HUKUMAN MATI DITINJAU DARI PERSEPSI PARA PRAKTISI HUKUM.

HUKUMAN MATI DITINJAU DARI PERSEPSI PARA PRAKTISI HUKUM
Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Gelar
Sarjana Pendidikan

Anton Halasan Sihite
NIM.3123111005

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016

ABSTRAK
Anton Halason Sihite, NIM.3123111005. “Hukuman Mati Ditinjau Dari Persepsi Para
Praktisi Hukum”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hukuman mati ditinjau dari persepsi
para praktisi hukum. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan secara kualitatif
deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah teknik wawancara langsung dengan para praktisi hukum yaitu hakim, advokat, dan
akademisi hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para praktisi hukum yang diteliti
mempunya persepsi bahwa hukuman mati adalah hukum positif di Indonesia yang bersifat

konstitusional dan masih penting diterapkan di Indonesia melihat banyaknya kejahatankejahatan luar biasa seperti narkotika, pembunuhan berencana yang sadis, terorisme yang
membahayakan banyak orang, mengambil nyawa orang dan merusak generasi bangsa. Para
praktisi hukum menyatakan bahwa hukuman mati merupakan hukuman yang tepat untuk
mengurangi kejahatan luar biasa yang semakin memarak di Indonesia. Walaupun belum
terlihat efek jera dari adanya hukuman mati akan tetapi masyarakat akan berpikir ulang untuk
melakukannya. Menurut para praktisi hukum yang diteliti hukuman mati masih relevan di
terapkan di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat, namun para praktisi
hukum juga menambahkan bahwa penjara seumur hidup sebenarnya hukuman lebih kejam
daripada hukuman mati.

Kata Kunci : hukuman mati, praktisi hukum, hak asasi manusia

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena berkat dan
karunia Nya lah penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hukuman Mati
Ditinjau Dari Persepsi Para Praktisi Hukum.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

penulis dengan rendah hati mengharapakan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Atas masukan yang diberikan penulis
mengucapkan terimakasih.
Dalam penulisan skripsi ini, mulai dari awal hingga akhir penulis banyak menemukan
hambatan serta rasa jenuh. Namun karena dukungan berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikannya. Dengan penuh ikhlas dan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasi kepada:
1. Teristimewa untuk Kedua Orang Tua saya yang paling berharga yang telah memberikan
Doa, dukungan secara materi maupun non materi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, selaku Dekan FIS Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Dr. Reh Bungana P.A, S.H, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
5. Bapak M. Fahmi Siregar, SH, MH selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
6. Ibu Dra Yusna Melianti SH, M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen
Pembanding Utama.
7. Bapak Majda El Muhtaj M.Hum selaku Dosen Pembanding Ahli.

ii


8. Bapak Arief Wahyudi SH, MH selaku Dosen Pembanding Bebas.
9. Bapak/Ibu

Dosen

beserta

Staf

Pegawai

Jurusan

Pendidikan

Pancasila

dan


Kewarganegaraan
10.

Bapak Joni sebagai bagian tata usaha jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan yang telah banyak membantu dalam kelengkapan berkas yang
dibutuhkan penulis.
11. Teristimewa buat kakak semata wayang Hotnita Sihite yang selalu memberi nasehat dan
dukungan kepada saya. Terimakasih juga untuk kakak sepupu dan keponakan-keponakan
saya yang selalu memberi semangat kepada saya.
12. Teristimewa juga untuk kekasih saya, Mey Purba yang selalu setia menemani saya, yang
banyak membantu dalam terselesaikan nya skripsi ini terimakasih untuk doa ,dukungan
dan perhatian kepada saya, aku mencintaimu.
13. Kemudian kepada teman-teman saya yang turut mendukung saya Sades Sitorus, Nirwana
Situmorang ,Samuel J.A Hutagaol, Laurentus Lumban Gaol, Zua Hari, Eidi Tarigan,
Prendi Sitanggang, Ateng Sidauruk, Dean Hutapea, dan adik-adik kelas saya Rolani
Tamba, Nichi, Heni, Noni, Surya, Tesa, Joel, Putra Yogi ,Winston, Antoni dan Sifra .
Terimakasih atas dukungan dan bantuan nya. Kalian sungguh berarti.
14. Teristimewa buat teman-teman WAP (Warkop Ateng Prendi) dan TTJ yang selalu ada
dalam keadaan apa pun,selalu memberi tawa ditengah kalutnya nya skripsi.

