Pengaruh Pemanasan Global dan Perubahan

Nama : Andani Diah Kusumawati
NIM

: 13660

Absen : 43

Pengaruh Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terhadap Produktivitas Kopi di
Indonesia
Kian hari dampak pemanasan global makin bisa kita rasakan seperti meningkatnya suhu
laut, memingkatnya suhu bumi, mencairnya es di kutub, banjir bandang, kekeringan yang
berkepanjangan, coral bleaching dan lain-lain. Manusia juga telah mengtehaui bahwasanya
peristiwa-peristiwa tersebut tercipta dan akan berdampak kepada manusia. Akan tetapi manusia
masih saja melepaskan karbondioksida ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar dari fosil
yang mana tidak terbarukan.

Gas dari batubara, gas bumi dan minyak bumi semakin

memperparah pemanasan global.
Pemanasan global akan mempengaruhi situasi alam seperti perubahan pola hujan, suhu
lingkungan, angin, ketersediaan air. Pemanasan global yang disertai perubahan iklim akan

memberikan dampak paling jelas terhadap sektor pertanian. Pasalnya sektor pertanian bertumpu
dan dikendalikan dengan keadaan alam seperti ketersediaan air, keasaman tanah dikendalikan
oleh pola curah hujan dan angin. Peningkatan suhu juga membuat siklus serangga yang juga
dapat berupa OPT menjadi lebih cepat sehingga terjadi ledakan hama.
Salah satu komoditas yang sangat senstitif terhadap perubahan iklim adalah kopi.
Produktivitas kopi rentan terhadap perubahan iklim karena tanaman kopi hanya dapat
berproduksi optimal dalam kisaran suhu yang relatif sempit, yaitu antara 18-20° C (Witgens,
2009). Pada kisaran suhu tersebut meski kopi dapat tumbuh namun kemampuan dalam
menghasilkan buah kopi jauh berkurang. Hasil penelitian Fakultas Pertanian USU bekerjasama
dengan Conservation International Indonesia menunjukkan bahwa pada periode 2006-2010 di
sentra penghasil kopi Dairi, suhu rata-rata berkisar 20,25 - 21,85 °C, sehingga sudah berada di
luar kisaran suhu optimal berbuah dan berproduksi. Selain itu berbagai hama, penyakit juga
banyak menyerang tanaman kopi sehingga menurunkan kualitas produksi kopi.
Hasil olahan data statistik Kabupaten Aceh Tengah dalam angka menunjukkan bahwa
sejak tahun 2007 sampai 2010 telah terjadi penurunan secara terus menerus produktivitas rata-

rata kebun kopi per hektar, dari 0,83 ton/ha pada tahun 2007 menjadi hanya 0,52 ton/ha.
Sementara buah kopi merupakan hasil yang sangat diharapkan oleh petani sebagai sumber
pendapatannya.