PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP N 1 P.S TUAN.

ABSTRAK

FITRI AYUNITA. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Disposisi Matematis Siswa SMP N 1 P.S TUAN. Tesis. Medan: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Kata Kunci: Matematika Realistik, Pembelajaran Inkuiri, Pemecahan Masalah,
dan Disposisi Matematis
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pengaruh kemampuan pemecahan
masalah yang diajar dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan
pendekatan pembelajaran inkuiri, (2) Mengetahui pengaruh disposisi matematis yang
diajar dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan
pembelajaran inkuiri, (3) Mengetahui terdapat interaksi antara Pendekatan
Pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa, (4) Mengetahui terdapat interaksi antara Pendekatan
Pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap disposisi matematis siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
ini terdiri dari seluruh siswa SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan yang berjumlah 1042
siswa, dengan mengambil sampel dua kelas berjumlah 64 siswa. Analisis data
dilakukan dengan Anava dua jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)

Terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah yang diajar dengan
pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran
inkuiri, (2) Terdapat pengaruh disposisi matematis yang diajar dengan pendekatan
pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri, (3)
Terdapat interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal
matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, (4)
Terdapat interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal
matematika terhadap disposisi matematis siswa.

i

ABSTRACT

FITRI AYUNITA. Influence to Learning Realistic Mathematics and Inquiry
Learning Approach To Problem Solving Ability and Mathematical Disposition
Students SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan. A Thesis: Medan: Postgraduate
Program, State University of Medan, 2016.
Keywords: Learning Realistic Mathematics, and Inquiry Learning, Problem
Solving, and Mathematical Disposition
The purpose of this study are to: (1) Determine the influence of problem-solving

skills that are taught to approach mathematics learning realistic approach to
inquiry learning, (2) Determine the influence of the disposition of mathematical
taught learning approach realistic mathematics and approach to inquiry learning,
(3) Determine there is interaction between Learning Approach and prior
knowledge of mathematics to mathematical problem solving ability of students,
(4) Determine there is interaction between learning approach and early math
abilities of the students' mathematical disposition. This study is a quasiexperimental research. The population in this study consisted of all students of
SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan totaling 1042 students, by taking samples of two
classes totaling 64 students. The analysis data was analyzed using Anova two
lanes. The results showed that The results of this study indicate that (1) There is
the influence of problem-solving skills that are taught to approach mathematics
learning realistic approach to inquiry learning, (2) There is the effect of the
disposition of mathematical taught learning approach realistic mathematics and
approach to inquiry learning, (3) There is an interaction between Learning
approach and early math abilities of the students 'mathematical problem solving
ability, (4) There is interaction between learning approach and early math abilities
of the students' mathematical disposition.

ii


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam yang telah melimpahkan
anugerah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan
dengan baik. Dalam proses penyusunan tesis terdapat beberapa hal yang harus
dilalui, diantaranya menghadapi kendala dan keterbatasan serta bimbingan/arahan
yang terwujud dalam motivasi dari beberapa pihak.
Tesis ini berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa SMP N 1 P.S TUAN”
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi
Pendidikan Matematika. Ucapan terima kasih dan penghargaan ditujukan khusus
kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf
Program Studi Pendidikan Matematika.

2.


Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr.
Edi Syahputra, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta motivasi yang sangat bermanfaat dan berharga bagi
penulis dalam penyusunan tesis ini sampai dengan selesai.

3.

Bapak Prof. Dian Armanto, M. Pd, M. A, M. Sc, Ph. D, Dr. Asrin Lubis,
M.Pd, dan Dr. Edy Surya, M.Si selaku narasumber yang telah banyak
memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan dan
menjadi motivator dalam penyelesaian tesis ini.

iii

4.

Direktur, Asisten I, dan II beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED yang
telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan
tesis ini.


5.

Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Prodi Pendidikan Matematika Program
Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan
yang bermakna selama menjalani pendidikan.

6.

Dra. Risna Wahyuni, MA. selaku Kepala SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan yang
telah memberi kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.

7.

Teristimewa kepada Ayahanda Ramidi dan Ibunda (Almh) Sumarsih dan Ibu
Sundari, yang telah memberikan doa, rasa kasih sayang, perhatian dan
dukungan penuh dalam setiap langkah penulis untuk menyelesaikan
perkuliahan. Abang Adi Pratama dan istrinya Syarifah Al Umri, Abang Yudi
Firmansyah dan istrinya Emi, Kakak Juli Purwasih dan suaminya Hendrik,

Adik Ari Prastio yang telah mendoakan dan memberi dukungan moril bagi
penulis dalam menyelesaikan tesis.

8.

Sahabat terbaik M. Rizky Mazaly, S.Pd. dan Yunita, M.Pd. yang telah
memberikan masukan dan semangat bagi penulis.

9.

Belahan hati yang selalu memberikan dukungan.

