Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku masyarakat Terhadap Penyakit Chikungunya Di Kelurahan Mandala Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Mekar Kecamatan Cimenyan Tahun 2008.

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT CHIKUNGUNYA DI KELURAHAN MANDALA

MEKAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA MEKAR KECAMATAN CIMENYAN

TAHUN 2008

Lina Mandasari, 2009.Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg., SKM. Pembimbing II : Budi Widyarto, dr.

Nyamuk aedes aegypti merupakan vektor yang paling berpotensi menularkan penyakit chikungunya kepada manusia. Pada tahun 2008 ditemukan adanya sekelompok warga yang terserang penyakit chikungunya di kelurahan Mandala Mekar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit chikungunya di kelurahan Mandala Mekar Kecamatan Cimenyan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, metode penelitian survey, rancangan cross sectional dengan instrumen penelitian berupa kuesioner berisi 49 pertanyaan untuk sampel sebanyak 309 responden yang diambil dengan teknik simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penyakit chikungunya di Kelurahan Mandala Mekar tergolong cukup, sedangkan perilaku masyarakat menunjukkan hasil yang kurang.

Agar warga tidak terjangkit kembali oleh penyakit chikungunya dapat dilakukan penyuluhan di puskesmas setempat yang dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan, penyediaan air bersih melalui swadaya masyarakat itu sendiri, tokoh masyarakat setempat, dalam hal ini ketua RW atau ketua RT menggiatkan kembali kerja bakti yang minimal dilakukan 1 minggu sekali. Mempertahankan pemberian contoh perilaku yang baik mengenai pencegahan penyakit Chikungunya khususnya 3M oleh tokoh masyarat & pemuka agama di lingkungan masyarakat tersebut, sehingga kejadian chikunguya di daerah itu tidak terjadi lagi di lain waktu.


(2)

ABSTRACT

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOUR OF THE SOCIETY TOWARD CHIKUNGUNYA DISEASE AT MANDALA MEKAR

DISTRICT PUSKESMAS MANDALA MEKAR PERIODE 2008 Lina Mandasari, 2009. Counselor I : Donny Pangemanan, drg., SKM.

Counselor II : Budi Widyarto, dr.

Aedes Aegypti Mosquito is the most potential vector to spread chikungunya disease to human. In 2008, there were a few people at mandala Mekar district infected by Chikungunya disease.

The purpose of this research is to study the knowledge of the disease, attitude and the behavior of Mandala Mekar district community in response to chikungunya disease.

Type of the researched utilized is the description, the survey method, cross sectional design using some tools/instruments namely: 49 questioners that represented the samples from 309 respondents using simple random sampling.

The result shows that the community in Mekar jaya district has sufficient awareness and low and very low measurement in behavior toward the disease.

For future prevention, field visit and education are the best way to carry out. Doctors and halth officers should educate the community during the community meeting or site visit at the houses Informing the community about the clean water supplied by the government so that the people in Mandala Mekar district do not have the need to keep their water in the house which is exposed to the Aedes Aegypti infestationt. In addition, the role model in the community, 3 M can set the good example on how they fight the disease in their daily live. This effort could lead to a success to prevent the disease in the future .


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK... ... iv

ABSTRACT... ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.3.1 Maksud Penelitian ... 3

1.3.2 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

1.6.1 Lokasi Penelitian... 5

1.6.2 Waktu Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Definisi ... 6

2.2Etiologi ... 6

2.2.1 Vektor... 7

2.3Ekologi dan bionomika... 9

2.3.1 Telur ... 9

2.3.2 Larva dan pupa... 10

2.3.3 Nyamuk dewasa... 10

2.3.3.1 Perilaku makan ... 11

2.3.3.2 Perilaku istirahat... 11

2.3.3.3 Jarak terbang... 11

2.3.3.4 Lama hidup ... 12

2.4 Epidemiologi ... 12

2.4.1 Epidemiologi di dunia ... 12

2.4.2 Chikungunya di Indonesia... 16

2.5 Patofisiologi ... 16

2.5.1 Penularan dan penyebaran penyakit ... 16


(4)

