4. Game menyediakan latihan menggunaka saraf motoric dan spatial skill.
5. Game mengenalkan teknologi dan berbagai fiturnya.
6. Beberapa game mampu menyediakan sarana penyembuhan untuk pasien tertentu.
7. Game menghibur dan menyenangkan.
2.3 Turn Based Strategy
Pengertian strategy secara umum menurut Umar 2001: 54, strategy didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan dalam berorganisasi, dan upaya dalam mencapai tujuan tersebut. Di dalam pengertian strategy secara umum hampir sama dengan strategy yang
di dapat dalam game. Karena konsep sebenarnya berawal dari secara umum kemudian di adaptasikan dalam sebuah game. Saat di dalam game juga mempunyai
sebuah sistem agar game dapat dimainkan. Menurut Femi 2013, sistem permainan di dalam game strategy bervariasi, ada
yang memakai bidak-bidak seperti catur, contohnya game Playstation Disgaea dan ada yang strategi menyusun taktik, contohnya Football Manager hingga ada yang
perang, membangun teritorial, dan bergerak secara real time, seperti Warcraft dan Command Conquer. Game strategi yang bergerak secara real time disebut juga
sebagai Real Time Strategy RTS Game. Menurut Imansa 2012, game strategy ada yang berbasis Real Time Strategy
dan ada yang Turn Based Strategy. Di Real Time Strategi player mengendalikan unit yang dimainkan secara langsung tanpa menunggu giliran. Kalau di Turn Based
Strategy mirip sama main catur. Player menyusun strategy buat mengalahkan musuh,
tapi player tidak boleh mendahului langkah musuh. Seperti yang dijelaskan oleh Henry 2010: 67, di dalam Turn based strategy ini
memerlukan strategy dari pemain untuk memenangkan permainan, pemain melakukan gerakan setelah pemain lain melakukannya, jadi saling bergantian. Bisa
dibilang mirip catur, tetapi dengan variasi efek dan gerakan yang lebih banyak. Contoh game yang terkenal adalah empire dan civilization.
2.4 Strategy Perang
Menurut Tohari 2009, strategy perang adalah kemampuan dalam mengolah SDA dan SDM sehingga memberikan dampak yang luar biasa kepada situasi
peperangan. Dalam pelaksanaa strategi perang tersebut terdapat beberapa proses yang dilakukan diantaranya adalah : tataran strategis, oprasional dan taktis.
1. Pada tataran strategis, perang harus dilihat sebagai sebuah permasalahan yang
merupakan bagian dari hal-hal yang mengikuti proses hubungan antar negara. Pada tataran ini juga perang harus dilihat sebagai sebuah hal yang sangat
komplek, karena melibatkan banyak unsur didalamnya, bahkan bisa dikatakan semua komponen suatu bangsa bisa di gerakkan dalam rangka perang. Dalam hal
ini, seperti diuraikan diatas, mayoritas pakar strategi klasik dan modern sepakat bahwa perang harus didasarkan pada kepentingan negara.
2. Pada tataran operasional, perang bisa dilihat dari aspek pengerahan kekuatan
militer. Dalam hal ini perang harus didasarkan pada perencanaan dan perhitungan
yang tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pada level inilah terlihat beberapa perbedaan sudut pandang antara para pakar strategi yang mungkin
banyak diakibatkan oleh pengaruh situasi, geografi, serta perkembangan tekhnologi perang. Contoh yang bisa dikemukakan disini adalah ketika Sun Tzu
lebih memilih kemenangan tanpa pertempuran atau pertempuran merupakan jalan terakhir, Clausewitz berpendapat bahwa pada berbagai kondisi, perang
merupakan cara yang paling efektif, atau bahkan bisa merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh kemenangan. Pada tataran operasional ini Jomini
berargumen bahwa perang harus dipersiapkan dan direncanakan dengan menggunakan perhitungan-perhitungan yang cermat dan rasional, sedangkan
Machiavelli lebih melihat hal-hal yang tidak rasional yang bisa mempengaruhi hasil dari peperangan, untuk itu Machiavelli menekankan perlunya pemimpin
militer memiliki intuisi. 3.
