12
Gambar 2.1 The Theory of Planned Behavior Ajzen, 2005
Pada gambar 2.1 di atas hubungan antar variabel dengan anak panah dua arah menunjukkan adanya
hubungan korelasi, dan hubungan antar variabel dengan anak panah satu arah menunjukkan adanya
hubungan regresi.
2.2. Elemen-elemen dalam TPB
2.2.1. Sikap Terhadap Perilaku Attitude Towards
Behavior
Menurut Francis 2004: 9 sikap diasumsikan memiliki dua komponen yang bekerja bersama:
keyakinan akan konsekuensi atas perilaku dan keputusan positif atau negatif untuk setiap keutamaan
dari perilaku. Sikap merupakan keyakinan atau perasaan
positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu Jogiyanto, 2007: 36. Seseorang akan
menunjukkan perilaku tertentu jika mereka menilainya secara positif. Mereka menunjukkan sebuah perilaku
Sikap
Kontrol perilaku
Minat Perilaku
Norma subjektif
13
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akan efek yang akan muncul dari perilaku tersebut. Sikap-sikap
tersebut dipercaya mempunyai pengaruh langsung terhadap minat berperilaku dan dihubungkan dengan
norma subjektif dan kontrol perilaku persepsian. Lebih lanjut, Jogiyanto 2007: 36 mendefinisikan
sikap sebagai evaluasi kepercayaan belief atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus
melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sikap attitude
diuraikan sebagai “a learned predisposition to respond in a consistently favorable or
unfavorable manner with respect to a given object ” Ajzen
Fishbein, 1975:6. Tiga hal mendasar dalam definisi tersebut yaitu: 1 maksud dari sikap, 2 hal terlihat
dalam tindakan, dan 3 konsistensi tindakan baik positif maupun negatif terhadap objek tersebut. Sikap
dapat juga dikatakan sebagai derajat penilaian atau evaluasi seseorang akan nilai baik favorable atau
buruk unfavorable atas suatu perilaku Ajzen, 1991: 188; Fila: 2006. Berdasarkan TPB Ajzen, 2005, sikap
seseorang ditentukan oleh keyakinan akan manfaat yang diperoleh sebagai akibat atau konsekuensi atas
perilaku, yang
disebut keyakinan
berperilaku behavioral beliefs. Behavioral beliefs yaitu keyakinan
individu akan hasil suatu perilaku dan evaluasinya behavioral beliefs strength dan outcome evaluation.
Setiap keyakinan berperilaku terhubung dengan hasil tertentu, atau terhubung dengan dana yang
14
dikeluarkan selama beperilaku. Sikap seseorang juga ditentukan oleh penilaiannya terhadap hasil atau
akibat yang berkaitan dengan perilakunya atau ditentukan oleh kekuatan hubungan ini. Konsep
mengenai sikap dipusatkan pada perhatian dalam penjelasan perilaku manusia, salah satu contohnya
adalah sikap terhadap pendidikan Azjen, 2005:1. Tujuan akhir penyelesaian pendidikan dan lulus
sekolah terdiri atas penyelesaian persyaratan program tertentu dan kursus-kursus Cruz, 2005: 3. Dalam
proses penyelesaian persyaratan tersebut, beberapa faktor mungkin dapat mengubah persepsi individu
akan hasil peningkatan atau penurunan kualitas individu atas pandangan mereka terhadap pendidikan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, sikap terhadap pendidikan dalam penelitian ini diartikan
sebagai keyakinan tentang akibat yang akan didapat jika seseorang siswa melanjutkan seskolah ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, serta derajat penilaian atau evaluasi seseorang akan nilai baik favorable atau
buruk unfavorable atas suatu perilaku tersebut. Sikap terhadap perilaku melanjutkan sekolah ditentukan dua
hal pokok yaitu behavioral beliefs strength dan outcome evaluation. Sikap terhadap perilaku merupakan refleksi
seseorang terhadap persepsinya tentang keyakianan terhadap sebuah perilaku bahwa perilaku tersebut
bersifat negatif atau positif, serta evaluasinya terhadap hasil yang muncul sebagai akibat dari perilaku tersebut
Wiethoff, 2004.
15
Behavioral beliefs
strength adalah
tingkat keyakinan siswa akan manfaat atau konsekuensi yang
akan dicapai jika mereka melanjutkan sekolah. Seorang siswa yang memiliki keyakinan bahwa melanjutkan
sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan memberikan akibat positif yang lebih tinggi, maka dia
akan berusaha melakukan perilaku tersebut, yaitu tetap melanjutkan sekolah. Sebaliknya, jika seorang
siswa memiliki keyakinan bahwa melanjutkan sekolah memberikan dampak atau akibat negatif, maka dia
akan menilai bahwa melajutkan sekolah bukan merupakan hal yang baik yang harus dilakukan.
Sementara itu,
outcome evaluation
adalah evaluasi mengenai hasil yang akan diperoleh jika siswa
melanjutkan sekolah. Siswa akan memiliki sikap positif terhadap pendidikan jika dalam penilaiannya
akan ada hasil yang positif yang akan diperolehnya melalui proses belajar di sekolah.
2.2.2. Norma-norma Subjektif Subjective Norms