10. Sahabat seperjuangan angkatan XXIII (Kak Riris, Lidya, Bunda Atun, Kak
Dwi, Mbak Mega, Opa, Anim dan seluruh mahasiswa pascasarjana kelas A-4
Reguler) terima kasih atas kerja samanya selama perkuliahan.
11. Dan kepada seluruh keluarga dan Teman-teman yang tidak bisa penulis
ucapkan satu persatu.

iv


Semoga Allah membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta
saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Mungkin masih
terdapat kekurangan/kelemahan dalam penyusunan tesis ini, untuk itu penulis
mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Maret 2016
Penulis

Fitri Ayunita

v

DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK... ..........................................................................................................i
ABSTRACT ..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 14
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................. 15
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................................... 15
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 16
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis................................................. 18
2.1.1 Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ....................18
2.1.2 Indikator Pemecahan Masalah Matematis............................................ 20
2.2 Disposisi Matematis ........................................................................................ 20
2.2.1 Pengertian Disposisi Matematis ........................................................... 20
2.2.2 Indikator Disposisi Matematis.............................................................. 22
2.3 Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ............................................ 24
2.3.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik................ 24
2.3.2 Prinsip Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ..................... 26
2.3.3 Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik..... 32
2.4 Pendekatan Pembelajaran Inkuiri.................................................................... 34

2.4.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Inkuiri ....................................... 34
2.4.2 Prinsip Pendekatan Pembelajaran Inkuiri............................................. 36
2.4.3 Penerapan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri ....................................... 37
2.5 Teori Belajar yang Mendukung.......................................................................39
2.6 Kemampuan Awal Matematis Siswa .............................................................. 43
2.7 Hasil Penelitian Relevan ................................................................................. 43
2.8 Kerangka Konseptual ...................................................................................... 45
2.9 Hipotesis Penelitian......................................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 51
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................... 51
3.3 Desain Penelitian............................................................................................. 52
vi

3.4 Definisi Operasional........................................................................................ 55
3.5 Variabel Penelitian .......................................................................................... 56
3.6 Instrumen Penelitian........................................................................................ 56
3.7 Uji Coba Instrumen Persyaratan Analisis ....................................................... 64
3.8 Prosedur Penelitian.......................................................................................... 77
3.9 Teknik Analisis Data....................................................................................... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 91
4.1. Hasil Penelitian .......................................................................................... 91
4.1.1 Deskripsi Kemampuan Awal Matematika (KAM) Siswa............................91
4.1.2 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa… ...............95
4.1.3 Hasil Skala Disposisi Matematis Siswa….. .................................................99
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian. .....................................................................103
4.2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa…….. ........................103
4.2.2 Disposisi Matematis. ...................................................................................105
4.2.3 Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan Kemampuan
Awal Matematika Siswa Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa. ......................................................106
4.2.4 Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan Kemampuan
Awal Matematika Siswa Terhadap Disposisi Matematis Siswa.................107
4.2.5 Keterbatasan Penelitian...............................................................................108
BAB V SIMPULAN DAN SARAN..................................................................111
5.1. Simpulan ......................................................................................................111
5.2. Implikasi.......................................................................................................111
5.3. Saran.............................................................................................................112
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...115


vii

DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Sampel Penelitian.................................................................................. 52
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian............................................................................ 53
Tabel 3.3 Tabel Keterkaitan antar Variabel .......................................................... 54
Tabel 3.4 Kriteria Pengelompokan Kemampuan Matematika Siswa……………59
Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis…………..61
Tabel 3.6 Penskoran untuk Perangkat Tes Kemampuan Pemecahan Masalah…..62
Tabel 3.7 Kisi-kisi Skala Disposisi Matematis Siswa……………………………64
Tabel 3.8 Skor Alternatif Jawaban Angket Disposisi Matematis………………..64
Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Setiap Butir
Soal Kemampuan Awal Matematika…………………………………..66
Tabel 3.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Setiap Butir
Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika…………………..67
Tabel 3.11 Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal.................................................. 68
Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran
Setiap Butir Soal Kemampuan Awal Matematika……………………68
Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran
Setiap Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis……..69
Tabel 3.14 Interpretasi Daya Pembeda………………………….……………….70
Tabel 3.15 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda Setiap Butir
Soal Kemampuan Awal Matematika…………………………………71
Tabel 3.16 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda Setiap Butir
Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis…………………..71
Tabel 3.17 Interpretasi Derajat Reliabilitas……………………………………...73
Tabel 3.18 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Matematika………………82
Tabel 3.19 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal Matematika…………….85
Tabel 3.20 Tabel Anava Dua Jalur……………………………………………....87
Tabel 3.21 Keterkaitan Antara Rumusan Masalah,
Hipotesis, dan Uji Statistik ………………….………………………90
Tabel 4.1 Deskripsi Kemampuan Awal Matematika...………………………......92
Tabel 4.2 Sebaran Sampel Penelitian…………………………………………….93
Table 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Matematika Siswa................94
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal Matematika Siswa.............94
Tabel 4.5 Deskripsi Postest Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Berdasarkan Pembelajaran…………………………………95
Tabel 4.6 Hasil Uji ANAVA Dua Jalur…………………………………………97
Tabel 4.7 Deskripsi Postest Skala Disposisi Matematis Siswa
Berdasarkan Pembelajaran…………………………………………...100
Tabel 4.8 Hasil Uji ANAVA Dua Jalur……………………………………...... 101

