Pandangan Hidup Masyarakat Jawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Masyarakat Jawa

1. Pandangan Hidup Masyarakat Jawa

Istilah “ Pandangan Hidup Jawa “ di sini mempergunakan pengertian yang longgar, jadi istilah ini dapat saja diganti dengan istilah-istilah lain yang mempunyai arti yang kurang lebih sama, seperti “ Filsafat Jawa “ Abdullah Ciptoprawiro dalam Edy Purwanto, 2005 “ Filsafah Kejawen “ atau istilah lain lagi. Tetapi pandangan hidup Jawa, ini tidaklah identik dengan “ Aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “ atau “ Islam Abangan “ atau “ Mistik Jawa “ dan lebih-lebih dengan “ ilmu-ilmu klenik “. Sementara itu beberapa istilah lain seperti “Agama Jawa “atau “ Agama Jawi “ Koentjaraningrat, 1993: 29 “ the religion of Jawa “ Clifford Geertz, 1988: 35 dan lain-lain, itu tidak identik dengan “Pandangan Hidup Jawa “ sekalipun terlihat adanya beberapa segi persamaan. Sedangkan pandangan hidup merupakan suatu abstraksi dari pengalaman hidup. Pandangan hidup adalah sebuah pengaturan mental dari pengalaman hidup yang kemudian dapat mengembangkan suatu sikap terhadap hidup. Pandangan hidup masyarakat Jawa bukanlah suatu agama, tetapi suatu pandangan hidup dalam arti yang luas, yang meliputi pandangan terhadap Allah Taala dan alam semesta ciptaan-Nya beserta posisi dan peranan manusia di dalamnya. Ini meliputi pula pandangan terhadap segala aspek kehidupan manusia, termasuk pula pandangan terhadap kebudayaan manusia beserta agama-agama yang ada. Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelumnya semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Pusat yang dimakusd disini dalam pengertian ini adalah yang dapat memebrikan penghidupan, kesimbangan, dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung dengan dunia atas. Pandangan orang Jawa yang demikian biasa disebut Kawula dan Gusti, yaitu commit to users pandangan yang beranggapan bahwa kewajiban moral manusia adalah mencapai harmoni dengan kekuatan terakhir dan pada kesatuan terakhir itulah manusia menyerahkan diri selaku kawula terhadap gustinya. Sebagian besar orang Jawa termasuk dalam golongan bukan muslim santri yaitu yang telah mencampurkan beberapa konsep dan cara berpikir Islam dengan pandangan asli mengenai alam kodrati dan alam adikodrati. Dengan meminjam istilah Bung Karno dalam pidato lahirnya Pancasila, pandangan hidup di sini adalah sama dengan Weltanschauung, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999: 1010 diberi arti sebagai “Sikap terhadap kebudayaan, dunia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, serta semangat dan pandangan hidup terdapat pada zaman tertentu”. Jadi selain jelas bahwa pandangan hidup Jawa itu bukan suatu agama, jelas pula bahwa ia pun tidak identik dengan “regiositas Jawa”, karena cakupan pengertiannya lebih luas dari pada itu.

2. Ciri Karakteristik Pandangan Masyarakat Jawa