yang telah dibayar,
dikenai denda sebesar 1000
seribu persen dari kekurangan
pembayaran bea masuk atau bea
keluar.
5. Persentase tertentu
minimum sampai dengan
maksimum dari bea masuk
yang seharusnya
dibayar. Besarnya denda
yang dinyatakan dalam persentase
minimum sampai dengan
maksimum dari bea masuk
yang seharusnya dibayar
ditetapkan secara berjenjang
berdasarkan perbandingan
antara bea masuk atas
fasilitas yang disalahgunakan
dengan total bea masuk yang
mendapat fasilitas dengan
ketentuan apabila
kekurangan pembayaran bea
masuk: a. sampai dengan
20 dua puluh persen, dikenai
denda sebesar 100 seratus
persen dari bea masuk yang
seharusnya dibayar;
b. di atas 20 dua puluh
Pasal 25 ayat 4 Orang yang tidak
memenuhi ketentuan tentang
pembebasan BM yang ditetapkan
UU Wajib membayar
BM yang terutang dan denda
Paling sedikit : 100 dari BM
yang kurang dibayar
Paling banyak : 500 dari BM
yang kurang dibayar
Pasal 26 ayat 4 Orang yang tidak
memenuhi ketentuan tentang
pembebasan atau keringanan BM
yang ditetapkan UU
Wajib membayar BM yang terutang
dan denda Paling sedikit :
100 dari BM yang kurang
dibayar
Paling banyak : 500 dari BM
yang kurang dibayar
persen sampai dengan 40
empat puluh persen, dikenai
denda sebesar 200 dua ratus
persen dari bea masuk yang
seharusnya dibayar;
c. di atas 40 empat puluh
persen sampai dengan 60
enam puluh persen, dikenai
denda sebesar 300 tiga ratus
persen dari bea masuk yang
seharusnya dibayar;
d. di atas 60 enam puluh
persen sampai dengan 80
delapan puluh persen,
dikenai denda sebesar 400
empat ratus persen dari bea
masuk yang seharusnya
dibayar; atau e. di atas 80
delapan puluh persen sampai
dengan 100 seratus persen,
dikenai denda sebesar
500 lima ratus persen dari bea
masuk yang seharusnya
dibayar.
SANKSI ATAS IMPOR DENGAN TARIF BEA MASUK 0 :
Terhadap pelanggaran yang dikenai sanksi administrasi berupa denda yang dihitung berdasarkan persentase dari bea masuk, dalam hal tarif atau tarif akhir bea masuk atas barang yang berkaitan
dengan pelanggaran tersebut besarnya 0 nol persen, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp5.000.000,00 lima juta rupiah.
Syarat : tidak ada barang lain yg dikenai denda Pelanggaran yg ditemukan dari hasil Audit
Salah satunya : 1. Orang yang mengeluarkan barang impor belum mendapat persetujuan pengeluaran dari
pejabat bea dan cukai, : – sanksi denda sebesar Rp25.000.000,00 . 2. Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspor :– sanksi denda sebesar
Rp5.000.000,00 3. Orang yang mengeluarkan barang dari tempat penimbunan berikat sebelum diberikan
persetujuan oleh pejabat bea dan cukai tanpa bermaksud mengelakkan kewajiban pabean, : – sanksi denda sebesar Rp75.000.000,00
4. a. Importir, eksportir, pengusaha TPS, TPB, PPJK, atau pengusaha pengangkutan wajib menyelenggarakan pembukuan. Sanksi : – denda sebesar Rp50.000.000,-
b. Pembukuan wajib diselenggarakan dengan baik agar menggambarkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya, dan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai
harta, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya. Pembukuan wajib diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, mata uang rupiah, dan bahasa
Indonesia, atau dengan mata uang asing dan bahasa asing yang diizinkan oleh menteri.Laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar
pembukuan, surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik, surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan wajib disimpan selama 10
sepuluh tahun pada tempat usahanya di Indonesia. Sanksi : – denda sebesar Rp25.000.000,00 dua puluh lima juta rupiah
Dikenai denda 1 x untuk pelanggaran yang sama.
Sanksi administrasi dibidang cukai berupa denda besarnya dinyatakan dalam:
a. Nilai rupiah tertentu; b. Kelipatan tertentu dari nilai cukai;
c. Persentase tertentu dari nilai cukai; d. Nilai rupiah minimum sampai dengan maksimum; atau
e. Kelipatan minimum sampai dengan maksimum dari nilai cukai.
Dinyatakan Dalam
Ketentuan Undang
- Undang
Kategori Sanksi
1. Nilai Rupiah tertentu