Latar Belakang - HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN KEJADIAN ENURESIS ANAK USIA PRESCHOOL (4-5 TAHUN) (Studi Analitik di TK Al-Mutaqin Desa Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri 2014)

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN KEJADIAN

ENURESIS ANAK USIA PRESCHOOL (4-5 TAHUN)

(Studi Analitik di TK Al-Mutaqin Desa Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri 2014)

  

M. Ikhwan Kosasih*, Andri Fuji Utomo**

  • *) Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri

    **) Perawat RSUD Pare - Kediri

  Toilet training is practice to urinate and defecate in toilet that taught at child at age 4 – 5 years so it can

overcome enureses that caused by ability of organ finction that arrange feel wish urinate and defecate has

started to expand but still in rough.

  Reseach design classified as non experimental with approach of cross sectional. In this resach use 2

variables. Independent variable is mother knowledge about toilet training with questionnaire instrumen.

Dependent variable is incident of child enuresis at age 4 – 5 years with questionnaire instrumen. The total

population is 30 mothers. With Total sampling. So this total sample is 30 mothers. Then analyzed using Chi

square.

  Base to result of research for knowledge, it is obtained good 26,7%, enough 23,3%, and bad 50%.

  36,7% and enuresis 63,3%. To know correlation

  Whereas for the dependent variables that are not enuresis

between the independent variable and dependent variable used SPSS documen processing for window with the

formula chi square. It is obtained () = 0,000 with  = 0,05. Thus ρ < α so H0 are refused and H1 are

accepted . From the final result of correlation of Chi Square price value = 0,656 with (P) = 0,000 with level of

mistake 5%.. With P < then H0 are refused and H1 are accepted. This condition indicates that there is relation

between mother knowledge about toilet training with incident of child enuresis at age 4 – 5 years. Because the

mother’s knowledge are good about toilet training to effect on incidence of enuresis. If the mother have

understand about toilet training then it would apply to their children.

  Keywords : knowledge, mother, toilet training, enuresis, preschools

Latar Belakang masalah bagi anak, yaitu enuresis dapat

  Enuresis merupakan gangguan dalam mempengaruhi kehidupannya misalnya timbul rasa

  pengeluaran urine yang involunter pada waktu siang kurang percaya diri, merusak pergaulan, yang atau malam hari pada anak yang berumur lebih dari 4 semuanya dapat berpengaruh terhadap perkembangan tahun tanpa adanya kelainan fisik maupun pentakit sosial anak. Toilet Training merupakan suatu usaha organik. Kondisi ini terdapat pada anak umur 4 tahun untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam keatas mengingat pada umur tersebut sfingter ekterna melakukan buang air kecil dan buang air besar vesika urinaria sudah mampu dikontrol akan tetapi (Alimul Aziz,2005). Anak usia 4 tahun atau lebih pada usia demikian tetap belum bisa, hal tersebut yang tidak mampu BAK atau BAB sesuai waktu dan dapat disebabkan beberapa faktor salah satunya tempat yang telah disediakan dianggap kurang wajar. kegagalan dalam toilet training pada anak. Eneuresis Tetapi pada usia 3 tahun masih dianggap wajar bila dibedakan atas eneuresis primer dan eneuresis BAK atau BAB di celananya. Namun begitu, bukan skunder. Disebut eneuresis primer jika anak selalu berarti orangtua membiarkan saja. Berilah pengertian atau hampir selalu mengompol saat tidur malam. pada anak bahwa cara yang dilakukan tidaklah tepat ( Disebut eneuresis skunder jika kasus mengompol Istichomah, 2011). terjadi pada anak yang pernah mengalami masa Di usia 4 – 5 tahun, kebanyakan anak telah ‘kering’ selama beberapa waktu. belajar cara menahan dan melepaskan air seni

  Enuresis merupakan gejala yang sering sehingga tetap kering dan bersih, namun

  dijumpai pada anak. Keadaan ini dapat menimbulkan kenyataannya di Indonesia pada tahun 2008

  Pengetahuan Remaja Usia 16 – 18 Tahun Tentang Vol. 5 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2014

  

26

  urnal Vol. 5 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2014

  Tujuan

  sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

  Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 4 – 5 tahun di Wilayah Kerja TK Al-Mutaqin Desa Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Penelitian ini menggunakan metode total

  Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain analitik cross sectional. Variabel penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang toilet training sebagai variabel bebas, dan kejadian enuresis anak usia 4 -5 tahun sebagai variabel terikatnya. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di TK Al-Mutaqin Desa Besuk kecamatan Gurah kabupaten Kediri dengan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 - 26 April 2014.

  Metode Penelitian

  c. Menganalisa Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Toilet Training dengan Kajadian Enuresis Anak Usia Preschool (4 – 5 Tahun) di TK Al-Mutaqin Desa Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri.

  b. Mengetahui banyaknya anak yang masih mengalami enuresis pada usia 4 – 5 tahun.

  a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang toilet training .

  2. Tujuan khusus

  1. Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Toilet Training dengan Kajadian Enuresis Anak Usia Preschool (4 – 5 Tahun) di TK Al-Mutaqin Desa Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Toilet Training dengan Kajadian Enuresis Anak Usia Preschool (4 – 5 Tahun) di TK Al-Mutaqin Desa Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri?”

  

27

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan kondisi diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Toilet Training dengan Kajadian Enuresis Anak Usia Preschool (4 – 5 Tahun)”

  kesadaran ibu tentang pentingnya toilet training pada anak maka enurisis dapat berkurang atau teratasi.

  training sehingga diharapkan dengan timbulnya

  Permasalahan ini dapat di upayakan dengan cara keikutsertaan petugas kesehatan terutama perawat dalam memberikan penyuluhan pada ibu yang memiliki anak usia 4 – 5 tahun tentang toilet

  tua terutama ibu. Karena sikap yang memaksa pada anak bisa mengakibatkan frustasi, marah, benci, dan menyebabkan kemunduran dalam proses tersebut. Apabila hal ini terjadi terus menerus dapat menimbulkan pengalaman traumatik bagi anak yaitu pada saat tumbuh kembangnya, anak menjadi lebih sering mengompol dan anak menjadi tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, pengetahuan ibu yang baik tentang toilet training mendukung keberhasilan dalam mengatasi masalah ngompol pada anak usia 4 – 5 tahun (Penny Warner,2006).

  training selain pengetahuan juga kesabaran dari orang

  Banyak anak usia 4-5 tahun yang masih mengalami enuresis, hal tersebut dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu organ perkemihan belum matang, faktor tidur nyenyak, faktor keturunan, gangguan pemusatan perhatian, dan sembelit. Selain itu juga, faktor lain yang mempengaruhi yaitu toilet training yang kurang berhasil. Untuk mencapai keberhasilan dalam toilet

  didapatkan bahwa anak pada usia 5 tahun,kurang lebih 35% anak – anak akan ngompol. Dari jumlah itu 15% anak laki – laki dan 10% anak perempuan akan ngompol pada malam hari serta 10% sisanya ngompol pada siang hari (Depkes,2009). Data lain menunjukan usia puncak anak-anak mengalami enuresis adalah usia 4-5 tahun dengan komposisi 18% laki-laki dan 15% perempuan.Berdasarkan data BKKBN Jawa Timur tahun 2009 diketahui bahwa pada anak usia 4 – 5 tahun kurang lebih 45% anak akan ngompol. Dan berdasarkan study pendahuluan pada tanggal 16 November 2013 di TK Al-Mutaqin Desa Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri dari 57 murid didapatkan 6 ibu yang mempunyai anak usia 4 – 5 tahun bahwa 3 anak (50%) selalu ngompol pada malam hari, 2 anak (0,33%) selalu menggunakan pampers pada malam hari dan pampersnya selalu penuh berisi urine, serta 1 anak (0,17%) masih ngompol pada malam dan siang hari.

  secara teoritis yang semua anggota dalam popilasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2005). Pengolahan data dilakukan melalui tahapan pemeriksaan data (editing), proses pemberian identitas Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas V SD Tentang

  data (coding), tabulating dan scoring. Analisis statistik menggunakan analisis statistik deskriptif dengan menggunakan uji statistik Chi - Square.

  Berdasarkan diagram pie di atas diketahui responden sebagai Petani yaitu sebanyak 11 responden (37%), bekerja sebagai Wiraswasta sebanyak 1 responden (3%), sebagai pegawai Swasta sebanyak 1 responden (3%), sebagai PNS 1 responden (3%), dan sebagai Ibu Rumah Tangga 12 responden (40%).

  f. Jenis Kelamin Anak

  Berdasarkan diagram pie di atas diketahui usia anak dari responden yaitu yang memiliki anak usia 4 tahun sejumlah 3 responden (10%), memiliki anak usia > 4 tahun sejumlah 17 responden (57%), dan yang memiliki anak usia 5 tahun sejumlah 10 responden (33%).

  e. Usia Anak

  Berdasarkan diagram pie di atas diketahui seluruh responden responden di TK Al – Mutaqin Desa Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014 menganut agama islam dari total 30 responden (100%

  d. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

  (33%), pendidikan SMP sebanyak 11 responden (37%), pendidikan SMA sebanyak 8 responden (27%), dan Perguruan Tinggi yaitu 1 responden (3%).

  Hasil Penelitian

  Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan diagram pie di atas diketahui responden berpendidikan SD sebanyak 10 responden

  b.

  Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan diagram pie di atas diketahui responden yang berusia < 20 tahun yaitu sebanyak 1 responden (3%), berusia 20-35 tahun yaitu 15 responden (50%), berusia > 35 tahun sebanyak 14 responden (47%).

  a.

  Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Jumlah seluruh penduduk di Desa Besuk 5.100 orang.

  1. Data Umum Lokasi penelitian di TK Al Mutaqin, Desa

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

28 Vol. 5 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2014

  urnal Vol. 5 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2014

  7

  Kejadian Enuresis

  Total Ya Tidak

  1 Baik

  8

  8

  2 Cukup

  4

  3

  3 Kurang

  Pengetahuan Ibu tentang

  15

  15 Jumlah

  19

  11

  30 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik memiliki anak yang sudah tidak mengalami enuresis sebanyak 8 responden, sedangkan yang mempunyai pengetahuan cukup memiliki anak yang masih mengalami enuresis sebanyak 4 responden dan yang sudah tidak mengalami enuresis sebanyak 3 responden, serta responden yang mempunyai pengetahuan kurang memiliki anak yang masih mengalami enuresis sebanyak 15 responden.

  Pembahasan

  1. Pengetahuan ibu tentang toilet training Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengetahuan tentang toilet training di dapatkan jumlah responden yang memiliki prengetahuan baik sebanyak 8 responden (26,7%), yang memiliki pengetahuan cukup 7 responden (23,3%), dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 15 responden (50%).

  Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang di milikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : umur, IQ, pendidikan, Informasi, pengalaman dan lingkungan. (Notoadmojo S, 2007).

  Menurut fakta dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang tentang toilet training. Hal ini dikarenakan adanya faktor - faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetaguan ibu, salah satunya adalah informasi. Dan sebagian dari para ibu belum pernah sama sekali mendapatkan informasi tentang

  Toilet Training

  Usia 4 -5 Tahun No

  kelamin anak dari responden yaitu responden yang memiliki anak dengan jenis kelamin laki - laki sejumlah 13 responden (43%), sedangkan responden yang memiliki anak dengan jenis kelamin perempuan sejumlah 17 responden (57%).

  8 responden (26,7%) memiliki pengetahuan baik.

  2. Data Khusus

  a. Pengetahuan ibu tentang Toilet Training No Pengetahuan Ibu tentang

  Toilet Training

  Jml Persentase (%)

  1 Baik 8 26,7%

  2 Cukup 7 23,3%

  3 Kurang 15 50%

  Total 30 100 %

  Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil pengetahuan ibu tentang toilet training di TK Al – Mutaqin Desa Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014 sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 15 responden (50%) , 7 responden (23,3%) memiliki pengetahuan cukup,dan

  b. Kejadian Enuresis pada anak usia 4 – 5 tahun No

  Training Dengan Kejadian Enuresis Pada Anak

  Kejadian Enuresis

  Jml Prosentase

  (%)

  1 Enuresis Primer 12 40 %

  2 Enuresis Sekunder 7 23,3 %

  3 Tidak Enuresis 11 36,6 %

  Total 30 100%

  Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil kejadian enuresis anak usia 4 – 5 tahun di TK Al – Mutaqin Desa Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun 2014 sebagian besar responden memiliki anak yang masih mengalami enuresis primer sebanyak 12 responden (40%) , 7 responden (23,3%) memiliki anak yang masih mengalami enuresis sekunder,dan 11 responden (36,6%) memiliki anak yang sudah tidak mengalami enuresis.

  c. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Toilet

29 Berdasarkan diagram pie di atas diketahui jenis

  Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas V SD Tentang

  toilet training . Orang tua juga perlu menyadari bahwa

  anak – anak usia 4 – 5 tahun memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Kebanyakan anak – anak tertarik pada bagian – bagian tubuh mereka dan ingin tahu cara kerja serta kegunaanya. Orang tua bisa mengambil keuntungan dari keingintahuan alami ini ketika melatih anak mereka menggunakan toilet. Orang tua perlu bekerja sama dengan anak mereka untuk berkomunikasi dengan jelas dalam istilah yang sederhana mengenai kegunaan toilet. Pengetahuan ibu sangat dibutuhkan dalam pengajaran toilet, karena jika dalam pengajaran toilet salah maka anak akan frustasi, marah, benci, dan menyebabkan kemunduran dalam proses tersebut. Apabila hal ini terjadi terus menerus dapat menimbulkan pengalaman traumatik bagi anak yaitu pada saat tumbuh kembangnya, anak menjadi lebih sering mengompol dan anak menjadi tidak bertanggung jawab. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa orang tua perlu memahami arti dan manfaat dari toilet training.

  2. Kejadian Enuresis Anak Usia 4 – 5 tahun Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik memiliki anak yang sudah tidak mengalami enuresis sebanyak 8 responden, sedangkan yang mempunyai pengetahuan cukup memiliki anak yang masih mengalami enuresis sebanyak 4 responden dan yang sudah tidak mengalami enuresis sebanyak 3 responden, serta responden yang mempunyai pengetahuan kurang memiliki anak yang masih mengalami enuresis sebanyak 15 responden.

  Enuresis adalah gangguan dalam pengeluaran urine yang involunter pada waktu siang atau malam hari yang berumur lebih dari 4 tahun tanpa adanya kelainan fisik atau penyakit urganik. Macam – macam enuresis yaitu : enuresis primer dan enuresis skunder. Dan faktor – faktor penyebab enuresis, antara lain : Organ perkemihan belum matang, Faktor tidur yang nyenyak, Faktor keturunan, Gangguan pemusatan perhatian, Sembelit, Peristiwa, masalah keluarga, dan pengajaran tentang toilet training. (Istichomah, 2011). Menurut Fabian Gorodzinsky, seorang dokter anak yang dikutip dari salah satu artikel mengatakan bahwa “Kemampuan anak mengatur buang air kecil malam hari membutuhkan kematangan psikologi yang dicapai anak pada usia yang berbeda – beda.

  Menurut fakta dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan ibu kejadian enuresis dapat dikurangi. Jika enuresis terjadi pada batas wajar, hal yang paling penting dilakukan adalah tidak membuat masalah ngompol menjadi hal yang besar. Jagalah keutuhan kepercayaan diri anak dengan tidak menyindir, memberi julukan atau menghukumnya. jangan katakan tentang hal demikian jangan membandingkannnya dengan anak lainnya, dan jangan marah atau bersikap kecewa. Periksakan ke dokter jika anak anda mempunyai masalah fisik dan psikologis yang serius karena faktor medis mungkin bisa memberi solusi tentang masalah enuresis anak anda.

  3. Hubungan Pengetahuaan Ibu Tentang Toilet

  Training Dengan Kejadian Eneresis Pada Anak

  Usia 4 – 5 Tahun Dari tabulasi silang antara hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kejadian enuresis pada anak usia 4 – 5 tahun dijelaskan sebagai berikut : dari 8 responden (26,6%) yang berpengetahuan baik semua anak – anaknya sudah tidak mengalami enuresis. Responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (23,3%) yang terdiri dari 4 anak (13,3%) masih mengalami enuresis dan 3 anak (10%) sudah tidak mengalami enuresis. Dari 4 anak tersebut mengalami enuresis skunder. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang berjumlah 15 responden (50%) yang semua anak – anaknya masih mengalami enuresis, dimana terdiri dari 12 anak (40%) mengalami enuresis primer dan 3 anak (10%) mengalami enuresis skunder.

  Disamping itu terdapat juga faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yaitu umur, IQ, pendidikan, informasi,pengalaman, serta lingkungan (Notoatmojo, 2007). dan yang paling dominan dalam peningkatan pengetahuan di dapatkan dari faktor keturunan, lingkungan, dan informasi (Agus Dariyo, 2007). Selain itu enuresis terjadi karena beberapa faktor, antara lain : Organ perkemihan belum matang, Faktor tidur yang nyenyak, Faktor keturunan, Gangguan pemusatan perhatian, Sembelit, Peristiwa, masalah keluarga, dan pengajaran tentang toilet training. (Istichomah, 2011).

  Menurut fakta dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan ibu yang baik tentang Toilet

  Training memang berpengaruh terhadap kejadian

  enuresis. Hal yang bisa meyakinkan opini ini karena jika ibu sudah mengerti tentang toilet training maka akan menerapkan juga pada anak mereka. Karena pelatihan penggunaan toilet sangat berkaitan erat dengan pembiaasaan anak dalam keseharian dan itu

30 Vol. 5 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2014

  juga butuh dukungan dari keluarga dan lingkungan Saran disekitarnya. disamping perolehan informasi dari

  1. Bagi Responden

  pihak lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

  Diharapkan dari penelitian ini dapat

  semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang toilet

  memberikan motivasi pada ibu tentang

  training seseorang maka kejadian enuresis semakin

  pentingnya kesabaran dalam melatih anak rendah. selama proses pengajaran toilet agar bisa

  Keberhasilan latihan toilet tergantung pada cara berhasil dengan baik. pengajaran bertahap yang sesuai dengan anak. Orang

  2. Bagi Tempat penelitian

  tua harus mendukung usaha anak. Jangan

  Diharapkan tempat penelitian perlu adanya

  menginginkan hasil yang terlalu cepat. Berikan

  peningkatan pendidikan sehingga para guru

  pelukan dan pujian jika mereka berhasil. Bila terjadi

  menerapkan pengajaran toilet training pada

  kesalahan jangan memarahi atau membuat mereka sedih. Hukuman akan membuat mereka merasa muruid – muridnya di TK. bersalah dan membuat latihan toilet menjadi lebih

  3. Bagi Institusi Pendidikan

  lama. Ketika anak mulai sering berhasil, tingkatkan

  Pada saat mahasiswa praktek komunitas dengan penggunaan celana latihan (training pantas). diharapkan mahasiswa dapat masuk ke semua

  Kejadian tersebut menjadi sangat istimewa. Anak

  TK yang ada di daerah tersebut untuk

  akan merasa bangga telah mendapat kepercayaan dan

  memberikan penyuluhan pada ibu – ibu yang

  merasa tumbuh. Bagaimanapun juga selalu bersiaplah

  sedang menunggui anak - anaknya yang

  apabila ngompol terjadi lagi. Akan membutuhkan sedang sekolah di TK tersebut. waktu berminggu – minggu, bahkan berbulan – bulan

  4. Bagi Peneliti

  sebelum latihan toilet selesai. sebaiknya, tetap Diharapkan Penelitian ini bisa dijadikan dasar melanjutkan latihan toilet. Oleh karena itulah, yang untuk mengembangkan penelitian selanjutnya paling penting dalam hal ini adalah kebijaksanaan tentang pengetahuan ibu tentang toilet training. orang tua. Sebab, bila orang tua bijak dalam memulai proses ini, tentu anak akan dapat melaluinya dengan baik.

  DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan

  Alimul, Aziz. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan

  1. Pengetahuan ibu tentang toilet training, sebagian

  Anak 1 . Jakarta : Salemba Medika

  besar responden mempunyai pengetahuan kurang Anonim. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan dengan presentase 50%.

  Teknik Analisa Data . Jakarta : Salemba

  2. Kejadian enuresis pada anak usia 4- 5 tahun, Medika sebagian besar responden memiliki pengetahuan

  Anonim. 2011. Konsep dan Penerapan Metodelogi kurang sehingga kejadian enuresis pada anak usia

  Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :

  4 -5 tahun dengan prosentase 63,3% yang terdiri Salemba Medika dari Enuresis primer dengan prosentase 40% dan

  Anonim. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. enuresis skunder 23,3%.

  Jakarta : Rineka cipta

  3. Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Dariyo, Agus. 2007. Psikologi Perkembangan Anak

  Training Dengan Kejadian Enuresis Anak Usia

  Tiga Tahun Pertama . Bandung : Refika

  Preschool (4 – 5 Tahun) di TK Al-Mutaqin Desa Aditama Besuk Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri.

  Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung : Dengan menggunakan rumus Chi square diperoleh

  Remaja Rosdakarya besar nilai value 0,656 dengan uji signifikan (P = Handayani, F (2012) Parent Guide : Growing Up usia

  0,000). Dengan demikian P < . = 5% (0,05)

  5 – 6 Tahun.

maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada

  Istichomah. 2011. Pelaksanaan Toilet Training Secara hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Toilet

  Mandiri. http://www.skripsistikes.com. Diakses

  Training Dengan Kejadian Enuresis. Dan nilai

  7 Oktober 2013 value 0,656 menunjukan hubungan yang kuat.

31 Vol. 5 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2014

  urnal Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas V SD Tentang

  Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi

  Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medik.

  Notoadmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat.

  Jakarta : Rineka cipta Nashabibillah. 2013. Konsep Tumbuh Kembang Pada Anak Usia Prasekolah. http://www.wikipedia.com. Diakses 9 Oktober 2013

  Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suherman. 2006. Buku Saku Perkembangan Anak.

  Jakarta : EGC Supartini, Yupi. 2006. Buku Ajar Konsep Dasar

  Keperawatan Anak . Jakarta : EGC Pambudi. 2006. Ajarkan Toilet Training Sejak Dini.

  Jakarta : EGC Setiorini, A & Erikania (2012) Tabloid Nakita : Rahasia Membesarkan Anak. Sehat.

  Warner, Penny. dkk. 2006. Mengajari Anak Pergi Ke

  Toilet

  . Jakarta : Arsan