viii

DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1.1 Jawaban Siswa pada Kemampuan Pemecahan Masalah................... .5
Gambar 1.2 Skala Pengamatan Angket Disposisi Siswa ...................................... .6
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian………………………………………………....79
Gambar 4.1 Interaksi antara Pembelajaran dan KAM Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa ...............................................................................99
Gambar 4.2 Interaksi antara Pembelajaran dan KAM
Terhadap Disposisi Matematis Siswa ............................................102

ix

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia,
sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya.
Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas.
Pendidikan matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang
pesat, baik isi materi maupun kegunaannya. Perkembangan matematika dapat
dikatakan mendorong kemajuan teknologi serta mendorong untuk semakin cermat
dalam menangkap fenomena yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Bukan suatu hal yang mustahil bahwa perkembangan matematika tersebut akan
mempunyai pengaruh terhadap pelajaran dan pembelajaran matematika di Indonesia.
Ditinjau dari aspek pembelajaran umum matematika sebagaimana yang
dirumuskan National Council of Teachers of Mathematic (dalam Leo Adhar, 2012:2)
“menetapkan lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa,
yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), komunikasi matematis
(communication),

kemampuan

koneksi

(connection),

kemampuan

penalaran

(reasoning), dan kemampuan representasi (representation)”. Dari lima standar
kemampuan matematis yang dijabarkan National Council of Teachers of Mathematic
tersebut, kemampuan pemecahan masalah termasuk satu didalamnya yang menjadi
sorotan penelitian ini. Kemampuan pemecahan masalah adalah kunci utama dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dalam matematika.

1

2

Untuk memperoleh kemampuan dalam pemecahan masalah seseorang harus
memiliki banyak pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah. Pemecahan
masalah didefinisikan oleh Polya (dalam Hudojo, 2005:76) sebagai berikut :
Sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai
suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Karena itu
pemecahan masalah merupakan suatu tingkat aktivitas intelektual yang
tinggi. Jenis belajar ini merupakan suatu proses psikologi yang
melibatkan tidak hanya sekedar aplikasi dalil-dalil atau teoremateorema yang dipelajari.

Ruseffendi (dalam Leo Adhar, 2012:3) mengemukakan bahwa ”kemampuan
pemecahan masalah amat penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka yang di
kemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika, melainkan juga bagi
mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan
sehari-hari”. Mengajarkan pemecahan masalah kepada peserta didik, memungkinkan
peserta didik itu menjadi lebih analitis di dalam mengambil keputusan di dalam
kehidupannya. Dengan arti lain, bahwa saat peserta didik dilatih memecahkan
masalah, sudah barang tentu ia memiliki kemampuan pemecahan masalah.
Kemampuan inilah yang akan membantu peserta didik untuk terampil tentang
bagimana mengumpulkan informasi yang relevan, bagaimana merencanakan
penyelesaian, menganalisis informasi, dan merefleksi kembali hasil yang telah
diperolehnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pemecahan masalah memuat empat
langkah penyelesaian, yaitu : (1) pemahaman terhadap permasalahan; (2)
Perencanaan penyelesaian masalah; (3) Melaksanakan perencanaan penyelesaian
masalah; dan (4) Melihat kembali penyelesaian. Kemampuan pemecahan masalah

3

harus dimiliki siswa untuk melatih agar terbiasa menghadapi berbagai permasalahan,
baik masalah non rutin dalam matematika, masalah dalam bidang studi lain ataupun
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks. Oleh sebab itu,
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematis perlu terus dilatih sehingga
ia dapat memecahkan masalah yang ia hadapi.
Selain kemampuan yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematis,
juga perlu dikembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah. Pengembangan ranah
afektif yang menjadi tujuan pendidikan matematika disetiap jenjang sekolah
hakekatnya adalah menumbuhkan dan mengembangkan disposisi matematis.
Salah satu tujuan National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)
(dalam Syaban 2009:129) menuliskan bahwa “memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah”. Tujuan tersebut diistilahkan dengan mathematical disposition atau
disposisi matematis. Dilain pihak, disposisi matematis siswa tidak akan tumbuh dan
berkembang dalam pembelajaran yang disetting agar siswa hanya duduk dengan
manis untuk mendengar dan menerima informasi dari guru Proses pemecahan
masalah melibatkan pengorganisasian pengalaman, pengetahuan, dan intuisi
sebelumnya sebagai usaha untuk menentukan metode dalam memecahkan suatu
situasi yang belum diketahui hasilnya. Pemecah masalah harus memiliki cukup
motivasi dan kurangnya tekanan atau kecemasan dalam proses memecahkan masalah.

4

Dalam kondisi yang cukup kondusif pemecah masalah mengakomodasi pengetahuan
matematika untuk menyelesaikan masalah.
Pada kenyataannya, siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika.
Hasil survei PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2012,
Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes. Dan
pada TIMSS (Trends in International Mathematics Science Study) tahun 2011, yaitu
bahwa rata-rata skor prestasi matematika siswa kelas VIII Indonesia berada
diperingkat ke 38 dari 42 negara peserta (litbang,2011). Hal ini menunjukkan
kemampuan siswa SMP relatif lebih baik dalam menyelesaikan soal-soal tentang
fakta dan prosedur, akan tetapi sangat lemah dalam menyelesaikan soal-soal tidak
rutin yang berkaitan dengan justifikasi atau pembuktian, pemecahan masalah yang
memerlukan penalaran matematika, menemukan generalisasi atau konjektur, dan
menemukan hubungan antara data-data atau fakta yang diberikan. Hal ini sejalan
dengan hasil observasi dan hasil wawancara peneliti dengan beberapa guru di sekolah
SMP N 1 Percut Sei Tuan. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah tersebut
dapat dilihat pada hasil kerja siswa terhadap soal sebagai berikut:
“Rudi membeli 2 kg jeruk dan 1 kg apel dan dia harus membayar
Rp.15.000,00 sedangkan Intan membeli 1 kg jeruk dan 2 kg apel dengan harga
Rp.18.000,00. Berapakah harga 5 kg jeruk dan 3 kg apel?”
Soal tersebut diberikan kepada 40 siswa yang mendapat nilai diatas rata - rata
hanya 7 orang (17,5%), yang mendapat nilai sedang ada 16 orang (40%), dan yang
mendapat di bawah rata – rata 17 orang (42,5%). Dari sini menunjukkan bahwa

5

kemampuan pemecahan masalah rendah, dapat dilihat dari salah satu jawaban siswa
berikut:

Siswa belum mampu
menyelesaikan soal
dengan benar.

Gambar.1.1 Jawaban Siswa pada Kemampuan Pemecahan Masalah
Berdasarkan jawaban siswa tersebut menunjukkan banyak siswa mengalami
kesulitan untuk memahami maksud soal tersebut, merumuskan apa yang diketahui
serta yang ditanyakan dari soal tersebut, merencanakan penyelesaian soal tersebut
serta proses perhitungan atau strategi penyelesaian dari jawaban yang dibuat siswa
tidak benar juga siswa tidak memeriksa kembali jawabannya.
Selain itu, guru mengalami kendala dalam mengajarkan penyelesaian masalah
non rutin, yang salah satunya adalah materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
pada kelas VIII. Butuh perulangan dua atau tiga kali penjelasan agar siswa mengerti
tentang konsep SPLDV tersebut.
Guru sangat berperan dalam mendorong terjadinya proses belajar secara
optimal

sehingga

siswa

belajar

secara

aktif.

Agar

pembelajaran

dapat

memaksimalkan proses dan hasil belajar matematika, guru perlu mendorong siswa
untuk terlibat aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir

6

secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan dan memberikan alasan
untuk setiap jawaban yang diajukan. Banyak pembelajaran yang berlangsung di
lapangan, pelaku pendidik melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran biasa. Hal ini dapat dilihat dari observasi awal yang dilakukan oleh
peneliti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.2. Skala Pengamatan Angket Disposisi Siswa
Berdasarkan hasil angket tersebut menunjukkan banyak siswa yang tidak
percaya diri dalam bermatematika 12,5 %, tidak fleksibel 25%, tidak gigih dan ulet
dalam mengerjakan tugas-tugas matematika 20%, tidak memiliki rasa ingin tahu
dalam bermatematika 27,5%, dan juga tidak melakukan refleksi terhadap cara berfikir
mereka 15%. Dari paparan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa disposisi

7

matematis siswa masih tergolong rendah. Dalam hal ini peneliti ingin melihat
pengaruh pembelajaran yang bervariasi guna memperbaiki ataupun meningkatkan
disposisi matematis siswa.
Dengan disposisi matematis yang dimiliki oleh siswa, mungkin akan lebih
berwarna pembelajaran yang dilakukan seandainya menggunakan jenis pembelajaran
yang berbeda dari sebelumnya. Dengan perombakan proses pembelajaran yang
dilakukan akan memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Perlu adanya pembelajaran yang mengkondisikan siswa aktif dalam belajar
matematika dan yang berkaitan dengan cara pemecahan masalah dan disposisi
matematis siswa.
Untuk meningkatkan keterampilan matematika siswa, hendaknya guru dapat
memilih dan menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang lebih efektif untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dan disposisi matematis.
Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa, diantaranya adalah
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dan Pendekatan Pembelajaran
Inkuiri.
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan
dalam pembelajaran di Belanda. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
adalah pendekatan pembelajaran yang bertolak dari hal-hal yang ‘real’ bagi siswa.
Pendekatan ini bertujuan untuk mendekatkan pemikiran siswa terhadap pembelajaran
yang dipelajarinya agar materi ajar tersebut tidak terlalu abstrak baginya. Pada

8

Pendidikan Matematika Realistik ini peran seorang guru tidak lebih dari sekedar
seorang fasilitator, moderator, atau evaluator bagi siswa sementara siswa itu sendiri
yang berpikir, mengkomunikasikan ide dan gagasan, dan melatih nuansa demokarasi
dengan menghargai pendapat orang lain.
Treffers (dalam Wijaya, 2012:21) merumuskan lima karakteristik Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik, yaitu : “1) Penggunaan konteks; 2) Penggunaan
model untuk matematisasi progresif; 3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa; 4)
Interaktivitas.; 5) Keterkaitan”. Dengan demikian karakteristik ini sesuai dengan
pembelajaran yang diharapkan di dalam Kurikulum matematika BSNP( dalam
Mandur, dkk 2013) mengatakan:
Tujuan pembelajaran matematika untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA) dan Madrasah Aliyah menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan (2006) yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan dalam
hal: (1) memahami konsep-konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep, dan menggunakan konsep tersebut dalam
menyelesaikan soal atau masalah, (2) menggunakan penalaran,
melakukan manipulasi, serta menyusun bukti, (3) memecahkan
masalah antara lain mampu memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model, serta menafsirkan solusinya, (4)
menyajikan gagasan matematis dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan.
Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Walaupun ada kesesuaian antara
harapan Kurikulum 2006 dengan karakteristik PMR dari sisi tujuan pembelajaran
matematika di sekolah, namun hal ini belum dapat dijadikan patokan bahwa PMR
dapat diterapkan oleh guru matematika. Hal ini disebabkan oleh faktor kendala
seperti jumlah siswa yang terlalu banyak dalam tiap kelasnya, waktu yang dibutuhkan

9

dalam proses PMR lama serta sulitnya mengubah kebiasaan lama yang biasa
digunakan oleh guru.
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dipilih dalam pembelajaran
karena: 1) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kapada siswa
tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari (kehidupan
dunia nyata) dan kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia; 2) PMR
memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa matematika
adalah suatu bidang kajian yang dikontruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa
tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut; 3) PMR
memberikan pengertian yang jelas dan operasional kapada siswa bahwa cara
penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak harus sama antara
orang yang satu dengan orang yang lain. Setiap orang bisa menemukan atau
menggunakan

cara

sendiri,

asalkan

orang

itu

bersungguh-sungguh

dalam

mengerjakan soal atau masalah tersebut; 4) PMR memberikan pengertian yang jelas
dan operasional kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses
pembelajaran merupakan sesuatu yang utama, dan untuk mempelajari matematika
orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri konsepkonsep matematika, dengan bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu (misalnya
guru). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri proses tersebut pembelajaran yang
bermakna tidak akan terjadi.
Selain pendekatan pembelajaran matematika realistik, ada pembelajaran yang
cukup inovatif diterapkan pada proses pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran

10

inkuiri. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri dapat
membantu siswa untuk mengintegrasikan konsep-konsep yang telah mereka ketahui
sebelumnya dengan peristiwa-peristiwa yang mereka amati. Pembelajaran inkuiri
juga dapat mengubah miskonsepsi yang dialami siswa menjadi konsep ilmiah. Belajar
dengan menggunakan pembelajaran inkuiri ini diharapkan siswa menjadi lebih
kreatif, inovatif, dan belajarnya menjadi lebih bermakna sehingga prestasi belajar
matematika dapat ditingkatkan. Hal ini dikarenakan proses belajar inkuiri
mengandung

proses-proses

mental

yang

lebih

tinggi

tingkatannya,

misalnya merumuskan masalah, merancang percobaan, melakukan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, memiliki sifat-sifat
objektik, jujur, hasrat ingin tahu, dan keterbukaan.
Menurut Hendarwati (2013:63) Pembelajaran inkuiri merupakan strategi
pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya:
1. Metode inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini
dianggap lebih bermakna.
2. Metode inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
3. Metode inkuiri merupakan pembelajaran yang dianggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menanggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
Dengan penggunaan pendekatan pembelajaran ini diharapkan tercapainya
tujuan-tujuan yaitu: siswa dapat mengembangkan pemecahan masalah dan disposisi

