Hubungan persepsi siswa tentang pengelolaan kelas dengan hasil belajar ekonomi di SMAN 4 kota Tangerang Selatan

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN
KELAS DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DI SMAN 4
KOTA TANGGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan IPS Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

EKI PRAMUNINGDITA
106015000697

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010

PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN KELAS
DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DI SMAN 4 KOTA

TANGGERANG SELATAN

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan IPS Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

EKI PRAMUNINGDITA
NIM: 105016000697

Pembimbing

Iwan Purwanto, M. Pd
NIP. 19730424 200801 1 012

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

2010

ABSTRAK
Eki Pramuningdita. Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pengelolan kelas Dengan Hasil
Belajar Ekonomi Di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan . Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar ekonomi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan dari bulan Juli
2010. Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/I SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan kelas XII IPS 1 dengan jumlah 41 orang. Ini merupakan
sebagian dari populasi yang jumlahnya 164 orang siswa/I SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan. Data tentang kemampuan pengelolaan kelas di peroleh
berdasarkan angket yang diisi oleh siswa/I SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.
Sedangkan hasil belajar di peroleh dari hasil tes soal. Metode analisis data yang
digunakan adalah Korelasi Product Moment dari Person dengan taraf 5% adalah
0,366, berarti r hitung lebih besar dari pada r tabel. Dengan demikian hipotesis nol
yang menyatakan tidak ada hubungan antara persepsi siswa tentang pengelolaan
kelas dengan hasil belajar ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatif yang
menyatakan adanya hubungan antara persepsi siswa tentang pengelolaan kelas

dengan hasil belajar siswa.
Dari koefisien Product Moment sebesar 0,366% menghasilkan Koefisien
Determinasi 13,4%. Ini berarti kemampuan persepsi siswa tentang pengelolaan
kelas dengan hasil belajar ekonomi memberikan kontribusi sebesar 13,4%.
sedangkan 87,6% hasil belajar ekonomi dipengaruhi faktor-faktor lain seperti
kemampuan intelektual, minat, dan bakat siswa.

Kata kunci: Pengelolaan Kelas, Hasil Belajar , Ekonomi

ABSTRACT
Eki Pramuningdita. Social Science Education Departement Faculty of
Tarbiya and Teacher’s Training. The Relationship Between Classroom
Management and Economy Achievement At SMAN 4 Tangerang,s Cities
Sout. The aim of this research is to know significant relationship between
students perception about classroom management toward the students
achievement in learning economy.
This research is carried out at SMAN 4 Tangerang,s Cities Sout starting from
July 2010. The sample of this research is the students of XII IPS class of SMAN 4
Tangerang,S Cities Sout involving 41 students. That sample is taken out from the
population which involves 164 students of SMAN 4 Tangerang,s Cities Sout. The

data of this research were gathered through questionnaire related to classroom
management. The questionnaire is filled by the students of SMAN 4 Tangerang,s
Cities Sout. Meanwhile the students achievement gained from the result of last. In
analyzing the data the writer used Pruduct Moment Corelation from person the
significance 5% is 0,366, it means that rxy is bigger than tt table. So the null
hypothesis that state there is no relation between students perception about
classroom management and the students achievement is rejected in the other hand
alternative hypothesis states that there is a relation between students perception
about classroom management and student achievement is accepted.
From the Product Moment coefisien is 0,366% is resulted Determination
Coefisien is 13,4%. It means that the students perception about classroom
management and the students achievement in studying economy give contribution
is about 13,4% meanwhile 87,6% of students achievement in economy is affected
by the other factors like Students intellectual, Interest and Talent.

Keyword: Classroom Management, Economy Achivement

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah, Segala puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, serta kepada seluruh muslimin dan
muslimat.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, senantiasa penulis panjatkan kepada-Nya.
Karena atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang
tidak mungkin dapat hidup mandiri. Begitu pula dengan proses pelaksanaan
penyusunan skripsi, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan, dukungan, dan
do’a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik. Sebagai ungkapan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Berkat jasa beliau, penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik, beliau juga yang
senantiasa memberikan yang terbaik untuk seluruh mahasiswa Pendidikan
IPS.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M. Pd, selaku dosen pembimbing. Berkat jasa
beliau, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

4. Bapak Drs. A. Nana Mahmur, MM. Pd, Kepala Sekolah SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan.
5. Keluarga Besar SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.
6. Seluruh civitas akademika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Ayah Bundaku tercinta, yang senantiasa memberikan kasih sayang serta
dukungan moril dan materil. Juga tak henti-hentinya memanjatkan do’a
i

kepada-Nya untuk penulis, agar senantiasa mendapatkan ridho-Nya di
setiap langkah perjuangan dalam menempuh perjalanan yang berliku
untuk menggapai kesuksesan.
8. Adikku tersayang, Eka Pramuningdita, yang senantiasa memberikan
motivasi, do’a, dan canda tawa kepada penulis.
9. Sahabat sejatiku Erwita Fitri S, Pd, dan Istiqomah, S. Pd yang selalu
memberikan doa, bantuan, dukungan, dan menghibur penulis ketika
sedang gundah gulana.
10. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2006, yang telah
memberikan banyak inspirasi kepada penulis.
11. Seorang yang selalu memberikan semangat, Tubagus Hasan, Terimakasih

atas segala energi positif yang telah diberikan dan do’a yang senantiasa
dipanjatkan kepada-Nya untuk kesuksesan penulis, serta memberikan
motivasi di setiap kondisi, baik suka maupun duka.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan do’a dan
dukungan selama proses penyusunan skripsi.
Penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa
yang telah mereka berikan menjadi amal shaleh dan mendapatkan balasan yang
jauh lebih baik dari-Nya. Amin.
Akhirul kalam, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan kerendahan hati penulis
menerima kritik dan saran yang konstruktif. Besar harapan penulis, semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Oktober 2010
Penulis

Eki Pramuningdita

ii


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................

i

DAFTAR ISI..............................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL .....................................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................


viii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 7
E. Manfaat Masalah........................................................................... 7

BAB II

DESKRIPSI

KERANGKA

TEORITIS

DAN


PENGAJUAN

HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori.............................................................................. 8
1. Hakikat Persepsi...................................................................... 8
a. Pengertian Persepsi ........................................................... 8
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ................... 10
2. Pengelolaan Kelas ................................................................... 12
a. Pengertian Pengelolaan Kelas ........................................... 12
b. Tujuan Pengelolaan Kelas................................................. 14
c. Komponen-Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas 16
d. Pengelolaan Kelas Yang Berorientasi Pada Siswa............ 21
3. Hakikat Ekonomi .................................................................... 22
a. Pengertian Ekonomi .......................................................... 22
b. Tujuan Ekonomi................................................................ 24
4. Hakikat Hasil Belajar .............................................................. 25

iii


a. Pengertian hasil belajar ..................................................... 25
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ............... 26
B. Hasil Penelitian Yang Relevan...................................................... 27
C. Kerangka Berfikir ......................................................................... 28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 30
B. Metode Penelitian ......................................................................... 30
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 30
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 31
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 33
1. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 33
2. Instrumen Penelitian ............................................................... 33
F. Teknik Analisis Data..................................................................... 34
1. Deskripsi data ......................................................................... 34
2. Uji Validitas dan Reabilitas .................................................... 35
3. Uji Prasyarat Analisis Data ..................................................... 36
4. Pengujian Hipotesis................................................................. 38
a. Uji korelasi ........................................................................ 38
b. koefisien Determinasi........................................................ 39
G. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... 39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah .......................................................... 40
B. Deskripsi Data............................................................................. 48
C. Uji Prasyarat Analisis Data ......................................................... 54
1. Uji Normalitas....................................................................... 54
2. Metode Suksesi Interval........................................................ 55
D. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan......................................... 55
E. Pembahasan................................................................................. 57

iv

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 60
B. Saran............................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62
LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 1.

Halaman
Kisi-kisi Instrumen Varibel Tentang Hubungan Persepsi Siswa
Tentang Pengelolaan Kelas Dengan Hasil Belajar Ekonomi.............. 34

Tabel 2.

Interprestasi Nilai r.............................................................................. 39

Tabel 3.

Jumlah Tenaga kependidikan.............................................................. 44

Tabel 4.

Jumlah Guru Administrasi .................................................................. 45

Tabel 5.

Jumlah Peserta Didik dan Rombongan Belajar................................... 46

Tabel 6.

Sarana dan Prasarana Sekolah............................................................. 46

Tabel 7.

Deskripsi Statistik Pengelolaan Kelas (Varibel X) ............................. 48

Tabel 8.

Frekuensi Skor Pengelolaan Kelas (Varibel X) .................................. 49

Tabel 9.

Indek Tingkat Pengelolaan Kelas........................................................ 50

Tabel 10. Deskripsi Statistik Nilai Ekonomi....................................................... 52
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi ...................................... 53
Tabel 12. Tingkat Hasil Belajar .......................................................................... 53
Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Data................................................................... 55
Tabel 14. Variables Entered/Removed................................................................ 56
Tabel 15. Hasil Perhitungan Korelasi Antara Pengelolaan Kelas Dan Hasil
Belajar ................................................................................................. 56
Tabel 16. Model Summary.................................................................................. 57

vi

DAFTAR GAMBAR

Gamabar

Halaman

Gambar 1.

Histogram Distribusi Frekuensi Pengelolaan Kelas (X) .................. 51

Gambar 2.

Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi (Y) ........... 54

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Uji Coba Instrumen Pengelolaan kelas
LAMPIRAN 2 Data Skor Hasil Uji Coba Instrumen Pengelolaan Kelas
LAMPIRAN 3 Data Skor Hasil Penelitian Pengelolaan Kelas
LAMPIRAN 4 Penghitungan Validitas Dan Reliabilitas SPSS 15.00
LAMPIRAN 5 Soal-Soal Tes Ekonomi
LAMPIRAN 6 Nilai Hasil Tes Ekonomi
LAMPIRAN 7 Uji Normalitas Data Varibel Pengelolaan Kelas (X)
LAMPIRAN 8 Uji Normalitas Data Varibel Hasil Belajar Ekonomi (Y)
LAMPIRAN 9 Tabel Metode Suksesi Interval
LAMPIRAN 10 Berita Wawancara
LAMPIRAN 11 Jawaban Soal Instrumen Uji Coba
LAMPIRAN 12 Uji Referensi
LAMPIRAN 13 Lembar Pengesahan Judul Skripsi
LAMPIRAN 14 Surat Bimbingan Skripsi
LAMPIRAN 15 Surat Permohonan izin Penelitian
LAMPIRAN 16 Surat Permohonan Izin Obserasi
LAMPIRAN 17 Surat Keterangan Riset

viii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan pembangunan nasional yang tercantum dalam
pembukaan UUD adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk
pencapaian tujuan tersebut adalah melalui dunia pendidikan. Pendidikan
adalah sesuatu hal yang dinamis, selalu bergerak maju mengikuti
perkembangan masyarakat dan kebudayaan bangsa. Oleh karena itu,
pendidikan perlu perhatian baik dalam usaha peningkatannya maupun
pengembangannya yang sesuai dengan tuntutan jaman.
Pendidikan itu sendiri bertujuan:
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung
jawab. 1
Upaya pencapaian cita-cita dari pendidikan nasional tersebut
diaplikasikan ke dalam dunia pendidikan di lembaga-lembaga yang bersifat

1

Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV,
Mini Jaya Abadi, 2003), h. 5

1

2

formal seperti universitas, institut, sekolah maupun lembaga-lembaga lain
yang bersifat informal seperti kursus-kursus.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang cukup berat, terlebih semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat dan semakin kompleknya permasalahan pendidikan seiring
dengan kemajuan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat.
Mengingat hal tersebut, sekolah senantiasa diarahkan untuk mampu
melaksanakan peranannya dalam menghasilkan manusia-manusia Indonesia
yang siap dan mampu menghadapi dinamika kehidupan, baik sekarang
maupun di masa yang akan datang.
Penyelenggaraan pendidikan sekolah di Negara kita lebih cenderung
bersifat klasikal. Bentuk pengajaran klasikal berhasil menempatkan guru
sebagai faktor dominan dan menjadi sangat urgen bagi siswa karena guru
sering menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh sebab itu, sangat bijaksana jika
seorang guru memiliki perilaku serta talenta yang memadai untuk
mengembangkan siswanya secara utuh.
Guru dituntut untuk dapat bekerja secara teratur, konsisten, dan kreatif
dalam menghadapi masalah yang terkait dengan tugasnya. Maka dari itu
hendaknya seorang guru membekali dirinya dengan kemampuan yang baik.
Guru professional akan bekerja sesuai dengan fungsi dan tugasnya serta
berusaha mencapai tujuan. Sedikitnya ada tiga kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru yaitu: (1) Kemampuan menguasai bahan bidang
studi, (2) Kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (3)
Kemampuan melaksanakan program belajar mengajar.
Ketiga kemampuan dasar tersebut merupakan kompetensi yang lazim
dimiliki oleh seorang guru. Salah satunya, kemampuan melaksanakan program
belajar mengajar yaitu kemampuan menciptakan interaksi belajar mengajar
sesuai dengan situasi dan kondisi serta program yang telah ditentukan. Untuk
menciptakan interaksi belajar mengajar seorang guru harus memiliki satu
kemampuan yaitu kemampuan mengelola kelas.
Seperti ditegaskan oleh Wina Sanjaya, dalam bukunya yang sangat
terkenal yaitu Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, dalam mengoptimalkan peran guru dalam
proses

3

pembelajaran maka guru disini harus menjadi pengelola, sebagai
pengelola pembelajaran (learning manajer),guru berperan dalam
menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara nyaman. Melalui pengelolaan kealas yang baik guru dapat
menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar
seluruh siswa. 2
Pengelolaan kelas dapat dipandang sebagai suatu usaha yang dilakukan
oleh seorang guru dalam berbagai macam aktivitas personal kelas yang
berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan siswa. Upaya yang dilakukan
adalah dengan pemberian kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan yang
kreatif dan terarah.
Adapun Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tetang Standar Proses Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah . Dalam Permendiknas No 41 Tahun
2007 bahwasannya pengelolaan kelas harus meliputi:
1. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan.
2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran
harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik
3. Tutur kata guru santun dan dapat di mengerti oleh peserta didik
4. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik
5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan dan keputusan pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran
6. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon
dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung
7. Guru menghargai pendapat peserta didik
8. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapih
9. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata
pelajaran yang dia punya
10. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan. 3

2

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. 5, h. 22
3
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
Tetang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Badan Standar Nasional
Pendidikan Tahun 2007, .files.wordpress.com/.../01-permendiknas-no-41-tahun-2007-standarproses-edit.doc - Tanggal 09-11-2010

