BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memuat tentang teori-teori yang akan digunakan dan mendukung peneltian ini. Dimulai dengan pembahasan mengenai tanggung jawab sosial
perusahaan TJSP, kemudian dilanjutkan dengan materialisme, ideologi etika idealisme dan relativisme, pandangan terhadap peran etika dan TJSP, lalu
penelitian-penelitian terdahulu yang telah mengembangkan skala dari tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini, perumusan hipotesis dan diakhiri dengan
kerangka pemikiran dari penelitian ini.
2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan TJSP memiliki makna yang dipahami secara berbeda oleh satu perusahaan dengan perusahaan lainnya maupun satu
negara dengan negara lainnya. Oleh karena luasnya konteks pemahaman mengenai TJSP ini, maka penulis mencoba untuk menyajikan beberapa literatur
penelitian dan landasan teori yang mendukung tentang pandangan terhadap peran etika dan TJSP.
2.1.1 Definisi Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial merupakan suatu kewajiban bisnis yang dalam berbagai tindakannya mengandung sasaran serta nilai-nilai sosialitas Megginson
et al., 2004, hlm. 420. Moore et al. 2010, hlm. 39 mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai suatu kewajiban etis perusahaan kepada komunitas atau
masyarakat. Sedangkan Jones 2013, hlm. 225 mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai suatu bentuk tanggung jawab moral dari organisasi terhadap para
pemangku kepentingan stakeholder, baik yang terkena pengaruh secara
langsung maupun tidak langsung oleh aktivitas organisasi.
Sementara Votaw 1972 didalam Virtanen 2013, hlm. 3 mengungkapkan bahwa
“the term social responsibility is a briliant one; it means something, but not always the same thing, to everybody”
Kutipan mengenai istilah TJSP oleh Votaw ini dapat diterjemahkan bahwa istilah tanggung jawab sosial adalah suatu istilah yang brilian, istilah ini memiliki suatu
makna, akan tetapi tidak selalu bermakna sama bagi semua orang. Untuk itu, ungkapan tersebut mengingatkan bahwa makna dari tanggung jawab sosial itu
sendiri dapat memiliki arti yang berbeda bagi tiap orang. Kotler dan Lee 2005, hlm. 3 menyatakan bahwa istilah TJSP atau
Corporate Social Responsibility CSR dapat didefinisikan sebagai berikut “Corporate social responsibility is a commitment to improve
community well-being through discretionary business practices and contributions of corporate resources.”
Kutipan definisi atas istilah TJSP yang diungkapkan oleh Kotler dan Lee menekankan poin penting dalam kata discretionary yang merujuk pada komitmen
sukarela dalam berbisnis sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
baik itu memilih maupun mempraktekkan komitmen tersebut dengan menyertakan kontribusi sumber daya perusahaan.
The World Business Council for Sustainable Development WBCSD mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan TJSP sebagai suatu kontribusi
dalam pembangunan berkelanjutan dengan mengupayakan peningkatan kualitas hidup, bersama para karyawan dan keluarga mereka, masyarakat lokal, serta para
pemangku kepentingan Mello, 2011. Oleh karena beragamnya pemahaman tentang tanggung jawab sosial,
Dahlsrud 2006 dalam penelitiannya menganalisis 37 definisi dari TJSP, dan memaparkan penemuannya bahwa definisi-definisi tersebut secara umum
terhubung pada lima dimensi yang terkait dengan TJSP yakni dimensi lingkungan, dimensi sosial, dimensi ekonomi, dimensi para pemangku kepentingan
stakeholder, dan dimensi sukarela voluntariness. Sementara Krumwiede et al. 2012 dalam penelitiannya menegaskan bahwa yang menjadikan pemahaman
akan TJSP cenderung berbeda bagi suatu negara maupun perusahaan, tak lain ialah pengaruh dari sosial, lingkungan, politik dan budaya.
Meskipun beragam, namun inti dari definisi TJSP itu sendiri mengandung makna wujud tanggung jawab dari organisasi kepada para stakeholder maupun
lingkungan atas dasar etika di dalam berbisnis. Tentu saja dengan mengingat bahwa terdapat perbedaan pemahaman mengenai TJSP di tiap perusahaan maupun
negara yang disebabkan oleh berbagai faktor.
2.1.2 Konsep dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan