Metode – metode Penjadwalan Produksi

1. FCFS First Come First Server Prioritas tertinggi diberikan untuk operasi yang masuk terlebih dahulu. Artinya pekerjaan yang pertama dating, maka akan diproses terlebih dahulu. Aturan ini cocok untuk tipe organisasi dimana konsumenya lebih mementingkan waktu pelayanan. 2. SPT Shortest Processing Time Prioritas tertinggi diberikan untuk operasi dengan waktu proses terpendek. Aturan ini biasanya meminimasi work in process. Rata-rata keterlambatan mean latenes dan waktu penyelesaian rata-rata mean flow time produk. 3. EDD Earliest Due Date Prioritas tertinggi diberikan pada produk dengan due date batas waktu penyelesaian terpendek. Aturan ini berjalan dengan baik bila waktu proses relative sama. 4. LPT Largest Processing Time Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan paling lama akan dikerjakan terlebih dahulu, semakin lama, semakin besar pekerjaan, seringkali sangat penting dan kemudian dipilih lebih dahulu. Menurut Render dan Heizer 2008, tidak ada satu pun aturan pengurutan yang unggul dalam semua kriteria. Pengalaman menunjukkan hal berikut: 1. SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimalkan aliran pekerjaan dan meminimalkan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Kelemahan urutanya adalah pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan panjang dapat tidak dikerjakan secara terus-menerus, karena pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan pendek selalu didahulukan. 2. FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hamper semua kriteria. Bagaimanapun, FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh pelanggan. 3. EDD meminimalkan keterlambatan maksimal yang mungkin perlu untuk pekerjaan yang memiliki penalti setelah tanggal tertentu. 12

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan analisis dan perancangan sistem aplikasi penjadwalan produksi pada PT Goldfindo Intikayu Pratama ini menggunakan metode System Development Life Cycle SDLC. Adapun gambar yang menggambarkan tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1 SDLC dengan metode Waterfall Pressman 2010

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui permasalahan penjadwalan produksi pada PT Goldfindo Intikayu Pratama ini sesuai dengan tujuan awal. Dalam hal ini dilakukanlah beberapa langkah dalam menganalisis kebutuhan aplikasi, yaitu: 1. SurveyObservasi Dalam menganalisa kebutuhan, dilakukanlah survey terhadap perusahan. Survey tersebut mengamati proses yang dilakukan pihak PPC dalam menjadwalkan proses produksi yang telah dijalankan selama ini. Survey dilakukan dengan mendatangi langsung pabrik di Menganti –Gresik. Dalam proses pengalian data, survey dilakukan dengan mendatangi perusahan selama dua kali dalam proses observasi. Dengan adanya observasi diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang telah diuraikan di dalam latar belakang yang telah disusun dalam penelitian ini. 2. Wawancara Dalam tahapan ini, dilakukan pengumpulan bahan untuk penelitian ini salah satunya dengan proses wawancara terhadap narasumber dari PT Goldfindo Intikayu Pratama. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang telah disusun. Untuk menunjang penelitian dilakukan dengan wawancara yaitu mengumpulkan data –data. Wawancara dilakukan dengan dua cara yaitu: secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan dalam proses wawancara yaitu menggali informasi mengenai proses apa saja yang dilakukan serta laporan apa saja yang dibutuhkan oleh PT Goldfindo Intikayu Pratama. 3. Dokumentasi Dalam tahapan ini, dilakukan pengumpulkan berkas berkas pendukung yang dibutuhkan dalam penelitian. Berkas tersebut berupa produk –produk yang dihasilkan, data mesin, dan data pesanan pelanggan. Pengumpulan berkas ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang ada pada PT Goldfindo Intikayu Pratama.