Metode Pengali Lagrange Kriteria Pemilihan Model

commit to user 15 | dan Dari persamaan 2.12 diketahui bahwa . Pada tahap maksimisasi dicari nilai yang dapat memaksimumkan fungsi sehingga dari definisi tersebut diperoleh informasi bahwa . Kekonvergenan algoritma EM dapat dibuktikan sebagai Persamaan 2.13 menunjukkan bahwa fungsi log likelihood berdasarkan data terobservasi tidak mengalami penurunan setelah iterasi EM , maka demikian pula dengan fungsi likelihood nya. Terbukti

2.1.7 Metode Pengali Lagrange

Metode pengali Lagrange adalah sebuah teknik dalam menyelesaikan optimasi dengan kendala persamaan. Inti dari metode pengali Lagrange adalah mengubah persoalan titik ekstrim terkendala menjadi persoalan ekstrim bebas kendala. Fungsi yang terbentuk dari transformasi tersebut dinamakan fungsi Lagrange. Definisi 2.9 Gluss dan Wisstein, [5] Misalkan permasalahan yang dihadapi adalah memaksimumkan dengan kendala , maka fungsi Lagrangenya adalah dengan adalah pengali Lagrange. Kriteria yang harus dipenuhi untuk memperoleh nilai ekstrim adalah commit to user 16 atau Pada kasus variabel, jika fungsi objektifnya mempunyai bentuk dengan kendala , maka fungsi Lagrangenya adalah

2.1.8 Kriteria Pemilihan Model

Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk memilih model terbaik dalam analisis kelas laten. Diantaranya adalah kriteria parsimony dan kriteria kecocokan model absolut. 1 Kriteria Parsimony Sifat parsimony adalah sifat yang menghubungkan antara kecocokan model dengan data dengan banyaknya perameter dalam model yang bersangkutan. Prinsip dari sifat parsimony adalah kesederhanaan yaitu model sederhana lebih baik daripada model kompleks. Kesederhanaan dalam sifat parsimony berarti banyaknya estimasi parameter lebih sedikit. Dua ukuran parsimony yang digunakan dalam analisis kelas laten adalah Akaike Information Criteria AIC dan Bayesian Information Criteria BIC yang didefinisikan sebagai dengan adalah maksimum log likelihood dan adalah jumlah parameter yang diestimasi. Nilai dan yang lebih kecil merepresentasikan keseimbangan optimum antara kecocokan model dengan banyaknya parameter, sehingga model yang lebih baik adalah model dengan nilai dan minimun. Namun menurut Lin dan Dayton dalam Linzer dan Lewis [10], lebih tepat digunakan commit to user 17 untuk model kelas laten karena kesederhanaannya. Dan menurut Posada dan Buckley [13], akan memilih model lebih sederhana daripada untuk . 2 Kriteria Kecocokan Model Absolut Kriteria kecocokan model absolut mengacu pada apakah model kelas laten merepresentasikan data dengan cukup baik atau model dapat dikatakan cocok dengan data tanpa membandingkan dengan model yang lain. Menurut Collins dan Lanza [2], terdapat dua statistik uji yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan kecocokan model dengan data yaitu statistik rasio likelihood dan uji kecocokan Chi-kuadrat . Dimisalkan terdapat variabel terobservasi variabel manifes dan setiap variabel terobservasi mempunyai kemungkinan outcome kategori dan tabel kontingensi yang dibentuk dari tabulasi silang variabel terobservasi memiliki sel sebanyak dengan ∏ . Frekuensi sel dilambangkan dengan dan ̂ adalah frekuensi harapan sel yang didefinisikan sebagai ̂ ∑ ∏ ∏ rasio likelihood dan uji kecocokan Chi-kuadratnya adalah ∑ ̂ ∑ ̂ ̂ Nilai dan dibandingkan dengan distribusi Chi-kuadrat yang sesuai dengan derajat bebas dalam model. Model dapat dikatakan cocok dengan data jika nilai dan lebih kecil dari . Derajat bebas yang bersesuaian dengan dan adalah commit to user 18 dengan adalah jumlah parameter yang diestimasi yaitu jumlah dari kelas laten dan probabilitas bersyarat yang diestimasi.

2.2 Kerangka Pemikiran