PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN SCHOOLPHOBIAPADA ANAK PRESCHOOL DI TK AL-FALAH BATU

(1)

PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN

SCHOOL PHOBIA PADA ANAK PRESCHOOL

DI TK AL-FALAH BATU

SKRIPSI

Oleh :

DOWEK DARMA PUTRA

NIM. 201010420311033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

i

PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN

SCHOOL PHOBIA PADA ANAK PRESCHOOL

DI TK AL-FALAH BATU

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Serjana Keperawatan (S. Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadyah Malang

Oleh :

DOWEK DARMA PUTRA

NIM. 201010420311033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(3)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN

SCHOOL PHOBIA PADA ANAK PRESCHOOL


(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN

SCHOOL PHOBIA PADA ANAK PRESCHOOL

DI TK AL-FALAH BATU


(5)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : DOWEK DARMA PUTRA

NIM : 201010420311033 Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Kejadian School Phobia Pada Anak

Preschool di TK Al-Falah Batu.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 25 Januari 2014 Yang Membuat Pernyataan,

Dowek Darma Putra NIM : 201010420311033


(6)

v

Jalani hidup apa adanya, terus berjuang, jangan

pernah menyerah,

dan disertai do’a, karena setiap

orang mempunyai cara dan jalan yang berbeda

menuju kesuksesaan....

Yakin dengan diri sendiri

Semangat pantang menyerah...


(7)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Yang Utama dari segalanya...

Sembah sujud serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkatmu telah memberikanku kehidupan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan dunia. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terseleseikan.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi..

InaQ dan AmaQ ku Tercinta...

Kedua orang tua ku adalah mereka yang telah membesarkan ku hingga sampai saat ini, tanpa perjuangan dan kerja keras serta dukungan yang tiada hentinya, yang selalu mereka berikan,mungkin saya tidak bisa seperti sekarang ini. Meskipun kedua inaQ dan amaQ ku tidak pernah merasakn bagaimana rasanya duduk dibangku sekolah, tetapi beliau selalu mengerti apa kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai seorang pelajar.

Kakak dan adikyang tersayang...

Buat labek cepet lulus D3 keperawatannya nya, ibi cepet lulus s1 ekonomi, buat semua kakak perempuan saya dirumah, paman, bibi, kakek dan nenek saya, serta keluarga besar dusun tendaun, semuanya saya ucapkan bayak-banyak terima kasih atas do’a beserta dukungannya selama ini hingga saya bisa menyeleseikan pendidikan S1 keperawatan di umm.

Dosen fikes umm...

Ibu nurul aini, S.kep. Ns, M.kep, dan ibu Reni Imiasih, M. Kep.Sp. Kep, An. saya mengucapkan banyak terima kasih karena selama ini ibu banyak memberikan saya banyak ilmu yang bermanfaat dan selalu menyediakan waktu untuk saya konsul skripsi, dan saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya apabila selama bimbingan saya ada


(8)

vii

salah kata atau ada kata-kata yang kurang berkenan di hati ibu, saya minta maaf sebesar-besarnya

Ibu lia, selaku walidosen terima kasih sudah menberikan motivasi selama kulyah hingga menyeleseikan tugas akhir Pak Huda, terima kasih sudah mau direpotkan mengurus pembimbing, dari acc judul sampai dengan semhas.

Buat batur-baturQ spesial di lombok...

Zul, hendro beleq ulun, fazi, imam krisna, angga, ori, diaz, ayim, dewe, sardi, us, renah, emi, semoga kalian semua menjadi orang yang berguna dan sukses untuk masa depan...

Buat temen yg paling spesial....

Kamariah,terima kasih selama ini kamu selalu memberikan ku semangat untuk menyeleseikan tugas akhir ini,. Emi temen yang manja, ida temen yang alim, Atma temen yang suka marah-marah gk jlas tp asyik juga sih, Namira temen yang selalu ceria, kalian adalah teman the best deh, selalu bikin ketawa saat kita ngumpul bareng, dan Tihar temen yang se misi dan seperjuangan mengerjakan skripsi lembur begadang bareng, revisian bareng, semoga kita semua menjadi orang yang berguna nanti nya sobat-sobat.

Buat teman2 Psik 2010 A...