Taktik, menurut International Military and Defense Encyclopedia, adalah “the art of fighting battles.” Atau seni melaksanakan pertempuran. Hal ini merupakan
level operasional dan sekaligus merupakan inti dari perang. Sedangkan strategi menurut definisi yang dikemukakan seorang pakar strategi modern, Liddell Hart,
adalah “the art of distributing and applying military means to fulfill the ends of
policy“. Menurut Clausewitz strategy is the use of engagement for the purpose of the war
. Definisi Clausewitz terhadap pengertian strategi ini lebih luas dari Liddle Hart dimana diperlukan pengerahan seluruh sumber daya yang ada pada
suatu negara. Beberapa konseptor strategi yang lain seperti Jomini dan Moltke
juga cenderung menganut pengertian bahwa strategi sangat berkaitan dengan pengerahan kekuatan militer dalam perang untuk mencapai tujuan politis.
Dari definisi strategi yang dikemukakan oleh berbagai tokoh strategi dunia tersebut dan khususnya definisi kontemporer dari Kepala Staf Gabungan
Angkatan Bersenjata Amerika Serikat bisa dilihat bahwa dalam membicarakan strategi kita tidak boleh hanya terpaku kepada gambaran tentang pertempuran
yang melibatkan aksi militer secara berdiri sendiri. Kegiatan-kegiatan politis, ekonomis, pesikologis dan lain-lain yang menyertai pelaksanaan perang haruslah
menjadi bagian dari pemikiran kita. Sedangkan menurut ardi dalam artikel gurusejarah.com
, di dalam teknik strategy perang terdapat beberapa macam, berikut macam-macam strategy dalam peperangan:
a. Strategy Gerilya
Gerilya berasal dari bahasa Spanyol guerrilla yang secara harfiah berarti perang kecil. Gerilya adalah salah satu strategi perang yang dikenal luas,
karena banyak digunakan, selama perang kemerdekaan di Indonesia pada periode 1950-an. A.H. Nasution yang pernah menjabat pucuk panglima
Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat TNI-AD menuliskan di buku Pokok-pokok Gerilya. Bagi tentara perang gerilya sangatlah efektif.
Mereka dapat mengelabui, menipu atau bahkan melakukan serangan kilat. Taktik ini juga manjur saat menyerang musuh jumlah besar yang kehilangan
arah dan tidak menguasai medan. kadang taktik ini juga mengarah pada taktik mengepung secara tidak terlihat invisible. Sampai sekarang taktik ini
masih dipakai teroris untuk sembunyi. Jika mereka menguasai medan mereka dapat melakukan: penahanan sandera, berlatih, pembunuhan hingga
menjadi mata-mata. Dan musuh dapat melakukan nomaden, yaitu berpindah- pindah.
Perang Gerilya tidak dapat secara sendiri membawa kemenangan terakhir, perang gerilya hanya untuk memeras darah musuh, Kemenangan terakhir
hanyalah dapat dengan tentara yg teratur dalam perang biasa, karena hanya tentara demikianlah yang dapat melakukan offensif yg dapat menaklukkan
musuh Perang Gerilya biasanya adalah perang ideologi. Perang Gerilya adalah perang rakyat semesta.
Akan tetapi Perang gerilya tidak berarti bahwa seluruh rakyat bertempur perang gerilya adalah adalah perang rakyat semesta, perang militer, politik,
sosial-ekonomi dan psikologis. Gerilya berpangkalan dalam rakyat. Rakyat membantu merawat dan
menyembunyikan gerilya,
serta menyidik
untuk keperluannya
Gudang Senjata gerilya adalah gudang senjata musuh.
b. Strategy Head To Head
Strategy head to head adalah strategy ketika perang gerilya sudah tidak
berfungsi. Strategy ini digunakan dalam masa penjajahan dikarenakan beberapa pasukan Indonesia kekurangan jumlah personil dalam peperangan.
Sehingga teknik strategi ini merupakan teknik ketika gerilya sudah
mengalami kemunduran secara drastis. Strategy Head To head merupakan teknik strategy kelanjutan dari gerilya dikarenakan kekurangan jumlah
pasukan dari pihak Indonesia pada waktu masa penjajahan. Dalam situasi peperangan strategy head to head yakni para pejuang bangsa
Indonesia melakukan gerilya namun disisi lain terdapat musuh yang jumlahnya banyak sehingga ketahuan tidak bisa hit and run. Alhasil para
pejuang harus menghadapi secara langsung dengan bermodalkan bamboo runcing dan senjata yang telah di rampas oleh kompeni Belanda.
2.5 Android