4

Meskipun pengelolaan kelas berkedudukan penting seperti di jelaskan
di atas, namun pada kenyataannya banyak aspek pengelolaan kelas yang
diabaikan oleh guru. Sehingga hal itu mempunyai implikasi negatif terhadap
proses belajar siswa baik dari segi menurunnya motivasi belajar, menurunnya
kedisiplinan murid, serta hal-hal yang tidak diharapkan lainnya, masalahmasalah tersebut hanya diorientasikan karena kurang memadainya sarana dan
prasarana belajar mengajar yang menunjang. Padahal terdapat kemungkinan
besar bahwa keadaan tersebut di sebabkan oleh ketidak mampuan seorang
guru dalam mengelola kelas secara efektif sehingga kegiatan belajar mengajar
menjadi membosankan.
Untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa, ini bisa diwujudkan
dengan pengelolaan kelas yang berorientasi pada siswa artinya guru harus
memberikan penekanan dan pengalaman secara langsung serta merancang
proses belajar mengajar di kelas yang memberi kesempatan yang banyak
kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal
yang telah dipelajarinya sehingga siswa mampu menggunakan fakta-fakta
yang sudah dipelajarinya untuk menjelaskan situasi atau untuk menerapkan
informasi pada situasi baru serta mampu mengembangkan pemikiran dan
keterampilan yang digunakannya serta dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam menerapkan konsep ini, siswa juga diharapkan menjadi peserta
yang aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan
berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, yang menemukan sumbersumber informasi untuk menjawab pertanyaannya, dan yang membangun serta
mempersentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumbersumber yang didapatinya. Dengan batas-batas tertentu siswa dapat memilih
sendiri apa yang akan dipelajarinya. Dengan demikian pengelolaan kelas yang
berorientasi pada siswa adalah suatu langkah efektif dan efisien yang
mengembalikan serta menunjang cara belajar ke proses belajar yang aktif dari
setiap anak.

5

Di samping hal di atas, siswa perlu memiliki persepsi. Dalam buku
Psikologi Umum dan Perkembangan, persepsi adalah “menafsirkan stimulus itu

dalam otak”. 4 Adapun pengertian lain tentang persepsi adalah “sebagai proses
menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan
memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data”. 5
Berdasarkan pengertian persepsi di atas dapat diketahui bahwa persepsi
terkait erat dengan panca indera karena persepsi terjadi setelah objek yang
bersangkutan melihat, mendengar atau merasakan sesuatu dan kemudian
mengorganisasi serta menginterpretasikannya sehingga timbullah persepsi.
Proses yang sama juga terjadi pada persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas.
Menurut Bloom dengan Model Bloom’s Theory Os School
Learning menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh
karakteristik kognitif dan perilaku afektif siswa berpadu dengan
kualitas kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Selanjutnya dikatakan
oleh Chavez bahwa di dalam kelas terjadi interaksi antara sesama
siswa dan siswa dengan guru. Sedangkan Walberg mengklaim bahwa
apapun yang terjadi dan kondisi yang terbentuk dalam kelas, akan
memberikan iklim sosial tersendiri. Menurut Moos menyatakan
bahwasannya seperti halnya manusia, lingkungan juga mempunyai
kepribadian. Ia yakin bahwa lingkungan dapat memberikan
kehangatan, semangat atau sebaliknya, kaku dan menghambat. Dalam
dunia pendidikan Moos menyakini bahwa persepsi siswa mengenai
lingkungan belajar, termasuk ruang kelas, dimana siswa
menghabiskan sebagian besar waktunya, memberikan arti penting
yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar. 6
Melihat uraian di atas, sangat jelas bahwa pentingnya kemampuan
seorang guru dalam mengelola kelas yang berorientasi pada siswa dengan
memaksimalkan potensi dan bakat siswa serta mengembalikan proses belajar
alami yang lebih mengacu pada kebutuhan, minat, kemampuan serta gaya
belajar siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga dapat
diharapkan adanya peningkatan hasil belajar khususnya hasil belajar ekonomi.
4

Akyas azhari , Psikologi Umum dan perkembangan, (Jakarta: Teraju PT Mizan Publika,
2004), h.106
5
Udai Pareek, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Ikrar Mandiri, 1996), Cet. 3, h.13
6
Tarmidi & Lita Hadiati Wulandari, Prestasi Belajar Di Tinjau Dari Persepsi Siswa
Terhadap Iklim Kelas Pada Siswa Yang Mengikuti Program Percepatan Belajar, dalam
http://www.scribd.com/doc/32233139/jurnal, 04 Agustus 2010. h. 22

6

Seperti ditegaskan oleh Mulyono Abdurrahman dalam bukunya yang
sangat terkenal yaitu Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar

“Hasil

belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar” 7
Berdasarkan pengertian diatas bahwasannya hasil belajar adalah
peroses perubahan tingkah laku baik itu dalam aspek pengetahuannya,
keterampilannya, maupun sikapnya. Yang tadinya ia tidak mengerti menjadi
mengerti, yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dan yang tadinya ragu-ragu
menjadi yakin. Sehingga semua itu adalah suatu proses perubahan kearah yang
lebih baik.
Sedangkan pembelajaran ekonomi adalah pembelajaran yang mana di
dalam pembelajarannya memiliki disiplin-disiplin ilmu (sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi dan sebagainya) adalah sumber utama
pendidikan untuk ilmu-ilmu sosial. Materi pendidikan adalah apa yang
dipelajari siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu tujuan kurikulum
ilmu-ilmu sosial, termasuk dalam pengertian materi ini adalah substansi dan
proses yang berasal dari disiplin-disiplin ilmu sosial.
Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa siswa akan membuat persepsi
mengenai pengelolaan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan siswa dari apa yang ditangkap oleh indranya, kemudian hasil
persepsinya itu siswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa
tindakan-tindakan yang menunjang kearah tercapainya kemampuan dalam
belajar, seperti menghafal, menghitung, menulis, membaca, dan lain-lain.
Oleh karena itulah persepsi siswa dalam belajar mempunyai hubungan dengan
kemampuan siswa dalam melihat kondisi kelas ketika belajar berlangsung
sehingga itu semua sangat tergantung kepada persepsinya, sehingga dapat
dikatakan ada hubungan yang sangat kuat antara persepsi siswa terhadap
pengelolaan kelas dengan hasil belajar siswa dalam belajar.
Berawal dari masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk
mengetahui apakah terdapat “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan
Kelas Dengan Hasil Belajar Ekonomi di SMA N 4 Kota Tangerang Selatan”
7

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta,1999), Cet.1, h. 37

7

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi diantaranya yaitu:
1. Pengelolaan kelas yang masih belum efektif dan kondusif
2. Motivasi peserta didik yang masih rendah
3. Masih banyak pembelajaran yang bersifat konvensional
4. Hasil belajar dalam mata pelajaran ekonomi kurang maksimal

C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan
masalah. Untuk itu penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan kelas yang masih belum efektif dan kondusif
2. Hasil belajar dalam mata pelajaran ekonomi kurang maksimal

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang pengelolaan kelas
dengan hasil belajar ekonomi?
2. Bagaimana deskripsi persepsi siswa tentang pengelolaan kelas dengan
hasil belajar ekonomi?

E. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bagi para guru ketika mengajar di dalam kelas
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan
bagi pembaca terutama bagi lembaga pendidikan
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa terutama
mahasiswa fakultas kependidikan dalam pengelolaan kegiatan belajar
mengajar.

BAB II
DESKRIPSI KERANGKA TEORITIS
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Banyak ahli mendefenisikan persepsi dalam arti yang berbedabeda sesuai dengan pendapatnya masing-masing, tapi maksud dan
intinya sama, seperti beberapa pendapat ahli di bawah ini:
Dalam Kamus Inggris Indonesia Persepsi berasal dari kata
“Perception yang berarti penglihatan, tanggapan, daya memahami atau
menanggapi sesuatu”. 1 Sedangkan dalam kamus psikologi kata
“Perception proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian
objektif dengan bantuan indera”. 2
Menurut Bimo walgito persepsi Merupakan “keadaan yang
integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya.” 3
Stimulus yang diterima oleh individu diorganisasikan kemudian
diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa

1

Jhon. M, Echol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2005),
Cet.26, h. 424
2
James P. Chaplia. Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), Cet.7, h. 358
3
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogjakarta: Andi Offset, 1989), Cet.1,
h.53

8

9

yang diterima oleh alat penginderanya, baik indera penglihat, indera
pendengar lainnya.
Alisuf Sabri menyatakan bahwa persepsi adalah “ proses
dimana individu dapat mengenali objek-objek dan fakta - fakta objektif
dengan menggunakan alat-alat indera.” 4 Sementara itu, Jalaludin
Rahmat berpendapat tentang persepsi dalam bukunya Psikologi
Komunikasi bahwa persepsi adalah “pengalaman tentang objek,
peristiwa, pengalaman atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.” 5
Berdasarkan defenisi-defenisi persepsi yang diungkapkan para
ahli di atas, dapatlah memberi sebuah gambaran bahwa persepsi adalah
proses penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan penafsiran dari
stimulus yang diterima individu melalui alat-alat inderanya.
Dalam pegertian persepsi yang banyak dikemukakan oleh para
ahli di atas, tercakup beberapa proses diantarnya yaitu:
1. Proses menerima rangsangan: proses pertama dalam persepsi ialah
menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber kebanyakan
data yang diterima melalui panca indera.
2. Proses menyeleksi rangsangan: setelah rangsangan diterima atau
data diseleksi demi menghemat perhatian yang digunakan,
rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk proses lebih lanjut.
Menurut Udai Pareek “ada dua faktor yang menentukan seleksi
rangsangan yaitu: faktor intern dan faktor ekstern”. 6 Faktor interen
meliputi kebutuhan psikologis, latar belakang, pengalaman
kepribadian, dan penerimaan diri sedangkan faktor ekstern meliputi
intensitas, ukuran, kontras, gerakan dan ulangan
3. Proses pengorganisasian: setelah data rangsangan diterima
selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Data atau

4

Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 2001), Cet. 3,h.46
5
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), Cet
.23, h. 51
6
Udai Pareek, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Ikrar Mandiri, 1996), Cet. 3, h.14