11

matematis, dapat belajar dengan peranan yang autentik, serta dapat menjadi pelajar
yang mandiri.
Disposisi matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
tidak hanya didorong dari pembelajaran yang menggunakan PMR dan Inkuiri saja,
akan tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuan awal matematikanya juga.
Kemampuan awal matematika (KAM) merupakan kemampuan yang diperlukan oleh
seorang siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Kemampuan awal matematika
adalah kemampuan pengetahuan mula-mula yang harus dimiliki seorang siswa yang
merupakan prasyarat untuk mempelajari pelajaran yang lebih lanjut dan agar dapat
dengan mudah melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Berkaitan dengan pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal matematis
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Dalam pendekatan
pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri, dimana
kemampuan awal matematis merupakan salah satu karakteristiknya memainkan
peranan yang sangat penting dalam membantu siswa menyelesaikan permasalahan
matematika. Bagi siswa yang pandai (kemampuan tinggi) kemampuan awal
matematis mungkin melihat masalah tidak terlalu menyulitkan baginya untuk
diselesaikan. Sebaliknya bagi siswa kemampuan sedang dan rendah bagi mereka
kemampuan awal matematis menjadi tolok ukur dalam proses memecahkan masalah.
Maka dari itu dalam hal ini peneliti akan melihat terlebih dahulu kemampuan awal
matematis setiap siswa yang bertujuan pembentukan kelompok yang heterogen dalam
proses pembelajaran.

12

Dari uraian diatas, alasan peneliti mengambil judul pengaruh adalah untuk
mengetahui apakah pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan
pembelajaran inkuiri mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah dan disposisi
matematis

siswa.

Ada

pengaruh

atau

tidaknya

dapat

diketahui

dengan

membandingkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan
pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan pendekatan pembelajaran
inkuiri.
Kemudian alasan peneliti memilih pendekatan pembelajaran matematika
realistik, karena PMR merupakan pendekatan yang lebih spesifik untuk pembelajaran
matematika dan PMR juga memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah. Untuk
pendekatan pembelajaran inkuiri dapat memberikan bekal bagi siswa untuk dapat
memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep dasar matematika serta menunjang
peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Dan juga sebagai perbandingan antara
pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan pendekatan pembelajaran
inkuiri.
Salah satu tujuan belajar matematika bagi siswa adalah agar ia mempunyai
kemampuan atau keterampilan dalam memecahakan masalah. Oleh karena itu,
kemampuan pemecahan masalah menjadi fokus pembelajaran matematika di semua
jenjang. Namun pada kenyataannya pada saat observasi guru masih memberikan soalsoal yang rutin, mengakibatkan siswa kurang mengasah kemampuan berfikir
matematisnya. Dari uraian diatas, inilah fakta yang menjadi alasan peneliti memilih
judul mengenai pemecahan masalah.

13

Berdasarkan NCTM (2003) tujuan kelima adalah memiliki sikap menghargai
kugunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah. Semua itu dikenal dengan istilah disposisi matematis. Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan peneliti disposisi matematis siswa belum tercapai
sepenuhnya. Hal tersebut antara lain karena pembelajaran cenderung berpusat pada
guru yang menekankan pada proses prosedural dan kurang member peluang kepada
siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir matematis. Maka dari itu peneliti
ingin memilih judul mengenai disposisi matematis.
Berdasarkan uraian tersebut kemampuan pemecahan masalah dan disposisi
matematis termuat pada kemampuan standar menurut Depdiknas dan NCTM. Artinya
dua kemampuan ini merupakan dua diantara kemampuan yang penting dikembangkan
dan harus dimiliki oleh siswa.
Alasan memilih SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan menjadi tempat penelitian
karena masalah yang ingin diteliti terdapat disekolah tersebut. Kemudian alasan
peneliti mengambil materi sistem persamaan linier dua variabel adalah karena telah
diungkapkan bahwa siswa masih sulit mengerjakan soal Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel (SPLDV) berkaitan dengan soal cerita sehingga siswa tidak dapat
menentukan himpunan penyelesaian yang tepat. Selain itu siswa juga masih sulit
mengerjakan soal yang sedikit berbeda dengan contoh soal yang diberikan oleh Guru
seperti pada penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan menggambar
grafik penyelesaian dari persamaan linear tersebut. Dan juga materi tersebut juga

14

terkait dengan aspek yang akan diukur pada penelitian ini yaitu kemampuan
pemecahan masalah matematika.
Memperhatikan uraian di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa selain
KAM siswa, Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan
Pembelajaran Inkuiri diperkirakan dapat meningkatkan pemecahan masalah dan
disposisi matematis siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat judul :
“Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan
Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi
Matematis Siswa SMP N 1 P.S TUAN”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimiliki peserta
didik.
2. Rendahnya disposisi matematis yang dimiliki peserta didik.
3. Kurangnya perhatian pelaku pendidik terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis peserta didik.
4. Pendekatan pembelajaran yang kurang tepat.
5. Kemampuan pelaku pendidik yang kurang memadai dalam peningkatan
kemampuan pemecahan masalah siswa.
6. Kemampuan pelaku pendidik yang kurang memadai dalam peningkatan
disposisi matematis siswa.

15

7. Dalam proses pembelajaran guru kurang memamfaatkan pengetahuan siswa
sebagai interaksi untuk memahami konsep-konsep matematika melalui
pemberian suatu masalah kontekstual.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah
2. Disposisi matematis siswa masih rendah
3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi
pada Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan
Pembelajaran Inkuiri.
4. Objek dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 1 Percut Sei Tuan.
5. Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal matematika
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah yang diajar dengan
pendekatan pembelajaran

matematika realistik dan pendekatan pembelajaran

inkuiri?
2. Apakah terdapat pengaruh disposisi matematis yang diajar dengan pendekatan
pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri?

16

3. Apakah terdapat interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal
matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa?
4. Apakah terdapat interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal
matematika terhadap disposisi matematis siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan pemecahan masalah yang diajar dengan
pendekatan pembelajaran

matematika realistik dan pendekatan pembelajaran

inkuiri.
2. Untuk mengetahui pengaruh disposisi matematis yang diajar dengan pendekatan
pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri.
3. Untuk mengetahui interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal
matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
4. Untuk mengetahui interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal
matematika terhadap disposisi matematis siswa.

1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dalam
pemilihan kegiatan pembelajaran matematika di kelas. Adapun manfaat lain dari
penelitian ini yaitu:
1. Bagi kepala sekolah, agar menjadi pertimbangan guna memfasilitasi guru
dalam menerapkan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan

17

Pendekatan

Pembelajaran

Inkuiri

untuk

meningkatkan

kemampuan

pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.
2. Bagi guru, menjadi acuan tentang penerapan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri sebagai alternatif
untuk meningkatkan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.
3. Bagi siswa, melalui penggunaan Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri ini diharapkan dapat
meningkatkan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.
4. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang penerapan
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan Pembelajaran
Inkuiri dalam proses belajar mengajar matematika.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan yang
berkaitan dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan
pembelajaran inkuiri, kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis
siswa. Simpulan tersebut sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah yang diajar dengan
pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran
inkuiri.
2. Terdapat pengaruh disposisi matematis yang diajar dengan pendekatan
pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri.
3. Terdapat interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal
matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
4. Terdapat interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal
matematika terhadap disposisi matematis siswa.
5.2 Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas diketahui bahwa penelitian ini berfokus pada
kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa melalui
pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran
inkuiri. Terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah dan disposisi
matematis siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran matematika
realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri secara signifikan. Ditinjau dari

111

112

interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika
siswa, hasilnya dapat dilihat dari pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada
siswa kelas eksperimen I dan siswa kelas eksperimen II dengan kategori KAM
siswa.
Beberapa implikasi yang perlu diperhatikan bagi guru sebagai akibat dari
pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran matematika
realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri antara lain :
1. Dari aspek yang diukur, berdasarkan temuan dilapangan terlihat bahwa
kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa masih kurang
memuaskan. Hal ini disebabkan siswa terbiasa dengan selalu memperoleh
soal-soal yang langsung dalam bentuk model matematika, sehingga ketika
diminta untuk untuk memunculkan ide mereka sendiri siswa masih merasa
sulit. Ditinjau ke indikator-indikator kemampuan pemecahan masalah dan
disposisi matematis siswa dalam menarik kesimpulan masih kurang.
2. Pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran
inkuiri dapat diterapkan pada kategori KAM (Tinggi, Sedang dan Rendah)
pada kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa. Adapun
pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran
inkuiri mendapatkan keuntungan lebih besar terhadap siswa dengan kategori
KAM tinggi.

5.3 Saran
Penelitian mengenai penerapan pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri ini
masih merupakan langkah awal dari upaya meningkatkan kompetensi dari

113

guru, maupun kompetensi siswa. Oleh karena itu, berkaitan dengan
temuan dan kesimpulan dari studi ini dipandang perlu agar rekomendasirekomendasi.