2.7 Pemeriksaan Laboratorium ... 20

2.8 Penanganan dan Pencegahan... 21

2.8.1 Penanganan ... 21

2.8.2 Pencegahan... 22

2.9 Prognosis ... 23

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 24

3.2 Rancangan Penelitian... 24

3.3 Instrumen Penelitian ... 24

3.4 Pengumpulan Data... 25

3.5 Populasi Penelitian... 25

3.6 Sampel Penelitian... 25

3.7 Definisi Operasional ... 26

3.8 Teknik Analisis Data ... 27

3.8.1 Identitas Responden... 27

3.8.2 Pengetahuan ... 27

3.8.3 Sikap ... 28

3.8.4 Perilaku... 28

3.8.5 Penyuluhan... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Mandala Mekar... 30

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 31

4.3 Penilaian Akhir Responden... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 57

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 59


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi responden menurut umur ... 31

Tabel 4.2 Distribusi pendidikan terakhir responden ... 32

Tabel 4.3 Distribusi pekerjaan responden... 33

Tabel 4.4 Distribusi responden menurut penghasilan perkapita ... 34

Tabel 4.5 Distribusi responden menurut banyaknya anggota keluarga dalam 1 rumah... 34

Tabel 4.6 Distribusi responden menurut pernah tidaknya mendengar tentang penyakit Chikungunya... 35

Tabel 4.7 Distribusi responden menurut darimana didapatkan informasi tentang penyakit Chikungunya... 35

Tabel 4.8 Distribusi responden menurut tahu tidaknya penyebar penyakit Chikungunya ... 36

Tabel 4.9 Distribusi responden menurut apakah penyebar/vektor penyakit Chikungunya ... 36

Tabel 4.10 Distribusi responden menurut tahu tidaknya tanda-tanda awal penderita penyakit Chikungunya ... 37

Tabel 4.11 Distribusi responden menurut tanda-tanda awal dari penyakit Chikungunya ... 37

Tabel 4.12 Distribusi responden menurut tahu tidaknya perbedaan gejala penyakit Chikungunya dengan Demam Berdarah ... 38

Tabel 4.13 Distribusi responden menurut gejala yang membedakan penyakit Chikungunya dengan Demam Berdarah... 38

Tabel 4.14 Distribusi responden menurut tahu tidaknya tempat berkembang biak nyamuk penyebar Chikungunya ... 39

Tabel 4.15 Distribusi responden menurut tempat berkembang biak nyamuk penyebar penyakit Chikungunya... 40

Tabel 4.16 Distribusi responden menurut tahu tidaknya mencegah penyakit Chikungunya ... 40

Tabel 4.17 Distribusi responden menurut cara mencegah penyakit Chikungunya ... 40

Tabel 4.18 Distribusi responden menurut tahu tidaknya kapan nyamuk penyebar penyakit Chikungunya menggigit... 41

Tabel 4.19 Distribusi responden menurut ciri-ciri nyamuk penyebar penyakit Chikungunya ... 41

Tabel 4.20 Distribusi responden menurut tahu tidaknya bahwa penyakit Chikungunya itu menular ... 42

Tabel 4.21 Distribusi responden menurut cara penularan penyakit Chikungunya ... 42

Tabel 4.22 Distribusi responden menurut bisa tidaknya Chikungunya diobati... 43

Tabel 4.23 Distribusi responden menurut dimana pengobatan Chikungunya . 43

Tabel 4.24 Distribusi responden menurut setuju tidaknya diadakan penyuluh an tentang penyakit Chikungunya... 44


(6)

Tabel 4.25 Distribusi responden menurut setuju tidaknya dengan kegiatan

menguras bak mandi secara rutin ... 44

Tabel 4.26 Distribusi responden menurut setuju tidaknya dilakukan proses pengasapan (fogging) sebagai pencegahan Chikungunya... 45