15. Teristimewa kepada teman-teman Reg-B PPKn stambuk 2012, yang telah mendukung
dan memberi semangat kepada saya selama melalui pendidikan di Jurusan Pendidikan
Kewarganegaraan.
16. Terimakasih kepada HIMAKRIS PPKn UNIMED untuk setiap doa dan dukungan dalam
pengerjaan skripsiini.

iii

17. Trimakasih kepada Bapak Bapak Irfan Fadila Mawi, S.H selaku advokat di PERADI
Medan, Bapak H. Mahyuti, S.H, M.H, selaku hakim dari Pengadilan Negri Medan, dan
Bapak Dr. Mahmud Mulyadi, S.H, M.Hum selaku dosen (akademisi hukum) di USU
yang telah mengizinkan dan membantu penelitian skripsi ini.
Dan pihak-pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebut namanya satu
persatu. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat membantu
dan memberi manfaat bagi semua pihak.

Medan,

Agustus 2016


Anton Halasan Sihite
NIM.3123111005

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 9
A. Kerangka Teortis ........................................................................................ 9
1. Pengertian Hukum Pidana .................................................................... 9

2. Tujuan Hukum Pidana .......................................................................... 9
3. Teori Pemidanaan ................................................................................. 10
4. Asas-Asas Hukum Pidana .................................................................... 13
5. Pengertian Praktisi Hukum ................................................................... 13
6. Sejarah Hukuman Mati ......................................................................... 14
7. Pandangan Hukuman Mati Menurut Para Ahli .................................... 16
8. Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati ..................................................... 18
9. Model – Model Hukuman Mati Yang Pernah Diterapkan

v

Dalam Sejarah hukum .......................................................................... 20
10. Pasal-Pasal Yang Mengatur Hukuman Mati ........................................ 22
11. Pro Kontra Hukuman Mati ................................................................... 25
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 30
B. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 31
C. Instrumen Penelitian.................................................................................. 31
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional .......................................... 32

1. Variabel Penelitian .............................................................................. 32
2. Defenisi Operasional ........................................................................... 32
E. Kisi-Kisi Penelitian ................................................................................... 32
F. Teknik Pengolahan Data ........................................................................... 34
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ............................................... 37
A. Data Hasil Penelitian .................................................................................. 38
1. Hasil Wawancara Dengan Bapak Irvan Fadilah Mawi S.H
Advokad dari DPC Peradi Medan ........................................................ 38
2. Hasil Wawancara Dengan Bapak Dr. Mahmud Mulyadi S.H, M.Hum
Akademisi Hukum Dari FH USU ........................................................ 42
3. Hasil Wawancara Dengan Bapak H. Mahyuti S.H, MH
Seorang Hakim Dari Pengadilan Negeri Medan .................................. 47
B. Analisis Hasil Penelitian ........................................................................... 56

vi

1. Pandangan Para Praktisi Hukum Mengenai Hukuman
Mati Di Indonesia ................................................................................. 56
2. Kerelevansian Hukuman Mati Di Terapkan Sebagai

Suatu Sistem Hukum Di Indonesia ...................................................... 61
C. Pendapat Peneliti ....................................................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 65
A. Kesimpulan ............................................................................................... 65
B. Saran .......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA

vii

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mengedepankan hukum seperti yang
tercantum dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat 3 sebagai
tujuan utama mengatur negara. Pada dasarnya hukuman yang ditentukan dalam
setiap tindak pidana yang akhirnya ingin mencapai tujuan hukum yang
sebenarnya. Dalam arti, esensi memaksa hukum berdasar pada tiga aspek tujuan
yaitu:, keadilan hukum, kemanfaatan hukum dan kepastian hukum.
Menurut Hart dalam Ruman(2012 :348, Vol 3 No 2 ) Prinsip umum
keadilan dalam kaitannya dengan hukum menuntut bahwa para

individu di hadapan yang lainnya berhak atas kedudukan relatif
berupa kesetaraan atau ketidaksetaraan tertentu. Kaidah pokok yang
berkaitan dengan prinsip tersebut di atas adalah „perlakukan hal-hal
serupa dengan cara yang serupa‟; kendatipun kita perlu
menambahkan padanya„dan perlakukanlah hal-hal yang berbeda
dengan cara yang berbeda‟.
Selanjutnya menurut Kaelan (2013:594-595) sesuai dengan
semangat dan ketegasan pembukaan UUD 1945, jelas bahwa negara
hukum yang dimaksud yang berarti negara bukan hanya sebagai
polisi lalulintas atau penjaga malam saja, yang menjaga jangan
sampai terjadi pelanggaran dan menindak ada pelanggar hukum.
Pengertian negara hukum dalam arti formal baik dalam arti forma
yang melindungi seluruh warga dan seluruh tumpah darah, juga
dalam pengertian negara hukum material, yaitu negara harus
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kecerdasan seluruh
warganya.
Kemanfaatan hukum sangat berkorelasi dengan tujuan pemidanaan
terutama sebagai prevensi khusus agar terdakwa tidak mengulangi kembali
melakukan perbuatan melawan hukum, dan prevensi umum setiap orang berhatihati untuk tidak melanggar hukum karena akan dikenakan sanksinya. Oleh karena
itu putusan hakim harus memberi manfaat bagi dunia peradilan, masyarakat

umum dan perkembangan ilmu pengetahuan.

1

2

Berdasarkan tujuan kemanfaatan hukum bahwa hukum menghendaki
adanya perlindunga terhadap kepentingan umum. Dengan demikian adanya
keseimbangan antara keadilan dan kepastian hukum menjadikan hukum mencapai
kemanfaatan terhadap kepentingan umum.
Yusra Dhoni (2006 : 71-72, Vol 3 No 2) Kepastian hukum digambarkan
adanya kesesuaian antara apa yang diatur dengan kompensasi jika ada
pelanggaran terhadap aturan tersebut. Kepastian hukum berbicara mengenai
keadilan dan moral. Selain itu berbicara kepastian hukum, pasti berbicara dengan
penegakan hukum, serta siapa yang memberi kepastian hukum itu sendiri.
Berdasarkan tujuan hukum tersebut maka kepastian hukum mewujudkan
adanya penegakan hukum yang semestinya. Penegakan hukum menjadi solusi
untuk menerapkan kemaslahatan terhadap pelaku tindak pidana bagi orang lain,
dengan kata lain hukum menjamin adanya penegakan hukum yang pasti bagi para
pelakunya. Dari adanya kepastian hukum ini maka lahirlah hukum positif yaitu
hukum yang sedang berlaku atau sedang berjalan pada suatu negara. Dengan
berlakunya hukum positif di Indonesia melahirkan berbagai bentuk hukum, yang
salah satunya adalah pidana mati.
Pidana mati merupakan hukuman yang terberat dari jenis-jenis ancaman
hukuman yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana bab 2
pasal 10, karena pidana mati adalah hukuman yang dilaksanakan dengan
merampas jiwa seseorang yang melanggar ketentuan undang-undang. Terjadi pro
kontra mengenai pidana mati di Indonesia oleh para pakar hukum jika dipandang

