BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Usaha meminimalkan rugi-rugi sistem distribusi dalam rangka meningkatkan efisiensi sistem telah menjadi persoalan penting dalam dekade terakhir, hal ini
disebabkan semakin mahalnya biaya pembangkitan energi listrik. Ada beberapa cara untuk meminimalkan rugi-rugi daya pada sistem distribusi di antaranya rekonfigurasi
jaringan, pemasangan kapasitor daya, penyeimbangan beban, dan menaikkan aras
level
tegangan Martins dan Borges, 2011; Abdelaziz dkk, 2014. Dalam sistem distribusi primer terdapat dua jenis
switch
yang dirancang untuk tujuan proteksi dan manajemen konfigurasi Rao dan Sivanagaraju, 2010, yaitu
sectionalizing switches
dan
tie switches
. Rekonfigurasi jaringan merupakan proses perubahan topologi sistem distribusi dengan mengubah-ubah status
switch
dari keadaan terbuka menjadi tertutup atau sebaliknya Bernardona, 2009. Metode rekonfigurasi jaringan distribusi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: metode berbasis heuristik, metode berbasis paduan heuristik dan optimisasi, dan metode berbasis kecerdasan buatan Abdelaziz dkk,
2014. Sarfi dkk 2013 menggunakan algoritma berbasis
partitioning theory
dalam rekonfigurasi jaringan distribusi. Metode ini hanya cocok untuk sistem distribusi kecil.
Dalam dua dekade terakhir, penggunaan metode meta-heuristik telah menarik perhatian para peneliti dalam rangka optimisasi rekonfigurasi jaringan distribusi guna
mendapatkan solusi minimum global Abdelaziz dkk, 2014. Metode-metode yang termasuk dalam meta-heuristik di antaranya
genetic algorithm
GA,
simulated annealing
SA, dan
tabu search
TS. Metode berbasis
tabu search
paralel untuk rekonfigurasi penyulang distribusi telah digunakan oleh Mori dan Ogita 2014. Metode
ini terdiri dari dua skema paralel yaitu dekomposisi tetangga dengan prosesor paralel
untuk menunkan beban komputasi, dan keragaman panjang
tabu
untuk meningkatkan akurasi solusi. Selanjutnya Chung dkk 2014 menggunakan algoritma
tabu search
untuk menyelesaikan masalah rekonfigurasi jaringan distribusi untuk mengurangi rugi- rugi resistif saluran. Dalam metode ini dilakukan pengecekan keradialan jaringan
distribusi. Keradialan jaringan berguna untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perencanaan pemulihan sistem Syahputra dkk, 2014.
Jeon dan Kim 2014 memadukan metode
simulated annealing
dan metode
tabu search
untuk merekonfigurasi penyulang distribusi guna memperbaiki waktu komputasi dan sifat konvergensi dalam optimisasi. Mekhamer dkk 2008 mengusulkan
metode berbasis
tabu search
termodifikasi untuk rekonfigurasi sistem distribusi. Selanjutnya Su dkk 2012 memperkenalkan penggunaan algoritma
ant colony optimization
ACO untuk menyelesaikan masalah rekonfigurasi jaringan optimal. Solusi optimal untuk rekonfigurasi jaringan distribusi dapat dicapai dengan lebih
efektif. Dibandingkan dengan metode GA dan SA, metode
ant colony
memberikan hasil yang lebih baik dalam menghasilkan rugi-rugi daya rerata jaringan distribusi.
Dalam perkembangan terakhir, penggunaan logika
fuzzy
dalam usaha meminimalkan rugi-rugi jaringan distribusi telah dilakukan oleh Hsiao 2014 dan
Syahputra dkk 2014, dengan fungsi multi-objektif
fuzzy
berbasis metode evolusi untuk rekonfigurasi jaringan. Dalam metode ini fungsi objektif diformulasikan
menggunakan prinsip min-max dalam logika
fuzzy
. Selanjutnya permasalahan optimisasi dalam sistem distribusi sangat diuntungkan dengan hadirnya teknik
optimisasi yang baru yaitu
particle swarm optimization
Alrashidi dan El-Hawary, 2006; del Velle dkk, 2008.
Particle swarm optimization
PSO merupakan metode untuk optimisasi fungsi numerik yang kompleks berdasarkan pada peniruan perilaku
sosial sekawanan lebah dan bagaimana mereka dapat mencapai daerah yang paling
banyak tersedia bunga tumbuh-tumbuhan Niknam dkk, 2010. Sivanagaraju dkk 2008 menggunakan algoritma PSO
diskret untuk menyelesaikan masalah rekonfigurasi jaringan distribusi. Salah satu keunggulan algoritma PSO dibanding
algoritma cerdas lainnya adalah dalam hal waktu komputasi yang relatif singkat, seperti dibuktikan dalam penelitian oleh Abdelaziz dkk 2014 yang ditunjukkan di Tabel 2.1.
Algoritma PSO membutuhkan waktu 15 detik, sedangkan algoritma ACO dan dan GA masing-masing 18 detik dan 30 detik dengan hasil optimisasi yang sama yaitu 9,76.
Tabel 2.1. Perbandingan hasil optimisasi konfigurasi jaring distribusi IEEE 70 bus tanpa DG dari beberapa metode Abdelaziz dkk, 2014
Algoritma Optimisasi Prosentase Hasil Reduksi
Kerugian Daya Waktu komputasi
detik GA
9,76 30
ACO 9,76
18 PSO
9,76 15
Studi pendahuluan yang sudah dilakukan Tim Peneliti Pengusul TPP yaitu sesuai rencana penelitian PEKERTI ini adalah:
1. Pemodelan dan validasi, dan optimisasi jaringan distribusi standar IEEE 33 bus, 60 bus, dan IEEE 70 bus dalam perangkat lunak Matlab.
2. Algoritma logika fuzzy dan
particle swarm optimization
PSO. Studi ini merupakan modal awal yang sangat penting untuk melangkah ke
penelitian PEKERTI yang akan dilakukan, yaitu: 1. Dengan telah dilakukannya studi tentang pemodelan, validasi, dan
optimisasi jaringan distribusi IEEE 33 bus, 60 bus, dan IEEE 70 bus Gambar 2.1, maka dapat dikembangkan untuk optimisasi jaringan
distribusi skala lebih besar yaitu optimisasi jaringan distribusi IEEE 86 bus dan IEEE 118 bus pada
Power System Simulator
di Lab Konversi Energi ITS yang akan dilakukan dalam penelitian PEKERTI ini.
2. Dengan telah dilakukannya studi tentang algoritma kombinasi logika fuzzy dan
particle swarm optimization
, maka dapat dilanjutkan dengan menggabungkan kedua metode tersebut untuk membentuk metode hibrid
fuzzy-PSO
yang akan digunakan dalam penelitian PEKERTI ini.
Gambar 2.1. Model turbin angin sebagai suatu DG
BAB 3 METODE PENELITIAN