PENGARUH KOMODIFIKASI DALAM PENCIPTAAN TARI PADA SANGGAR-SANGGAR DI KOTA MEDAN.

PENGARUH KOMODIFIKASI DALAM PENCIPTAAN TARI
PADA SANGGAR-SANGGAR DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NURLITA DEVAYANI
NIM. 2113142054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.

Medan,

April 2016

Nurlita Devayani
NIM 2113142054

ABSTRAK
Nurlita Devayani, NIM. 2113142054, Pengaruh Komodifikasi Dalam
Penciptaan Tari Pada Sanggar-sanggar di Kota Medan. Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Medan. 2015
Berdasarkan semangat mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya
mengakibatkan munculnya gejala komodifikasi di berbagai sektor kehidupan.
Termasuk pada bidang kesenian dalam hal ini lebih di spesifikkan yaitu seni tari.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komodifikasi yang di

dalamnya terdapat produksi, distribusi dan konsumen, teori penciptaan
berdasarkan eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan, teori perkembangan dalam
hal ini dillihat berdasarkan kualitatif dan kuantitatif. Waktu penelitian dilakukan
dari bulan Oktober sampai Desember 2015. Tempat penelitian Sanggar Ai-ai
Dancer di Kecamatan Medan Denai dan Sanggar Nusindo di Kecamatan Medan
Timur.
Komodifikasi mempengaruhi kualitas dan kuantitas gerak tari maupun
pertunjukan tari dari sanggar Ai-ai Dancer dan Nusindo yang akibat permintaan
pasar, mempengaruhi proses penciptaan tari yang mengutamakan kebutuhan
komersil. Kemudian untuk pengubahan jasa menjadi materi terjadi proses
produksi, pendistribusian dan konsumen pada kedua sanggar tersebut .

Kata Kunci : Pengaruh Komodifikasi, Sanggar Ai-ai Dancer, Sanggar Nusindo

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan. Kehadirat Allah SWT yang senantiasa
menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan menjadikannya dalam bentuk Skripsi dengan
judul “Pengaruh Komodifikasi Dalam Penciptaan Tari Pada Sanggar-sanggar di
Kota Medan”.
Dalam penelitian ini banyak kendala yang di hadapi. Namun demikian,
penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan penulisan
ini Terselesaikannya penulisan ini berkat dukungan serta bantuan dari semua
pihak yang membantu penulis baik dari awal penulisan sampai pada akhir
penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan.

2.

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3.

Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik.


4.

Sitti Rahmah, S.Pd., M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Tari

5.

Nurwani, S.S.T., M.Hum Dosen Pebimbing Skripsi I

6.

Dra. Tuti Rahayu, M.Si Dosen Pembimbing Skripsi II.

7.

Yusnizar Heniwaty, S.St., M.Hum Dosen Penguji.

8.

Iskandar Muda, S.Sn., M.Sn Dosen pembimbing Akademik


9.

Dosen Staf Pengajar khususnya Program Studi Pendidikan Tari yang telah
banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan.

ii

10. Orang tua tersayang Ayahanda Abdul Hafid dan Ibunda Armini yang telah
memberikan kasih sayang, doa, dukungan moral maupun moril, kakak Hafni
Mawari Nova, Abang Dodi Silalahi, SE, Rajani arivansyah, Andin, Dzalika,
Naya yang telah memberikan semangat dan doanya kepada penulis.
11. Irfansyah dan T.Ari Rahmana, S.Pd Narasumber yang telah memberikan
banyak informasi kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini.
12. Yayasan dan Kepala Paud Khairind Kids serta seluruh tenaga pendidik
Khairind Education Center, teman-teman satu Kontrakan, Kintan, Khely dan
seluruh teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Tari stambuk 2011.

Medan,
Penulis,


April 2016

Nurlita Devayani
NIM. 2113142054

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
BAB I :

PENDAHULUAN ...........................................................................
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
C. Pembatasan Masalah ...................................................................

D. Rumusan Masalah .......................................................................
E. Tujuan Penelitian .........................................................................
F. Manfaat Penelitian .......................................................................

1
1
4
5
6
7
7

BAB II :

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis ........................................................................
1 Pengertian Tari ........................................................................
2 Teori Penciptaan Tari .............................................................
3 Teori Perkembangan ...............................................................
4 Teori Komodifkasi ..................................................................

B. Kerangka Konseptual ..................................................................

9
9
10
10
13
13
15

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
A. Metodologi penelitian ..................................................................
B. Tempat danWaktu Penelitian ......................................................
C. Populasi dan Sampel....................................................................
1. Populasi...................................................................................
2. Sampel ....................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
1. Observasi ................................................................................
2. Studi Kepustakaan ..................................................................
3. Wawancara .............................................................................

4. Dokumentasi ...........................................................................
E. Teknik Analisis Data ...................................................................

18
18
19
19
19
20
20
21
21
22
23
24

BAB IV : PEMBAHASAN .............................................................................
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...........................................
B. Seni dan Budaya .........................................................................
C. Kecamatan Medan Denai ...........................................................

D. Kecamatan Medan Timur ...........................................................
E. Komodifikasi Pada Sanggar Ai-Ai Dancer .................................
F. Komodifikasi Pada Sanggar Nusindo ..........................................
G. Penciptaan Tari Pada Sanggar Ai-Ai Dancer ..............................
H. Penciptaan Tari Pada Sanggar Nusindo ......................................
I. Kualitatif dan Kuantitatif .............................................................

25
25
26
30
31
33
43
49
49
52

iv


BAB V :

KESIMPULAN ............................................................................... 54
A. Kesimpulan .................................................................................. 55
B. Saran ............................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56
LAMPIRAN

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Peta Kerangka Konseptual..........................................................

17

Gambar 4.1

Peta Kota Medan ......................................................................... 25

Gambar 4.2

Tari Persembahan Melayu pada Resepsi Pernikahan .................. 35

Gambar 4.3

Malam Tahun Baru di Pantai Cermin .......................................... 36

Gambar 4.4

Wings Food Mie Sedap di Plaza Medan Fair .............................. 39

Gambar 4.5

Multi Etnis Pada acara Road 18th Asean Games 2018 part 1
di lapangan Benteng Medan ........................................................ 42

Gambar 4.6

Sexy dancer Autoday Show di Lapangan Benteng Medan .......... 43

Gambar 4.7

Kostum Tari Kreasi Melayu ........................................................ 45

Gambar 4.8

Kostum Tari kreasi Simalungun .................................................. 45

Gambar 4.9

pada acara seminar Nasional Padi ............................................... 48

Gambar 4.10 Pemain musik mengiringi tari daerah Mandailing ...................... 53

vi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini
didasarkan atas faktor sejarah terbentuknya Kota Medan yang memiliki cikal
bakal dari wilayah kekuasaan Kesultanan Deli pada waktu itu. Pada
perkembangan lanjutan, cikal Kota Medan sebagai sebentuk wilayah perkotaan
memiliki penduduk yang dapat digolongkan pada kategori masyarakat heterogen,
yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis suku, agama, ras dan golongan.
Komposisi masyarakat Kota Medan terdiri atas Melayu, Batak (Mandailing, Toba,
Karo, Pak-pak, Simalungun, Angkola), Jawa, Aceh, Minangkabau, Tionghoa,
India (Tamil, Sikh). Komposisi masyarakat Kota Medan yang heterogen terbagibagi atas beberapa lokasi, hal ini disebabkan karena pada awalnya lokasi tersebut
merupakan daerah awal tumbuh dan berkembangnya suku tersebut di Kota
Medan. Perbedaan lokasi tersebut bukan merupakan gambaran penduduk yang
terpecah-belah melainkan sebagai wujud persatuan etnisitas yang dimiliki setiap
masyarakat di Kota Medan.
Medan merupakan kota metropolitan di provinsi Sumatera Utara yang
didalamnya terdiri dari 21 Kecamatan. kesenian dikota medan mengalami
perkembangan, hal ini dapat terlihat pada bidang seni musik, adanya lembaga
yang menyediakan tempat untuk belajar musik, seperti Medan Musik, dan sanggar
musik yang ada di Taman Budaya Sumatera Utara, kemudian ada sekolah

1

2

kejurusan musik yaitu SMK N 11 Medan. Peminat Musik di Kota Medan sangat
tinggi, dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang datang untuk menikmati konser
yang diadakan di Kota Medan, baik di lapangan terbuka maupun pertunjukan di
Gedung. Pada

Seni Rupa juga mengalami perkembangan, dengan adanya

pameran-pameran seni rupa di berbagai tempat di Kota Medan. Seperti di
universitas-universitas, sekolah-sekolah, taman budaya, maupun dalam gedung
pertemuan. Begitu pula yang terjadi pada seni tari, keberadaan sanggar-sanggar di
Kota Medan yang semakin banyak, diantaranya Patria, Citra Budaya, Nusindo,
Elcis, Semenda, Lak-Lak,Tri Arga, Sinar Budaya Group, Sumatera Ethnic, Nusa
Indah Entertaiment, Gold Entertaiment, MCDC,

Ai-Ai Dancer, dan lain

sebagainya.
Tari media bakunya adalah gerak dan memiliki beberapa fungsi, adapun
fungsi tari yaitu sebagai tari sebagai upacara, sebagai media ekspresi, sebagai
media komunikasi, sebagai media apresiasi, tari sebagai pendidikan, salah satunya
sebagai media berfikir kreatif, tari sebagai hiburan. Dimana lewat tari
menyebabkan seseorang peka terhadap lingkungan, tanggap terhadap kejadian
apapun, teliti, dapat menambahkan rasa ingin tau, dapat merangsang seseorang
untuk menciptakan sesuatu yang baru lewat wawasanya.
Proses penciptaan tari bermula dari munculnya sebuah ide kreatif. Disini
orang yang membuat atau menggarap sebuah karya tari disebut pencipta tari ,
penyusun tari atau koreografer. Seorang koreografer mempunyai kreativitas yang
tinggi, kreativitas dalam tari adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan
komposisi, prodak atau ide-ide baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh

3

penyusunnya sendiri. Untuk kemudian dilanjutkan dengan bereksplorasi gerak
sesuai dengan ide garapan, Selanjutnya proses penciptaan tari berlanjut pada
penambahan musik pengiring.
Eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, merasakan, dan
merespon suatu obyek untuk dijadikan bahan dalam karya tari. Wujudnya bisa
berupa benda, irama, cerita, dan sebagainya, eksplorasi dilakukan melalui
rangsangan. Seperti rangsangan visual, audio, alam dan lain-lain. Kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan improvisasi lalu pembentukan.
Permintaan tari mengalami kemajuan yang pesat, khususnya di Kota
Medan. Kesenian sebagai salah satu ikon untuk kepariwisataan, dimana
banyaknya event tari yang di selenggarakan,; misalnya pada agenda tahunan
Pekan Raya Sumatra Utara ( PRSU) dimana setiap malamnya mempertunjukan
kesenian-kesenian dari berbagai derah yang ada di Sumatera. Dinas Pariwisata
Kota Medan menggalakkan kesenian untuk selalu di pertunjukan, ketika ada tamu
negara atau acara-acara yang bersifat pertemuan antar negara, ditampilkan taritarian untuk menghibur para tamu, Seperti pada acara dinner pertukaran antar
pelajar Indonesia dan jepang yang diselanggarakan di Medan Club. Kemudian
diadakannya Festival Budaya Melayu berbagai kesenian juga dipertunjukan dan
diperlombakan.
Banyaknya bermunculan Sanggar- sanggar tari di Kota Medan tidak
terlepas karena bidang ini dapat menghasilkan keuntungan yang bernilai materi,
sehingga perubahan jasa menjadi nilai yang dapat di jual untuk mendapatkan
keuntungan materi di sebut dengan Komodifikasi. Kemunculan ini terjadi karena
adanya pengaruh dari globalisasi

4

Komodifikasi ini sangat mempengaruhi dalam proses penciptaan,
banyaknya permintaan pasar terhadap tari-tarian maka terkadang koreografer
kurang memperhatikan bagaimana seharusnya bagaimana proses penciptaan tari
yang sebenarnya, hanya berfokus pada penciptaan tari yang bersifat komersil,
permintaan pasar yang banyak dan waktu yang tersedia cukup mendadak
membuat karya tari yang dibuat bersifat instan sehingga tidak sempat lagi berfikir
bagaimana yang

seharusnya hasil karyanya bisa berfungsi sebagai media

pendidikan, sebagai media apresiasi.
Tari yang bersifat komersil tidak hanya cukup dengan gerak-gerak tari yang
di tampilkan, namun sangat memperhatikan penari-penari yang secara fisik bisa
menarik perhatian, seperti tinggi badan, keidealan tubuh penari, cantik dan lain
sebagainya. Walaupun kualitas gerak tidak memadai namun dengan ditunjang
dengan penampilan para penari, maka itu bisa menjadi nilai jual di pasar. Disini
penulis akan mengambil contoh sanggar tari yang ada di Kota Medan dan sesuai
dengan topik yang di bahas yakni sanggar Ai-ai Dancer dan sanggar Nusindo dari
keduanya memiliki jam terbang penampilan tari yang cukup banyak. Berdasarkan
latarbelakang di atas maka penulis ingin mengkaji tentang pengaruh komodifikasi
dalam penciptaan tari pada sanggar-sanggar di Kota Medan.

