutnya dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan.
Peningkatan keindahan dan keasrian kota dilakukan melalui upaya memperluas ruang terbuka hijau,
diantaranya dengan cara pemeliharaan taman dan penghijauan kota, penataan taman-taman dan pembuatan
sarana pendukung lainnya serta penambahan pohon-pohon pelindung jalan dan bantaran sungai dengan tanaman
penghijauan. Ketidakseimbangan laju pertumbuhan kendaraan
terhadap kapasitas jalan, ditambah penurunan kualitas jalan, menyebabkan penurunan kecepatan, yang
mengakibatkan kemacetan. Selain itu, dari sisi manusia banyak yang tidak mematuhi aturan berlalulintas. Situasi ini
memperparah keadaan lalulintas Kota Bogor yang semakin hari bertambah tidak tertib. Kemacetan yang terjadi juga
menyebabkan pemborosan bahan bakar dan pencemaran udara.
Mewujudkan transportasi yang berkualitas, adalah dengan memecahkan masalah kemacetan. Upaya yang
dilakukan yaitu dengan mengembalikan kualitas jalan, mengurangi bottle neck dengan cara menyamaratakan
lebar jalan, dan membuat jalan-jalan alternatif, seperti inner dan outer ring road serta jalan-jalan tembus. Selain itu,
perlu ditekan dan dikendalikan laju pertumbuhan
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 V-11
kendaraan, diantaranya melalui pengurangan jumlah kendaraan umum diganti dengan bus Trans Pakuan serta
penerapan shift angkutan kota. Selain itu pengurangan emisi gas buang melalui gasifikasi kendaraan umum dan
pemerintah Kota Bogor, rekayasa lalu lintas serta membangun terminal perbatasan untuk menahan angkutan
umum non domisili Kota Bogor.
Masalah substansial dan operasional dalam penataan ruang selain karena tata ruang masih bersifat
abstrak dan interpretatif, juga karena adanya kecenderungan egoisme sektor, sehingga penataan ruang
yang dilakukan bersifat birokratis. Selain itu, penegakan hukum terhadap tindakan perorangan atau kolektif yang
bertentangan dengan tata ruang membawa implikasi pada tidak terintegrasinya rencana tata ruang wilayah dengan
pemanfaatan ruang. Demikian juga dengan adanya arus migrasi dari Jakarta serta hubungan antara Jakarta sebagai
Kota Metropolitan dengan daerah-daerah penyangga seperti Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi harus secara
komprehensif mengkoordinasikan rencana tata ruang secara bersama-sama.
Pemanfaatan dan penataan ruang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang menyertai, diantaranya
permukiman dan fasilitasnya, meningkatkan cakupan air bersih, jaringan air limbah, jaringan drainase, jaringan gas,
dan penerangan jalan.
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 V-12
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, dalam
rangka mewujudkan kota yang bersih, dengan sarana prasarana transportasi yang berkualitas, maka tujuan,
sasaran, dan strategi pembangunan Misi 2 untuk tahun
2010 – 2014 adalah sebagai berikut ini. 1. Menjadikan lingkungan bersih dan berkelanjutan
Lingkungan bersih dan berkelanjutan dicapai melalui peningkatan pelayanan persampahan dan pengelolaan
TPA, sosialisasi penanganan sampah berbasis masyarakat, dan meningkatkan upaya konservasi
sumber daya alam, serta meningkatkan fungsi ruang terbuka hijau. Untuk itu sasaran yang akan dicapai
adalah: a. Terwujudnya pengelolaan sampah yang terpadu,
dengan strategi : Meningkatkan pelayanan persampahan
b. Terciptanya keseimbangan lingkungan yang lestari, dengan strategi :
1 Meningkatkan upaya pemulihan dan konservasi sumber daya air, udara, dan tanah
2 Meningkatkan fungsi dan luas ruang terbuka hijau
3 Meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 V-13
2. Mewujudkan transportasi yang aman, nyaman, dan
terjangkau Transportasi yang aman dan nyaman dapat dicapai
melalui peningkatan sarana – prasarana, yaitu meningkatkan
kualitas pembangunan
dan pemeliharaan jalan, jembatan, dan sistem drainase.
Selain itu perlu penataan sistem transportasi kota, terutama di daerah rawan macet. Sedangkan
transportasi yang terjangkau dapat dicapai melalui moda angkutan massal. Untuk itu sasaran yang akan
dicapai adalah: a. Terwujudnya sarana dan prasarana transportasi
yang layak dan berkualitas, dengan strategi : Meningkatkan
kualitas perencanaan,
pembangunan, dan pemeliharaan jalan dan jembatan
b. Terwujudnya sistem transportasi kota yang terpadu, dengan strategi : Penataan lalulintas di kawasan
rawan kemacetan
3. Memenuhi kebutuhan pemanfaatan ruang yang efektif
dan efisien. Pemanfaatan ruang yang efektif dan efisien dimulai dari perencanaan tata ruang yang terpadu, dan
meningkatkan konsistensi
pemanfaatan dan
pengendalian ruang. Untuk itu sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Terciptanya penataan ruang yang terpadu dan berwawasan lingkungan, dengan strategi :
RPJMD Kota Bogor 2010 - 2014 V-14
1 Menyusun rerencana tata ruang yang produktif dan berwawasan lingkungan
2 Mengendalikan pemanfaatan ruang 3 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan
penataaan ruang 4 Meningkatkan konsistensi pemanfaatan dan
pengendalian ruang b. Terpenuhinya permukiman sehat, dengan strategi :
1 Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dasar permukiman
2 Meningkatkan kualitas mitigasi bencana 3 Meningkatkan kualitas bangunan
5.2.3. Misi 3 “Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia