Faktor Faktor Determinasi Kecurangan Akademik Dosen Akuntansi di Bandar Lampung

ABSTRACT
Determination Factors of Academic Dishonesty of Accounting Lecturers
in Bandar Lampung

By
Diana Marlyna

Academic dishonesty is a serious problem in the world of education, particularly
higher education. This becomes a costly threat to society, related to efficient activities
and public confidence in the reliability and security of an institution. Academic fraud
is not only done by the students, but also by lectures as a professional educator.
Psychologically, academic cheating behavior can be explained by the Theory of
Planned Behavior. This study aimed to confirm the influence of attitudes, subjective
norms, and perceived behavioral control on intentions of accounting lecturer in
Bandar Lampung to perform academic cheating. The hypothesis is that attitudes,
subjective norms, and perceived behavioral control affect the intentions of accounting
lectures in Bandar Lampung to perform academic cheating.
The samples in this research are the entire accounting lecturer at thirteen public and
private colleges in bandar Lampung who has had NIDN, with a total of 136
respondents. This study uses quantitative techniques questionnaire survey to obtain
data. The data is processed by using Microsoft Excel, SPSS 17 and SmartPLS 3.0 on a

5% significance level.
The results showed that attitudes toward academic cheating behavior, subjective
norms, and perceived behavioral control significantly influence accounting lecturer
intentions in Bandar Lampung to perform academic cheating.

Keywords: academic dishonesty, theory of planned behavior, attitude, subjective
norm, perceived behavioral control.

ABSTRAK
Faktor-faktor Determinasi Kecurangan Akademik Dosen Akuntansi
di Bandar Lampung

Oleh
Diana Marlyna

Kecurangan akademik merupakan masalah serius dalam dunia pendidikan, khususnya
pendidikan tinggi atau perkuliahan. Hal ini menjadi ancaman mahal bagi
masyarakat, terkait kegiatan yang efisien dan kepercayaan publik terhadap
kehandalan dan keamanan sebuah lembaga. Kecurangan akademik ternyata tidak
hanya dilakukan oleh mahasiswa, tetapi juga oleh dosen sebagai pendidik profesional.

Secara psikologis, perilaku kecurangan akademik dapat dijelaskan dengan Theory of
Planned Behavior. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi pengaruh sikap,
norma subjektif, dan kendali perilaku yang dirasakan terhadap niat dosen akuntansi
di Bandar Lampung untuk melakukan kecurangan akademik. Hipotesis yang diajukan
adalah bahwa sikap, norma subjektif, dan kendali perilaku yang dirasakan
berpengaruh terhadap niat dosen akuntansi di Bandar Lampung untuk melakukan
kecurangan akademik.
Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh dosen akuntansi pada tiga belas perguruan
tinggi negeri dan swasta di Bandar Lampung yang telah memiliki NIDN, dengan total
136 responden. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik survei
menggunakan kuesioner untuk memperoleh data. Data diolah dengan menggunakan
program Microsoft Excell, SPSS 17, dan SmartPLS 3.0 pada taraf nyata 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap perilaku kecurangan akademik,
norma subjektif, dan kendali perilaku yang dirasakan berpengaruh secara signifikan
terhadap niat dosen akuntansi di Bandar Lampung untuk melakukan kecurangan
akademik.
Kata kunci: kecurangan akademik, theory of planned behavior, sikap, norma
subjektif, kendali perilaku yang dirasakan.

FAKTOR.FAKTOR DETERMINASI KECURANGAN AKADEMIK

DOSEN AKUNTANSI DI BANDAR LAMPUNG

OIeh

DIANA MARLYNA

Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER ILMU AKUNTANSI
pada
Program Pascasarjana llmu Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

htul


FAKTOR-FAKTOR I}ETERMINASI
KECT]RANGAN AKADEMIK
DOSEN AKI]NTAI\ISI DI BAITDAR LAMPT]NG

Tesis

Nama Mahasiswa

Diana Marlyna

Irtromor Pokok lv{ahasiswa

1221031001

Program Studi

Magister Ilmu Akuntansi

Fakultas


Ekonomi dan Bisnis

auli, S.E., M.Sc.
19820623 200812 I 001

Susi Sarumpaet, Ph.
NIP 196910081995t22

2. Ketua Program Magister Ilmu Akuntansi

/il

Susi

lld

Saffiaef

NrP 19691008


Ph.D.,

Akt

199512 2 001

MENGESAHKAI\I

l.

Tim Penguji

Ketua

:

: Susi SarumPaet' Ph.D.,

Akt


Sekretaris : Pigo Nauli, S.E-' M-Sc.

l, S.fi'* M",Si
I 01i'.i'J.ji ,:''' .'r'rr

Program Pascasarjana

Dr. Sudjarro, M.S.
19s30528 198103

I

002

Tmggal Lulus Ujian Tesis : 15 September 2015

re{

LEMBAR PERIYYATAAI{


Saya menyatakan dengan sebenarnya, bahwa:

1. Tesis dengan judul $Faktor-Faktor Deterurinasi Kecurangan Akademik
Dosen Akuntansi di Bandar Lampung'o adalah karya saya sendiri dan saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengarr
cara yang tidak sesuai dengan tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat

akademik atau yang disebut plagiari.sm.

2. Hak intelektual

atas karya ilmiah

ini diserahkan sepenuhnya kepada

Universitas Lampung.

Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya

ketidakbenaran maka saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang akan
diberikan dan bersedia dan sanggup dituniut sesuai dengan hukurn yang berlaku.

Bandarlampung,

Diana Marlyna

NPM:1221031001

IWAYAT HIDUP

✁✂nulis✄✂☎r ✆✆m✂l ✝n✞✆p

✟✆☎✆ ✠✆✆

✡ ☛☞✆✌☞✆ ☛☞

i
lnry
l kr n

Teluk Betung pada tanggal 12
Maret 1982 yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bpk. Ambyah
Setyono (Alm.) dan Ibu Woro Estu Astuti. Kini penulis memiliki dua putra yang
tampan bernama Azka Rafizqy Wibowo dan Atharva Arsa Wibowo dari suami
tercinta Aditha Wibowo, S.P.

Pendidikan yang pernah Penulis tempuh dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Xaverius
Way Halim pada tahun 1988 dan diselesaikan pada tahun 1994, kemudian dilanjutkan
pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius Tanjung Karang tahun 1994-1997,
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Bandar Lampung tahun 1997-200.

Pada tahun 2000 melalui jalur UMPTN penulis kemudian diterima di Universitas
Lampung pada fakultas dan jurusan yang sama yaitu Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi pada program strata 1 yang diselesaikan pada tahun 2005. Tahun 2012
penulis melanjutkan pendidikan pasca sarjana Magister Ilmu Akuntansi (MIA), masih
pada almamater tercinta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan
lulus tahun 2015.

Selama menempuh pendidikan strata 1, penulis pernah aktif dalam himpunan
mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Akuntasi dan Perpajakan (HIMAKTA) dan

Economics English Club (EEC). Selain itu penulis juga sempat mengikuti Klub
Universitas Lampung.

✍✎✏✑✒✓

Pengalaman pekerjaan Penulis dimulai pada tahun 2006 di PT Nestle Indonesia
Cabang Panjang sebagai staf FICO (Finance and Control). Masih di Tahun 2006
penulis pindah menjadi staff keuangan di PT Nedcommodities Makmur Jaya sampai
dengan tahun 2008. Selanjutnya dari tahun 2008 sampai sekarang penulis menjadi
dosen di Perguruan Tinggi Teknokrat. Penulis juga sempat menjadi guru privat
bahasa Inggris selama kuliah.

PERSEMBAHAN

✔✕✖✗✕ ✘✙✘ ✚✛✜✢✖✣✢✤✥✕✦✚✕✙ ✛✙✧✛✚ ✚✢★✛✕✖✩✕✚✛✪

All praise is due to Allah, who created the heavens and
the earth and made the darkness and the light; yet those
who disbelieves set up equals with their Lord
(Quran 6 : 1)
kusuka sendiri
tapi tak ingin sendirian
kusuka berkelana
tapi kuingin menetap
kusuka tempat ramai
tapi kudamai di tempat yang tenang
kutak suka diatur
tapi kuingin teratur
kutak suka dipaksa
tapi kuingin diyakinkan
kutak ingin dilayani seperti ratu
tapi kuingin diperhatikan

don,t hope too much but never give up
every litle thing has its price
your future is in your hand

S
A✫WACANA

✬✭ujkursy✬✮✭nuls✯✰✰nj✱t ✰n✰✰t s✱✮✲✰✳✭✰r t✴✵✵✰✲ ✶✷✸✹ ✱✰✺✮✻✰ ✼✮✺✱✰✽ ✺✰✲✾✰✽
✳✰✻ ✱✰✺✿✻✭✰ -❀❁✰ P✮✻✿✵✭❂ ✳✰✯✰✽ ✾✮✻❁✮✵✮❂✰✭✱✰✻ ✽✮❂✭❂ ✭✻✭.
✸✮❂✭❂ ✳✮✻❃✰✻ ❄✿✳✿✵

Faktor-Faktor Determinasi Kecurangan Akademik Dosen

Akuntansi di Bandar Lampung❅ merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Master Sains Akuntansi (M.S.Ak.) pada Program Magister Ilmu Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini Penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si,. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Susi Sarumpaet, Ph.D., Akt., selaku Ketua Program Magister Ilmu
Akuntansi Universitas Lampung, sekaligus juga Dosen Pembimbing Utama
yang telah memberikan banyak saran, dukungan, dan waktu selama
penyusunan tesis.
3. Ibu Liza Alvia, S.E., M.Sc., Akt. selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah memberikan dukungan, saran, masukan serta waktunya selama
penyusunan tesis, sehingga penulis siap untuk seminar hasil tesis.

i

4. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
telah bersedia memberikan dukungan, saran, masukan serta waktunya selama
penyusunan tesis, sejak seminar hasil hingga selesai.
5. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt. Selaku selaku Dosen
Pembahas I yang telah memberikan dukungan, saran, arahan dan waktunya
selama penyusunan tesis.
6. Ibu Yenny Agustina, S.E., M.Si. Selaku selaku Dosen Pembahas II yang telah
memberikan dukungan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan tesis.
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang
sangat bermanfaat selama penulis menempuh pendidikan di Magister Ilmu
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
8. Staff dan tata usaha Universitas Lampung, khususnya jurusan MIA, atas
bantuan yang telah diberikan.
9. Teman-teman selama di MIA angkatan 2012, atas kerja sama yang selama ini
terjalin.
10. Teman, sahabat dan partner kerja di Perguruan Tinggi Teknokrat, atas
dukungan yang selam ini diberikan
11. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam penelitian ini yang tak dapat penulis
sebutkan satu per satu namun memberikan kontribusi yang sangat berarti.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bandarlampung,

2015

Penulis
ii

❆❇❈❇S ❉BA❊A❋

Karya ini kupersembahkan untuk keluargaku.

iii

●❍■❏❍❑ ▲▼▲
❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯

◆❖P❖◗❖❘


D❍FT ❍R

▲▼▲❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯

❱❱❱

D❍FT ❍R

❏❍B❲L❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯

❳❱

D❍FT ❍R

❨❍MB ❍R❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯

❳❱❱

D❍FT ❍R

❍N❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯
❩❍MP ▲❑

❳❱❱❱

S ❍❙
N ❍❚❍❍
N

▲. P ❲DN❍HULU ❍N
❬❯❬ ❭❖❪❖❫ ❴❵P❖❛❖❘❜ ❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯
❬❯❝ ❞❡◗❡❢❖❘ ❣❖❢❖P❖❤ ❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯
❬❯❥ ❦❡❧❡❖❘ ♠❵❘❵P❱❪❱❖❘ ❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯
❬❯♥ ❣❖❘♦❖❖❪ P❵❘❵P❱❪❱❖❘ ❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯


❬✐
❬❬
❬❬

N ❲MB ❍N
G❍Nq▲rOT ❲S ▲▼
▲▲. K ❍♣▲❍N❏❲OR ▲ ●❍NP ❲G

❝❯❬ s❖❧❱❖❘ ❦❵t❫❱ ❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯
❝❯❬❯❬ P❵❘❜❵❫❪❱❖❘ s❵✉❡❫❖❘❜❖❘ ✈❛❖✇❵◗❱❛❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯
❝❯❬❯❝ ❴❵❘❪❡❛ s❵✉❡❫❖❘❜❖❘ ✈❛❖✇❵◗❱❛ ❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯
❝❯❬❯❥ ①❖❛❪t❫②♦❖❛❪t❫ ③❖❘❜ ❣❵◗❵❘❜❖❫❡❤❱ s❵✉❡❫❖❘❜❖❘ ✈❛❖✇❵◗❱❛ ❯❯❯
❝❯❬❯♥ ⑤⑥⑦⑧⑨⑩ ⑧❶ ❷❸❹❺❺⑦❻ ❼⑦⑥❹❽❾⑧⑨ ❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯

❬❥
❬❥
❬♥
❬④
❬❿

❝❯❝ P❵❘❜❵◗➀❖❘❜❖❘ ◆❱➁t❪❵❢❱❢ ❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯
❝❯❝❯❬ ♠❵❘❜❖❫❡❤ ❢❱❛❖➁ (❹➂➂❾➂➃❻⑦ ➂⑧➄❹⑨❻ ➅⑦⑥❹❽❾⑧⑨ ) ❪❵❫❤❖✇❖➁
❘❱❖❪ (❾❺➂⑦❺➂❾⑧❺)❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯❯

❝❬
❝❬
iii

➆➇➆➇➆ ➈➉➊➋➌➍➎➏ ➊➐➍➑➌ ➒➎➓➔➉→➣↔↕ (➙➛➜➝➞➟➠➡➢➞ ➤➥➦➧ ) ➣➉➍➏➌➨➌➩
➊↔➌➣ (➡➤➠➞➤➠➡➥➤) ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➆➆

➆➇➆➇➫ ➈➉➊➋➌➍➎➏ →➉➊➨➌➭↔ ➩➉➍↔➭➌→➎ y➌➊➋ ➨↔➍➌➒➌→➌➊ (➯➞➦➟➞➡➢➞➲
➜➞➳➵➢➡➥➦ ➟➥➤➠➦➥➸ ) ➣➉➍➏➌➨➌➩ ➊↔➌➣ (➡➤➠➞➤➠➡➥➤) ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➆➺

➆➇➫ P➉➊➉➭↔➣↔➌➊ ➻➉➍➨➌➏➎➭➎ ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➆➼

➆➇➺ ➽➐➨➉➭ P➉➊➉➭↔➣↔➌➊ ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➫➺

➾➾➾ . M ➚TOD ➚ ➪➚N
➚L ➾➶➾➹ N
➫➇➘ ➴➉➊↔➒ P➉➊➉➭↔➣↔➊ ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➫➷

➫➇➆ ➴➉➊↔➒ ➨➌➊ ➬➎➑➓➉➍ ➮➌➣➌ ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➫➷

➫➇➫ ➬➌➑➩➉➭ P➉➊➉➭↔➣↔➌➊ ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➫➱

➫➇➺ ✃➌➍↔➌➓➉➭ P➉➊➉➭↔➣↔➌➊ ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➫❐

➫➇➺➇➘ ✃➌➍↔➌➓➉➭ ❒➊➨➉➩➉➊➨➉➊➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➫❐

➫➇➺➇➘➇➘ ➬↔→➌➩ ➣➉➍➏➌➨➌➩ ➩➉➍↔➭➌→➎ →➉❮➎➍➌➊➋➌➊ ➌→➌➨➉➑↔→

(❰➠➠➡➠➛➲➞ ➠➥Ï➵➦➲ ➜➞➳➵➢➡➥➦)➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➫❐

➫➇➺➇➘➇➆ Ð➐➍➑➌ ➒➎➓➔➉→➣↔↕ (Ñ➛➜➝➞➟➠➡➢➞ ➤➥➦➧ ) ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➫❐

➫➇➺➇➘➇➫ Ò➉➊➨➌➭↔ ➩➉➍↔➭➌→➎ ➨↔➍➌➒➌→➌➊ (Ó➞➦➟➞➡➢➞➲ ➜➞➳➵➢➡➥➦
➟➥➤➠➦➥➸ )➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➺Ô

➫➇➺➇➆ ✃➌➍↔➌➓➉➭ ➮➉➩➉➊➨➉➊➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➺Ô

➫➇➼ ➻➉→➊↔→ Õ➊➌➭↔➒↔➒ ➮➌➣➌➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➺➺

➫➇➼➇➘ Ö➔↔ ➽➐➨➉➭ ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➺➺

➫➇➼➇➘➇➘ Ö➔↔ Outer Model ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➺➺

➫➇➼➇➘➇➆ Ö➔↔ Inner Model➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➺➷

➾ V.H ➹ S ➾× ➪➚N
➚L ➾➶➾➹N
Ø➹ NP ➚MB ➹ H➹ S ➹ N
➺➇➘ ➮➉➒→➍↔➩➒↔ ➮➌➣➌ ➨➌➊ Ù➉➒➩➐➊➨➉➊ ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➺❐

➺➇➆ ➮➉➑➐➋➍➌➒↔ Ù➉➒➩➐➊➨➉➊ ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➼Ô

➺➇➫ ➮➉➒→➍↔➩➒↔ ➬➣➌➣↔➒➣↔→ ➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇➇

➼➆
iv

ÚÛÜÛÝ Þßàáßâãä åáæßç (èééáéêëã) ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ìí

ÚÛÜÛí Þßàáßâãä îïàðß åêâñãæéáò (åêâñãóéáôã îïàð ) ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ìÜ

ÚÛÜÛÜ Þßàáßâãä õãöëßäá Pãàáäßæê ÷áàßøßæßö (Pãàóãáôãë
ùãúßôáïà ûïöéàïä) ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ìÚ

ÚÛÜÛÚ Þßàáßâãä îáßé (üöéãöéáïö) ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ìý

ÚÛÚ èößäáøáø ëßéß ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ìþ

ÚÛÚÛÝ ÿôßäêßøá êéãà ✁ïëãä ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ìþ

ÚÛÚÛí ÿôßäêßøá üööãà ✁ïëãäÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ýí

ÚÛÚÛíÛÝ Coefficient of Determinant (✂✄ ) ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

V. S

ýí

ÚÛÚÛíÛí Path Coefficient (☎)ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ýÜ

ÚÛÚÛÜ ✆ãö✝êñáßö ✞ áçïéãøáø ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ýÚ

ÚÛÚÛÜÛÝ ✞áçïéãøáø Ý ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ýì

ÚÛÚÛÜÛí ✞áçïéãøáø í ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

ý✟

ÚÛÚÛÜÛÜ ✞áçïéãøáø Ü ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

þÝ

✠✡PUL ☛N☞☛N✌☛R ☛N

ìÛÝ åáðçêäßö ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

þì

ìÛí õãéãàâßéßøßö ëßö åßàßö ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

þþ

ìÛÜ üðçäáæßøá ÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛÛ

þ✍

D☛FT ☛R PUST

☛K ☛

L ☛MP ✠R ☛N

v

✎✏✑✒✏✓ ✒✏✔✕✖
✗✘✙✚✛
✜✘✛✘✢✘✣
✗✘✙✚✛ ✤✥✤ ✦✘✧★✧ ✩✛✘✪✫✘✬✫✧✢✚ ✭✛✚✮ ✯✰✧✚✣✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥

✲✵
✗✘✙✚✛ ✲✥✤ ✩✚✣✚✛✫✳✫✘✣ ✗✚✬✴✘✮★✛★✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
✶✻
✗✘✙✚✛ ✶✥✤ ✯✘✷✳✘✬ ✩✚✬✪★✬★✘✣ ✗✫✣✪✪✫ ✴✫ ✸✘✣✴✘✬ ✹✘✢✺★✣✪✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
✗✘✙✚✛ ✶✥✲ ✯✚✷✫✣✫✧✫ ✭✺✚✬✘✧✫✰✣✘✛ ✼✘✬✫✘✙✚✛ ✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
✱✤
✱✵
✗✘✙✚✛ ✶✥✶ ✦✬✫✳✚✬✫✘ ✩✚✣✫✛✘✫✘✣ ✩✹✽ ★✣✳★✾ ✿❀❁❂❃ ❄❅❆❂❇..................................
✗✘✙✚✛ ✶✥✱ ✦✬✫✳✚✬✫✘ ✩✚✣✫✛✘✫✘✣ ✩✹✽ ★✣✳★✾ ❈❉❉❂❃ ❄❅❆❂❇ ..................................
✱❊
✱✻
✗✘✙✚✛ ✱✥✤ ✯✘✷✳✘✬ ✩✚✣❋✚✙✘✬✘✣ ✦★✚✧✫✰✣✚✬ ✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
✱●
✗✘✙✚✛ ✱✥✲ ✩✚✣❋✚✙✘✬✘✣ ✴✘✣ ✩✚✣✪✚✢✙✘✛✫✘✣ ✦★✚✧✫✰✣✚✬✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
✵■
✗✘✙✚✛ ✱✥✶ ✯✚✢✰✪✬✘✷✫ ❍✚✧✺✰✣✴✚✣ ✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
✵✲
✗✘✙✚✛ ✱✥✱ ✜✘✧✫✛ ❏❑✫ ✽✳✘✳✫✧✳✫✾ A❁❁▲❁❀❆❂ ...........................................................
✵✱
✗✘✙✚✛ ✱✥✵ ✜✘✧✫✛ ❏❑✫ ✽✳✘✳✫✧✳✫✾ S❀▼◆❂❖❁▲ v❂ N❅❃P .............................................
✵✵
✗✘✙✚✛ ✱✥◗ ✜✘✧✫✛ ❏❑✫ ✽✳✘✳✫✧✳✫✾ ❘❂❃❖❂▲v❂❆ ❙❂❚❯❱▲❅❃ ❲❅❉❁❃❅❇...........................
✵◗
✗✘✙✚✛ ✱✥❊ ✜✘✧✫✛ ❏❑✫ ✽✳✘✳✫✧✳✫✾ ❈❉❁❂❉❁▲❅❉ ✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
✵✻
✗✘✙✚✛ ✱✥✻ ❳❅❯❆▲❉❨ ❩❯❖❁❅❃✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
✗✘✙✚✛ ✱✥● ❏❑✫ ❬✣✴✫✾✘✳✰✬✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
◗■
◗✶
✗✘✙✚✛ ✱✥✤■ ❘❯❁❚ ❲❅❂❭❭▲❖▲❂❉❁ ✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
◗✵
✗✘✙✚✛ ✱✥✤✤ ✜✘✧✫✛ ✳❪✧✳✘✳✫✧✳✫✾ ✴✚✣✪✘✣ ✽✢✘✬✳ ✩✹✽ ✶✥■ ✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
✗✘✙✚✛ ✱✥✤✲ ✜✫✺✰✳✚✧✫✧ ✤ ✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
◗◗
◗●
✗✘✙✚✛ ✱✥✤✶ ✜✫✺✰✳✚✧✫✧ ✲ ✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥
❊✲
✗✘✙✚✛ ✱✥✤✱ ✜✫✺✰✳✚✧✫✧ ✶ ✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥

vi

❫❴❵❛❴R ❜❴ MPIRAN
No. Lampiran

Judul Lampiran

❝❞❡❢❣❤❞✐ ❥
❝❞❡❢❣❤❞✐ q
❝❞❡❢❣❤❞✐ t
❝❞❡❢❣❤❞✐ ③
❝❞❡❢❣❤❞✐ ❶

❦❧♠♥❣♦✐♠❤ ♣♠♥❣♥
r♠s❞❢ ❦❧♠♥❣♦✐♠❤
✉♠❤♥♠✐✈❞♥♠ ✇❣♥✈❤❣①❧♥❣ ✉♠❤✈❞✐②❞❞✐ ❦❧♠♥❣♦✐♠❤
④❞♥❣⑤ ⑥⑤❞⑦ ✇❞✈❞ ⑧❤♠s❧♠✐♥❣ ✇♠✐⑨❞✐ ⑩✉⑩⑩
④❞♥❣⑤ ❷❸❣ ⑥❧✈♠❤ ❹♦❺♠⑤ ✇♠✐⑨❞✐ ⑩❡❞❤✈ ✉❝⑩
t❻❼
④❞♥❣⑤ ❷❸❣ ⑥❧✈♠❤ ❹♦❺♠⑤ ✇♠✐⑨❞✐ ⑩❡❞❤✈ ✉❝⑩
t❻❼ ⑩♠✈♠⑤❞⑦ ❹♠✐⑨♠⑤❣❡❣✐❞♥❣ ❾❞❤❣❞①♠⑤ ❿❞✐⑨
♣❣❺❞s ❾❞⑤❣❺
④❞♥❣⑤ ❷❸❣ ➁✐✐♠❤ ❹♦❺♠⑤ ✇♠✐⑨❞✐
❹♠✐⑨⑨❧✐❞s❞✐ ⑩❡❞❤✈ ✉❝⑩ t❻❼

❝❞❡❢❣❤❞✐ ❽
❝❞❡❢❣❤❞✐ ➀

viii

➂➃➄➅➃➆ ➇A➈➉A➆
➊➋➌➍➋➎
➏➋➐➋➌➋➑
➊➋➌➍➋➎ ➒➓➔ →➣↔↕➙➛ ↕➜ ➝↔➞➟↕➠ ➡➢➤➥↕➠ ..........................................................
➔➦
➒➯
➊➋➌➍➋➎ ➒➓➒ →➣↔↕➙➛ ↕➜ ➧➨➞➠➠↔➩ ➫↔➣➞➭➥↕➙....................................................
➲➴
➊➋➌➍➋➎ ➒➓➲ ➳➵➸➺➐ ➻➼➎➽➾➼➽➎➋➐ ➚➺➑➺➐➪➼➪➋➑ ➶➺➎➸➋➹➋➎➾➋➑ ➘➚➶➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓
➊➋➌➍➋➎ ➴➓➔ ➏➋➹➪➐ ➷➐➬➵➎➪➼➌➋ ➻➌➋➎➼ ➚➮➻ ➲➓➯ ➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓
➱✃
➱❮
➊➋➌➍➋➎ ➴➓➒ ➏➋➹➪➐ ➷➐➬➵➎➪➼➌➋ ➹➺➼➺➐➋❐ ➌➺➑➬❐➪➐➋➑➬➾➋➑ ➪➑➸➪➾➋➼➵➎ ➼➪➸➋➾ ❒➋➐➪➸➓
Ð➱
➊➋➌➍➋➎ ➴➓➲ ➏➋➹➪➐ ➫↕↕➤➟➤➙➞❰➥➠Ï ➻➌➋➎➼ ➚➮➻ ➲➓➯➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓➓

vii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

idem
nkauprem
hlasseiurm
ladduniaÒndipekaÓ akhusny
Ñurncaegkam
ndipekaitngutapnkulahire(Bolin, 2004).

Hal ini menjadi ancaman mahal

bagi masyarakat , terkait kegiatan yang efisien dan kepercayaan publik terhadap
kehandalan dan keamanan sebuah lembaga (Eckstein, 2003). Eckstein (2003)
menambahkan bahwa meningkatnya kecurangan akademik saat ini didukung fakta
terus bertambahnya peserta pendidikan formal yang memiliki kemampuan di bawah
standar sementara kompetisi untuk mendapat pendidikan dan pekerjaan yang layak
serta meningkatkan standar sosial terus meningkat.

Penelitian mengenai kecurangan akademik telah banyak dan terus dilakukan selama
bertahun tahun. Pada tahun 1964, Bill Bowers pertama kali menerbitkan penelitian
skala besar tentang kecurangan akademik di perguruan tinggi. Bowers mensurvei
lebih dari 5.000 mahasiswa dari 99 perguruan tinggi di Amerika dan menemukan
bahwa 75% responden terlibat kecurangan akademik (McCabe, Trevino, Butterfield,
2001). McCabe dan Trevino (1996) meneliti 6.000 mahasiswa dari 31 universitas
dan menemukan bahwa dua dari tiga mahasiswa pernah melakukan kecurangan

2

akademik. Jordan (2001) menemukan bahwa 54,9% mahasiswa dari sekolah seni
mencontek. Lin dan Wen (2007) menemukan bahwa 61,7% mahasiswa di Taiwan
melakukan kecurangan akademik dan yang menjadi kecurangan yang paling banyak
dilakukan adalah menyalin tugas dari teman. Harding, Ô tÕÖ (2007) menemukan
bahwa 54% mahasiswa melakukan kecurangan, dalam mengerjakan ujian dan tugas.
Nursalam, ÔtÕÖ (2013) menemukan bahwa 88% mahasiswa melakukan kegiatan
mencontek ketika ujian.

Tahun 2005, McCabe kembali melakukan penelitian tentang kecurangan akademik
dalam skala besar. Hasil menunjukkan bahwa berdasarkan data dari lebih dari 18.000
mahasiswa pada 61 perguruan tinggi di Amerika Serikat dan Kanada, tingkat
kecurangan akademik mencapai 71% . Data juga menunjukkan bahwa untuk jurusan
bisnis, mahasiswa melakukan kecurangan akademik di awal masa kuliah serta hal ini
sudah menjadi sebuah kebiasaan (McCabe, 2005). Rehman dan Waheed (2014)
melakukan penelitian kualitatif terhadap mahasiswa di Pakistan dan menemukan
bahwa 51% responden menganggap kecurangan akademik telah menjadi bagian dari
hidup normal.

Kecurangan akademik membawa dampak yang tidak baik bagi pelakunya. Lawson
(2004) menunjukkan bahwa mahasiswa yang berlaku curang dalam suasana akademik
lebih mungkin untuk mendukung perilaku tidak etis ketika berbisnis daripada mereka
yang tidak curang saat menjadi mahasiswa. Harding, Ô tÕÖ ×2004) menuliskan bahwa
ada hubungan yang kuat antara kecurangan akademik yang dilakukan sebelumnya di

3

sekolah dan kecurangan yang dilakukan saat ini, baik di bangku kuliah ataupun
tempat bekerja. Hasil menunjukkan bahwa, daripada merubah sikap, siswa akan
mengambil keputusan yang sama seperti sebelumnya yaitu melakukan kecurangan.
Mulyawati, ØtÙÚ (2010) menuliskan bahwa akibat dari kecurangan akademik akan
memunculkan dalam diri siswa perilaku atau watak yang tidak percaya diri, tidak
disiplin, tidak bertanggung jawab, tidak kreatif, tidak berprestasi, tidak mau membaca
buku pelajaran tapi siswa lebih rajin membuat catatan-catatan kecil untuk bahan
menyontek. Mulyati juga menambahkan bahwa maraknya budaya menyontek
merupakan indikasi bahwa sudah tergantikannya budaya disiplin dalam lembaga
pendidikan yang dampaknya tidak hanya akan merusak integritas dari pendidikan itu
sendiri, namun bisa menyebabkan perilaku yang lebih serius seperti tindakan
kriminal.

Kecurangan akademik ternyata tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa, tetapi juga
oleh dosen sebagai pendidik profesional. Dalam kurun waktu tahun 2010 hingga
2014 saja media massa telah memberitakan setidaknya ada lima kasus kecurangan
akademik yang melibatkan dosen . Tabel 1.1 menampilkan beberapa kasus yang
menjadi berita di media massa nasional.

4

Tabel 1.1 Kasus Plagiarisme Oleh Dosen
Tahun

Kasus

2000

Disertasi dosen UGM, Ipong S Azhar, yang diterbitkan menjadi buku
berjudul "Radikalisme Petani Masa Order Baru: Kasus Sengketa
Tanah Jenggawah" ternyata menjiplak karya peneliti LIPI bernama
Mochammad Nurhasim.

2010

Dosen Jurusan Hubungan internasional, Prof Anak Agung Banyu
Perwita terlibat skandal plagiarisme. Artikelnya di sebuah surat kabar
áâããäà åæçàèé " menjiplak
harian Jakarta post berjudul "ÛÜ ÝÞ Ý ßàw
karya tulis ilmiah milik Carl Ungerer, "êëà áâããäà åæçà rìæíîà p
âít
ïðÞñèÝäâÝí òæèàóâí åæäâîy" di Australian Journal of Politics and
Histroy

2011

Guru Besar Universitas Riau (UNRI) Prof Dr. Isjoni Ishaq Msi
terbukti melakukan plagiarisme dalam membuat buku judul "Sejarah
Maritim". Buku dimaksud merupakan jiplakan dari Buku Budaya
Bahari Karya Mayor Jenderal (Marinir) Joko Pramono pada 2005

2012

Calon guru besar FKIP Unila berinisial BS melakukan plagiat karya
ilmiah
Tiga dosen UPI, yang dahulu dikenal dengan nama Institut Ilmu
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung kedapatan mencontek naskah
untuk promosi guna mendapatkan gelar guru besar,

2014

Rektor Universitas Kristen Maranatha (UKM) Dr. dr. Felix Kasim
MKes. diduga telah melakukan plagiarisme terhadap sejumlah karya
ilmiah mahasiswanya.
Dosen UGM, Anggito diduga melakukan plagiarism terhadap
artikelnya "ôÝóÝÞÝí ïÞðèÝíÞâ õàîÝíÝ " yang terbit di harian Kompas.
Tulisan ini memiliki kesamaan dengan artikel Hotbonar Sinaga dan
Munawar Kasan berjudul "áàíóóÝóÝÞ ïÞðèÝíÞâ õàîÝíÝ ".
Wakil Rektor II Unhas Dr. dr. Wardihan A Sinrang MS diduga
menerbitkan hasil penelitian orang lain. Artikel tersebut memiliki
kesamaan/ kemiripan dengan judul sama yang di muat di majalah
Farmasi dan Farmakologi.

Sumber: news.Okezone.Com (diakses pada 25 Februari 2015, pukul 23.00)

5

Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dijelaskan bahwa dosen
adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dosen adalah guru yang
ö÷øùøù dan ditiru. Jika dosen melakukan kecurangan akademik, kemungkinan besar

akan diikuti oleh mahasiswanya, karena mahasiswa akan berpikir kalau hal tersebut
boleh dilakukan.

Kecurangan akademik diartikan sebagai perbuatan tidak jujur yang dilakukan dengan
sengaja untuk mendapatkan keberhasilan (Eckstein, 2003). Ada faktor subjektif dan
objektif yang memengaruhi tindakan kecurangan akademik. Faktor subjektif adalah
sikap dan individu; kondisi, ambisi, persaingan. Faktor objektif adalah tekanan
terhadap individu dari keluarga, masyarakat dan faktor eksternal lainnya (Eckstein,
2003). Cizek (2003) berpendapat bahwa kecurangan akademik merupakan perbuatan
yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk mendapatkan keberhasilan
akademis atau menghindari kegagalan akademis. Perilaku curang dibagi dalam tiga
kategori yaitu (1) memberi, mengambil, atau menerima informasi tertentu, (2)
menggunakan suatu alat yang dilarang, (3) memanfaatkan kelemahana orang,
prosedur, proses untuk mendapatkan keuntungan (Cizek, 2003).

Secara psikologis, perilaku kecurangan akademik dapat dijelaskan dengan úûüýþÿ ý
✁✂✄☎☎

üö ✆üû✄✝÷ýþ (TPB). úûüýþÿ ý

✁✂✄☎☎

üö ✆ üû✄v÷ýþ didasarkan pada asumsi

bahwa manusia adalah makhluk yang rasional dan menggunakan informasi-informasi

6

yang mungkin baginya, secara sistematis (Ajzen, 1991). Seperti pada teori aslinya,

✞✟✠✡ry✡☛ ☞✠✌s
✡✍✠✎ ✏✑✒t✡✍

(TRA), faktor sentral ✞✟✠✡✓✔ ✡☛ ✕✖✌✍✍✠✎ ✗✠✟✌✘✒✡✓

adalah niat (✒✍✙✠✍✙✒✡✍) seseorang untuk melakukan perilaku yang dimaksud. Niat
merupakan indikasi seberapa keras seseorang ingin mencoba atau berapa banyak
usaha yang dilakukan untuk mewujudkan perilaku tertentu. Niat (✒✍✙✠✍✙✒✡✍) diprediksi
oleh tiga faktor; sikap terhadap perilaku (✌✙✒t✚t ✎✠ t✡✛✌✓✎

t✟✠ ✜✠✟✌✘✒✡✓)yaitu

kepercayaan mengenai perilaku tertentu dan konsekuensinya , norma subjektif
(✢✚✜✣✠✑✒t✠v ✍✡✓✤ ) yaitu harapan normatif dari orang lain yang penting atau terkait
dengan perilaku, dan kendali perilaku yang dirasakan (✥✠r✑✠✒ ✠v✎ ✜✠✟✌✒v✡✓✌✖ ✦✡✍✙✓✡✖

)

yaitu kesulitan dan kemudahan yang dirasakan terkait dengan perilaku (Stone, ✠t✌✖ ,
2010). Selanjutnya dalam TPB, niat mempengeruhi perilaku. Beck dan Ajzen (1991)
menambahkan satu faktor lagi yaitu kewajiban moral (✤✡✓✌✖ ✡✜✖✒✧✌✙✒✡✍) untuk
memprediksi niat dan perilaku.

Beck dan Ajzen (1991) menggunakan TPB untuk memprediksi perilaku mengutil,
mencontek ketika ujian dan berbohong untuk menghindari ujian atau tes, dengan
sampel 146 mahasiswa psikologi. Hasil menunjukkan bahwa niat secara signifikan
dipengaruhi oleh ✌✙✒tt✚✎✠✢★ ✢✚✜✣✠✑✒t✠v ✍✡✓✤★

dan p
✠✓✑✠✒ v✠✎ ✜✠✟✌✘✒✡✓✌✖ ✑✡✍✙✓✡✖ . Dan

behavior secara signifikan dipengaruhi oleh intention dan ✥✠✓✑✠✒ v✠✎ ✜✠✟✌✒v✡✓✌✖

✑✡✍✙✓✡✖. Stone, ✠t✌✖ (2010) menggunakan model TPB dan kepribadian untuk
memprediksi perilaku kecurangan akademik. Hasilnya adalah ✌✙✒t✚t ✎✠★ ✢✚✜✣✠✑✒t✠v

✍✡✓✤ ★ ✎✌✍ ✥✠✓✑✠✒v✠✎ ✜✠✟✌✘✒✡✓✌✖ ✑✡✍✙✓✡✖ berpengaruh secara signifikan terhadap

7

✩✪✫✬✪✫✩✭✪

sedangakan ✩✪✫✬ ✪✫✩✭✪ dan ✮✬✯✰✬✩✬v✱ ✲✬✳✴ v✩✭✯✴✵ ✰✭✪✫✯✭✵

berpengaruh secara

signifikan terhadap perilaku mencontek. Alleyne dan Phillips (2011) mengadopsi
model modifikasi dari TPB yang dikembangkan Beck dan Ajzen (1991) dan
menemukan bahwa ✴✫t✩✶t ✱✬✷✸ ✷✶✲✹✬✰ t✩✬v ✪✭✯✺✸
✺✭✯✴ ✵ ✭✲✵✩✼✴✫✩✭✪

pr v

✬ ✰✬✩✬ ✱ ✲✬✳✴✻✩✭✯✴ ✵ ✰✭✪✫✯✭✵

dan

secara signifikan memengaruhi niat siswa untuk berbuat curang

dalam bentuk mencontek dan berbohong. Lin dan Chen (2011) mengaplikasikan
model TPB untuk meneliti kecurangan di tempat kerja dan hasilnya menunjukkan
bahwa ✴✫ t✩✶t ✱✬✷✸ ✷✶✲ ✹✬✰ t✩✬v ✪✭✯✺✸

dan ✬p✯✰✬✩✬v✱ ✲✬✳✴✻✩✭✯✴✵ ✰✭✪✫✯✭✵

berpengaruh

secara signifikan terhadap niat berperilaku curang di tempat kerja.

Hasil berbeda ditunjukkan oleh Harding, ✬t✴ ✵ (2007) yang menggunakan model
modifikasi dari TPB untuk memprediksi faktor yang memengaruhi niat dan perilaku
mencontek. Faktor sikap (✴✫ t✩✶t ✱✬ ✽, norma subjektif (✷✶✲✹✬✰ ✩t✬v ✪✭✯✺ ), dan ✺✭✯✴✵
✭✲✩✼✴✫✩✭✪

berpengaruh signifikan terhadap niat, sedangkan faktor kendali perilaku

yang dirasakan (✮✬✰r✬✩✬v✱ ✲✬✳✴✻✩✭✯✴✵ ✰✭✪✫✯✭✵ ) tidak berpengaruh signifikan terhadap
niat berperilaku, mengindikasikan bahwa kemudahan yang dirasakan tidak
berhubungan dengan perilaku curang yang dilakukan. Penelitian Yang, ✬t✴✵ (2007)
tentang niat untuk menggunakan perangkat lunak statistik juga menunjukkan bahwa
v

t

✮✬✯✰✬✩✬ ✱ ✲✬✳✴✻✩✭✯✴ ✵ ✰✭✪ ✯✭✵

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap niat,

sementara ✴✫ t✩✶t ✱✬ s dan ✶s✲ ✹✬✰ t✩✬v ✪✭✯✺

berpengaruh secara signifikan terhadap niat.

Handayani (2013) melakukan penelitian untuk melihat faktor-faktor yang
memengaruhi perilaku ketidakjujuran akademik dengan teori TPB yang dimodifikasi

8

terhadap mahasiswa di Universitas Brawijaya, Malang. Hasilnya sikap tidak
berpengaruh terhadap niat, sedangkan norma subjektif, kendali perilaku yang
dirasakan dan kewajiban moral berpengaruh terhadap niat berperilaku. Selanjutnya
niat berperilaku berpengaruh terhadap perilaku ketidakjujuran akademik. Limayem,
t ❄✾ tidak
✾t✿❀ (2001) meneliti tentang penggunaan IT juga menunjukkan bahwa ✿❁❂t❃
memiliki pengaruh signifikan terhadap niat untuk menggunakan IT. Bursey (1996)
menggunakan TPB untuk melihat niat untuk berhenti merokok secara permanen pada
orang dewasa setelah ❅❆❇❆❈✿❇❉ ❊❇❁✾ry
❋❉●✿❍❍ ■✿
r ❏ t❑❃❇▲✾ry

. Hasil menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan antara ❂❈❁✾❈❁❂❆❈ dan ✿❁t❂❃t ❄✾ serta ❂❈❁✾❈❁❂❆❈ dan
●✾❇▼✾❂v✾❄ ◆✾❖✿P❂❆❇✿❀ ▼❆❈❇t ❆❀ , sedangkan antara ❂❈❁✾❈❁❂❆❈ dan ❍❃◆◗✾▼t❂v✾ ❈❆❇❘

tidak

ada hubunganyang signifikan.

Beberapa penelitian tersebut menunjukkan masih adanya perbedaan hasil dalam studi
❆❏ ❚❀✿❈❈✾❄ ❋✾❖✿P❂❆❇
yang menggunakan ❙❖✾❆ry

(TPB). Oleh karena itu penulis

tertarik untuk menggunakan TPB dalam penelitian ini. Penelitian ini mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Harding❯ ✾t✿❀ (2007), yang menggunakan ❙❖✾❆❇❉ ❆❏
❚❀✿❈❈✾❄ ❋✾❖✿P❂❆r yang telah dimodifikasi dalam meneliti perilaku ketidakjujuran

akademik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah bukti empiris pengaruh
❆❏ ❚❀✿❈❈✾❄ ❋✾❖✿P❂❆❇
faktor-faktor dalam ❙❖✾❆ry

terhadap niat untuk melakukan

kecurangan akademik. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, jika penelitianpenelitian sebelumnya menggunakan mahasiswa sebagai sampel, maka penelitian ini
menggunakan dosen sebagai sampel, khususnya dosen akuntansi di Bandar Lampung.

9

Pemilihan dosen sebagai sampel karena hingga saat ini penulis belum menemukan
penelitian yang diterbitkan mengenai kecurangan akademik yang dilakukan oleh
dosen.

Beberapa kasus jatuhnya perusahaan besar disebabkan oleh perilaku akuntan yang
tidak etis, seperti Enron, Worldcom, Tyco International, dan Lehman Brothers . Salah
satu yang paling terkenal yaitu jatuhnya perusahaan energi terbesar di Amerika,
Enron Corp pada tahun 2001. Kebangkrutan tersebut melibatkan auditor independen
mereka, Arthur Anderson yang melakukan manipulasi laporan keuangan serta
penghancuran dokumen yang penting . Di Indonesia, pada tahun 1997 ketika krisis
ekonomi melanda , diketahui bahwa 10 KAP yang ditunjuk untuk mengaudit 37 bank
di Indonesia telibat praktik kecurangan. 10 KAP tersebut mengeluarkan laporan audit
yang menyatakan bank-bank dalam keadaan sehat, namun ternyata mereka bangkrut
ketika krisis karena kinerja keuangan yang sangat buruk. ( Handayani, 2013).

Para akuntan yang terlibat praktik kecurangan merupakan lulusan dari jurusan
akuntansi dari sebuah perguruan tinggi. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa perguruan tinggi adalah lembaga
pendidikan tinggi formal yang diharapkan dapat mencetak manusia-manusia
berkualitas baik secara ilmu, moral, dan etika profesi. Perilaku tidak etis atau
kecurangan yang dilakukan para akuntan tersebut di tempat kerja seharusnya bisa
dicegah dengan pembentukan karakter yang baik ketika mengenyam pendidikan di

10

perguruan tinggi. Dosen akuntansi merupakan salah satu pihak yang berperan
penting dalam pembentukan karakter mahasiswa karena memberikan ilmu kepada
para calon akuntan.

Alasan lain pemilihan dosen akuntansi sebagai sampel yaitu karena penulis
menempuh studi di jurusan Magister Ilmu Akuntansi. Penulis meneliti tentang
kecurangan akademik yang dapat terjadi di semua bidang ilmu dalam dunia
pendidikan selain akuntansi, dan menggunakan landasan teori yaitu ❱❲❳❨❩❬ ❨❭

❪❫❴❵❵❳❛ ❜❳❲❴❝❞❨❩ yang berasal dari bidang psikologi. Agar hasil penelitian dapat
dibedakan dari penelitian-penelitian sejenis yang dilakukan oleh jurusan lain, maka
sampel yang dipilih berhubungan dengan akuntansi, yaitu dosen akuntansi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, judul penelitian ini adalah Faktor
Faktor Determinasi Kecurangan Akademik Dosen Akuntansi di Bandar
Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan penulis, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah;
1. Apakah

❴❩❛
sikap terhadap perilaku (❴❡❞t❢t ❛❳ t❨w

❲t ❳ ❣❳❲❴❝❞❨❩) berpengaruh

terhadap niat dosen akuntansi di Bandar Lampung untuk melakukan kecurangan
akademik?

11

2. Apakah norma subjektif

(❤✐❥❦❧♠♥t❧v

♦♣qr

) berpengaruh terhadap niat dosen

akuntansi di Bandar Lampung untuk melakukan kecurangan akademik?
3. Apakah kendali perilaku dirasakan (p
vs
❧ q♠❧♥❧

❥❧t✉✈♥♣q✉✇ ♠♣

♦①q♣✇ )

berpengaruh

terhadap niat dosen akuntansi untuk melakukan kecurangan akademik?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisa pengaruh
❥❧t✉✈♥♣q)

sikap terhadap perilaku (✉① t♥✐t s❧ ♣t ②✉qs

tt❧

terhadap terhadap niat dosen akuntansi di Bandar Lampung untuk

melakukan kecurangan akademik.
2. Untuk menganalisa pengaruh norma subjektif (s
u t♥❧v ♦♣qr
❥❦❧♠

) terhadap terhadap

niat dosen akuntansi di Bandar Lampung untuk melakukan kecurangan akademik.
3. Untuk menganalisa pengaruh kendali perilaku yang
❥❧t✉✈♥♣q✉✇ ♠♣♦①q♣✇ )

vs
dirasakan (p
❧ q♠❧♥❧

terhadap terhadap niat dosen akuntansi di Bandar Lampung

untuk melakukan kecurangan akademik.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat:
1. Secara akademis, menambah literatur mengenai penelitian kecurangan akademik,
terutama yang dilakukan oleh dosen.

12

2. Secara praktis, memberikan kontribusi kepada perguruan tinggi sebagai acuan
untuk memperbaiki sistem akademik dalam rangka mengurangi kecurangan,
misalnya dengan menyusun kode etik dan peraturan yang diperlukan dan menilai
kembali kurikulum yang telah dijalankan.
3. Bagi pemerintah selaku regulator, diharapkan dapat menjadi acuan untuk
memperbaiki regulasi y