PENGARUH PENAMBAHAN MENTOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM GEL HPMC (Konsentrasi Mentol sebagai Enhancer dalam Gel 0,5%, 0,75%, dan 1%)

SKRIPSI
Anugerah Rizkiatul Awalia

PENGARUH PENAMBAHAN MENTOL
TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK,
ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN
KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM GEL
HPMC
(Konsentrasi Mentol sebagai Enhancer dalam Gel 0,5%, 0,75%, dan 1%)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

i

Lembar Pengesahan

PENGARUH PENAMBAHAN MENTOL TERHADAP
KARAKTERISTIK FISIK, ASEPTABILITAS DAN

PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM
GEL HPMC
(Konsentrasi Mentol sebagai Enhancer dalam Gel 0,5%, 0,75%, dan 1%)

SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Malang
2012

Oleh:
Anugerah Rizkiatul Awalia
NIM: 08040053
Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Dra. Esti Hendradi, Apt.,M.Si.,Ph.D
NIP. 195711141987032001


Pembimbing II

Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes
NIP UMM.

ii

Lembar Pengujian
PENGARUH PENAMBAHAN MENTOL TERHADAP
KARAKTERISTIK FISIK, ASEPTABILITAS DAN
PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM GEL
HPMC
(Konsentrasi Mentol sebagai Enhancer dalam Gel 0,5%, 0,75%, dan 1%)

SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji
pada tanggal 01 Agustus 2012
Oleh:
ANUGERAH RIZKIATUL AWALIA

NIM : 08040053

Disetujui oleh :

Penguji I

Penguji II

Dra. Esti Hendradi, Apt., M.Si.,Ph.D Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes
NIP. 195711141987032001
NIP UMM. 11407040448
Penguji III

Drs.H. Achmad Inoni, Apt.
NIDN. 020124205

Penguji IV

Dian Ermawati, S.Farm, Apt
NIP UMM. 11209070481


iii

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T., atas rahmat,
hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaikbaiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan
Mentol Terhadap Karakteristik Fisik, Aseptabilitas, dan Pelepasann
Klorfeniramin Maleat dalam Gel HPMC (Konsentrasi Mentol sebagai
Enhancer dalam Gel 0,5%, 0,75%, dan 1%)” ini, perkenankanlah saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dra. Esti Hendradi, Apt., M.Si., Ph.D. sebagai Pembimbing I dan Dra.
Uswatun Chasanah, Apt., sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas
dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun
materi kapada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt., dan Dian Ermawati, S.Farm, Apt.,
sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang
membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.
3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri
Lestari Handyani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk
mengikuti program sarjana.

4. Ketua Program Studi Farmasi, Dra. Uswatun Chasanah, Apt., yang
senantiasa dengan sabar memberi bimbingan, nasehat dan semangat kepada
saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
5. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., sebagai Kepala Laboratorium
Teknologi Sediaan Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan
izin dan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam
menyelesaikan skripsi saya.
6. Siti Rofida, S.Si., Apt., sebagai Dosen Wali yang telah memberikan
bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program Studi
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt., yang senantiasa dengan sabar
memberikan bimbingan, dan nasehat yang diberikan kepada saya.

iv

8. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetauan hingga saya
dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.
9. Para laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Labaratorium
Kimia Terpadu II: Mas Ferdi, Mas Fendi, dan Mbak Susi yang banyak

membantu saya.
10. Engrid Juni Astuti S. Farm., Apt., dan Arina Swastika Maulita M., S.Farm.,
Apt., terimakasih yang sebesar-besarnya atas masukan, nasehat, bimbingan
dan semangat dalam pembuatan skripsi saya sampai saat saya menyelesaikan
skripsi ini.
11. Keluarga, motivasi hidupku, kedua orang tuaku tercinta Ayahku Bahroni dan
Ibundaku Tri Handayani, yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran
selalu memberi semangat, nasehat, dukungan moral dan materi, serta doa
sehingga saya dapat menjalani studi saya dengan baik dan menyelesaikan
skripsi ini.
12. Adikku tersayang Wahyu, terimakasih atas pengertiannya dan kesabarannya.
13. Teman-teman seperjuangan Semisolida: Marissa, Meilyda dan Riesha atas
semangat, saran, masukan, bantuan dan kerjasamanya.
14. Teman-teman Farmasi 2008 yang sangat saya cintai terimakasih atas
persahabatan yang telah kita bina selama 4 tahun ini, semoga bisa selalu
seperti ini dan lebih dekat lagi walau terpisah oleh jarak.
15. Kakak Farmasi 2007: Mbak Ina, Mbak Faniyah dan Mbak Inayah
terimakasih karena telah bersedia memberi masukan dan jawaban atas semua
pertanyaan saya dengan kesabaran yang luar biasa.
16. Sahabat dan saudaraku terhebat, Pinky’z, Mega dan pasangannya

terimakasih telah hadir dan bersamaku selama 10 tahun ini. Terlalu banyak
hal-hal seru bersama kalian yang takkan bisa terlupakkan.
17. Teman-teman Geng Chicken: Putu, Meylida, Marissa, Riana, Epen dan
Dimas terimakasih untuk dibentuknya geng yang agak aneh ini.
18. Teman-teman ELF tersayang: Mbak Dewi, Mbak Myta, Mbak Long, Mbak
Citra, Mbak Santi, Mbak Hanna, Zoraya, Chimot, Viki, Ismi, Norma,
Anggun, Chiedh, Aar, dan Hyuga yang bersedia mendengar, mendukung,

v

menemani dan memberi masukan untuk saya. Semoga semua yang kita lalui
bersama tidak akan hilang begitu saja.
19. Teman-teman alumni Al-Zaytun: Cut, Dina, Ummi, Inez, Dhanu dan Annisa
yang terus bertanya hal yang sama “kapan wisuda?” sehingga memotivasi
saya untuk semangat menyelesaikan skripsi ini.
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas
bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam
penyelesaian skrispsi ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T membalas semua kebaikan dan keikhlasan
Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan

sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian
bagi kita semua. Amin.

Malang, 24 Juli 2012
Penyusun
Anugerah Rizkiatul Awalia

vi

RINGKASAN
PENGARUH PENAMBAHAN MENTOL TERHADAP KARAKTERISTIK
FISIK, ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN
MALEAT DALAM GEL HPMC
(Konsentrasi Mentol sebagai Enhancer dalam Gel 0,5%, 0,75%, dan 1%)
Anugerah Rizkiatul Awalia
Antihistamin merupakan golongan obat yang bekerja sebagai antagonis
reseptor histamin seperti reseptor H1, H2, dan H3. Klorfeniramin Maleat (CTM)
merupakan golongan antihistamin H1 (AH1) yang digunakan sebagai antialergi.
CTM jika digunakan secara peroral mempunyai bioavailabilitas yang rendah
antara 25-50% dan memberikan efek samping yang tidak diinginkan yaitu rasa

kantuk (Sean, 2009). Agar CTM dapat terus digunakan efek secara sistemik,
sediaan semisolida topikal merupakan pilihan yang tepat. Bentuk gel dipilih dari
beberapa macam bentuk sediaan semisolida topikal karena dapat melekat pada
kulit dalam waktu yang cukup lama dan memiliki aseptabilitas yang baik. CTM
dibuat dalam bentuk gel dengan tujuan agar memiliki efektifitas dan aseptabilitas
yang baik.
Pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh penambahan mentol sebagai
enhancer dalam berbagai kadar yaitu 0,5%, 0,75% dan 1% terhadap karakterisitik
fisik, pelepasan CTM dari basis gel HPMC dan aseptabilitas sediaan. Mentol
merupakan enhancer yang digunakan untuk meningkatkan penetrasi bahan obat
kedalam kulit. Sediaan gel CTM dibuat dengan empat formula yang berbeda.
Formula kontrol adalah formula yang menjadi pembanding antara formula I, II
dan III yang secara berturut-turut mengandung mentol dengan kadar 0,5%, 0,75%
dan 1%.
Evaluasi sediaan yang dilakukan meliputi uji karakteristik fisik sediaan
(organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas), uji pelepasan CTM dari basis gel
HPMC dan uji aseptabilitas. Uji pelepasan dilakukan untuk mengetahui jumlah
kumulatif CTM yang terlepas dari basis gel HPMC melewati membran selofan
yang merupakan membran porus sehingga dapat diabaikan pengaruhnya dengan
media dapar fosfat 0,01 M pH 6,00 ± 0,05 pada interval waktu tertentu.

Tahap awal dilakukan pengamatan organoleptis, diperoleh hasil keempat
formula memiliki tekstur yang lembut. Pada pengamatan warna dan bau diperoleh
hasil formula I, II dan III memiliki warna putih keruh dan berbau mentol
dibandingkan dengan formula kontrol. Pada pemeriksaan pH diperoleh pH
formula kontrol (4,99 ± 0,01), formula I (5,08 ± 0,06), formula II (5,07 ± 0,02)
dan formula III (5,08 ± 0,01). Kemudian diuji statitistik One Way Anova diperoleh
F hitung (4,886) > F tabel (4,066). Untuk mengetahui signifikan perbedaan
dilakukan uji HSD didapatkan hasil tidak adanya perbedaan yang signifikan
antara keempat formula.
Pada pengukuran daya sebar didaptkan hasil formula kontrol (0,1263 ±
0,0144) g/cm, formula I (0,1056 ± 0,0374) g/cm, formula II (0,1106 ± 0,0148)
g/cm, dan formula III (0,091 ± 0,0195) g/cm. Berdasarkan uji statistik diperoleh
hasil bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dari keempat formula dengan nilai
F hitung (1,154) < dari F tabel (4,066).
vii

Hasil dari uji viskositas diperoleh formula kontrol (200 ± 0,00), formula I
(280 ± 17,3205), formula II (280 ± 17,3205), dan formula III (280 ± 17,3205).
Hasil uji statistik menggambarkan adanya perbedaan bermakna antara formula
kontrol terhadap formula I, II dan III dengan hasil F hitung (25,333) > F tabel

