KONTRADIKSI HUKUMAN MATI DI INDONESIA DI

PERSPEKTIF VolumeIX No.3 Tahun2004 Edisi Juli

KONTRADIKSI HUKUMAN MATI DI INDONESIA
DIPANDANG DARI ASPEK
HAK ASASI MANUSIA. AGAMA DAN PARA AHLI HUKUM
Oleh:
Atet Sumanto
ABSTRACT
In pro party opinion, death sentenceas lhe criminal sanction at ultimum remedium, still should be canied
out for extreme crime, while ds the opposite party, the death of human being is beyond mankind rights.
Keywords : Death sentence, Ultimum remedium

PENDAHTJLUAI\
Kehidupanbermasyarakatdan bernegara
sangatmenjunjungtinggi nilai-nilai dan hak
Dalampembukaan
dankebebasan.
kemerdekaan
Dasar1945bahkanditegaskan
Undang-Undang
adalahhaksegalabangsa".

bahwa"Kemerdekaan
yangsangatfi:ndamenBertitiktolakdaripemyatrmn
pada2 (dua)aspekdan
tal in1selanjuftyaditegaskan

1945)
Kedua landasandiamanatkanUndanglogisdari
konsekuensi
UndangDasarmerupakan
(Nasionaldan
pengakuan
terhadap
hakkemerdekaan
Intemasional).
Pidanaatauhukumanmatimasihmerupakan
masalahyangmendapatsorotantajamdanmenjadi
parapakarhukumdanpraktisihukumdi
pendekatan

tanggal

erareformasirepublikini. PadahariSelasa,
yangmendasar:
konsekuensi
di televisiswasta
karenatidaksesuai 17Agustr:s2004dalamtayangan
harusdihapuskan
- Penjajahan
(alinea dalamacaraperingatan17Agustus1945di l,embaga
danperikeadilan;
darganperikemanusiaan
Cipinang,Jakartapadasaat
Dasar1945) Pemasyarakatan
Undang-Undang
ke-I : Pembukaan
-

dandisela-sela
yangbebas; memberikan
"remisi"baginarapidana
kebangsaan

Hakuntukberkehidupan
(alineake-3
Dasar acaratersebutMenteri Kehakimandan HAM
Undang-Undang
: Pembukaan

Kontradil