Analisis Perhitungan Ketahanan Bahan 1. Kadar Fe dan Efisiensi Penurunan Kadar Fe

Tabel 5.12 Kadar Fe air sampel sebelum penyaringan dan sesudah penyaringan sebanyak 6 kali dengan setiap penyaringan dengan menggunakan air sampel baru. No Penyaringan Ke n tetes Fe Kadar Fe Mgl 1 2,7 1.35 2 1 0,63 0.315 3 2 0,62 0.31 4 3 0,61 0.305 5 4 0,7 0.35 6 5 0,75 0.375 7 6 0,75 0.375 Sumber : Hasil Pengamatan, 2016. Contoh hitungan kadar Fe pada penyaringan 1, sebagai berikut : Fe = x x 0,1 = x , x 0,1 = 0,315 mgl Efisiensi Penurunan Kadar Fe E p = x 100 = , , , x 100 = 88,33 Dari data Tabel 5.12 data yang diperoleh dari penelitian, kemudian diperhitungkan secara grafik yaitu sebagai berikut : Gambar 5.10 Grafik hubungan kadar besi Fe untuk uji saringan ketahanan bahan karbon aktif 40 cm. Dari Gambar 5.10 grafik hubungan pengambilan dengan kadar Fe di atas terlihat adanya trend penurunan kadar Fe pada penyaringan 1, penyaringan 2, dan penyaringan 3 dan untuk penyaringan 4 sampai ke penyaringan 6 mengalami kenaikan. Pada kenaikan kadar Fe ini dikarenakan pada pertengahan dan terakhir penyaringan pada bahan karbon aktif sudah menyaring Fe banyak pada penyaringan 1, 2, dan 3. Jika ditinjau dari standar kualitas air, maka diperoleh hasil proses setelah mengalami perlakuan filtrasi karbon aktif sehingga dari hasil pengujian di laboratorium didapatkan hasil penurunan kadar besi Fe pada sampel air sebelum disaring dan sesudah penyaringan 1, 2 dan 3 sebesar 0,315 mgl, 0,31 mgl dan 0,305 mgl dan efisiensi penurunan pada air sampel ke penyaringan 1 menjadi 88,33, pada penyaringan 1 ke penyaringan 2 mengalami efisiensi penurunan 1,58, penyaringan 2 ke penyaringan 3 mengalami efisiensi penurunan 1,61, penyaringan 3 ke penyaringan 4 dan penyaringan selanjutnya mengalami kenaikan kadar Fe jadi tidak dihitung efisiensi penurunannya. Dari hasil kadar besi Fe yang di dapatkan belum memenuhi persyaratan yaitu besar nilai Fe ≤ 0,3 mgl berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492MENKESPERVI2010. Jadi untuk uji ketahanan bahan yang didapat dari 1.35 0.315 0.31 0.305 0.35 0.3750.375 y = 0.589e -0.12x R² = 0.239 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 2 4 6 8 Ka da r F e m g l siklus penyaringan Kadar Fe Mgl Expon. Kadar Fe Mgl data di atas yaitu hanya efektif 3 kali penyaringan supaya mendapatkan hasil kualitas air yang baik. 2. Kadar Lumpur dan Suspensi Analisis dan pembahasan mengenai kadar lumpur dan bahan tersuspensi setelah dilakukan proses penyaringan 6 kali dengan setiap penyaringan menggunakan air sampel baru, dengan bahan menggunakan bahan karbon aktif cangkang kelapa 40 cm untuk mendapatkan hasil uji ketahanan bahan adalah sebagai berikut : Tabel 5.13 Kandungan tersuspensi pada uji ketahanan bahan karbon aktif tebal 40 cm. No Penyaringan Ke Berat Kertas Filter mgl Berat Kertas Oven mgl Kadar Lumpur Tersuspensi mgl 1 750 3340 2590 2 1 710 1085 375 3 2 740 1060 320 4 3 740 980 240 5 4 720 1230 510 6 5 710 1440 730 7 6 720 1280 560 Sumber : Hasil Pengujian, 2016. Tabel 5.14 Volume endapan pada penyaringan uji ketahanan bahan karbon aktif 40 cm. Sampel Menit Volume Endapan Pada Penyaringan ml Inlet 1 2 3 4 5 6 5 32 4,5 8,0 5,5 9 10 11,5 10 27 5,5 7,5 5,1 7,6 9,5 9,5 15 24 6 6,5 5 6,5 8,5 8,1 30 19,5 5,5 5,5 4,2 5,6 7,5 7,4 60 15,5 5,6 6,0 5,4 5,5 6,6 6,5 Sumber : Hasil Pengujian, 2016. Tabel 5.15 Kadar lumpur pada penyaringan uji ketahanan bahan karbon aktif 40 cm. Sampel Menit Kadar Lumpur Pada Penyaringan Inlet 1 2 3 4 5 6 5 3,2 0,45 0,80 0,55 0,9 1,0 1,15 10 2,7 0,55 0,75 0,51 0,76 0,95 0,95 15 2,4 0,6 0,65 0,5 0,65 0,85 0,81 30 1,95 0,55 0,55 0,42 0,56 0,75 0,74 60 1,55 0,56 0,60 0,54 0,55 0,66 0,65 Sumber : Hasil Pengujian, 2016. Contoh hitungan kadar tersuspensi pada saringan uji ketahanan bahan saringan karbon aktif 40 cm penyaringan 1 : Total Suspensi = x 1000 Dengan : A = Berat Kertas Filter mgl B = Berat Kertas filter oven mgl Total Suspensi = x 1000 = 375 mgl Contoh hitungan kadar tersuspensi pada saringan uji ketahanan bahan saringan karbon aktif 40 cm penyaringan 1 : dengan sampel waktu 5’ yaitu : Kandungan Lumpur = x 100 Kandungan Lumpur = , x 100 Kandungan Lumpur = 0,45 Adapun grafik hubungan pengambilan kadar lumpur tersuspensi pada uji saringan ketahanan bahan karbon aktif 40 cm yaitu sebagai berikut : Gambar 5.11 Grafik hubungan kadar lumpur tersuspensi untuk uji saringan ketahanan bahan karbon aktif 40 cm. Dari Gambar 5.11 grafik hubungan kadar lumpur tersuspensi di atas terlihat adanya trend penurunan pada penyaringan 1, penyaringan 2, dan penyaringan 3 dan untuk penyaringan 4 sampai ke penyaringan 5 mengalami kenaikan dan penurunan lagi pada penyaringan terakhir. Pada kenaikan kadar lumpur ini dikarenkan pada pertengahan dan terakhir penyaringan pada pipa penyaringan mengalami pengumpulan lumpur sisa penyaringan yang awal. Jika ditinjau dari standar kualitas air, maka diperoleh hasil proses setelah mengalami perlakuan filtrasi karbon aktif sehingga dari hasil pengujian di laboratorium didapatkan hasil penurunan kadar lumpur tersuspensi pada sampel air sebelum disaring yaitu 2590 mgl, penyaringan 1 dengan kadar lumpur tersuspensi 375 mgl, penyaringan 320 mgl, dan 240 mgl pada penyaringan ke 3. Untuk penyaringan ke 4 dan penyaringan ke 5 mengalami kenaikan 510 mgl menjadi 730 mgl dan mengalami penurunan kadar lumpur tersuspensi pada penyaringan terakhir penyaringan yang ke 6 yaitu 560 mgl. Jadi untuk uji ketahanan bahan yang didapat dari data di atas yaitu hanya efektif 3 kali penyaringan supaya mendapatkan hasil kualitas air yang baik. 2590 375 320 240 510 730 560 y = 744.3e -0.1x R² = 0.077 500 1000 1500 2000 2500 3000 2 4 6 8 Ka da r Lu m pu r T er su sp en si m g l Siklus Penyaringan Kadar Lumpur Tersuspensi mgl Expon. Kadar Lumpur Tersuspensi mgl 3. Derajat Keasaman pH Analisis dan pembahasan mengenai derajat keasaman pH setelah dilakukan proses penyaringan 6 kali dengan setiap penyaringan menggunakan air sampel baru, dengan bahan menggunakan bahan karbon aktif cangkang kelapa 40 cm untuk mendapatkan hasil uji ketahanan bahan. Dari hasil penelitian didapatkan kadar pH yang disajikan pada Tabel 5.14 Tabel 5.16 Kadar pH air sampel sebelum penyaringan dan penyaringan 1,2,3,4,5 dan 6. Penyaringan Ke pH 7 1 7 2 7 3 7 4 7 5 7 6 7 Sumber : Hasil Pengujian, 2016. Adapun grafik hasil data yang didapatkan untuk derajat keasaman pH Gambar 5.12 Grafik derajat keasaman pH untuk uji ketahanan saringan karbon aktif 40 cm. 1 2 3 4 5 6 7 8 2 4 6 8 pH Siklus Penyaringan pH Linear pH Dari hasil grafik di atas didapat pH yang sama antara air sampel sebelum disaring dan sesudah penyaringan. Untuk pH didapat 7 sudah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492MENKESPERVI2010 tentang syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum, dan nilai pH 7 sudah memenuhi syarat kualitas air minum yaitu antara 6,5-8,5. 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Kualitas air sampel pada air Air Saluran Selokan Mataram Jl. Ringroad Barat, Bedog, Trihanggo, Sleman, Yogyakarta, berdasarkan parameter Fe, kadar lumpur tersuspensi dan pH dengan diketahui kadar Fe sebesar 3,1 mgl dan kadar lumpur tersuspensi sebesar 5060 mgl belum memenuhi standar kualitas air minum dan nilai pH 6,5 sudah memenuhi kualitas air minum yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.492MENKESPERIV2010. b. Dari ketiga tebal saringan karbon aktif yang diuji, tebal pasir 60 cm lebih efektif terhadap penurunan kadar Fe, kadar lumpur tersuspensi dan peningkatan pH. Kadar Fe yang dapat diturunkan dari 3,1 mgl hingga 0,75 mg.l. kadar lumpur tersuspensi bisa diturunkan dari 5.060 mgl hingga 1.010 mgl. Dan kadar pH dapat ditingkatkan dari pH=6 menjadi pH=7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tebal karbon aktif yang digunakan maka kualitas air yang disaring semakin baik.

c. Dari hasil pemeriksaan pada ketahanan saringan karbon aktif tebal 40 cm

terjadi perbaikan kualitas air pada penyaringan 1, 2 dan 3. Kualitas air terbaik dihasilkan pada hasil penyaringan ketiga yaitu kadar Fe 0,305 mgl, kadar lumpur tersuspensi 240 mgl dan pH=7 netral. Namun pada penyaringan 4, 5 dan 6 mengalami penurunan kualitas air . Sehingga dapat disimpulkan, saringan karbon aktif tebal 40 cm mengalami penurunan daya saringnya setelah penyaringan ketiga, dan kualitas air semakin menurun.

B. Saran

Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan akurat pada pengolahan air dengan menggunakan alat uji pengolahan air sederhana disarankan beberpa hal antara lain: 1. Digunakan beberapa sampel air yang asalnya berbeda supaya mengetahui parameter kualitas air tersebut, 2. Sebaiknya pengujian alat uji pengolahan air sederhana dilakukan lebih dari satu kali pengujian supaya mendapatkan hasil perbandingan yang akurat dan mendapatkan angka presentase tetap yang menjadi standar efisiensi penurunan alat uji pengolahan air. 3. Sebaiknya menggunakan karbon aktif cangkang kelapa yang diameternya lebih kecil lagi untuk menyaring kadar Fe supaya mendapatkan hasil yang lebih bagus. 4. Sebelum di pergunakan untuk menguji sebaiknya alat uji pengolahan air di coba terlebih dahulu agar tidak terjadi permasalahan pada saat pengujian. 5. Sebelum dipergunakan saringan karbon aktif sebaiknya dilakukan pencucian terlebih dahulu untuk menjaga kemampuan adsorbi pada media filtrasi. 6. Air yang baru diambil sebaiknya segera dilakukan pengujian. 7. Perlu penelitian lanjutan mengenai ketahanan saringan dengan pengujian yang lebih banyak, agar batas maksimal saringan dapat diketahui.