(4,066) dan hasil uji HSD formula kontrol < formula I = formula II = formula III.
Pada uji pelepasan bahan obat dari sediaan gel CTM, dihitung fluks dari
harga slope persamaan garis lurus antara jumlah kumulatif CTM persatuan luas
area (µg/cm2) terhadap akar waktu (menit1/2) pada masing-masing formula. Dari
hasil uji pelepasan diperoleh hasil formula kontrol 238,97± 13,35
(µg/cm2/menit1/2), formula I 248,53±13,96(µg/cm2/menit1/2), formula II
243,20±21,09(µg/cm2/menit 1/2) dan formula III 245,30±14,72(µg/cm2/menit 1/2),
kemudian dilakukan uji statistik dan diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan
bermakna antara keempat formula dengan nilai F hitung (0,187) < F tabel (4,066).
Dari hasil uji aseptabilitas diperoleh bahwa formula II memliki persentase
kelembutan yang tinggi, untuk persentase sensasi dingin yang tinggi ada pada
formula II dan III, sedangkan persentase tertinggi untuk kriteria kemudahaan
dibersihkan (mudah dicuci dengan air) ada pada formula III. Dari keempat
formula yang diamati dapat disimpulkan bahwa formula III merupakan sediaan
yang paling aseptabel, yakni memberikan sensasi dingin dan mudah dibersihkan,
selain itu formula III merupakan pilihan terbaik jika akan dilakukan uji penetrasi
karena mengandung kadar mentol paling tinggi (1%).
Dapat disimpulkan bahwa penambahan mentol sebagai enhancer dapat
mempengaruhi karakteristik fisik dan aseptabilitas sediaan namun tidak
mempengaruhi pelepasan CTM dalam gel HPMC.

viii

ABSTRACT
The Impact of Menthol to the Physical Characteristics, Acceptability and the
Release of Chlorpheniramine Maleate in HPMC Gel
(Menthol Concentration as Enhancer in Gel 0.50%, 0.75% and 1.00%)
The bioavailability of Chlorpheniramine Maleat (CTM) per os is 25-50%, to
increase the bioavailability as antialergi was made CTM gel.
This study was conducted in order to explore the affect of menthol as
enhancer as physical characteristics, acceptability and release of CTM from
HPMC gel base. One formula without menthol as control and the other formula
were added by menthol with concentration of 0.50%, 0.75% and 1.00%
respectively. The all formulas were examined its physical characteristics,
acceptability and release of CTM from the HPMC gel base. Analyzed using
Anova showed that the pH value and spread of force CTM gel contained menthol
at 0.50%, 0.75% and 1.00% were the same with control; the viscosity of CTM gel
using menthol 0.50%, 0.75% and 1.00% were higher than control, and the release
of CTM in formula contained menthol was not significant different than control (p
> 0.05), whereas result for acceptability test showed that the formula CTM gel
using menthol with concentration of 1.00% is the best.
The result showed that the menthol affected the physical characteristics and
acceptability of CTM gel but it did not affect the release of CTM from the HPMC
gel base.
Keyword: Chlorpheniramine maleate, menthol, HPMC, release process, gel.

ix

ABSTRAK
Pengaruh Penambahan Mentol Terhadap Karakteristik Fisik, Aseptabilitas
dan Pelepasan Klorfeniramin Maleat dalam Gel HPMC
(Konsentrasi Mentol sebagai Enhancer dalam Gel 0,50%, 0,75% dan 1,00%)
Klorfeniramin Maleat (CTM) memiliki bioavailabilitas yang rendah yaitu
25-50%, untuk meningkatkan bioavailabilitasnya sebagai antialergi maka dibuat
dalam bentuk sediaan gel CTM.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek dari penambahan mentol
sebagai enhancer terhadap karakteristik fisik, aseptabilitas dan pelepasan CTM
dari basis gel HPMC. Formula yang tidak mengadung mentol dibuat sebagai
kontrol dan formula lainnya secara berturut-turut mengandung mentol dengan
konsentrasi 0,50%, 0,75% dan 1,00%. Evaluasi yang dilakukan pada semua
formula adalah karakteristik fisik, aseptabilitas dan pelepasan CTM dari basis gel
HPMC. Hasil dari analisa menggunakan Anova pada pH dan daya sebar gel CTM
yang mengandung konsentrasi mentol pada 0,50%, 0,75% dan 1,00% adalah sama
dengan formula kontrol; viskositas gel CTM yang mengandung mentol pada
konsetrasi 0,50%, 0,75% dan 1,00% lebih besar dari formula kontrol, dan
pelepasan CTM dari formula yang mengandung mentol tidak berbeda secara
signifikan dengan formula kontrol, sedangkan hasil dari uji aseptabilitas
menunjukkan bahwa gel CTM yang mengandung konsentrasi mentol 1,00%
adalah yang terbaik.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa mentol mempengaruhi karakteristik
fisik dan aseptabilitas tapi tidak mempengaruhi pelepasan CTM dari basis gel
HPMC.
Kata kunci : Klorfeniramin maleat, mentol, HPMC, proses pelepasan, gel.

x

DAFTAR ISI

Halaman
COVER ......................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................ii
LEMBAR PENGUJIAN ............................................................................................iii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................iv
RINGKASAN ............................................................................................................vii
ABSTRACT ...............................................................................................................ix
ABSTRAK .................................................................................................................x
DAFTAR ISI ..............................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1

