PENUTUP QUR’ANIC HEALING SEBAGAI PSIKOTERAPI DALAM MENANGANI DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA HARGO DEDALI SURABAYA.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lainnya,” lalu beliau mengambil sewadah air dan garam. Kemudian beliau usap bagian anggota badan yang
disengatkalajengking, seraya membaca surat al-kafirun, al-
Falaq, dan an- Nas.” HR. Thabrani.
Berdasarkan hadith di atas dapat diketahui Bahwa Nabi SAW pernah melakukan ruqyah dengan al-
Qur’an terapi qur’ani dikombinasikan dengan air dan garam, yakni dengan mencampurkan
air dan garam tadi ke dalam sebuah wadah kemudian diusapkan ke bagian tangan yang tersengat kalajengking sambil membacakan al-
Qur’an, yakni surat al-kafirun, al-Falaq, dan an-Nas.
7
Di kalangan sahabat Nabi SAW sendiri, sebelum masuk Islam, banyak yang mempunyai keahlian melakukan ruqyah. Tetapi mereka
mengalami kebimbangan ketika Nabi SAW melarang ruqyah. Di antara mereka itu adalah keluarga ‘Amr bin Hazm. Suatu ketika
mereka menemui Rasulullah SAW untuk menanyakan perihal larangan ruqyah. Mereka lalu memperhatikan kepada Nabi SAW
bagaimana cara melakukan ruqyah dari sengatan kalajengking atau gigitan ular berbisa. Setelah memperhatikan cara-cara memperhatikan
cara-cara mereka melakukan ruqyah, Nabi SAW kemudian mengatakan “saya kira tidak ada masalah dengan ruqyah yang kalian
6
Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Abu al-Qasim al-Tabhrani¸al- Mu’jam al-Shagir, Vol. II,
Nomor 830 Bayrut: al-Maktab al-Islami, 1985, hal. 87.
7
Achmad Zuhdi, Terapi Qur’ani; Tinjauan Historis, al-Qur’an-al-Hadis dan Sains Modern
Surabaya: Imtiyaz,2015, hal. 36.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lakukan. Barang siapa di antara kalian yang bisa menolong saudaranya, maka lakukanlah.”
8
Jadi, ruqyah telah ada sejak sebelum kedatangan Islam. tetapi ruqyah yang dikenal saat itu adalah sebagai mantra dan jampi-jampi
yang kental dengan muatan syirik, karena dalam prakteknya permohonan penyembuhan bukan dengan menggunakan ayat dan doa-
doa masturah serta bukan meyakini keberadaan Allah SWT sebagai pemberi penyembuham, melainkan kepada selainnya, yaitu jin dan
sebagainya. Maka ketika Islam datang, maka intrik-intrik yang berbau kesyirikan dalam praktek ruqyah diganti dengan memasukkan dan
menggunakan ayat-ayat al- Qur’an sebagimana yang dipraktekkan oleh
Nabi SAW ketika meruqyah dirinya, keluarga, dan kerabatnya.