Tabel 4.27 Distribusi responden menurut setuju tidaknya menggunakan abate pada penampungan air dan bak mandi ... 45

Tabel 4.28 Distribusi responden menurut setuju tidaknya diadakan kerja bakti di lingkungan tempat tinggal ... 46

Tabel 4.29 Distribusi responden menurut setuju tidaknya mengubur barang bekas yang sudah tidak terpakai ... 46

Tabel 4.30 Distribusi responden menurut setuju tidaknya dengan pemakain kawat nyamuk pada jendela ... 47

Tabel 4.31 Distribusi responden menurut setuju tidaknya diadakan 3M... 47

Tabel 4.32 Distribusi responden menurut setuju tidaknya dengan pemakain reppelent (sari puspa) pada saat keluar rumah... 48

Tabel 4.33 Distribusi responden menurut sudah belumnya melakukan tindak an untuk mencegah penyakit Chikungunya ... 48

Tabel 4.34 Distribusi responden menurut bagaimana cara melakukan tindakan pencegahan penyakit Chikungunya... 49

Tabel 4.35 Distribusi responden menurut berapa kali menguras bak mandi... 49

Tabel 4.36 Distribusi responden menurut adakah anggota keluarga yang terkena demam tinggi ... 50

Tabel 4.37 Distribusi responden menurut tindakan yang dilakukan pertama kali apabila ada anggota keluarga terkena demam tinggi ... 50

Tabel 4.38 Distribusi responden menurut apakah memakai reppelent pada siang hari ketika keluar rumah... 51

Tabel 4.39 Distribusi responden menurut apakah pernah mendapatkan penyu luhan tentang Chikungunya yang diadakan oleh kader/bidan desa/tenaga kesehatan... 51

Tabel 4.40 Distribusi responden menurut berapa kali mendapatkan penyulu han tentang penyakit Chikungunya ... 52

Tabel 4.41 Distribusi responden menurut kapan terakhir kali diberikan penyuluhan tentang penyakit Chikungunya ... 52

Tabel 4.42 Distribusi responden menurut penting tidaknya diadakan penyu luhan tentang penyakit Chikungunya ... 53

Tabel 4.43 Distribusi responden menurut kapan sebaiknya penyuluhan tentang penyakit Chikungunya diadakan ... 53

Tabel 4.44 Distribusi responden menurut siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tentang penyakit Chikungunya ... 54

Tabel 4.45 Distribusi responden menurut kapan sebaiknya dilakukan penyu- luhan tentang penyakit Chikungunya ... 54

Tabel 4.46 Distribusi responden menurut bagaimana cara yang diinginkan untuk menyampaikan penyuluhan tersebut... 55

Tabel 4.47 Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan ... 55

Tabel 4.48 Distribusi responden menurut tingkat sikap ... 56


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Virus Chikungunya ... 7

Gambar 2.2 Aedes Agypti... 8

Gambar 2.3 Telur nyamuk Aedes Agypti ... 9

Gambar 2.4 Siklus pertumbuhan nyamuk... 10

Gambar 2.5 Daerah distribusi virus Chikungunya dan Dengue di Samudera Hindia ... 15

Gambar 2.6 Deteksi CHIKV antigen pada inti sel otot yang dibiopsi dari pasien myositis ... 17

Gambar 2.7 Siklus penularan Chikungunya ... 18


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner... 59 Lampiran 2 Peta wilayah Kelurahan Mandala Mekar ... 68


(9)

(10)

59

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT CHIKUNGUNYA DI KELURAHAN MANDALA

MEKAR KOTA BANDUNG 1. Nama bapak/ibu: ………

2. Alamat tempat tinggal bapak/ibu: ……….

3. Umur:

a. < 20 tahun. b. 21-30 tahun. c. 31-40 tahun. d. 41-50 tahun. e. > 51 tahun. 4. Pendidikan terakhir:

a. Tidak sekolah. b. Sekolah Dasar.

c. Sekolah Menengah Pertama. d. Sekolah Menengah Atas. e. Perguruan Tinggi. 5. Pekerjaan:

a. Pegawai Negeri. b. Pegawai Swasta. c. Wiraswasta. d. Pedagang. e. Petani. f.. Buruh.

g. Ibu Rimah tangga. h. Tidak bekerja. i. Lain-lain.


(11)

60

6. Pedapatan perbulan: a >Rp.175.000 b.<Rp.175.000

7. Banyaknya anggota keluarga dalam 1 rumah: a. 1 orang.

b. 2 - 4 orang. c. 5 – 8 orang. d. > 8 orang.

PENGETAHUAN

1. Apakah bapak/ibu pernah mendengar tentang penyakit Chikungunya: a. Pernah.

b. Tidak.

2. Darimana bapak/ibu mengetahui informasi tentang Chikungunya: a. Penyuluhan.

B. Surat kabar. c. Televisi. d. Radio. e. Lain-lain.

3. Apakah bapak/ibu mengetahui penyebar penyakit Chikungunya: a. Ya.

b. Tidak.

4. Jika jawaban nomor 3 ya, apakah bapak/ibu mengetahui apa penyebarnya (vektor):

a. Nyamuk Aedes Aegepty. b. Nyamuk Anopheles. c. Nyamuk Culex. d. Tidak tahu.


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga Togaviridae, Genus alphavirus, dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.(Soedarto, 2007).

Wabah Chikungunya pertamakali dilaporkan di Tanganyika (Tanzania) pada tahun 1952, dimana virus ini berhasil diisolasi dari seorang penderita demam, Uganda tahun 1963, Sinegal tahun 1967, 1975 dan 1983, Angola tahun 1972, Afrika Selatan tahun 1976, Zaire dan Zambia di Afrika Tengah pada tahun 1978-1979. Pada tahun 1980 mulai menyebar dan menyebabkan KLB di wilayah Asia yaitu India, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam. KLB terjadi di Thailand pada tahun 1995 dan di Malaysia pada tahun 1998-1999 (S.K. Lam, K.B. Chua, D.W. Smith). KLB di Malaysia ini merupakan yang pertama kalinya, walaupun pada tahun 1960 banyak ditemukan adanya antibodi terhadap Chikungunya pada orang-orang di daerah Peninsula Malaysia dan Serawak.(Rusli, 2004).

Penyakit yang berasal dari daratan Afrika ini mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973. Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain.

Awal 2001, kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah).


(13)

2

Jumlah kasus Chikungunya yang terjadi sepanjang tahun 2001-2003 mencapai 3.918 kasus tanpa kematian. (Depkes RI, 2005).

Interaksi antara kebersihan lingkungan, pengetahuan masyarakat tentang chikungunya dan turunnya hujan adalah determinan penting dari penularan, karena dinginnya suhu mempengaruhi ketahanan hidup nyamuk dewasa.

Lebih jauh lagi, turunnya hujan dan kebersihan lingkungan dapat mempengaruhi reproduksi nyamuk dan meningkatkan kepadatan populasi nyamuk vektor (WHO,2002)

Kota Bandung adalah salah satu kota di Jawa Barat yang merupakan daerah KLB penyakit Chikungunya. Pada Oktober ditemukan 91 kasus chikungunya di kelurahan Sekejati, Komp.Margahayu. Di bulan januari-februari ditemukan 288 kasus di kelurahan Jatihandap. Dan pada bulan agustus-september ditemukan kembali 47 kasus terkena penyakit Chikungunya di daerah Bojongkidul kelurahan Cibaduyut. Semua kasus tersebut terjadi pada tahun 2007. (Dinas Kesehatan Jabar, 2007).

KLB penyakit Chikungunya terjadi kembali di kota Bandung pada tahun 2008. Pada awal bulan Januari di temukan penyakit Chikungunya di Mandala Mekar sebanyak 46 kasus, kemudian terjadi kembali pada bulan April di daerah Mekarwangi sebanyak 21 kasus. Dan diikuti pada bulan-bulan selanjutnya di daerah Kujang sari sebanyak 9 kasus dan didaerah Sekeloa sebanyak 15 kasus. Banyaknya jumlah kasus Chikungunya selain diakibatkan oleh faktor lingkungan juga ditunjang oleh kondisi masyarakat terutama kebersihan lingkungan yang kurang, rumah atau sekolah belum 100% bebas jentik, persediaan air terbatas sehingga untuk menguras bak tidak dimungkinkan dan abatesasi belum bisa dijalankan secara rutin. Karena itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang menjadi faktor utama terjadinya penyakit chikungunya di kota Bandung khususnya kelurahan Mandala Mekar, karena dengan diketahuinya hal tersebut maka kita akan lebih mudah mengurangi angka kejadian Chikungunya sekaligus juga mengurangi ketakutan penduduk akan penyakit Chikungunya. (Dinas Kesehatan Jabar, 2008).


(14)

3

Karena hal-hal diatas maka penulis melakukan penelitian dengan judul gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit demam berdarah di kelurahan Mandala Mekar.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang :

- Pada tahun 2008 di Kelurahan Mandala Mekar pernah dilaporkan adanya 46 kasus terkena penyakit Chikungunya. Maka identifikasi penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit Chikungunya.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk mencari data mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit Chikungunya di kelurahan Mandala Mekar.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit Chikungunya di kelurahan Mandala mekar.

2. Mengetahui tingkat sikap masyarakat terhadap penyakit Chikungunya di kelurahan Mandala Mekar.

3. Mengetahui tingkat perilaku masyarakat terhadap penyakit Chikungunya di kelurahan Mandala mekar.


(15)

4

1.4 Manfaat Penelitian

- Untuk instansi terkait, penelitian ini berguna untuk mengetahui secara lebih jelas tentang pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap angka kejadian penyakit chikungunya di kelurahan Mandala mekar dan selanjutnya mempermudah penyusunan langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan penyakit chikungunya.

- Untuk masyarakat khususnya masyarakat kelurahan Mandala mekar, penelitian ini dapat berguna untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keadaan-keadaan yang dapat mendukung angka kejadian penyakit chikungunya, meningkatkan usaha pemberantasan tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk sehingga selanjutnya masyarakat dapat terhindar dari penyakit Chikungunya.

- Untuk peneliti, penelitian ini berguna untuk mendalami dan memahami lebih jauh tentang penyakit Chikungunya.

1.5 Metodologi Penelitian

- Metode : Deskriptif

- Rancangan : Cross sectional

- Instrumen : Kuesioner

- Teknik pengambilan data : Survey dengan wawancara langsung - Teknik penarikan sample : Simple Random Sampling

- Responden : Warga Kelurahan Mandala mekar, wilayah

kerja Puskesmas Mandala mekar

- Jumlah populasi : 1345 KK

- Jumlah sample : 309 orang


(16)

5

1.6.1 Lokasi Penelitian

Kelurahan Mandala mekar, wilayah kerja Puskesmas Mandala mekar Kecamatan Cimenyan.

1.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan sejak bulan Mei tahun 2008 sampai bulan Desember tahun 2008.


(17)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di kelurahan Mandala mekar wilayah kerja puskesmas Mandala mekar mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit Chikungunya, dapat diambil kesimpulan bahwa:

a. 54,39% dari responden mempunyai pengetahuan cukup. b. 100 % dari responden mempunyai sikap cukup.

c. 58,58% dari responden mempunyai perilaku kurang.

5.2. Saran

Pengetahuan dan sikap masyarakat di kelurahan Mandalamekar terhadap penyakit Chikungunya sudah menunjukkan hasil yang cukup baik, namun adanya perilaku yang kurang sebaiknya membuat aparat desa menjadi lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan penyakit Chikungunya guna mencegah kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat ditimbulkannya, untuk itu saran-saran yang dapat penulis berikan ialah :

a. Penyuluhan oleh kader kesehatan yang diadakan di Puskesmas. b. Penyediaan air bersih oleh swadaya masyarakat.

c. Tokoh masyarakat setempat, dalam hal ini ketua RW atau ketua RT menggiatkan kembali kerja bakti yang minimal dilakukan 1 minggu sekali. d. Mempertahankan pemberian contoh perilaku yang baik mengenai pencegahan penyakit Chikungunya khususnya 3M oleh tokoh masyarat & pemuka agama di lingkungan masyarakat tersebut.


(18)

58

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2003. Demam Chikungunya. www.depkes.go.id, 28 agustus 2008 Depkes RI. 2005. Demam Chikungunya.

www.litbang.depkes.go.id, 28 Agustus 2008

Jhonson AJ, Martin DA. 2000. Detection of anti-arboviral Immuno globulin G. J Clin Microbiology. h.1827-1836

www.cdc.com, 30 September 2008

Profil Kesehatan Jawa Barat. 2005, 2007, 2008. Bandung

Reiter P, Fontenille D, Paupy C. 2006. Aedes Albopticus as an epidemic vector of chikungunya virus. Lancet infect dis. h.6,463-464

Rusli, Siagean M, Sutardi E. Kumpulan Pedoman Penyelidikan Epidemiologi Wabah/ KLB Penyakit Menular dan Keracunan Makanan. Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Barat. 2004 : M1-M5.

Situs Resmi RSPI. 2007. Demam Chikungunya.

www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=31, 20 juni 2008 Soedarto. 2007. Kedokteran Tropis. Jakarta : Penerbit Erlangga. h.68-70

Sri Rezeki S.Adinegoro. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi& Penyakit Tropis. Jakarta : Balai Penerbit FKUI . h.260-270

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis. Jakarta : Penerbit Erlangga. h.79-81] Wikipedia. Siklus pertumbuhan nyamuk.

http://en.wikipedia.org/wiki/Chikungunya, 28 September 2008 Yasmina Tourete. 2008. Chikungunya.

www.aidez-pasteur.com, 28 September 2008

World Health Organization, Salmiyatun. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Edisi I. Jakarta. EGC. 2004. h.1-12,58-78.

WHO.2006. Chikungunya and Dengue-Indian ocean up date.

http://www.who.int/csr/don/regional_chykungunya_largeb.jpg 27 27 November 2008


(1)

Jumlah kasus Chikungunya yang terjadi sepanjang tahun 2001-2003 mencapai 3.918 kasus tanpa kematian. (Depkes RI, 2005).

Interaksi antara kebersihan lingkungan, pengetahuan masyarakat tentang chikungunya dan turunnya hujan adalah determinan penting dari penularan, karena dinginnya suhu mempengaruhi ketahanan hidup nyamuk dewasa.

Lebih jauh lagi, turunnya hujan dan kebersihan lingkungan dapat mempengaruhi reproduksi nyamuk dan meningkatkan kepadatan populasi nyamuk vektor (WHO,2002)

Kota Bandung adalah salah satu kota di Jawa Barat yang merupakan daerah KLB penyakit Chikungunya. Pada Oktober ditemukan 91 kasus chikungunya di kelurahan Sekejati, Komp.Margahayu. Di bulan januari-februari ditemukan 288 kasus di kelurahan Jatihandap. Dan pada bulan agustus-september ditemukan kembali 47 kasus terkena penyakit Chikungunya di daerah Bojongkidul kelurahan Cibaduyut. Semua kasus tersebut terjadi pada tahun 2007. (Dinas Kesehatan Jabar, 2007).

KLB penyakit Chikungunya terjadi kembali di kota Bandung pada tahun 2008. Pada awal bulan Januari di temukan penyakit Chikungunya di Mandala Mekar sebanyak 46 kasus, kemudian terjadi kembali pada bulan April di daerah Mekarwangi sebanyak 21 kasus. Dan diikuti pada bulan-bulan selanjutnya di daerah Kujang sari sebanyak 9 kasus dan didaerah Sekeloa sebanyak 15 kasus. Banyaknya jumlah kasus Chikungunya selain diakibatkan oleh faktor lingkungan juga ditunjang oleh kondisi masyarakat terutama kebersihan lingkungan yang kurang, rumah atau sekolah belum 100% bebas jentik, persediaan air terbatas sehingga untuk menguras bak tidak dimungkinkan dan abatesasi belum bisa dijalankan secara rutin. Karena itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang menjadi faktor utama terjadinya penyakit chikungunya di kota Bandung khususnya kelurahan Mandala Mekar, karena dengan diketahuinya hal tersebut maka kita akan lebih mudah mengurangi angka kejadian Chikungunya sekaligus juga mengurangi ketakutan penduduk akan penyakit Chikungunya. (Dinas Kesehatan Jabar, 2008).


(2)

Karena hal-hal diatas maka penulis melakukan penelitian dengan judul gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit demam berdarah di kelurahan Mandala Mekar.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang :

- Pada tahun 2008 di Kelurahan Mandala Mekar pernah dilaporkan adanya 46 kasus terkena penyakit Chikungunya. Maka identifikasi penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit Chikungunya.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk mencari data mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit Chikungunya di kelurahan Mandala Mekar.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit Chikungunya di kelurahan Mandala mekar.

2. Mengetahui tingkat sikap masyarakat terhadap penyakit Chikungunya di kelurahan Mandala Mekar.

3. Mengetahui tingkat perilaku masyarakat terhadap penyakit Chikungunya di kelurahan Mandala mekar.


(3)

1.4 Manfaat Penelitian

- Untuk instansi terkait, penelitian ini berguna untuk mengetahui secara lebih jelas tentang pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap angka kejadian penyakit chikungunya di kelurahan Mandala mekar dan selanjutnya mempermudah penyusunan langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan penyakit chikungunya.

- Untuk masyarakat khususnya masyarakat kelurahan Mandala mekar, penelitian ini dapat berguna untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keadaan-keadaan yang dapat mendukung angka kejadian penyakit chikungunya, meningkatkan usaha pemberantasan tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk sehingga selanjutnya masyarakat dapat terhindar dari penyakit Chikungunya.

- Untuk peneliti, penelitian ini berguna untuk mendalami dan memahami lebih jauh tentang penyakit Chikungunya.

1.5 Metodologi Penelitian

- Metode : Deskriptif

- Rancangan : Cross sectional

- Instrumen : Kuesioner

- Teknik pengambilan data : Survey dengan wawancara langsung - Teknik penarikan sample : Simple Random Sampling

- Responden : Warga Kelurahan Mandala mekar, wilayah

kerja Puskesmas Mandala mekar

- Jumlah populasi : 1345 KK - Jumlah sample : 309 orang


(4)

1.6.1 Lokasi Penelitian

Kelurahan Mandala mekar, wilayah kerja Puskesmas Mandala mekar Kecamatan Cimenyan.

1.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan sejak bulan Mei tahun 2008 sampai bulan Desember tahun 2008.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di kelurahan Mandala mekar wilayah kerja puskesmas Mandala mekar mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit Chikungunya, dapat diambil kesimpulan bahwa:

a. 54,39% dari responden mempunyai pengetahuan cukup. b. 100 % dari responden mempunyai sikap cukup.

c. 58,58% dari responden mempunyai perilaku kurang.