10

rangsangan yang telah diterima disusun dan kelompokkan ke
dalam suatu bentuk
4. Proses penafsiran: setelah data atau rangsangan yang telah diterima
diatur, sipenerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara.
Dikatakan telah terjadi persepsi pada pokoknya memberikan arti
kepada berbagai data dan informasi yang diterima.
5. Proses pengecekan: setelah data diterima dan ditafsirkan, si
penerima rangsang mengambil beberapa tindakan untuk mengecek
apakah penafsirannya benar atau salah. Pengecekan ini dapat
dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah
penafsiran atau persepsi dibenarkan oleh data baru.
6. Proses reaksi: tahap terakhir dari proses perceptual ialah bertindak
sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya
dilakukan jika seseorang berbuat sesuatu dengan persepsi yang
baik atau buruk yang telah dibentuknya. Lingkaran persepsi itu
belum sempurna sebelum menimbulkan suatu tindakan, tindakan
itu bisa bersifat tersembunyi atau terbuka. Tindakan tersembunyi
bisa dengan pembentukan pendapat atau sikap sedangkan bentuk
tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata tentang persepsi
tersebut.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Karena persepsi lebih bersifat psikologis dari pada merupakan
proses pengindraan saja maka ada beberapa faktor yang
mempengaruhi:
a. Perhatian yang selekif
Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima
banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun
demikian, ia tidak harus menanggapi semua rangsang
yang diterimanya untuk itu, individunya memusatkan
perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja.
b. Ciri-ciri rangsang
Rangsang yang bergerak di antara yang diam akan lebih
menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling

11

besar di antara yang kecil yang kontras dengan latar
belakangnya dan intensitas rangsangnya paling kuat.
c. Nilai dan kebutuhan individu
Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang
berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang
bukan seniman.
d. Pengalaman dahulu
Pengalaman-pengalaman
terdahulu
sangat
memengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi
dunianya. 7
Adapun faktor lain yang mempengaruhi persepsi menurut
singgih digagunarsa. Persepsi seseorang terhadap suatu objek tidak
berdiri sendiri melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
berasal dari dalam diri (internal) maupun yang berasal dari luar
(eksternal).
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap
objek yang sama. Menurut Akyas Azhari faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan tersebut diantarnya yaitu:
a. Perhatian, biasanya kita tidak menangkap seluruh
rangsangan yang ada di sekitar kita secara sekaligus,
tetapi kita memfokuskan perhatian pada satu atau dua
objek saja.
b. Set, adalah harapan seseorang tentang rangsangan yang
akan timbul. Misalnya, pada seorang pelari yang siap di
garis start terdapat set bahwa akan terdengar bunyi
pistol di saat ia harus mulai lari.
c. Kebutuhan, kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang
menetap pada diri seseorang mempengaruhi persepsi
orang tersebut.
d. Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat
berpengaruh pula terhadap persepsi
e. Ciri kepribadian juga mempengaruhi persepsi
f. Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan
persepsi yang disebut halusinasi. 8
Persepsi siswa yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini
adalah sebuah proses penerimaan, penyeleksian, penggorganisasian

7

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. 3, h. 128-129
8 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Teraju PT Mizan Publika,
2004), h.108-109

12

dan penafsiran dari stimulus atau rangsangan yang diterima oleh siswa
melalui alat-alat inderanya. Dalam hal ini bagaimana siswa
menangggapi, menafsirkan serta memberikan perhatian dan penilian
tentang kinerja guru dalam melaksanakan program belajar mengajar
yaitu menciptakan interaksi belajar mengajar yang baik dengan
mengelola kelas yang berorientasi pada siswa.
Dengan adanya persepsi siswa yang positif tentang pengelolaan
kelas yang berorientasi pada siswa diharapkan adanya peningkatan
hasil belajar ekonomi siswa yang merupakan indikator terpenting
setelah proses pembelajaran.

2. Pengelolaan Kelas
a. Pengertian Pengelolaan Kelas
Dalam proses belajar mengajar di kelas, yang sangat urgen
untuk dilakukan oleh seseorang guru adalah mengupayakan atau
menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kondisi
belajar mengajar yang baik diharapkan proses belajar mengajar akan
berlangsung baik pula. Proses pembelajaran yang baik akan
meminimalkan kemungkinan terjadinya kegagalan serta kesalahan
dalam pembelajaran. Maka dari itu penting sekali bagi seseorang guru
memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar mengajar yang
baik. Kemampuan tersebut yang kemudian disebut dengan kemampuan
mengelola kelas.
Untuk lebih memahami pengelolaan kelas dengan baik, terlebih
dahulu dipelajari tentang pengertian pengelolaan kelas tersebut.
Pengelolaan kelas merupakan suatu penyelenggaraan atau pengurusan
proses atau kegiatan belajar mengajar di kelas. Pengelolaan kelas juga
merupakan salah satu faktor yang menentukan baik buruknya
pelaksanaan proses atau kegiatan belajar mengajar. Banyak yang harus
dikelola dalam menciptakan suasana kelas yang dapat menunjang
keberhasilan belajar mengajar. Melihat betapa pentingnya pengelolaan

13

kelas, maka akan dikemukakan beberapa pengertian pengelolaan kelas
menurut pendapat para ahli. Secara etimologi, pengelolaan kelas dapat
diartikan secara terpisah, yaitu kata pengelolaan kelas.
Menurut Hamalik kelas adalah sekelompok orang yang
melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat
pengajaran dari guru. Sedangkan menurut Mulyana
pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. 9
Dari dua pengertian secara terpisah yang telah diungkapkan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan kelas menyangkut
pada upaya atau usaha untuk menyelenggarakan suatu proses belajar
mengajar pada suatu tingkat kelompok tertentu. Hal ini tentunya
memberikan suatu pemahaman tersendiri yang sangat jelas bahwa
pengelolaan kelas ditujukan untuk menyelenggarakan proses atau
kegiatan belajar mengajar di kelas agar dapat berlangsung dengan baik
dan efektif serta dapat mencapai tujuan yang digariskan.
Pendapat lain menurut Suharsimi Arikunto mengemukakan
pendapatnya tentang pengelolaan kelas, yaitu: pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga terlaksana
kegiatan belajar seperti yang diharapkan. 10
Pengelolaan kelas menurut Iskandar merupakan kegiatan yang
terencana dan sengaja dilakukan oleh guru, dosen (pendidik) dengan
tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal,
sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara
efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. 11
Beberapa

pengertian

pengelolaan

kelas

yang

telah

dikemukakan oleh para ahli di atas, dapatlah memberi suatu gambaran
9

Martin Yamin & Maisah, Manajemen Pembelajarnn Kelas Strategi Meningkatkan Mutu
Pembelajaran, (Jakarta:Gaung Persada Press 2009), Cet.1, h. 34
10
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,
1996), Cet. 4, h. 67
11
Iskandar, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2009), Cet.1, h. 211

14

serta pemahaman yang jelas bahwa pengelolaan kelas usaha
menyiapkan kondisi yang optimal agar proses atau kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung secara lancar. Pengelolaan kelas
merupakan masalah yang amat kompleks dan seorang guru
menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
Pengelolaan kelas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah,
terlebih lagi belum ada satu pun pendekatan belajar yang dikatakan
paling baik untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di kelas.
Untuk membangun kondisi kelas yang kondusif dan mantap
sebenarnya tidak terlalu sulit, jika seorang guru kelas dapat
mengkondisikannya dengan baik. Sebaliknya pengelolaannya akan
sulit, jika seorang guru kelas kurang peduli dengan kondisi kelasnya.
Oleh karena itu, terciptanya kondisi kelas yang mantap dan kondusif
bagi pembelajaran yang efektif merupakan langkah awal bagi
terlaksannya proses belajar mengajar yang optimal. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa seorang guru kelas menempati posisi serta
peranan yang cukup penting bagi pengelolaan kelas.
Pandangan mengenai pengelolaan kelas sebagaimana telah
dikemukakan di atas oleh para pakar pada intinya memiliki
karakteristik yang sama, yaitu bahwa pengelolaan kelas merupakan
sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses atau
kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di mana proses tersebut
memberikan pengaruh positif yang secara langsung menunjang
terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.
b. Tujuan Pengelolaan Kelas
Seperti telah dipaparkan di atas, bahwa pengelolaan kelas
merupakan suatu upaya untuk melancarkan proses belajar mengajar

15

agar berjalan dengan baik dan optimal. Pengelolaan kelas dimaksudkan
untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa
lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan seorang siswa
berbuat sesuai dengan keinginannnya. Dengan adanya pengelolaan
kelas diharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah
terkandung pada tujuan pendidikan.
Suharsimi Arikunto mengemukakan tujuan pengelolaan
kelas adalah agar tiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan
tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif
dan efisien.
Sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada
anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang
harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang
diberikan kepadanya.
b. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa
membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja
secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun
tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi
mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu
bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib. 12
Pendapat lain tentang Tujuan Pengelolaan Kelas dalam buku
Strategi Belajar Mengajar bahwasannya tujuan pengelolaan kelas
adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa
dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. 13
Dari beberapa penjelasan tentang tujuan pengelolaan kelas di
atas, dapat dilihat betapa pentingnya peranan pengelolaan kelas yang
baik terhadap kelancaran proses belajar mengajar. Maka perlu sekali
pengelolaan kelas diperhatikan oleh guru agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.

12

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan kelas dan Siswa…, h. 68
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, h.178
13

16

c. Komponen-Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas ini pada
umumnya di bagi menjadi dua bagian, yaitu “keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal (bersifat preventif) dan keterampilan yang berhubungan
dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal”. 14
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi yang belajar yang optimal (bersifat
preventif).
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru
dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan sebagai
berikut:

a. Sikap Tanggap
Komponen ini ditunjukan oleh tingkah laku guru bahwa
ia hadir bersama mereka. Guru tahu kegiatan mereka, tahu ada
perhatian atau tidak ada perhatian, tahu apa yang mereka
kerjakan. Seolah-olah mata guru ada di belakang kepala,
sehingga guru dapat mengajar anak didik walaupun guru
sedang menulis di depan papan tulis. Sikap ini dapat dilakukan
dengan cara:
1. Memandang Secara Saksama
Memandang secara seksama dapat mengundang dan
melibatkan anak didik kontak pandang dalam pendekatan
guru

untuk

bercakap-cakap,

bekerja

sama,

dan

menunjukkan rasa persahabatan.
2. Gerak Mendekati
Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau
individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru
14

