261
2. Pengukuran Sinyal Tegangan
Pengukuran Sinyal tegangan DC
Tahanan R1 dan R2 berfungsi sebagai pembagitegangan. Ground osiloskop dihubung kan ke negatipcatu daya DC. Probe kanal-1 dihubungkan ujungsambungan R1
dengan R2. Tegangan searah diukurpada mode DC. Misalnya:
VDC = 5Vdiv. 3div = 15 V Bentuk tegangan DC merupakan garis tebal lurus padalayar CRT. Tegangan terukur
diukur dari garis nol kegaris horizontal DC.
Gambar 9.3 Cara Pengukuran Tegangan DC
Mengukur Tegangan AC, periode T, dan frekuensi F Trafo digunakan untuk mengisolasi antara listrikyang diukur dengan listrik pada
osiloskop. Jika menggunakan listrik PLN maka frekuensinya50 Hz.
Misalnya: Vp = 2Vdiv · 3 div = 6 V Vrms = 6 V2= 4,2 V
T = 2msdiv · 10 div = 20 ms
262
f = 1T = 120ms = 50 Hz Tegangan AC berbentuk sinusoida dengan tinggiU dan lebar periodenya T. Besarnya
tegangan 6 V danperiodenya 20 milidetik dan frekuensinya 50 Hz.
Gambar 9.4 Cara Pengukuran Tegangan AC
3. Pengukuran Arus
Mengukur Sinyal Arus Listrik AC
Pada dasarnya osiloskop hanya mengukurtegangan. Untuk mengukur arus dilakukan secaratidak langsung dengan R = 1W untuk mengukur droptegangan.
Misalnya: Vp = 50 mVdiv · 3div
263
= 150 mV = 0,15 V Vrms = 0,15 V2 = 0,1 V
I = VrmsR = 0,1V 1Ω = 0,1 A
Bentuk sinyal arus yang melaluiresistor R adalah sinusoida menyerupai tegangan. Pada beban resistor sinyal tegangan dan sinyal arus akan sephasa.
Gambar 9.5 Prinsip Pengukuran Arus
4. Pengukuran Beda Phasa
Mengukur Beda Fasa Tegangan dengan Arus Listrik AC.
Beda phasa dapat diukur dengan rangkaian C1 danR1. Tegangan U1 menampakkan tegangan catu darigenerator AC. Tegangan U2 dibagi dengan nilai resistor R1
representasi dari arus listrik AC. Pergeseranphasa U1 dengan U2 sebesar Dx. Misalnya:
ϕ = Δx · 360°XT
264
= 2 div · 360°8div = 90° Tampilan sinyal sinusoida tegangan U1 tegangan catudaya dan tegangan U2 jika
dibagi dengan R1,representasi dari arus AC. Pergeseran phasa antara tegangan dan arussebesar ϕ =900
Gambar 9.6 Pengukuran Beda Fasa
Metode Lissajous Dua sinyal dapat diukur beda phasanya dengan memanfaatkan input vertikalkanal
Y dan horizontal kanal-X. Dengan menggunakan osiloskop dua kanal dapatditampilkan beda phasa yang dikenal dengan metode Lissajous.
265
Gambar 9.7 Prinsip Pengukuran Metoda Lissajous
Beda phasa 0° atau 360°. Dua sinyal yang berbeda, dalam hal ini sinyal inputdan sinyal output jika dipadukan
akan menghasilkankonfigurasi bentuk yang sama sekali berbeda.Sinyal input dimasukkan ke kanal Y vertikal dansinyal output dimasukkan ke kanal X
horizontalberbeda 0°, dipadukan akan menghasilkan sinyalpaduan berupa garis lurus yang membentuksudut 45°
Gambar 9.8 Beda Fasa nol atau 360
o
antara Input dan Output Beda phasa 90° atau 270°.
Sinyal vertikal berupa sinyal sinusoida. Sinyal horizontal yang berbeda phasa 90° atau270° dimasukkan. Hasil paduan yang tampil pada layar CRT adalah garis bulat
266
Gambar 9.9 Beda Fasa 90
o
atau 270
o
antara Input dan Output
Permasalahan 1. Jelaskan meter D,Arsonval
2. Jelaskan prinsip DC ampermeter 3. Jelaskan prinsip DC voltmeter
4. Jelaskan prinsip alat ukur elektrodinamis 5. Jelaskan Alat ukur kWhmeter
6. Jelaskan prinsip pengukuran daya sistem satu fasa 7. Jelaskan prinsip pengukuran daya sistem tiga fasa
8. Jelaskan prinsip pengukuran konsumsi energi bagi suatuperalatan listrik 9. Bagaimana prinsip pengukuran daya reaktif?
10. Jelaskan kondisi oerasi Oskiloskop
267
KEGIATAN BELAJAR 10 Menggunakan Peralatan Ukur Listrik
Aktivitas belajar kalian dimulai dengan mengerjakan tugas kelompok untuk mengembangkan wawasan kalian terkait dengan pekerjaan pengukuran listrik.
Dalam hal ini, guru kalian akan memberikan tugas melalui Lembar Kerja 1. Melalui tugas ini kalian secara berkelompok harus mencari dan menemukan berbagai hal
terkait dengan pekerjaan pengukuran listrik dalam kehidupan nyata baik untuk keperluan bisnis maupun untuk keperluan penelitian, terkait dengan masalah
terminologi dan ketelitian dalam pengukuran listrik
Lembar Kerja 1: Terminologi Dalam Pengukuran Listrik Melalui lembar kerja ini kalian harus mendalami masalah terminologi dalam