BAB 3
KANTOR PERWAKILAN BKKBN PROVINSI SUMATERA UTARA
3.1 Sejarah Singkat BKKBN
Menurut DR. Sonny Harry Harmadi, BKKBN berdiri pada tahun 1950 atas usulan dari  Presiden  Soekarno.  Akan  tetapi  masa  ini  adalah  masa-masa  perintisan  dan
nama  BKKBN  adalah  Perkumpulan  Keluarga  Berencana  Indonesia  PKBI.  Dan tugas  dari  PKBI  saat  itu  hanya  berupa  pemberian  saran  kepada  para  pasangan
yang akan menikah, pengobatan kemandulan dan pelayanan kehamilan bagi para ibu.
Pada  zaman  orde  baru,  PKBI  bertranformasi  menjadi  badan  yang  diakui oleh  departemen  kehakiman.  Pada  masa  itu  PKBI  berkembang  dengan  pesat
dengan  berbagai  terobosan  akan  program-program  PKBI  terutama  program Keluarga  Berencana  KB.  Pada  masa  ini  masalah  kependudukan  sangat
diperhatikan  dan  bisa  dibilang  masa  Orde  Baru  Indonesia  berhasil  mewujudkan program KB dengan baik. Karena permasalahan ini menjadi masalah yang sangat
penting  dan  ditinjau  dari  berbagai  sudut  pandang.  Karena  tinjauan  yang  luas tentang kependudukan oleh Negara itulah PKBI menjadi badan yang memberikan
konstribusi besar dalam berbagai aspek kenegaraan.
Universitas Sumatera Utara
Sejak  berakhirnya  pemerintahan  orde  baru,  BKKBN  yang  tadinya  masih  ikut  ke pusat dalam arti  vertikal dan dengan bersama itu muncul UU No.22 Tahun 1999
tentang  otonomi  daerah  dimana  tugas  dan  wewenang  diatur  oleh  masing-masing daerah, kemudian setelah adanya UU No.22 Tahun 1999, muncul Keppres No.103
Tahun 2001 tentang kelembagaan dimana keputusan tersebut membahas mengenai Kedudukan,  Tugas,  Fungsi,  Kewenangan,  Susunan  Organisasi  dan  Tata  Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Dalam  pasal  43  Keputusan  Presiden  bahwa  Badan  Koordinasi  Keluarga Berencana Nasional  mempunyai  tugas  melaksanakan tugas pemerintah di  bidang
Keluarga Berencana dan Keluarga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan  yang  berlaku.  Menyusul  pasal  43  yaitu  pasal  44,  bahwa  dalam
melaksanakan  tugas  sebagaimana  dimaksud  dalam  pasal  43  BKKBN menyelenggarakan fungsi:
a.  Pengkajian  dan  penyusunan  kebijakan  nasional  di  bidang  keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
b.  Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN. c.  Fasilitas  dan  pembinaan  terhadap  kegiatan  instansi  Pemerintah,  Swasta,
Lembaga  Sosial  dan  Organisasi  Masyarakat  di  bidang  Keluarga Berencana dan Sejahtera.
d.  Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan,  kepegawaian,  keuangan,  kearsipan,  hukum,  persediaan
perlengkapan dan rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 44, BKKBN mempunyai kewenangan sebagai berikut:
a.  Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya. b.  Perumusan  kebijakan  di  bidangnya  untuk  mendukung  pembangunan
secara makro. c.  Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka
kematian ibu, bayi dan anak. d.  Penetapan sistem informasi di bidangnya.
e.  Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.2 Visi dan Misi BKKBN