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar...,h. 186

17

yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas anak didik.
Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara wajar, bukan
untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan
dan hukuman.
3. Memberi Pernyataan
Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh
anak didik sangat diperlukan, baik berupa tanggapan,
komentar, ataupun yang lain. Akan tetapi, haruslah
dihindari hal-hal yang menunjukkan dominasi guru,
misalnya

dengan

komentar

atau

pernyataan

yang

mengandung ancaman seperti: “ saya tunggu sampai
kalian diam!” atau “siapa yang tidak senang dengan
pelajaran saya, silakan ke luar!”
4. Memberi Reaksi Terhadap Gangguan dan Ketakacuhan
Kelas tidak selamanya tenang pasti ada gangguan. Hal ini
perlu guru sadari dan jangan dibiarkan. Teguran perlu
dilakukan oleh guru untuk mengembalikan keadaan kelas.
Teguran guru merupakan tanda bahwa guru ada bersama
anak didikan.
b. Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu
membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang
berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat
dilakukan dengan cara:
1. Visual
Guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan
kegiatan pertama sedemikian rupa sehingga ia dapat melirik
ke giatan kedua, tanpa kehilangan perhatian pada kegiatan
pertama. kontak pandang ini bisa dilakukan terhadap
kelompok anak didik atau anak secara individual.

18

2. Verbal
Guru dapat memberi komentar, penjelasan, pernyataan, dan
sebagainya terhadap aktivitas anak didik pertama sementara
ia memimpin dan terlibat supervisi pada aktivitas anak
didik yang lain.
Dalam

bukunya

Pembelajaran

Visioner

Perpaduan

Indonesia-Malaysia, “penggunaan teknik visual maupun verbal

ini menunjukkan bahwa guru menguasai kelas, dan terutama
digunakan dalam mengajar kelompok kecil atau mengajar atas
dasar perbedaan individu”. 15
c. Pemusatan perhatian kelompok
Guru

mengambil

inisiatif

dan

mempertahankan

perhatian anak didik dan memberitahukan (dapat dengan tandatanda) bahwa ia bekerja sama dengan kelompok atau
subkelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Untuk
itu ada beberapa hal yang dapat guru lakukan, yaitu:
1. Memberi Tanda
Dalam memulai proses belajar mengajar guru
memusatkan pada perhatian kelompok terhadap suatu tugas
dengan memberi beberapa tanda, misalnya menciptakan
atau memberi beberapa tanda, misalnya menciptakan atau
membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan objek,
pertanyaan, atau topik, dengan memilih anak didik secara
random untuk meresponnya.
2. Tanggung Jawab
Guru meminta pertanggungjawaban anak didik atas
kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Setiap
anak didik sebagai anggota kelompok harus bertanggung
jawab

terhadap

kegiatan

sendiri,

maupun

kegiatan

kelompoknya. Misalnya dengan meminta kepada anak
15

Isjoni, Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007), Cet.1, h.94

19

didik untuk meragakan, melaporkan hasil dan memberikan
tanggapan.
3. Pengarahan dan petunjuk yang jelas
Guru harus sering kali memberi pengarahan dan
petunjuk yang jelas dan singkat dalam memberikan
pelajaran kepada anak didik, sehingga tidak terjadi
kebingungan pada diri anak didik.
4. Penghentian
Tidak semua gangguan tingkah laku dapat dicegah
atau berhasil dihindari. Yang diperlukan di sini adalah guru
dapat menangani anak didik yang nyata-nyata melanggar
dan mengganggu dalam kegiatan di kelas. Bila anak didik
menyela kegiatan anak didik lain dalam kelompoknya, guru
secara verbal menegur atau menghentikan gangguan anak
didik itu.
5. Penguatan
Untuk menanggulangi anak didik tidak mengerjakan
tugas, dapat dilakukan dengan pemberian pengutan yang
dipilih sesuai dengan masalahnya. Penggunaan pengutan
untuk mengubah tingkah laku merupakan strategi remedial
untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu atau
yang tidak mengerjakan tugas.
6. Kelancaran
Kelancaran atau kemajuan anak didik dalam belajar
sebagai indikator bahwa anak didik dapat memusatkan
perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di kelas.
7. Kecepatan
Kecepatan

di

sini

diartikan

sebagai

tingkat

kemajuan yang dicapai anak didik dalam suatu pelajaran.
Yang perlu dihindari oleh guru adalah kesalahan menahan
kecepatan yang tidak perlu, atau menahan penyajian bahan
pelajaran yang sedang berjalan, atau kemajuan tugas.

20

Menurut Thomas Gordon ada beberapa resep yang
bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan kondisi
kelas yang baik yakni: (1) Keterbukaan dan
transparan, sehingga memungkinkan terjalinnya
keterusterangan dan kejujuran siswa dalam
pembelajaran; (2) Penuh perhatian, sehingga setiap
pihak mengetahui bahwa dirinya dihargai oleh pihak
lain; (3) Saling ketergantungan; (4) Keterpisahan,
untuk membuka kemungkinan tumbuhnya keunikan,
kreativitas, dan individualitas masing-masing; (5)
Pemenuhan kebutuhan bersama sehingga tidak ada
pihak yang merasa dikorbankan untuk memenuhi
kepentingan pihak lain. 16
Adapun menurut Walberg dan Greenberg dalam
bukunya Quantum Teaching dikatakan bahwa: “suasana kelas
adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar
akademis”. 17 Sehingga dalam suasana kelas menunjukkan
arena belajar yang dipengaruhi oleh emos