Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kontak sosial dapat berlangsung antara orang per orang, orang dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dan
kontak sosial tidak hanya menjadi kebutuhan tetapi juga menjadi pilihan dengan siapa ia melakukannya.
2.2.3. Komunikasi
Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan seseorang komunikator terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang
lain komunikan yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak, sikap, perilaku, dan perasaan, sehingga komunikan membuat reaksi-reaksi terhadap
informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pengalaman yang pernah dia komunikator alami.
Menurut Syam 2013: 95 bahwa dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu ada, yaitu sumber informasi source, saluran channel, dan penerima
informasi receiver. Sumber informasi adalah seseorang atau intitusi yang memiliki bahan informasi pemberitaan untuk disebarkan kepada masyarakat
luas. Saluran channel yang digunakan, dapat berupa saluran intrapersonal atau pun media massa. Sementara penerima informasi receiver adalah perorangan
atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi.
Selain 3 tiga unsur yang terpenting dalam komunikasi adalah aktivitas memaknai informasi yang disampaikan oleh sumber informasi dan pemaknaan
yang dibuat oleh receiver terhadap informasi yang diterimanya itu dan sebuah proses komunikasi memiliki dimensi yang sangat luas dalam pemaknaannya,
karena dilakukan oleh subjek-objek yang beragam, dan konteks sosial yang majemuk pula.
2.2.4. Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama cooperation, persaingan competition, dan pertentangan conflict. Suatu keadaan dapat
dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti interaksi itu
dimulai dengan adanya kerjasama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya pada sampai akomodasi Setiadi
dkk 2013: 101. Menurut Gillin and Gillin Setiadi dkk 2013: 101 ada dua macam proses
sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif.
2.2.4.1.Bentuk Interaksi Asosiatif
Bentuk interaksi asosiatif adalah kerjasama, akomodasi, dan asimilasi.
2.2.4.1.1. Kerjasama
Kerjasama ialah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-orang atau kelompok-kelompok bekerjasama bantu membantu untuk mencapai tujuan
bersama. Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lain Setiadi dkk 2013: 102.
Proses terjadinya kerjasama lahir apabila diantara individu atau kelompok tertentu menyadari adanya kepentingan yang sama. Tujuan-tujuan yang sama akan
menciptakan kerjasama diantara individu dan kelompok yang bertujuan agar tujuan-tujuan mereka tercapai.
2.2.4.1.2. Akomodasi
Akomodasi adalah proses sosial dengan dua makna, pertama adalah proses sosial yang menunjukkan pada suatu keadaan yang seimbang dalam interaksi
sosial yang terjadi dalam masyarakat. Kedua adalah menuju pada suatu proses yang sedang berlangsung, dimana akomodasi menampakkan suatu proses untuk
meredakan suatu pertentangan yang terjadi pada masyarakat dan proses akomodasi merupakan proses menuju suatu tujuan untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, dimana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan dan kelompok manusia,
sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat Anwar dan Adang 2013: 196.
2.2.4.1.3. Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses dimana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan
kelompok dan merupakan pencampuran dua atau lebih budaya yang berbeda sebagai akibat dari proses sosial, kemudian menghasilkan budaya tersendiri yang
berbeda dengan budaya asalnya. Proses asimilasi menjadi penting dalam kehidupan masyarakat yang
individunya berbeda secara kultural, sebab asimilasi yang baik akan melahirkan budaya-budaya yang dapat diterima oleh semua anggota kelompok dalam
masyarakat.
2.2.4.2.Bentuk Interaksi Disosiatif
Bentuk interaksi disosiatif adalah persaingan, pertentangan, dan kontravensi.
2.2.4.2.1. Persaingan
Persaingan diartikan sebagai proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-
bidang kehidupan yang ada pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka
yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan Sujarwanto 2012.
2.2.4.2.2. Pertentangan
Bentuk interaksi sosial yang berupa perjuangan yang langsung dan sadar antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai
tujuan yang sama.
2.2.4.2.3. Kontravensi
Kontravensi merupakan bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri
seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan, dan kebencian terhadap kepribadian orang, tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan
atau pertikaian Setiadi dkk 2013: 103.
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Menurut Setiadi dkk 2013: 97 faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial, yaitu faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi, dan faktor
simpati.
2.2.5.1. Faktor Imitasi
Faktor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat membawa
seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku. Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara-cara orang lain Anwar dan Adang
2013: 197. 2.2.5.2.
Faktor Sugesti
Sugesti yaitu pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari
orang lain. Sugesti dapat diberikan dari individu kepada kelompok. Kelompok kepada kelompok, kelompok kepada individu.
2.2.5.3. Faktor Identifikasi
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik sama dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. Di sini dapat
mengetahui, bahwa hubungan sosial yang berlangsung pada identifikasi adalah lebih mendalam daripada hubungan yang berlangsung atas proses sugesti dan
imitasi.
2.2.5.4. Faktor Simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan
penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Faktor imitasi dan sugesti terjadi lebih cepat, namun pengaruhnya kurang
mendalam apabila dibanding dengan faktor identifikasi dan simpati yang relatif lebih lambat proses berlangsungnya. Tanpa adanya pemahaman yang sama
tentang maksud dan tujuan masing-masing pelaku, suatu interaksi sosial tidak akan berjalan dengan baik. Max Weber dalam Setiadi dkk 2013: 99
mengemukakan bahwa interaksi sosial selalu menyangkut sejumlah pelaku yang saling memengaruhi. Dengan demikian, hubungan para pelaku tersebut terlihat
secara nyata dalam bentuk tindakan tertentu.
2.2.6. Community Komunitas