3

dari segi HAM. Pendapat yang menyatakan bahwa hukuman mati tidak melanggar
HAM karena pelaku telah melanggar HAM korban dan HAM masyarakat.
Sedangkan pendapat yang menyatakan bahwa pidana mati melanggar HAM
beralasan bahwa dicabutnya hak hidup seseorang yang sebetulnya hak itu sangat
dihargai dan tiada seorangpun yang boleh mencabutnya. Oleh karena itu hukuman
mati harus dihapuskan dalam perundang-undangan yang ada. Didalam alinea IV
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dapat dipahami bahwa Indonesia sangat
menekankan pentingnya Hak Asasi Manusia. Menurut pasal 28A UUD 1945
mengatakan “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya”.
Rahma Sugihartati (2011 : 11, Vol 11), Polemik dan kontroversi
tentang pelaksanaan hukuman mati sesungguhnya bukan hal yang
baru. Setiap kali di media massa diberitakan pelaksanaan eksekusi
mati terhadap seseorang ataubeberapa orang terpidana, segera saja
reaksi pro dan kontra muncul ke permukaan. Seperti pernah terjadi
beberapa tahun terakhir, polemik tentang hukuman mati kembali
muncul tatkala di media massa diberitakan pelaksanaan eksekusi
mati terhadap Ny.Sumiarsih dan Sugeng yang telah di fonis bersalah
sebagai pelaku pembunuhan terencana terhadap sebuah keluarga di
kota Surabaya.
Hukuman mati telah lama ada di Indonesia, dan kelihatannya akan tetap
menjadi topik debat klasik di antara para ilmuwan filsafat dan para pakar hukum.
Masing-masing kelompok, baik yang menentang maupun yang mendukung
hukuman mati mendasarkan pendapatnya pada argumen yang kuat. Namun
menurut pendapat saya hukuman mati seharusnya tidak perlu lagi diterapkan di
Indonesia, karena hukuman mati gagal membuat jera masyrakat dan tidak efektif
dibandingkan dengan jenis hukuman lainnya. Sebaiknya hukuman mati tidak lebih
baik daripada hukuman penjara seumur hidup dalam memberikan efek jera.

4

Seperti halnya dengan para tersangka kasus pidana narkotika yang telah
di eksekusi mati pada tanggal 29 april 2015 yang dilaksanakan di Nusa
Kambangan. Eksekusi dilaksanakan meski muncul protes dari masyarakat
internasional dalam beberapa waktu terakhir. Penerapan hukuman mati ini dapat
merusak hubungan antara negara Indonesia dengan negara lain seperti Filipina
yang dimana warga negara Filipina yang bernama Mary Jane Veloso yang
mengklaim bahwa dirinya hanyalah seorang kurir narkoba bukan sebagai bandar
narkoba sebagaimana yang telah divonis pengadilan Indonesia kepada Mary Jane.
Meskipun Jaksa Agung mengatakan pemerintah Indonesia tidak ingin membuka
sengketa dengan negara lain, eksekusi ini semata-mata hanya untuk mencegah
orang-orang menyelundupkan atau memperdagangkan narkoba tetapi dilain pihak
hal ini menjadi pemicu rusaknya hubungan internasional antara Indonesia dengan
negara-negara lain. Gugatan ini terkait dengan pandangan Hak Asasi Manusia
yang menyatakan bahwa hak untuk hidup adalah hak yang melekat pada setiap
individu yang tidak dapat dirampas dan dikurang-kurangi oleh siapapun, atas
nama apapun dan dalam situasi apapun termasuk oleh negara, atas nama hukum
atau dalam situasi darurat. Sebagai hak yang dianugerahkan Tuhan, hak hidup
tidak bisa diambil oleh manusia manapun. Dari sudut pandang lain adalah adanya
perubahan konsep dari hukuman sebagai pembalasan menjadi hukuman sebagai
pendidikan dan bermasyarakat. Penjara tidak disebut sebagai rumah tahanan, tapi
lembaga permasyarakatan dengan asumsi para tahanan akan dididik untuk dapat
kembali ke masyarakat, termasuk mereka yang melakukan kejahatan yang
dipandang layak dijatuhi hukuman mati. Termasuk beberapa kasus kesalahan

5

dalam penjatuhan hukuman mati terhadap mereka yang tidak bersalah atau
menjadi tumbal/kambing hitam hukum atau penghukuman terhadap mereka yang
bertobat yang seharusnya bisa diganti dengan hukuman seumur hidup juga
menjadi pertimbangan.
Berdasarkan ketentuan konstitusi di Indonesia, bahwa negara memang
melindungi hak hidup orang banyak. Akan tetapi, pada kenyataannya ketentuan
itu belum berlaku sepenuhnya terutama kepada tindak pidana mati yang terjadi di
Indonesia.
Dilema penegakan hukum di Indonesia atas dasar memperhatikan hak
asasi manusia, terkesan menjadikan penegakan hukum tersebut belum mencapai
pada titik yang pasti. Dengan demikian pro dan kontra bila diterapkannya
hukuman mati di Indonesia menjadi perdebatan yang sangat serius antara para
pakar hukum seperti penegak hukum dengan para penggiat Hak Asasi Manusia.
Karena di pihak yang lain dalam konteks Hak Asasi Manusia, setiap orang harus
memperoleh hak-hak yang harus dijunjung penuh. Dengan begitu, negara dalam
sekaligus harus memperhatikan dua aspek yaitu penegakan hukum dan
perlindungan.

Mengacu pada Pasal 28i (1) dan pasal 28i (4) amandemen kedua UUD
1945 maka dapat disimpulkan bahwa pandangan tentang hak-hak individu yang
dianut oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia mengakui apa yang dikenal Hak
Asasi Manusia sebagaimana dijelaskan di atas, yang menyatakan bahwa hak
untuk hidup adalah hak yang melekat pada setiap individu yang tidak dapat
dirampas dan dikurang-kurang oleh siapapun, atas nama apapun dan dalam situasi

6

apapun termasuk oleh negara, atas nama hukum, agama atau dalam situasi darurat.
Perubahan nilai dasar hukum di atas seharusnya membawa konsekuensi adanya
amandemen terhadap seluruh undang-undang yang masih memasukkan hukuman
mati sebagai salah satu bentuk hukuman karena sudah bertentangan dengan
konstitusi.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan penelitiaan mengenai
bagaimana persepsi para praktisi hukum mengenai hukuman pidana mati di
Indonesia melihat banyaknya terjadi pro kontra dalam hukuman mati ini.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan sejumlah masalah yang berhasil ditarik
dari uraian latar belakang yang akan diteliti dalam lingkup permasalahan yang
lebih luas dibandingkan perumusan masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dalam
penelitian ini mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Pandangan para praktisi hukum mengenai hukuman mati di Indonesia
2. Kerelevansian hukuman mati di Indonesia
3. Pelaksanaan hukuman mati di Indonesia
4. Pro kontra hukuman mati
C. Batasan Masalah

7

Pembatasan masalah mutlak dilakukan dalam setiap penelitian, agar
penelitian lebih terarah. Adapun dalam penelitian ini narasumber yang akan
diteliti adalah advokat, hakim dan akademisi hukum, yang mana kategori untuk
akademisi hukum ialah akademisi hukum yang telah pernah menjadi saksi ahli
dalam hukum. Untuk lebih memudahkan penulisan dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Pandangan para praktisi hukum mengenai hukuman mati di Indonesia
2. Kerelevansian hukuman mati diterapkan sebagai suatu sistem hukum
di Indonesia
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukan diatas, maka dapat
diambil pokok-pokok masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana pandangan para praktisi hukum tentang hukuman mati di
Indonesia ?
2. Bagaimana kerelevansian hukuman mati diterapkan sebagai suatu
sistem hukum di Indonesia?
E. Tujuan penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki tujuan penelitian yakni
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pandangan para praktisi hukum tentang
hukuman mati di Indonesia.