Latar Belakang ..................................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah .............................................................................................4

1.3

Tujuan Penelitian ..............................................................................................4

1.4

Manfaat Penelitian ............................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................5
2.1

Tinjauan tentang Bahan Aktif Klorfeniramin Maleat .......................................5
2.1.1 Sifat Fisika Kimia Klorfeniramin Maleat .............................................5
2.1.2 Farmakologi CTM ................................................................................5

2.2

Gel.....................................................................................................................6
2.2.1 Definisi Gel ...........................................................................................6
2.2.2 Karakteristik Gel ...................................................................................6
2.2.3 Klasifikasi Gel ......................................................................................7
2.2.4 Bahan Pembentuk Gel ..........................................................................9

2.3

Kulit ..................................................................................................................10

2.4

Uji Sediaan Semisolida .....................................................................................11
2.4.1 Uji Karakteristik Fisik ..........................................................................11
2.4.2 Uji Pelepasan Obat................................................................................12

xi

2.4.3 Uji Aseptabilitas ...................................................................................17
2.5

Bahan Penyusun Formula .................................................................................17
2.5.1 Hydroxypropyl Methylcellulos (HPMC ) .............................................17
2.5.2 Propilenglikol........................................................................................18
2.5.3 Mentol ...................................................................................................18
2.5.4 Aquades ................................................................................................19

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................................20
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................22
4.1

Bahan dan Alat .................................................................................................22
4.1.1 Bahan – Bahan ......................................................................................22
4.1.2 Alat Penelitian.......................................................................................22

4.2

Metode Kerja ....................................................................................................22

4.3

Tahapan Kerja ...................................................................................................24
4.3.1 Uji Kualitatif CTM ...............................................................................24

4.4

Pembuatan Kurva Baku CTM 500 µg/mL .......................................................25
4.4.1 Pembuatan Larutan Dapar Fosfat 0,01 M pH 6.0 ± 0,05 ......................25
4.4.2 Pembuatan Baku Induk CTM 500 µg/mL ............................................25
4.4.3 Pembuatan Larutan Baku Kerja CTM ..................................................25
4.4.4 Penentuan λ Max CTM .........................................................................25
4.4.5 Pembuatan Kurva Baku ........................................................................26

4.5

Rancangan Formula ..........................................................................................26
4.5.1 Rancangan Formula ..............................................................................26
4.5.2 Cara Pembuatan Sediaan Gel ................................................................26

4.6

Uji Homogenitas ...............................................................................................27

4.7

Uji Karakteristik Fisik Sediaan .........................................................................28
4.7.1 Uji Organoleptis ....................................................................................28
4.7.2 Uji pH ...................................................................................................28
4.7.3 Uji Kapasitas Penyebaran dan Daya Penyebaran .................................28
4.7.4 Uji Viskositas ........................................................................................29

4.8

Uji Pelepasan Bahan Aktif dari Sediaan ...........................................................29
4.8.1 Penentuan Jumlah Kumulatif CTM ......................................................31
4.8.2 Penentuan Harga Fluks CTM ...............................................................31

xii

4.9

Uji Aseptabilitas ...............................................................................................31

4.10 Analisa Data......................................................................................................32
BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................................34
5.1

Pemeriksaan Kualitatif CTM ...........................................................................34
5.1.1 Hasil Pengamatan Organoleptis CTM ...................................................34
5.1.2 Hasil Pengamatan Suhu Lebur CTM ....................................................34
5.1.3 Hasil Pengamatan dengan Spektra Inframerah .....................................34

5.2

Hasil Penentuan Kurva Baku CTM .................................................................36
5.2.1 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum................................36
5.2.2 Hasil Penentuan Kurva Baku CTM 526 µg/mL ....................................37

5.3

Hasil Penentuan Homogenitas dan Reprodusibilitas Sediaan Gel CTM ..........38

5.4

Hasil Uji Karakteristik Fisik Sediaan ...............................................................41
5.4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan ..............................................41
5.4.2 Hasil Pengukuran pH ............................................................................42
5.4.3 Hasil Pengukuran Daya Sebar Sediaan .................................................43
5.4.4 Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan...................................................45

5.5

Hasil Pengamatan Pelepasan CTM dari Basis HPMC ....................................47
5.5.1 Profil Pelepasan CTM ...........................................................................47
5.5.2 Hasil Uji Pelepasan CTM .....................................................................48
5.5.3 Penentuan Fluks CTM pada Proses Pelepasan CTM dari Basis
HPMC ..................................................................................................56

5.6

Hasil Pengamatan Aseptabilitas Sediaan ..........................................................59

BAB VI PEMBAHASAN ..........................................................................................62
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ...............................................................................................................72

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

IV.1

Rancangan formula gel hidrogel CTM ...........................................................26

IV.2

Kriteria penilaian uji aseptabilitas ..................................................................32

V.1

Hasil pemeriksaan kualitatif CTM .................................................................36

V.2

Nilai serapan CTM pada berbagai kadar dalam larutan dapar fosfat
pH 6,00±0,05 pada panjang gelombang 261,8 nm .........................................37

V.3

Nilai serapan CTM pada berbagai kadar dalam larutan dapar fosfat
pH 6,00±0,05 pada panjang gelombang 261,8 nm .........................................39

V.4

Hasil pengamatan homogenitas sediaan gel CTM .........................................40

V.5

Hasil pengamatan organoleptis sediaan .........................................................41

V.6

Hasil pengukuran pH sediaan .........................................................................42

V.7

Hasil pengukuran daya sebar sediaan .............................................................44

V.8

Hasil pengukuran viskositas sediaan ..............................................................46

V.9

Rata-rata jumlah kumulatif CTM/luas area (µg/cm2) dan nilai SD tiap
Formula ..........................................................................................................47

V.10 Jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari basis HPMC masuk
kedalam larutan dapar fosfat pH 6,00±0,05 persatuan luas (µg/cm2)
pada formula Kontrol. ....................................................................................49
V.11 Jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari basis HPMC masuk kedalam
Larutan dapar fosfat pH 6,00±0,05 persatuan luas (µg/cm2)
pada formula I ................................................................................................51
V.12 Jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari basis HPMC masuk kedalam
larutan dapar fosfat pH 6,00±0,05 persatuan luas (µg/cm2)
pada formula II ...............................................................................................53
V.13 Jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari basis HPMC masuk kedalam
larutan dapar fosfat pH 6,00±0,05 persatuan luas (µg/cm2)
pada formula III ..............................................................................................55
V.14 Persamaan regresi linier antara waktu ½ terhadap jumlah kumulatif CTM
yang terlepas dari basis HPMC ......................................................................57

xiv

V.15 Nilai fluks CTM pelepasan dari basis HPMC ................................................58
V.16 Perbandingan persentase kriteria aseptabilitas ...............................................59

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

Rumus bangun CTM......................................................................................5

2.2

Proses difusi suatu zat dari kompartemen donor masuk ke dalam
kompartemen reseptor ....................................................................................14

2.3

Perbedaan konsentrasi zat dalam kompartemen donor (c1) dan dalam
kompartemen reseptor (c2) yang dibatasi oleh suatu
membran dengan tebal h................................................................................14

2.4

Skema pelepasan obat dari suatu matriks untuk menggambarkan
pelepasan obat dari basis yang diasumsikan sebagai matriks homogen ........15

3.1

Skema kerangka konseptual ...........................................................................21

4.1

Skema tahapan kerja .......................................................................................23

4.2

Skema pembuatan gel ctm ..............................................................................27

4.3

Alat uji pelepasan ...........................................................................................29

4.4

Sel difusi .........................................................................................................30

5.1

Hasil pemeriksaan spektra inframerah CTM..................................................35

5.2

Pustaka pengamatan spektra inframerah CTM ..............................................35

5.3

Profil spektrum penentuan panjang gelombang maksimum CTM dalam
Dapar fosfat pH 6,00±0,05 pada kadar a)10,52 µg/mL;b)31,56 µg/mL;
c)52,60 µg/mL pada λ 200-380 nm. Panjang gelombang maksimum
adalah 261,8 nm .............................................................................................37

5.4

Kurva hubungan antara kadar dan nilai serapan CTM pada berbagai
kadar dalam dapar fosfat pH 6,00±0,05 pada panjang gelombanng
maksimum yaitu 261,8 nm .............................................................................38

5.5

Kurva hubungan antara kadar dan nilai serapan CTM pada berbagai kadar
dalam dapar fosfat pH 6,00±0,05 pada panjang gelombanng maksimum
yaitu 261,8 nm ...............................................................................................39

5.6

Sediaan gel CTM dengan basis HPMC dan mentol sebagai
enhancer ........................................................................................................ 41

xvi

5.7

Histogram harga pH sediaan gel CTM pada formula kontrol, I, II dan III.
Data diatas merupakan rata-rata dari ketiga replikasi dari tiap formula
dan nilai SD ....................................................................................................43

5.8

Histogram harga daya sebar sediaan gel CTM pada formula kontrol, I, II
dan III. Data diatas merupakan rata-rata dari ketiga replikasi dari tiap
formula dan nilai SD ......................................................................................45

5.9

Histogram harga viskositas sediaan gel CTM pada formula kontrol, I, II
dan III. Data diatas merupakan rata-rata dari ketiga replikasi dari tiap
formula dan nilai SD ......................................................................................46

5.10 Profil rata-rata jumlah kumulatif pelepasan CTM/luas area (µg/cm2)
dan nilai SD tiap formula ...............................................................................48
5.11 Kurva hubungan antara jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari basis
HPMC (µg/mL) dan waktu1/2 (menit1/2) pada formula Kontrol .....................50
5.12 Kurva hubungan antara jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari basis
HPMC (µg/mL) dan waktu1/2 (menit1/2) pada formula I ................................52
5.13 Kurva hubungan antara jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari basis
HPMC (µg/mL) dan waktu1/2 (menit1/2) pada formula II ...............................54
5.14 Kurva hubungan antara jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari basis
HPMC (µg/mL) dan waktu1/2 (menit1/2) pada formula III..............................56
5.15 Histogram nilai persentase kelembutan formula Kontrol, I. II dan
III sediaan gel CTM .......................................................................................60
5.16 5.14 Histogram nilia persentase sensasi dingin formula Kontrol, I. II dan
III sediaan gel CTM .......................................................................................60
5.17 Histogram nilia persentase kemudahan dibersihkan formula Kontrol, I. II
dan III sediaan gel CTM .................................................................................61

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1

Daftar riwayat hidup .......................................................................................72

2

Surat Pernyataan .............................................................................................73

3

Sertifikat Analisa CTM ..................................................................................74

4

Hasil pengukuran homogenitas dan reprodubilitas sediaan gel CTM ............75

5

Data pengukuran daya sebar sediaan gel CTM ..............................................79

6

Hasil pengamatan aseptabilitas sediaan .........................................................87

7

Hasil penentuan jumlah kumulatif CTM yang terlepas dari basis
HPMC.............................................................................................................89

8

Hasil uji statistik pengukuran pH ...................................................................101

9

Hasil uji statistik pengukuran daya sebar .......................................................103

10

Hasil uji statistik pengukuran harga viskositas ..............................................105

11

Hasil uji statistik perhintungan nilai fluks CTM ............................................107

12

Tabel distribusi r.............................................................................................109

13

Tabel harga F ..................................................................................................110

xviii

DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 1997. Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms,. 4th edition.
Lea and Febiger Philadelphia, p 201-294.
Ansel, H.C., 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta.
Universitas Indonesia, hal 390-391.
Aulton, M. E., 2002. Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, Ed
2nd, Chorchil livingstone, p 85-86.
Barry B. W., 1983, Dermatological Formulation, Percutaneous Absorbtion,
Marcell Dekker Inc., p 300-304.
Departemen Kesehatan RI., 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, hal 7-8, 210.
Departemen Kesehatan RI., 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, hal 153-154, 1000.
Florey K., 1978. Analytical Profiles of Drugs Substance Volume 7. New
Brunswick. Academic Press, p 53-57.
Gunawan, S.G., 2007. Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia edisi 5. Jakarta. Gaya Baru, hal 277-281.
Hidayat, W., 2006. Penentuan Harga Parameter Termodinamika Proses Pelepasan
Klorfeniramin Maleat dari Sediaan dengan Basis Vanishing Cream (Tipe
Krim Minyak dalam Air). Skripsi. Surabaya: UNAIR.
Inayah., 2011. Uji Karakteristik Fisik, Aseptabilitas dan efektivitas perasan jeruk
nipis (10%, 20% dan 30%) sebagai Antioksidan dalam Basis Gel CMC
Na. Skripsi. Malang: UMM.
Lachman, L., 1994, Teori dan Praktek Industri Farmasi II edisi 3. Jakarta.
Penerbit Universitas Indonesia, hal 1091-1092, 1099, 1119.
Martin, A., dkk. 1993. Farmasi Fisik : Dasar – Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu
Farmasetik Edisi 3. Jakarta. Universitas Indonesia, hal 830-835, 854-857.
Rowe, R.C., Paul J.S., Marian E. Quinn. 2009. Handbook of pharmaceutical
Excipients, 6th Ed. London. American Pharmaceutical Association, p 326329, 433-435, 592-594.
Shargel, L., Andrew B.C.YU. 2005. Biofarmasetika Dan Farmakokinetika
Terapan Terjemahan Siti Sjamsiah, Ed Kedua. Surabaya. Universitas
Airlangga Press, hal 86-87
Sweetman, S.C., 2009. Martindale, The Complete Drug Reference 36th Ed.
London : Pharmaceutical Press, p 571-572.

United

States Pharmacopoeia Convention. 1995. The United States
Pharmacopoeia XXIV and The National Formulary XIX. United States
Pharmacopoeia Convention Inc. Philadelphia, p 432.

Wasitaatmadja, S.M., 2007. Anatomi Kulit. Faal Kulit. Editor: Adhi Djuanda, M.
Hamzah, S. Aisah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed. Kelima. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 3-8.
Wijaya, F.A., 2006. Penentuan Parameter Termodinamika Proses Pelepasan
Klorfeniramin Maleat dari Basis Cold Cream. Skripsi. Surabaya: UNAIR.
Voight, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi 5. Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press, hal 341, 343.
Zatz, J.L and Kushla., 1996. Gels. In : H. A. Liberman, M. M. Rieger and G.S
Banker. Pharmaceutical Dosage Form : Disperse System, Ed 2nd Vol.2,
New York : Marcel Dekker, Inc., p 399-421.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Antihistamin adalah obat yang bekerja sebagai antagonis reseptor histamin

