242
Satya Widya, Vol. 27, No.2. Desember 2011: 233-244
4. Kultur Sekolah yang Kondusif
Kultur sekolah yang baik dan kondusif akan mendukung pertumbuhan setiap individu dalam lembaga pendidikan. Kultur sekolah merupakan jalinan
relasi dan interaksi antar anggota komunitas sekolah yang melahirkan spontanitas, pembiasaan, perayaan dan tradisi yang membentuk habit perilaku
yang stabil bagi tiap anggota dalam lingkungan sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan
sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat,
sekolah. Interaksi internal kelompok dan antar kelompok terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah.
Budaya sekolah terbentuk dari jalinan relasi, interaksi dan pertukaran simbolis berbagai macam makna sebuah peristiwa, kejadian, yang terjadi
dalam diri komunitas sekolah. Dalam artian tertentu, corak relasi dan interaksi antar individu itulah yang membentuk kultur sebuah sekolah.
Selain peranan tiap individu, budaya sekolah juga terbentuk melalui tata peraturan, norma-norma sosial, pemahaman moral, dan etika bersama yang
berlaku di suatu sekolah.
Kultur sekolah terbentuk dari interaksi dan komunikasi antar individu dalam komunitas sekolah. Interaksi dan komunikasi ini membentuk tatanan
dan norma sosial yang berlaku dalam lingkungan pendidikan. Tata peraturan dan norma sosial ini dibutuhkan karena hubungan dan interaksi dalam
lembaga pendidikan lebih ditentukan pada definisi peranan sesuai dengan tata peraturan yang ada. Dengan kata lain, relasi dan interaksi antar individu
ini bersifat politis, yaitu ada kekuatan, kewenangan dan kekuasaan tertentu yang dimiliki oleh individu tertentu dalam bersikap dan bertindak dalam
kerangka tindakan pendidikan. Karena itulah, kultur yang rusak dalam sebuah lembaga pendidikan hanya bisa dibenahi melalui perbaikan struktur, seperti
tata peraturan yang berlaku, pengkondisian lingkungan sosial yang kondusif, serta, konsistensi dari setiap anggotanya untuk tetap bertindak sesuai dengan
tatanan serta norma sosial yang berlaku. Jadi, struktur akan mendefinisikan pola perilaku individu, pola perilaku individu satu sama lain akan melahirkan
kultur sekolah yang berlaku, dan kultur sekolah ini pada gilirannya akan memperkokoh kembali struktur sosial yang berlaku dalam lingkungan sosial
pendidikan tersebut.
PENUTUP
Seorang guru yang akan mengembangkan karakter siswa harus menunjukkan bahwa integritas adalah hal yang paling berharga. Guru terlebih