Catur, anggi, isma, ines, soni, dian, ari, dewi, alfian, doni, imam, thoriq, rikha, citra, nurjani, amir, arwin, angga, aspina, meylanda, shofi, chiko, weny, ade, david, memey, rini, cindy, gita, muzdalifah, andre, saudah, via, reski, yuli, yhumei, desi, tari yang udah minjemin kameranya terima kasih dan tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih buat teman-teman PSKI 2010 A ,saya senang bisa bareng kalian dari awal masuk kuliah kalian semua sudah baik dan mau menjadi teman saya selama ini, semoga kita semua sukses dan bisa menjadi orang yang bermaanfat bagi orang lain.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Kejadian School Phobia Pada Anak Preschool Di TK AL-Falah Batu.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep., Sp. Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, M.Kep.,selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

3. Ibu Nurul Aini, S. Kep. Ns. M.Kep., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Reni Ilmiasih, M. Kep. Sp. Kep. An., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Ledy Martha, S. Kep. Ns. M.Kep, dan Nur Aini, S. Kep. Ns. M.Kep, selaku penguji saat seminar proposal skripsi, terima kasih telah memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.


(10)

ix

6. Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep. Sp. Mat, dan Ibu Erma Wahyu Mashfufa, S.Kep. Ns. M.Si, selaku penguji saat skripsi, terima kasih telah memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materil bagi terselesaikanya ini.

8. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya. 9. Laila Anisa, S.PdI., selaku kepala sekolah kepala TK Al-Falah Batu yang telah

memberikan ijin dalam penelitian ini.

10. Teman-teman PSIK A 2010 dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Malang, 25 Januari 2014


(11)

x

Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Kejadian School Phobia pada

Anak Preschool Di TK Al-Falah Batu

Dowek Darma Putra1, Nurul Aini, S.kep. Ns, M.Kep. 2, Reni Ilmiasih, M.Kep. Sp. Kep. An.3

ABSTRAK

Latar Belakang: School phobia pada anak preschool adalah suatu bentuk ketakutan yang dialami anak usia 3 – 6 tahun terhadap sekolah. Faktor yang mempengaruhi

school phobia adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari jenis kelamin, intelegensi, usia, sedangkan faktor eksternal adalah pola asuh orang tua, dan lingkungan. Anak yang mengalami school phobia dapat mengakibatkan anak akan menjadi manja, ketergantungan terhadap orang tua, dan sulit berinteraksi dengan lingkungan baru. Anak dengan school phobia dapat diatasi dengan menekankan pentingnya bersekolah. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak preschool.

Metode Penelitian: Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan desain penelitian case control yang ditelusuri secara retrospektif dengan meneliti jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak preschool. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2013 di TK Al-Falah Batu. Subjek penelitian adalah anak usia preschool di TK Alfalah batu, dengan jumlah sampel (n=51) dan diambil dengan metode purposive sampling.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square.

Hasil: Hasil analisa uji chi square dengan taraf signifikan 0,05 didapatkan nilai hitung 5.230 dengan nilai pearson chi square-nya. p value : 0,022 yang berarti ada pengaruh antara jenis kelamin terhadap kejadian school phobia. Anak perempuan memiliki sistem limbiknya berkerja 8 kali lebih besar dibandingkan anak laki-laki, hal itulah yang menyebabkan anak perempuan lebih emosional dan perasa seperti, menangis, sedih,cemas, sehingga anak perempuan kecenderungan mengalami school phobia.

Kesimpulan: Jenis kelamin mempengaruhi kejadian school phobia pada anak

preschool di TK Al-Falah Batu.

Saran: Orang tua dapat mengantisipasi kejadian school phobia yang terjadi pada anak laki-laki dan perempuan.

Kata Kunci : Anak preschool, Jenis kelamin, dan School phobia

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.


(12)

xi

The Impact of Gender on the incident School Phobia to the

Preschool Child in Al-Falah Kindergarten Batu.

Dowek Darma Putra1, Nurul Aini, S.kep. Ns, M.Kep. 2, Reni Ilmiasih, M.Kep. Sp. Kep. An.3

ABSTRACT

Background: School phobia of preschool children is a form of fear experienced by a child's age 3 - 6 years of school. Factors affecting school phobia is internal and external factors. Internal factors consists of gender, intelligence, age, whereas the external factor is the parents, parenting and the environment. Children were having school phobia can result in children will become spoiled, dependence to parents, and difficult interact with new environment. Children with school phobia can be overcome to accentuated the importance of attending to school. The aim of this research is to know the impact of gender to the incident school phobia to the preschool chil.

Research Method: Research type that used in this method is analytical non excperiment research with cases control research design that searched prospectively by studying the impact of gender on the incident school phobia to the preschool child.. This research conducted on desember 2013 in Al-falah kindergarten Batu. Research subject is children aged 3 - 6 years, with the amaounts of samples (n = 51). Sample in this research taken by purposive sampling. method. Data analysis conducted by chi square..

Result: Based the analysis result of chi square test with significant level 0.05, it is obtained calculation for 5.230, p value 0.022 that means there is the influence of gender to the incident of school phobia. Girls have the limbic system 8 of the work larger than boys, this causes the child women more emotional and taste as, cry, sad, anxious, and the women tendency had school phobia

Conclusion: Gender is affect to the school phobia for precshool children in Al-Falah kindergarten at Batu.