5.2. Saran

Pengetahuan dan sikap masyarakat di kelurahan Mandalamekar terhadap penyakit Chikungunya sudah menunjukkan hasil yang cukup baik, namun adanya perilaku yang kurang sebaiknya membuat aparat desa menjadi lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan penyakit Chikungunya guna mencegah kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat ditimbulkannya, untuk itu saran-saran yang dapat penulis berikan ialah :

a. Penyuluhan oleh kader kesehatan yang diadakan di Puskesmas. b. Penyediaan air bersih oleh swadaya masyarakat.

c. Tokoh masyarakat setempat, dalam hal ini ketua RW atau ketua RT menggiatkan kembali kerja bakti yang minimal dilakukan 1 minggu sekali. d. Mempertahankan pemberian contoh perilaku yang baik mengenai pencegahan penyakit Chikungunya khususnya 3M oleh tokoh masyarat & pemuka agama di lingkungan masyarakat tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2003. Demam Chikungunya. www.depkes.go.id, 28 agustus 2008 Depkes RI. 2005. Demam Chikungunya.

www.litbang.depkes.go.id, 28 Agustus 2008

Jhonson AJ, Martin DA. 2000. Detection of anti-arboviral Immuno globulin G. J Clin Microbiology. h.1827-1836

www.cdc.com, 30 September 2008

Profil Kesehatan Jawa Barat. 2005, 2007, 2008. Bandung

Reiter P, Fontenille D, Paupy C. 2006. Aedes Albopticus as an epidemic vector of chikungunya virus. Lancet infect dis. h.6,463-464

Rusli, Siagean M, Sutardi E. Kumpulan Pedoman Penyelidikan Epidemiologi Wabah/ KLB Penyakit Menular dan Keracunan Makanan. Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Barat. 2004 : M1-M5.

Situs Resmi RSPI. 2007. Demam Chikungunya.

www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=31, 20 juni 2008 Soedarto. 2007. Kedokteran Tropis. Jakarta : Penerbit Erlangga. h.68-70

Sri Rezeki S.Adinegoro. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi& Penyakit Tropis. Jakarta : Balai Penerbit FKUI . h.260-270

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis. Jakarta : Penerbit Erlangga. h.79-81] Wikipedia. Siklus pertumbuhan nyamuk.

http://en.wikipedia.org/wiki/Chikungunya, 28 September 2008 Yasmina Tourete. 2008. Chikungunya.

www.aidez-pasteur.com, 28 September 2008

World Health Organization, Salmiyatun. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Edisi I. Jakarta. EGC. 2004. h.1-12,58-78.

WHO.2006. Chikungunya and Dengue-Indian ocean up date.

http://www.who.int/csr/don/regional_chykungunya_largeb.jpg 27 27 November 2008


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Sikap dan Tindakan Masyarakat Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau tentang Filariasis

4 80 95

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Hamil Terhadap Anemia Defisiensi Fe Di Kelurahan Jatihandap Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Mekar Kota Bandung.

0 0 22

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Yang Memiliki Balita Terhadap Penyakit Diare Di RW.03 Kelurahan Sukawarna Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Kota Bandung Tahun 2007.

3 14 27

Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Nyomplong Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran Kota Sukabumi Periode Agustus-November 2006.

0 0 19

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan Penyakit Avian Influenza (AI) Di RW02 Kelurahan Panunggangan Wilayah Kerja Puskesmas Panunggangan Kota Tangerang Periode Juni-Oktober 2007.

0 0 35

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kepala Keluarga Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue Di RW.02 Kelurahan Sukawarna Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Kota Bandung Tahun 2007.

0 0 30

Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Dengue Hemorrhagic Fever Di Kelurahan Karang Mekar Cimahi Tengah.

7 16 24

Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Cikondang wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Periode Juni - Agustus 2006.

0 0 21

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Tentang Air Bersih dan Penyakit, Yang Ditularkan Melalui Air Di Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi.

0 0 28

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat tentang Air Bersih dan Penyakit, yang Ditularkan Melalui Air di Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi.

0 1 28