8

2. Untuk mengetahui kerelevansian hukuman mati diterapkan sebagai
suatu sistem hukum di Indonesia.
F. Manfaat penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi penulis : untuk menambah wawasan penulis tentang “Hukuman Mati
dilihat dari persepsi praktisi hukum”
2. Bagi mahasiswa : sebagai referensi dan penambah wawasan mengenai
hukuman mati dilihat dari persepsi praktisi hukum serta jenis jenis kasus
yang dikenai hukuman pidana mati
3. Bagi masyrakat : sebagai salah satu sumber masukan untuk saling menjaga
keharmonisan dalam tatanan masyrakat agar tidak terjadi pelanggaranpelanggaran hukum dalam masyrakat khususnya hukuman mati
4. Untuk dapat dimanfaatkan

sebagai bahan kajian dan literature

diperpustakaan Universitas Negeri Medan yang berguna bagi pembaca

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti yang telah dilakukan dalam penelitian ini
maka diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain:
Para praktisi hukum mengemukakan pandangan pro (setuju) terhadap hukuman mati
di Indonesia karena hukuman mati (death penalty) merupakan hukum positif
Indonesia yang masih sangat dibutuhkan di Indonesia untuk mengurangi angka
kejahatan

dan untuk mensejahterahkan masyrakat. Hukuman mati harus

dilaksanakan dengan spesifik dan selektif. Menurut pandangan praktisi hukum bahwa
hukuman mati tidak bertentangan dengan Hak Asasi Manusia karena pelaku tindak
pidana sendiri telah melanggar hak hidup korban. Demikian juga pada pasal 28 A
UUD 1945 dan 28 I ayat 1UUD 1945, hukuman mati sama sekali tidak bertentangan
karena adanya pembatasan pada pasal 28 J ayat 2 UUD 1945 . Hukuman mati yang
diterapkan di Indonesia masih tetap relevan dan layak ditetapkan sebagai suatu
hukum di Indonesia, namun tidak menjadi hukum pokok akan tetapi menjadi
hukuman khusus, dimana hanya serious crime (kejahatan yang serius ) dan hanya
perbauatan keji yang akan dijatuhi hukuman mati. Namun para praktisi hukum juga
setuju

65

66

1. jika hukuman mati diganti dengan hukuman seumur hidup karena pada
hakekatnya penjara seumur hidup lebih kejam dibanding hukuman mati.
Ketika seorang dihukum mati, segalanya sudah selesai. Tetapi jika penjara
seumur hidup, si terdakwalah yang menanggungnya sampai akhir hayat
hidupnya berada dalam penjara.
B. Saran
Kontroversi hukuman mati ini semestinya segera diatasi dengan beberapa
solusi, bila terpidana mati dalam waktu 10 tahun tidak segera dieksekusi, segera
diambil hukuman alternatif menjadi seumur hidup. Sebaiknya dalam proses
penjatuhan hukuman mati diberi batas waktu atau deadline untuk tahapan hukumnya
mulai dari banding, kasasi, sampai upaya hukum. Tujuannya agar terpidana tidak
berlarut-larut didalam kurungan penjara. Keseriusan pemerintah berkaitan dengan
nyawa manusia sangat dibutuhkan. Keseriusan ini ditandai dengan menyediakan
anggaran yang memadai untuk pelaksanaan hukuman sampai tahapan penguburan
sang terpidana. Karena semakin lama eksekusi tidak dilaksanakan, akan menciderai
rasa keadilan masyarakat.
Bagi para praktisi hukum, hendaknya lebih memperhatikan aspek kemanusiaan dalam
hal membuat suatu rumusan yang berisi tentang pidana mati, dan juga terhadap aparat
penegak hukum harus lebih memperhatikan aspek kedepan beserta alasan tentang
penerapan pidana mati. Seharusnya hukuman mati

digantikan dengan hukuman

penjara seumur hidup karena efektivitas hukuman mati sampai saat

67

ini belum maksimal terlihat. Jangan sampai hukuman mati diterapkan karena
pemerintah kehabisan akal mengatasi angka kejahatan di Indonesia, karena warga
negara yang diharapkan adalah mengerti akan substansi hukum tersebut sehingga
lahirlah warga negara yang tertib/patuh hukum bukan warga negara yang takut
hukum.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku

Fuadi, Munir dkk.2015.Hak Asasi Tersangka Pidana.Jakarta: Kencana.
Gunadi, Ismu dan Efendi.2014.Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana.Jakarta:
Kencana.
Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Maramis, Frans.2013.Hukum Pidana Umum dan Tertulis Di Indonesia.Jakarta: PT
Raja Grafindo.
Moeljatno.2002.Asas-Asas Hukum Pidana.Jakarta: Rineka Cipta.
Nazir, Muhammad.1983.Metode Penelitian.Darussalam: Ghalia Indonesia.
Setiawan, Deny.2014.Metodologi Penelitian.Medan: Laboratorium PPKn Unimed
Soeaidy, Sholeh.2000.Vademecum Hukum Perdata dan Hukum Pidana.Jakarta: CV
Novindo Pustaka Mandiri.
Sugiono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta.
Waluyo, Bambang.2004.Pidana dan Pemidanaan.Jakarta: Sinar Grafika.
Sumber Jurnal
Arifin Ma’ruf.2005.Eksistensi Pidana Mati dan Tinjauan Terhadap Konsepsi HAM
Di Indonesia.Jurnal Hukum.Vol.1 No. 2 Juni 2015.Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN.
Asmarawati,

Tina.2012.Pro

dan

Kontra

Penerapan

Hukuman

Mati

Di

Indonesia.Jurnal Supremasi Huku.Vol. 8 No. 1 Januari 2012.FH
Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.

Kholiq, M.Abdul.2007.Kontroversi Hukuman Mati dan Kebijakan Regulasi Dalam
RUU KUHP.Jurnal Hukum. Vol. 1 No.2 April 2007. Fakultas Hukum UII
Yogyakarta.

Mohammad.2011.Hukuman

Mati

dan

HAM

Dalam

Peraturan

Perundang-

undangan.Jurnal Yustitia.Vol. 12 No. 1 November 2011. FH Universitas
Madura.
Ruman, Yustinus Suhardi.2012.Keadilan Hukum dan Penerapannya Dalam
Pengadilan.Jurnal Humaniora,Vol. 3 No. 2 Oktober 2012. Fakultas
Humaniora, BINUS University
Sugihartati, Rahma.2011.Hukuman Mati dan Hak Asasi Manusia.Jurnal Dinamika
HAM.Vol. 11 No. 1 Januari-April 2011. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga.
Usman.2012.Analisis Perkembangan Teori Hukum Pidana.Jurnal Ilmu Hukum.Vol
2 No 1. Fakultas Hukum Universitas Jambi.
Yusra. Dhoni.2006.Pengaruh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Dalam Menciptakan Kepastian
Hukum Dibidang Ketenagakerjaan di Indonesia.Lex Jurnalica.Vol. 3 No. 2
April 2006. Fakultas Hukum UIEU.
Sumber Diluar Jurnal dan Buku
Mahkamah Konstitusi.(2007). Risalah Sidang Perkara Nomor 2/PUU-V/2007dan
perkara Nomor 3/PUU-V/2007.Acara Pengucapan Putusan (VIII). Jakarta.
Randy.(2012).Penerapan Pidana Mati Dalam Sistem Hukum Indonesia.Skripsi
Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum UPN “Veteran” Jawa Timur : tidak
diterbitkan.

Sukam Nata.(2014). Jurnal Ilmiah Eksitensi Pidana Mati Dalam Sistem Hukum
Indonesia. Skripsi Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Atma
Jaya Yogyakarta : tidak diterbitkan
https://www.linkedin.com/pulse/asas-asas-dalam-hukum-pidana-yuokysurinda
(diakses tanggal 30 Juni 2015). Asas-Asas Dalam Hukum Pidana :tidak
diterbitkan

Peraturan Prundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
PUTUSAN MK Nomor 21/PUU-VI/2008
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
UU No. 2/PnPs/1964 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati