Pengetahuan Sikap Niat Intention Dukungan dari Masyarakat Social Support

Menurut Teori Lawrence Green: Berangkat dari analisa penyebab masalah kesehatan, Green membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan tersebut, yakni Behavioral Factors Faktor perilaku, dan non Behavioral Factors atau faktor non perilaku.Selanjutnya Green menganalisis, bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama,yaitu:

1. Faktor Predisposisi Disposing Faktors

Faktor – faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,antaran lain: pengetahuan , sikap , keyakinan, kepercayaan, nilai – nilai, tradisi, dan sebagainya.

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan oleh manausia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya . Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek.Sebagaian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran telinga , penglihatan mata .Pengetahuan sseorang terhadap obyek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda – beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan Bloom,1908 , yaitu: Tahu know, Memahami comprehension , Aplikasi application , Analisis analysis , Sintesis synthesis , Evaluasi evaluation .

b. Sikap

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau obyek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senang atau tidak senang, setuju – tidak setuju, baik – tidak baik dan sebagainya Menurut Newcomb, salah serang ahli spikologi sosial menyatakan, bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan perdisposisi perilaku tindakan atau reaksi tetutup .

c. Nilai – Nilai Pengukuran Tindakan

Pengukuran atau cara – cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung atau tidak langsung. Pengukuran perilaku yang paling baik secara langsung, yakni dengan pengamatan observasi , yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya.Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali recall . Metode ini dilakukan melalui pertanyaan – pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu.

2. Faktor Pemungkin Enabling Faktors

Faktor enabling adalah faktor – faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untiuk terjadinya perilaku kesehatan. Puskesmas, Rumah sakit, Tempat Pembuangan Akhir, Tempat Pembuangan Sampah dan sebagainya.

3. Faktor Penguat Reinforcing Faktors

Faktor reinforcing adalah faktor – faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.Kadang – kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Menurut Snehandu B.Karr, seorang Staff pengajar Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Universitas Kalifornia di Los Angeles, mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku yaitu:

a. Niat Intention

Adanya niat seseorang untuk bertindak sehubungan obyek atau stimulus di luar dirinya.

b. Dukungan dari Masyarakat Social Support

Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya. Di dalam kehidupan seseorang di masyarakat, perilaku seseorang tersebut cenderung memerlukan legitimasi dari masyarakat di sekitarnya. Apabila perilaku tersebut bertentangan atau tidak memproleh dukungan dari masyarakat, maka ia akan merasa kurang atau tidak nyaman. Demikian pula, untuk berperilaku kesehatan orang memerlukan dukungan dari masyarakat sekitarnya, paling tidak menjadi gunjingan di masyarakat.

c. Terjangkau Informasi Accessibility of information

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG.

0 5 13

PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN PENDEKATAN MTBS DI WILAYAH KECAMATAN NGAMPILAN

0 2 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELANGGAN DAMIU DENGAN INSIDEN PENYAKIT DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKU KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM TAHUN 2012.

0 0 18

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku masyarakat Terhadap Penyakit Chikungunya Di Kelurahan Mandala Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Mekar Kecamatan Cimenyan Tahun 2008.

0 0 18

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Yang Memiliki Balita Terhadap Penyakit Diare Di RW.03 Kelurahan Sukawarna Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Kota Bandung Tahun 2007.

3 14 27

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN,SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERCULOSIS YANG BEROBAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SURAKARTA.

0 0 13

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENJUALAN AIR BERSIH DI KAMPUNG WONOKUSUMO LOR KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA.

0 0 89

EFEKTIVITAS HOME VISIT TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN KLIEN TBC DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN

0 0 7

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOKUSUMO SEMAMPIR SURABAYA

0 0 18

PENGARUH KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KLAMPIS NGASEM WILAYAH SURABAYA TIMUR

0 0 21