B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan
menjadi terarah serta masalah yang diketahui tidak terlalu luas. Identifikasi
masalah tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan
bahwa: ”Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari

5

interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan
yang lain sebagainya) yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan”.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas banyak pertanyaan
tentang pengaruh komodifikasi terhadap penciptaan tari. Langkah pertama yang di
lakukan penulis yaitu dengan merangkum pertanyaan yang muncul dan
mengidentifikasinya agar penulisan yang dilakukan menjadi terarah. Maka penulis
menyimpulkan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana fungsi tari di Kota Medan
2. Bagaimana pengaruh komodifikasi dalam penciptaan tari pada sanggarsanggar di Kota Medan?
3. Bagaimana akibat dari pengaruh komodifikasi dalam penciptaan tari pada
sanggar-sanggar di Kota Medan?
4. Bagaimana perkembangan tari pada sanggar-sanggar di Kota Medan?

C. Pembatasan Masalah
Luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan kemampuan
teoritis, maka penulis membatasi masalah untuk memudahkan pemecahan
masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sukardi (2003:30) mengatakan bahwa:
”Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu
penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti.
Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan
permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan
yang jelas”.

6

Masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dicoba untuk ditemukan
jawabannya, terkait dengan pendapat diatas maka penulis mencoba untuk
menemukan

jawaban

untuk

memecahkan

masalah-masalah

yang

telah

diidentifikasi. Namun mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada maka
masalah yang telah diidentifikasi dibatasi sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh komodifikasi dalam penciptaan tari pada sanggarsanggar di Kota Medan?
2. Bagaimana perkembangan tari pada sanggar-sanggar di Kota Medan?

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan identifikasi masalah atau suatu titik fokus
dari sebuah penelitian. Dalam perumusan masalah kita akan mampu lebih
memperkecil batasan-batasan yang telah dibuat sekaligus berfungsi untuk lebih
mempertajam arah penelitian. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijabarkan
pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah
maka menuntut penelitian kearah perumusan. Berdasarkan uraian diatas hal ini
sejalan dengan pendapat Maryaeni (2005:14) yang mengemukakan bahwa:
”Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang
akan digarap. Rumusan masalah yang menjadi semacam kontrak bagi
peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban
pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan
masalah juga biasa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena
dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butirbutir sebagaimana dirumuskan”.
Agar penelitian berfokus pada satu masalah yang akan ditinjau lebih
lanjut. Maka perumusan masalah dalam penelitian ini “bagaimana pengaruh
komodifikasi dalam penciptaan tari pada sanggar-sanggar di Kota Medan?”

7

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan, tanpa ada tujuan
yang jelas maka penelitian yang diadakan akan sia-sia. Tujuan yang jelas memicu
ide-ide baru dalam memecahkan masalah-masalah pada kegiatan yang dilakukan.
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalahmasalah,

kemudian

meningkatkan

daya

nalar

untuk

mencari

jawaban

permasalahan itu melalui penelitian. Maka dapat disimpulkan bahwa suatu
kegiatan yang memiliki tujuan yang jelas mampu memecahkan permasalahanpermasalahan yang timbul penelitian. Hal ini diperkuat pendapat Ali (2003:10)
bahwa:
”Kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat
mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena
penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dari satu tujuan yang
akan dicapai seseorang dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Itu
sebabnya tujuan penelitian mempunyai rumusan yang tegas, jelas dan
operasional”.
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan pengaruh komodifikasi dalam penciptaan tari pada
sanggar-sanggar di Kota Medan.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan perkembangan tari pada sanggarsanggar di Kota Medan.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap suatu topik permasalahan tentu akan
memiliki manfaat atau berguna, terutama bagi pengembangan ilmu, baik bagi diri
penulis, maupun lembaga, instansi tertentu, ataupun orang lain. Sesuai dengan

8

penjelasan diatas dan setelah penelitian ini dirangkumkan maka manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai referensi bagi orang lain yang hendak mengangkat penelitian
tentang tentang seni tari.
2. Sebagai sarana apresiatif bagi yang ingin mengangkat tentang
pengaruh komodifikasi dalam penciptaan tari pada sanggar-sanggar di
Kota Medan.
3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah, lembaga pendidikan formal
dan juga masyarakat luas.
4. Sebagai tambahan literatur tentang kesenian khususnya seni tari.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penjelesan yang
sudah diuraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka dapat
disimpulkan secara keseluruhan

terhadap pengaruh komodifikasi dalam

penciptaan pada sanggar di Kota Medan sebagai berikut:
1. Kesenian berkembang atau berubah seiring dengan perubahan sosial.
Ketika kelompok masih berbudaya tradisional dan agraris bentuk kesenian
yang muncul kental dengan nuansa magis atau religi untuk keperluan
kegiatan ritual mereka. Kesenian terutama seni tari pun merupakan hasil
ekspresi jiwa yang tertuang dalam bentuk gerak yang melahirkan
keindahan, dengan kata lain memiliki nilai seni yang tinggi. Namun
semakin majunya industri dan teknologi modern, kehidupan manusiapun
mengalami perubahan. Begitu pula dengan kesenian pada masyarakat di
Kota Medan mengalami perubahan fungsi yang dahulu kental dengan
magis dan religi, bernilai seni tinggi namun dengan adanya industri dan
kemajuan teknologi berubah sebagai hiburan biasa. Terlebih lagi karena
alasan pariwisata tidak banyak tari-tari tradisional yang dipertunjukan
untuk kebutuhan komersil saja, untuk menarik turis. Juga dapat dikatakan
kesenian juga dapat dikatakan sebagai sebuah perusahaan karena

54

55

didalamnya terdapat kegiatan jual beli, menukar jasa dengan uang dan ini
merupakan pengertian komodifikasi itu sendiri.
2. Komodifikasi adalah semangat menciptakan keuntungan sebanyakbanyaknya mengakibatkan munculnya gejala komodifikasi diberbagai
sektor kehidupan. Termasuk pada sektor seni tari, saat ini seni tari di kota
Medan mengalami perkembangan. Namun hanya pada tari-tarian yang
bersifat hiburan dan komersil.
3. Karena pengaruh Komodifikasi penciptaan pada sanggar Ai-ai dancer dan
Nusindo bersifat instan, banyaknya permintaan tari dengan tema atau
konsep yang berbeda-beda dari konsumen. Membuat koreografer pada
kedua sanggar ini sering membuat karya tari sehingga jumlah dari karya
tari dari masing-masing sanggar menjadi banyak.

B. Saran
Dari hasil kesimpulan penelitian di atas, maka dapat di ajukan beberapa
saran antara lain sebagai berikut : .
1. Diharapkan para koreografer lebih memperhatikan kualitas tari yan
diciptakan.
2. Kedepannya seni tari di Kota Medan dapat berkembang dan memberikan
pengaruh positif bagi masyarakat.
3. Penulis berharap adanya penelitian lanjutan mengenai topik ini.

56

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Ali Bachruddin & Subandy, 2014 “Komunikasi & Komodifikasi
Dkk, 2002. Metodologi Peneltian, IAIN Sumatera Utara: Medan.
Fajardiane, Dwita. 2012. “Komodifikasi penggunaan jilbab sebagai gaya hidup
dalam majalah muslimah”. Universitas Sumatera Utara.
Hadi Y, Sumandiyo, 2007. Kajian Tari. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher
Hawkins, Alma, 1964. Creating Through Dance. UCLA: Prentice Hall
Hawkins, Alma. Tanpa tahun. Moving form Within: A New Method for Dance
Making. Bergerak Menurut Kata Hati. Terjemahan oleh I Wayan
Dibya. Jakarta: MSPI, 2003.
Maryeni, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara
Nurwani , 2015. “Seni Dalam Perspektif Ilmu Sosial”, Medan: Unimed Press
Nurwani, 2014. “Bahan Ajar Pengetahuan Seni Tari”. Medan : Unimed Press
Purnamasari, Desi. 2014. Pengaruh Musik Sihutur Sanggul pada Penciptaan tari
kreasi daerah batak toba di kota Medan, universitas Negeri Medan
Raharjo, Sumantri . 2011. Komodifikasi budaya lokal dalam televisi (Studi
wacana kritis komodifikasi pangkur jenggleng TVRI Yogyakarta).
Masters thesis, Universitas Sebelas Maret.
Royce, Anya Peterson Terjemahan F.X Widaryanto 2007. Anthropology Of
Dance., Bandung : STSI Press
Sedyawati, Edi dan Soedarsono. 1986. “Pengetahuan Elementer Tari dan
Beberapa Masalah Tari” Jakarta : Direktorat Kesenian Jakarta
Smith, Jacqueline Terjemahan Ben Soeharto. 1985. Komposisi Tari Sebuah
Petunjuk Praktis. Yogyakarta : Ikalasti
Soedarsono, 1986, “Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari”, Yogyakarta : Laligo
Soedarsono, 2002, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University press
Sudarwan, Danim, 2002. Menjadi peneliti Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia

56

57

Http:// www.wikipediaindonesia.com
Http:/likeend.blogspot.co.id
repository.upi.edu
http://indonesiadalamtulisan.blogspot.com/2012/08/pengertian-tari.html
http://www.kompasiana.com/tien.kusumawati/proses-penciptaan-sebuah-karyatari_55003c6da333117c6f510551
http://pemkomedan.go.id/new/hal-medan-timur.html#ixzz3ylQNorJG