yang ada, seperti reseptor histamin H1, H2, H3. Antagonis Reseptor H1 (AH1)
menghambat efek histamin di pembuluh darah, bronkus dan otot polos, selain itu
AH1 juga dapat mengobati reaksi hipersensitivitas (Gan, 2007).
Klorfeniramin maleat (CTM) merupakan golongan AH1 yang sering
digunakan sebagai antialergi seperti urtikaria. Jika diberikan secara peroral, CTM
memiliki bioavailabilitas yang rendah antara 25 - 50 % dikarenakan mengalami
first pass metabolism. Efek samping dari CTM juga kurang disukai yaitu dapat
menyebabkan kantuk, karena CTM merupakan AH1 sedatif (Sean, 2009). Dengan
adanya first pass metabolism dan efek yang tidak disukai tersebut, maka
diharapkan CTM tetap dapat digunakan sebagai antialergi namun tidak
memberikan efek secara sistemik, oleh karena itu bentuk sediaan semisolida
topikal merupakan salah satu pilihan yang dapat dipilih. Jika ditinjau dari sifat
fisiko-kimianya, CTM memiliki kelarutan 1 bagian dalam 4 bagian air (Depkes
RI, 1995), merupakan kelarutan yang cukup baik sehingga tidak diperlukan
bahan-bahan yang dapat meningkatkan pelarutan.
Sediaan farmasi semisolida meliputi salep, pasta, krim, gel dan ointment.
Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat
pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau
dihilangkan. Sediaan semisolida digunakan pada kulit, umumnya sediaan tersebut
berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topikal, sebagai pelunak kulit, atau
sebagai pembalut pelindung atau pembalut penyumbat (oklusif) (Lachman, 1994).
Gel merupakan sistem yang semipadat terdiri dari suspensi yang terbuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan (Depkes RI, 1995). Gel umumnya jernih dan tembus cahaya jika
semua bahan terlarut dengan pelarutnya. Kelebihan dari bentuk sediaan gel adalah
dapat memberikan sensasi dingin saat dioleskan, mudah menyebar dan merata,
mudah tercucikan, dan bisa juga sebagai emolien dan oklusif, sehingga dapat

1

2

meningkatkan aseptabilitas dari penggunanya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa gel dapat membantu meningkatkan efektifitas dari bahan obat. CTM yang
akan dibuat dalam sediaan semisolid topikal diharapkan dapat memiliki efektifitas
dan aseptabilitas yang baik. Berdasarkan uraian diatas, maka bentuk sediaan gel
merupakan pilihan yang tepat.
Dalam pembuatan gel dibutuhkan gelling agent yang dapat membentuk
sediaan gel dengan baik. Dari beberapa macam gelling agent yang ada, terpilih
gelling agent yang bersifat hidrogel yaitu larut dalam pelarut air. Dengan
penggunaan gelling agent yang bersifat hidrogel sediaan gel akan lebih mudah
tercucikan sehingga tidak terasa lengket jika digunakan, dan memberikan sensasi
dingin saat digunakan. Gel yang menggunakan gelling agent hidrogel setelah
kering akan meninggalkan suatu film tembus pandang elastis dengan daya lekat
yang tinggi (Voigt, 1994).
Salah satu gelling agent hidrogel adalah Hydroxypropyl Methylcellulose
(HPMC). HPMC merupakan gelling agent yang tidak bersifat toksik dan tidak
iritan. Stabil dalam rentang pH yang luas yaitu antara 3 – 11. Dapat menghasilkan
sediaan gel yang lebih jernih, bersifat non-ionik sehingga tidak akan berikatan
dengan garam-garam atau ion organik (Rowe, 2009). Konsentrasi untuk
penggunaan HPMC adalah 0,25 – 5,0 % (Rowe, 2009).
Dalam pembuatan gel, tidak hanya di butuhkan gelling agent tapi juga di
butuhkan bahan tambahan berupa humektan dan enhancer. Humektan merupakan
bahan yang dapat menahan air agar tidak menguap dari gel saat pemakaian dan
penyimpanan, sehingga sediaan tidak kering dan dapat meningkatkan lama kerja
gel pada kulit, selain itu dapat juga memberikan tekstur yang baik. Propilen glikol
merupakan salah satu humektan yang sering digunakan karena selain dapat
melembabkan kulit, propilen glikol juga dapat meningkatkan stabilitas bahan obat
dan penetrasi kedalam kulit. Enhancer merupakan bahan yang penggunaannya
bertujuan untuk meningkatkan penetrasi bahan obat kedalam kulit, sehingga dapat
meningkatkan efektifitas bahan obat. Mentol merupakan salah satu bahan yang
digunakan sebagai enhancer. Mentol dapat menimbulkan sensasi dingin dengan
cara melebarkan pembuluh darah (Rowe, 2009). Mentol yang digunakan untuk
formulasi sediaan topikal dengan konsentrasi 0,05 – 10,0 % (Rowe, 2009).

3

Sediaan ini dibuat dengan tujuan penggunaannnya pada kulit. Kulit tersusun
oleh banyak macam jaringan, termasuk pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar
keringat, organ pembuluh perasa dan urat syarat, jaringan pengikat, otot polos dan
lemak (Anief, 1997). Secara anatomi, kulit dibagi dalam tiga lapisan jaringan :
epidermis, dermis, dan lapisan lemak dibawah kulit (Lachman, 1994). Kulit
memiliki pH sekitar 4,2–6,5 sehingga dalam pembuatannya sediaan harus ada
dalam rentang pH kulit agar tidak terjadi iritasi (Wijaya, 2006).
Untuk menentukan karakteristik fisik sediaan dilakukan uji pengamatan
organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar. Organoleptis diamati untuk
memastikan bahwa sediaan yang dihasilkan memiliki penampilan fisik yang baik.
Pengamatan pH dilakukan dengan tujuan pH sediaan dapat sama dengan pH kulit
yaitu sekitar 4,2–6,5 sehingga tidak terjadi iritasi saat pemakaian dan dapat
diketahui efektifitas sediaan (Wijaya, 2006). Viskositas sediaan diamati agar dapat
menentukan bahwa viskositas sediaan tidak terlalu besar sehingga gerak sediaan
tidak terbatas dan cepat di absorpsi. Pengamatan daya sebar dengan tujuan
mengetahui sifat alir sediaan dan hal ini berhubungan dengan aseptabilitas
sediaan.
Untuk mengetahui efektifitas sediaan dilakukan uji pelepasan CTM dari
gelling agentnya, HPMC dengan penambahan mentol sebagai enhancer. Skala
pelepasan bahan obat dari pembawanya terutama ditentukan dari kelarutan dan
kecepatan pelarutan dari bahan obat (Voigt, 1994). Hal ini sesuai dengan
kenyataan bahwa laju pelepasan obat ditentukan oleh koefisien partisi pembawa
ke fase reseptor (Lachman, 1994). Proses pelepasan bahan obat dari pembawanya
merupakan proses difusi yang juga merupakan proses kesetimbangan. Proses
difusi dipengaruhi oleh bentuk obat-obat yang ter-ionisasi maupuun tidak terionisasi (Shargel, 2005). Dalam hal ini dilakukan uji dengan menggunakan
membran selofan yang merupakan membran porus, sehingga dapat diasumsikan
bahwa pengaruh membran dapat diabaikan dan proses pelepasan relatif hanya
ditentukan oleh besarnya interaksi antara bahan obat dengan pembawanya.
Besarnya jumlah CTM yang dapat melewati membran selofan menggambarkan
besarnya CTM yang dapat dilepaskan dari basisnya. Kadar CTM diukur dengan
menggunakan alat spektroftometer UV-VIS.

4

Selain melakukan pengamatan pada sifat fisik sediaan dan efektifitas
sediaan, dilakukan juga uji aseptabilitas sediaan untuk mengetahui apakah sediaan
ini dapat diterima dimasyarakat dari segi pemakaian awal seperti sensasi dingin,
kelembutannya dan mudah tercucikan.
Dari hal-hal tersebut diatas, maka penelitian ini adalah tentang pembuatan
sediaan semisolida topikal gel dengan menggunakan bahan obat CTM dengan
gelling agentnya HPMC dan mentol sebagai enhancer dengan beberapa
konsentrasi yang berbeda yaitu 0,5%, 0,75%, dan 1%. Uji yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji karakteristik fisik, uji pelepasan CTM dari gelling agent
HPMC, dan aseptabilitas sediaan.

1.2

Perumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik fisik dan aseptabilitas dari sediaan topikal
CTM gel dengan basis HPMC dan enhancer berupa mentol.
2. Bagaimana pelepasan bahan obat CTM dari basis HPMC dengan
menggunakan mentol sebagai enhancer.

1.3

Tujuan Penelitian
1. Menentukan karakteristik fisik dan aseptabilitas dari sediaan topikal
CTM gel dengan basis HPMC dan enhancer berupa mentol.
2. Menentukan pelepasan bahan obat CTM dari basis HPMC dengan
menggunakan mentol sebagai enhancer.

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data ilmiah untuk

pengembangan formulasi gel CTM dalam basis gel HPMC sehingga dihasilkan
suatu gel dengan kualitas yang optimal.

Dokumen yang terkait

KARAKTERISASI FISIK, ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM EMULGEL CMC Na (Konsentrasi Paraffin liquid sebagai Fase Minyak dalam Emulgel 5%, 7% dan 10%)

0 3 22

KARAKTERISASI FISIK, ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM EMULGEL HPMC (Konsentrasi Parafin Cair sebagai Fase Minyak dalam Emulgel 5%, 7% dan 10%)

1 7 23

Formulasi Gel Semprot Menggunakan Kombinasi Karbopol 940 dan Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) sebagai Pembentuk Gel.

12 60 57

Formulasi gel semprot menggunakan kombinasi karbopol 940 dan Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) sebagai pembentuk gel

3 43 57

Formulasi Gel Semprot Menggunakan Kombinasi Karbopol 940 dan Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) sebagai Pembentuk Gel

2 46 57

PENGARUH VARIASI KADAR BASIS HPMC DALAM SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUNGA KEMBANG Pengaruh Variasi Kadar Basis Hpmc Dalam Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) Terhadap Sifat Fisik Dan Daya Antibakteri Pada Staphy

0 1 12

PENGARUH VARIASI KADAR BASIS HPMC DALAM SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus Pengaruh Variasi Kadar Basis Hpmc Dalam Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) Terhadap Sifat Fisik Dan Daya Antiba

1 11 17

Pengaruh konsentrasi hpmc dan propilen glikol terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan gel ekstrak pegagan (Centella asiatica (L.) Urban).

6 45 123

Pengaruh penambahan minyak peppermint sebagai penetration enhancer terhadap karakteristik dan sifat fisik sediaan gel ekstrak tempe.

2 0 105

Pengaruh Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

0 0 8