Advice: The parents can anticipate the incident happened at school phobia to the sons and daughters

Keyword: Gender, Precshool child, and School phobia

1. Student of Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, Muhammadiyah University of Malang.

2. Lecture of Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, Muhammadiyah University of Malang

3. Lecture of Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, Muhammadiyah University of Malang


(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Peryataan Keaslian Penulisan ... iv

Moto ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... viii

Abstrak ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Bagi Tenaga Keperawatan ... 5

1.4.2 Manfaat Bagi Orang Tua ... 5

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti ... 5

1.5 Keaslian Penelitian ... 5

1.6 Batasan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Konsep Anak Preschool (Pra Sekolah) ... 8

2.1.1 Definisi Anak Preschool ... 8

2.1.2 Perkembangan Anak Preschool ... 9

2.1.3 Teori Perkembangan Kepribadian Anak Preschool... 15

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak ... 16

2.2 Konsep Jenis Kelamin ... 16

2.2.1 Definisi Jenis Kelamin ... 16

2.2.2 Perbedaan Laki-laki dan Perempuan Berdasarkan Berbagai Teori ... 17

2.2.3 Perbedaan Sifat dan Perilaku Laki-laki dan Perempuan ... 20

2.3 Konsep School Phobia ... 21

2.3.1 Definisi Phobia ... 21

2.3.2 Jenis-jenis Phobia ... 21

2.3.3 Definisi School Phobia ... 21

2.3.4 Tingkatan dan Tanda-tanda School Phobia ... 22

2.3.5 Gejala-gejala School Phobia ... 23

2.3.6 Penyebab School Phobia ... 24

2.3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi School Phobia ... 26


(14)

xiii

2.3.9 Penanganan School Phobia ... 27

2.3.10 Hubungan Jenis Kelamin dengan Hormon Perilaku... 29

2.3.11 Hubungan Jenis Kelamin dengan School Phobia ... 30

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 32

3.1 Kerangka Konsep ... 32

3.2 Hipotesis Penelitian ... 33

BAB IV METODE PENELITIAN ... 34

4.1 Desain Penelitian ... 34

4.2 Populasi dan Sampel ... 36

4.2.1 Populasi ... 36

4.2.2 Teknik Sampling ... 36

4.2.3 Sampel ... 36

4.3 Variabel Penelitian ... 37

4.3.1 Variabel Bebas (Indepenent) ... 37

4.3.2 Teknik Tergantung (Dependent) ... 37

4.4 Definisi Operasional ... 37

4.5 Instrument Penelitian ... 38

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

4.7 Metode Pengumpulan Data ... 39

4.8 Teknik Analisa dan Pengolahan Data ... 42

4.9 Analisa Data Penelitian ... 43

4.10 Etika dalam Penelitian ... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 46

5.1 Hasil Penelitian ... 47

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Reaksi atau Gejala School Phobia ... 48

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan School Phobia ... 48

5.1.5 Karakteristik School Phobia Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

5.2 Hasil Analisa Data dengan Program SPSS.15 ... 49

BAB VI PEMBAHASAN ... 52

6.1 Interpretasi Data Umum ... 52

6.1.1 Jenis Kelamin Anak ... 52

6.1.2 Usia ... 53

6.2 Interpretasi Data Khusus ... 54

6.2.1 Identifikasi Kejadian School Phobia ... 54

6.2.2 Identifikasi Tingkatan School Phobia ... 57

6.2.3 Identifikasi Jenis Kelamin dengan School Phobia ... 60

6.2.4 Pengaruh Jenis Kelamin terhadap School Phobia ... 62

6.3 Keterbatasan Penelitian ... 65


(15)

xiv

BAB VII PENUTUP ... 67

7.1 Kesimpulan ... 67

7.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 38

Tabel 4.2 prosedur pengujian kai kuadrat berdasarkan jenis kelamin ... 44

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47

Tabel 5.2.1 Nilai Observasi dan Ekspetasi ... 50


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 32 Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 35 Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di TK

Al-Falah

Batu pada Bulan Desember 2013 ... 47 Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Gejala School Phobia di TK Al-Falah Batu pada Bulan Desember 2013 ... 48 Gambar 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan School Phobia

di TK Al-Falah Batu pada Bulan Desember 2013 ... 48 Gambar 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di TK


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 72

Lampiran 2 Lembar Kuesioner Penelitian ... 73

Lampiran 3 Lembar Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas ... 77

Lampiran 4 Rekapan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 79

Lampiran 5 Lembar Analisa Data ... 80

Lampiran 6 Rekapan Hasil Peneltian School Phobia ... 82

Lampiran 7 Rekapan Hasil Tingkatan Shool Phobia ... 85

Lampiran 8 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Pembimbing 1... 88

Lampiran 9 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Pembimbing 2 ...89

Lampiran 10 Lembar Angket Persetujuan Skripsi ... 90

Lampiran 11 Lembar Permohonan Izin Melakukan Penelitian di TK AL-Falah Batu... 91

Lampiran 12 Lembar Surat Keterangan Melakukan Penelitian di TK Al-Falah Batu... 92

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian ...93


(19)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Admin, dalam sakinah (2009). Peran Orang Tua Dalam Menghadapi Fobia Sekolah Pada Anak Pendidikan Pra Formal Di Tk Anak Saleh Malang. Malang: Universitas Widyagama Husada.

Alwisol (2005). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Aqsyaluddin, M. ( 2004). Mengenalkan Anak Pada Sekolah. Jakarta: P.T Grasindo. Arikunto (2002). Prosedur Peneltitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Behrman, Kliegman, & Arvin. (1996). Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakatra: EGC. Beidel, & Alfano. (2011). Child Anxiety Disorders. Second Edition. New York: Taylor and

Prancis Group.

Biddulph (2005). Raising Boys. Jakarta: Rineka Cipta.

Bufahnun, (2007). Perbedaan Sifat dan Peran Gender Berdasarkan Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi Anak : (24), pg. 23.

C. Davidson, et..aal. (2006). Psikologi Abnormal Edisi Ke-9. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cerio Joy. (2007). School phobia: A family systems approach. Elementary School Guidance and Counseling; (31), 3; ProQuest Education Journals. pg. 180.

Darsono, dalam Armaliani,. (2008). Fobia sekolah pada anak sekolah dasar. Universitas Gunadarma.

Dagun, (2006). Sifat Maskulin dan Feminim. Jakarta: EGC

Dewanggi, M, dkk. (2012). Pengasuhan Orang Tua Dan Kemandirian Anak Usia 3 - 5 Tahun Berdasarkan Gender Di Kampung Adat Urug. Jurnal ilmu keluarga dan konseling, 5 (1), 19-28.

F. Rini, dalam Sakinah (2007). Peran Orang Tua Dalam Menghadapi Fobia Sekolah Pada Anak Pendidikan Pra Formal Di Tk Anak Saleh Malang : Universitas Widyagama Husada.

Fanu. Le James (2006). Deteksi Dini Masalah-Masalh Psikologi Anak. Jogyakarta: Think Friedman,S Howard. (2006). Kepribadian Teori Klasik Dan Riset Modern. Jakarta:


(20)

xix

Grandinson, K. J, dalam, diena (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi kejadian school Phobia pada anak pada Anak Usia Prasekolah (3 – 6 Tahun) di Taman Kanak-Kanak Restu dan Anak Saleh Malang : Universitas Brawijaya

Hawadi (2001). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT Grasindo.

Halgin, Whitbourne. (2010). Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Humanika.

Handayani (2005). Mempersiapkan dan mengenalkan sekolah pada anak. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Heather. (2009). Deferent Of Gender: Elementary School Guidance and Counseling; (27), 3; ProQuest Education Journals. pg. 98.

Hidayat, Alimul Azis. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hartstein, dalam diena (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi kejadian school Phobia pada anak pada Anak Usia Prasekolah (3 – 6 Tahun) di Taman Kanak-Kanak Restu dan Anak Saleh Malang : Universitas Brawijaya

___________. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Kearney, Christopher A., & Albano, Anne Marie (2007). When Children Refuse School. First Edition. New York : Oxford Press, Inc.

___________. (2007). When Children Refuse School. Second Edition. New York : Oxford Press, Inc.

Nursalam (2008). Konsep Dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Natalia, Devi dan Astuti. (2008). Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Kecemasan Bersekolah. Naskah Publikasi Universitas Islam Indonesia.

Mahendratto, dalam Armaliani. (2008). Phobia Sekolah Pada Anak Sekolah Dasar.

Universitas Gunadarma.

Musbikin, Imam(2012). Mengatasi Anak Mogok Sekolah+Malas Belajar. Jakarta : Laksana.

Marianna Csoti (2003). Phobia School, Panic Attack And Anxiety In Children. London : Athenaeun Press.

Pedak, Sudrajad.(2009). Saatnya Bersekolah. Jogjakarta: BUKUBIRU. Patmonodewo (2008). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Reneka Cipta.


(21)

xx

Pratisti (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT INDEKS. Pieter, Lubis. (2010). Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana.

Perrry, & Poterr. (2010). Fundamental of nursing. Jakarta: Salemba Medika. Purwanto (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Salemi, & Brown. (2003). School Phobia: Implications for school health educators. American Journal of Health Education; ;( 34), 4; ProQuest. pg. 199.

Sugiyono (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Santrock, W. J. (2009). Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika. ___________. (2011). Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika.

Thompson, Y Supartini. (2004). Buku ajar Konsep Dasar Keperawatan anak. Jakarta: EGC.

Thambirajah, M.S. (2008). Understanding School Refusal. London: Jessica Kingsley Publishers.

Wong, Donna L. (2008). Buku ajar keperawatan Pediatrik. Edisi ke-6. Volume 1. Jakarta: EGC.

Woolfson, C Richard. (2006). Anak Yang Cerdas. Batam : Karismabooks. ___________. (2005). Mengapa Anaku Begitu?. Jakarta : Erlangga.

Yancey, Yusita. (2012). Hubungan Antara Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Sibling Rivalry pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja puskesmas pembantu (pustu) Desa Popoh Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Yusuf, Syamsu. (2007). Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya. .


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak adalah individu yang berusia antara 0 - 18 tahun yang sedang dalam proses tumbuh kembang. Anak harus memenuhi kebutuhan fisik atau biologis yang mencakup makan, minum, udara, elminasi, tempat berteduh dan kehangantan dalam proses tumbuh kembang tersebut. Secara psikologis, anak membutuhkan kesempatan untuk berpikir mandiri. Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Mereka tidak dapat disamakan dengan orang tua karena masih bergantung pada orang dewasa dan lingkunganya, serta membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri melalui pendidikan prasekolah (Supartini, 2004; Patmonodewo, 2008).

Pendidikan preschool adalah mereka yang berusia 3-6 tahun. Memiliki tujuan

membuat kehidupan yang bahagia bagi anak-anak. Mereka dapat bermain, belajar bersosialisasi dengan teman, lingkungan yang baru, serta dapat mencapai pengembangan potensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan dengan baik, tetapi pada kenyataannya tidak semua anak merasa bahwa masa sekolah merupakan masa yang menyenangkan. Banyak dari mereka yang menolak pergi ke sekolah, anak malas belajar, menangis saat dikelas, gelisah, tidak mau bergaul dengan teman-temannya, takut dengan gurunya bahkan ada yang tidak mau lagi ke sekolah. Anak yang megalami hal tersebut dinamakan school phobia

(Musbikin, 2012)

School phobia adalah bentuk ketakutan yang tidak masuk akal terhadap sekolah.


(23)

2 irasional dan tidak realistis yang dialami anak di sekolah. Gangguan ini muncul ketika jam berangkat sekolah tiba, dan segera hilang pada saat hari libur. Anak yang mengalami school phobia ditandai dengan; menolak untuk pergi ke sekolah, menangis

saat dikelas, gelisah, sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut, tidak mau berpisah dengan orang yang mengasuhnya, selalu ingin pulang dan tidak mau bergaul dengan teman-temannya (Sumarti, dalam Soekreno, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi, dalam sakinah, (2009) menunjukan, 6,3% anak-anak berusia 3 - 5 tahun, 2,8% anak berusia 6 - 11 tahun, dan 0,9% pada anak usia diatas 11 tahun yang mengalami school phobia. Data studi internasional

menunjukan, 2,4% anak yang mengalami school phobia. Anak yang mengalami school

phobia rata-rata berusia 3 - 5 tahun, yang dimana dalam masa ini anak sedang

menempuh pendidikan prasekolah dan berakhir pada usia 14 - 15 tahun (Admin, 2009).

Hasil wawancara secara informal dengan guru dan beberapa orang tua murid di TK Al-Falah Batu. Anak didik masih banyak ditemukan, baik laki-laki maupun perempuan, belum mampu berinteraksi dengan teman, guru, maupun lingkungan sekolah. Beberapa hasil lain dalam temuan wawancara tersebut antara lain anak didik yang selalu diantarkan oleh orang tuannya. Anak tidak mau ditinggal sendirian di sekolah, menangis ketika dalam kegiatan belajar mengajar, menyendiri, gelisah, dan anak nampak takut ketika guru mendekatinya merupakan temuan selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara tersebut penelti tertarik melakukan penelitian di TK Al-Falah Batu (hasil wawancara).

School phobia disebabkan karena pengalaman negatif di sekolah. Anak sering

diganggu dan diolok-olok temannya sehingga dapat membuat anak merasa tidak percaya diri dan tidak mau ke sekolah lagi. Problem di dalam keluarga, juga


(24)

3 menyebabkan anak tidak mau bersekolah. Anak sering melihat orang tuannya bertengkar, ia akan mengalami tekanan emosional dan membuatnya tak bisa berkosentrasi di sekolah. Faktor kecemasan pada anak juga penyebab school phobia.

Anak merasa cemas ketika berpisah dengan orang tuanya (Musbikin, 2012).

Faktor yang mempengaruhi school phobia ada dua yaitu, faktor internal dan

eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak yang mempengaruhi terjadinya school phobia, faktor tersebut adalah intelegensi, jenis

kelamin, kondisi fisik, urutan kelahiran dan keperibadian. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang terdapat diluar diri anak yang mempengaruhi pobia sekolah, yaitu, status ekonomi, hubungan sosial, lingkungan sosial, pola asuh orang tua (Hurlock, dalam Armaliani, 2008).

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi school phobia, salah satu faktor yang ingin

diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin. Peneliti ingin membuktikan kebenaran teori yang ada dan sejauh mana teori jenis kelamin dapat mempengaruhi kejadian school phobia ini dapat berlaku. Hal ini penting bagi orang tua yang memiliki

seorang anak yang berbeda jenis kelamin. Orang tua dapat mengantisipasi kejadian

school phobia yang secara teori lebih sering terjadi pada anak perempuan.

Menurut penelitian Hurlock, School phobia lebih sering terjadi pada anak

perempuan dibandingkan anak laki-laki. Prevalensi school phobia pada anak perempuan

75% dan pada anak laki-laki hanya 25%. Perbedaan prosentase ini disebabkan anak perempuan kecenderungan mempunyai sifat pemalu, ketergantungan dengan orang tua, tingkat kecemasan, takut terhadap guru, dan biasanya lebih menonjolkan rasa takutnya akan sekolah dibandingkan anak laki-laki (Hurlock, 1996; Friedman, 2008,).

Anak mengalami school phobia dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan


(25)

4 dengan orang tuannya, anak selalu gelisah saat di sekolah, tidak mau pergi ke sekolah , ketinggalan banyak mata pelajaran, sulit untuk menyusaikan diri dengan teman temannya, guru dan lingkungan sekolah (Linden, dalam Musbikin, 2012).

Penanganan school phobia dapat dilakukan dengan menekankan pentingnya

bersekolah. Anak diharuskan tetap pergi ke sekolah setiap hari. Lepaskan anak secara bertahap, dengan selalu mendampingi anak ke sekolah hingga anak mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Buka komunikasi yang baik dengan memperhatikan keluhan-keluhan anak. konsultasikan masalah kesehatan anak kepada

dokter (Musbikin, 2012).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaiamanakah pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak preschool.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dirumusakan permasalahan penelitian:

Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak

preschool di TK Al-Falah Batu?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak preschool di TK

Al-Falah Batu.

1.3.2 Tujuan Khusus


(26)

5 2. Mengidentifikasi tingkatan school phobia pada anak preschool di TK Al-Falah Batu 3. Mengidentifikasi jenis kelamin anak usia preschool yang mengalami school phobia di

TK Al-Falah Batu.

4. Menganailsa pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak

preschool di TK Al-Falah Batu.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Tenaga Keperawatan

Dapat digunakan sebagai informasi untuk melakukan intervensi dalam mengatasi anak dengan school phobia. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan

acuan perawat dalam memberikan layanan keperawatan (perawat sebagai edukator dan sebagai konsultan orang tua) khususnya dalam mengatisipasi kejadian school phobia

pada anak.

1.4.2 Bagi Orang Tua

Mendapatkan informasi mengenai kondisi yang berhubungan dengan terjadinya

school phobia pada anak.

1.4.3 Bagi Peneliti

Mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak

preschool.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yaitu : 1. Sakinah, (2009) meneliti tentang peran orang tua dalam menghadapi fobia

sekolah pada anak pendidikan pra formal Di TK anak Saleh Malang, menggunakan rancangan penelitian deskriftif dengan desain distribusi


(27)

6 frekuensi, pengambilan sampel 29 responden, secara purposive sampling yaitu

seluruh siswa siswi TK Anak Saleh kelas A yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian adalah bahwa dapat disimpulkan pengetahuan orang tua tentang fobia sekolah kurang baik sebanyak 16 responden (55.2%), penyebab fobia sekolah paling banyak adalah separation anxiety (48.3%), dan peran orang

tua kurang baik sebanyak 15 responden (51.7%).

Perbedaan peneneltian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah variabel bebas (independen). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu jenis kelamin karena jenis kelamin salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya school phobia. Penelitian ini menggunakan

metode case control dan bersifat retrospektif.

2. Retno Armaliani, (2008) meneliti tentang gambaran fobia sekolah pada anak sekolah dasar di rumah dan sekolah subjek, menggunakan rancangan penelitian metode dan pendekatan kualitatif berdasarkan studi kasus yang bersifat intrinsik. Pengambilan sampel anak laki-laki usia 10 tahun. Hasil penelitian menunjukan subjek mengalami pobia sekolah dikarenakan adanya pengalaman negatif yang dialami subjek saat berada di sekolah. Ayah subjek juga menerapkan pola asuh otoriter yang menyebabkan anak takut untuk sekolah.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Armaliani (2008) dengan penelitian ini adalah variabel bebas (independen). Variabel independen dalam penelitian ini adalah jenis kelamin. Populasi dalam penelitian ini adalah anak preschool. Metode pengaambilan sampel pada penelitian ini


(28)

7 keinginan peneliti dan memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan metode case control yang bersifat retrospektif.

1.6 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan pada

1. School phobia yaitu anak yang mengalami bentuk ketakutan yang tinggi terhadap sekolah, biasanya desertai dengan keluhan-keluhan saat berangkat sekolah (Departemen Of Counseling Psicology di Auburn University).

2. Anak usia preschool yaitu anak-anak yang berusia antara 3 - 5 tahun, yang belum menempuh pendidikan dasar (SD) dan masih mengikuti program Taman Kanak-Kanak (TK)

3. Jenis kelamin yaitu perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan (Yusuf, 2007).


(1)

irasional dan tidak realistis yang dialami anak di sekolah. Gangguan ini muncul ketika jam berangkat sekolah tiba, dan segera hilang pada saat hari libur. Anak yang mengalami school phobia ditandai dengan; menolak untuk pergi ke sekolah, menangis saat dikelas, gelisah, sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut, tidak mau berpisah dengan orang yang mengasuhnya, selalu ingin pulang dan tidak mau bergaul dengan teman-temannya (Sumarti, dalam Soekreno, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi, dalam sakinah, (2009) menunjukan, 6,3% anak-anak berusia 3 - 5 tahun, 2,8% anak berusia 6 - 11 tahun, dan 0,9% pada anak usia diatas 11 tahun yang mengalami school phobia. Data studi internasional menunjukan, 2,4% anak yang mengalami school phobia. Anak yang mengalami school phobia rata-rata berusia 3 - 5 tahun, yang dimana dalam masa ini anak sedang menempuh pendidikan prasekolah dan berakhir pada usia 14 - 15 tahun (Admin, 2009).

Hasil wawancara secara informal dengan guru dan beberapa orang tua murid di TK Al-Falah Batu. Anak didik masih banyak ditemukan, baik laki-laki maupun perempuan, belum mampu berinteraksi dengan teman, guru, maupun lingkungan sekolah. Beberapa hasil lain dalam temuan wawancara tersebut antara lain anak didik yang selalu diantarkan oleh orang tuannya. Anak tidak mau ditinggal sendirian di sekolah, menangis ketika dalam kegiatan belajar mengajar, menyendiri, gelisah, dan anak nampak takut ketika guru mendekatinya merupakan temuan selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara tersebut penelti tertarik melakukan penelitian di TK Al-Falah Batu (hasil wawancara).

School phobia disebabkan karena pengalaman negatif di sekolah. Anak sering diganggu dan diolok-olok temannya sehingga dapat membuat anak merasa tidak percaya diri dan tidak mau ke sekolah lagi. Problem di dalam keluarga, juga


(2)

menyebabkan anak tidak mau bersekolah. Anak sering melihat orang tuannya bertengkar, ia akan mengalami tekanan emosional dan membuatnya tak bisa berkosentrasi di sekolah. Faktor kecemasan pada anak juga penyebab school phobia. Anak merasa cemas ketika berpisah dengan orang tuanya (Musbikin, 2012).

Faktor yang mempengaruhi school phobia ada dua yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak yang mempengaruhi terjadinya school phobia, faktor tersebut adalah intelegensi, jenis kelamin, kondisi fisik, urutan kelahiran dan keperibadian. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang terdapat diluar diri anak yang mempengaruhi pobia sekolah, yaitu, status ekonomi, hubungan sosial, lingkungan sosial, pola asuh orang tua (Hurlock, dalam Armaliani, 2008).

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi school phobia, salah satu faktor yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin. Peneliti ingin membuktikan kebenaran teori yang ada dan sejauh mana teori jenis kelamin dapat mempengaruhi kejadian school phobia ini dapat berlaku. Hal ini penting bagi orang tua yang memiliki seorang anak yang berbeda jenis kelamin. Orang tua dapat mengantisipasi kejadian school phobia yang secara teori lebih sering terjadi pada anak perempuan.

Menurut penelitian Hurlock, School phobia lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Prevalensi school phobia pada anak perempuan 75% dan pada anak laki-laki hanya 25%. Perbedaan prosentase ini disebabkan anak perempuan kecenderungan mempunyai sifat pemalu, ketergantungan dengan orang tua, tingkat kecemasan, takut terhadap guru, dan biasanya lebih menonjolkan rasa takutnya akan sekolah dibandingkan anak laki-laki (Hurlock, 1996; Friedman, 2008,).

Anak mengalami school phobia dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan masalah yang serius. Masalah tersebut antara lain, anak menjadi sulit untuk berpisah


(3)

dengan orang tuannya, anak selalu gelisah saat di sekolah, tidak mau pergi ke sekolah , ketinggalan banyak mata pelajaran, sulit untuk menyusaikan diri dengan teman temannya, guru dan lingkungan sekolah (Linden, dalam Musbikin, 2012).

Penanganan school phobia dapat dilakukan dengan menekankan pentingnya bersekolah. Anak diharuskan tetap pergi ke sekolah setiap hari. Lepaskan anak secara bertahap, dengan selalu mendampingi anak ke sekolah hingga anak mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Buka komunikasi yang baik dengan memperhatikan keluhan-keluhan anak. konsultasikan masalah kesehatan anak kepada dokter (Musbikin, 2012).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaiamanakah pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak preschool.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dirumusakan permasalahan penelitian:

Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak preschool di TK Al-Falah Batu?.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak preschool di TK Al-Falah Batu.

1.3.2 Tujuan Khusus


(4)

2. Mengidentifikasi tingkatan school phobia pada anak preschool di TK Al-Falah Batu 3. Mengidentifikasi jenis kelamin anak usia preschool yang mengalami school phobia di

TK Al-Falah Batu.

4. Menganailsa pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak preschool di TK Al-Falah Batu.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Tenaga Keperawatan

Dapat digunakan sebagai informasi untuk melakukan intervensi dalam mengatasi anak dengan school phobia. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan acuan perawat dalam memberikan layanan keperawatan (perawat sebagai edukator dan sebagai konsultan orang tua) khususnya dalam mengatisipasi kejadian school phobia pada anak.

1.4.2 Bagi Orang Tua

Mendapatkan informasi mengenai kondisi yang berhubungan dengan terjadinya school phobia pada anak.

1.4.3 Bagi Peneliti

Mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian school phobia pada anak preschool.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yaitu : 1. Sakinah, (2009) meneliti tentang peran orang tua dalam menghadapi fobia

sekolah pada anak pendidikan pra formal Di TK anak Saleh Malang, menggunakan rancangan penelitian deskriftif dengan desain distribusi


(5)

frekuensi, pengambilan sampel 29 responden, secara purposive sampling yaitu seluruh siswa siswi TK Anak Saleh kelas A yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian adalah bahwa dapat disimpulkan pengetahuan orang tua tentang fobia sekolah kurang baik sebanyak 16 responden (55.2%), penyebab fobia sekolah paling banyak adalah separation anxiety (48.3%), dan peran orang tua kurang baik sebanyak 15 responden (51.7%).

Perbedaan peneneltian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah variabel bebas (independen). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu jenis kelamin karena jenis kelamin salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya school phobia. Penelitian ini menggunakan metode case control dan bersifat retrospektif.

2. Retno Armaliani, (2008) meneliti tentang gambaran fobia sekolah pada anak sekolah dasar di rumah dan sekolah subjek, menggunakan rancangan penelitian metode dan pendekatan kualitatif berdasarkan studi kasus yang bersifat intrinsik. Pengambilan sampel anak laki-laki usia 10 tahun. Hasil penelitian menunjukan subjek mengalami pobia sekolah dikarenakan adanya pengalaman negatif yang dialami subjek saat berada di sekolah. Ayah subjek juga menerapkan pola asuh otoriter yang menyebabkan anak takut untuk sekolah.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Armaliani (2008) dengan penelitian ini adalah variabel bebas (independen). Variabel independen dalam penelitian ini adalah jenis kelamin. Populasi dalam penelitian ini adalah anak preschool. Metode pengaambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang digunakan sesuai dengan


(6)

keinginan peneliti dan memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan metode case control yang bersifat retrospektif.

1.6 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan pada

1. School phobia yaitu anak yang mengalami bentuk ketakutan yang tinggi terhadap sekolah, biasanya desertai dengan keluhan-keluhan saat berangkat sekolah (Departemen Of Counseling Psicology di Auburn University).

2. Anak usia preschool yaitu anak-anak yang berusia antara 3 - 5 tahun, yang belum menempuh pendidikan dasar (SD) dan masih mengikuti program Taman Kanak-Kanak (TK)

3. Jenis kelamin yaitu perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan (Yusuf, 2007).