Berdasarkan

implikasi

dari

hasil

penelitian,

maka

disampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan dengan hasil penelitian ini. Saran tersebut sebagai berikut:
1. Kepada Guru
Pendekatan

pembelajaran

matematika

realistik

dan

pendekatan

pembelajaran inkuiri pada kemampuan pemecahan masalah dan disposisi
matematis siswa dapat dapat diperluas penggunaannya. Oleh karena itu
hendaknya pendekatan pembelajaran ini terus dikembangkan di lapangan
yang membuat siswa terlatih dalam menyelesaikan masalah melalui proses
pemecahan masalah dan disposisi matematis. Peran guru sebagai fasilitator
perlu didukung oleh sejumlah kemampuan antara lain kemampuan memandu
diskusi di kelas, serta kemampuan dalam menyimpulkan. Disamping itu
kemampuan menguasai bahan ajar sebagai syarat yang harus dimiliki guru. Untuk
menunjang keberhasilan implementasi pendekatan pembelajaran matematika
realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri diperlukan bahan ajar yang lebih
menarik. Selain itu LAS dan tes yang dirancang oleh guru harus menarik agar
siswa dapat menguasai bahan ajar oleh karena itu hasil penelitian ini dapat
dijadikan acuan bagi guru dalam membuat LAS dan tes.
2. Kepada lembaga terkait
Pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan
pendekatan pembelajaran inkuiri, masih sangat asing bagi guru dan siswa
terutama pada guru dan siswa di daerah, oleh karena itu perlu

114

disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan dapat meningkatkan
kemampuan

belajar

siswa,

khususnya

meningkatkan

kemampuan

pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa yang tentunya akan
berimplikasi pada meningkatnya prestasi siswa dalam penguasaan materi
matematika.
3. Kepada peneliti yang berminat
Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat
dilengkapi dengan meneliti aspek lain secara terperinci yang belum
terjangkau saat ini, misalnya : a) Penelitian ini hanya pada satu materi pokok
yaitu Sistem Persamaan Linier Dua Variabel kelas VIII dan terbatas pada
kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa oleh karena itu
disarankan kepada peneliti lain dapat melanjutkan penelitian pada materi pokok
dan kemampuan matematis yang lain dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri; (b)
Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan
melakukan penelitian aspek-aspek kemampuan matematis yang lain yaitu
kemampuan komunikasi, pemahaman, pemecahan masalah, koneksi, dan
representasi matematis secara lebih terperinci dan melakukan penelitian ditingkat
sekolah yang belum terjangkau oleh peneliti saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
Adhar, L. 2012. Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan
UPI Vol. 13 No. 2 Edisi Oktober 2012.
Anggareni, N.W. 2013. Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP. eJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 3
2013.
Fauzi, KMS M.A. 2002. Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok
Bahasan Pembagian di SD. Disertasi tidak diterbitkan. PPs Universitas
Negeri Surabaya.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asmin dan Abil Mansyur. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan
Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa Indonesia.
Bella, M.R. (2010). Peningkatan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui
Pendekatan Matematika Realistik. Tesis pada PPS UNIMED : tidak
diterbitkan.
Gaspersz, V. (1994). Metode Perancangan Percobaan. Bandung: Armico
Gravemeijer, K, dkk. 2013. The development of an RME-based Geometry Course
for Indonesian Primary School. Netherlands: SLO.
Gurria, A. 2014. PISA 2012 Result in Focus. OECD.
Hajidin. 2012. Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematis
Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Jurnal Pendidikan
Matematika Paradigma Vol. 6 No. 2.
Hendarwati, E. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar Melalui Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN I
Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS. Jurnal Pedagogia Universitas
Muhammadiyah Surabaya Vol. 2 No. 1 Edisi Februari 2013.
Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan
Matematika. Malang: UM Press.

115

Kurikulum

dan

Pembelajaran

116

Kadir. 2015. Statistika Terapan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kusumaningtyas, W. K, dkk. 2013. Penerapan PMRI Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Berbantuan Alat Peraga Materi
Pecahan. Unnes Journal of Mathematics Education UJME 1 (2) (2013).
Lisa. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan
Matematika Realistik. Tesis tidak diterbitkan. Medan: PPs UNIMED.
Mandur, K, dkk. 2013. Kontribusi Kemampuan Koneksi, Kemampuan
Representasi, dan Disposisi Matematis Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa SMA Swasta di Kabupaten Manggarai. Jurnal PPS
UPG Vol. 2 Edisi 2013.
Mahmudi, A. 2010. Pengaruh strategi mhm berbasis masalah terhadap
kemampuan berpikir kreatif matematis dan persepsi terhadap kreativitas.
Makalah Jurnal Cakrawala Pendidikan.
Mullis, dkk. 2012. TIMSS 2011 International Result in Mathematics. Boston:
International Study Center.
NCTM. 2000. Principles and Standarts for Mathematics, Reaston , VA: NCTM.
Panhuizen, H. M. 2000. Mathematics education in the Netherlands: A guided tour.
Freudenthal Institute Cd-rom for ICME9. Utrecht: Utrecht University.
Polya, G. 1985. How to Solve it. A New Aspect of Mathematical Method. New
Jersey : Princeton University Press.
Pehkonen, E. 1997. Introduction: The State-of-Art in Mathematical Creativity.
Fostering of Mathematical Creativity.
Ruseffendi, ET. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningka