Proses Dekomposisi Air TINJAUAN PUSTAKA

senyawa kimia seperti senyawa hidrokarbon dan air. Untuk mendapatkan hidrogen dalam bentuk molekul diatomik dari senyawa kimia tersebut, diperlukan banyak energi. Metode produksi hidrogen yang banyak digunakan saat ini adalah proses steam reforming of methane SRM. Proses ini memang menghasilkan hidrogen dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada proses fotokatalitik heterogen. Namun, karena menghasilkan senyawa CO melebihi toleransi yang diperkenankan untuk aplikasi fuel cell 10-20 ppm, proses ini membutuhkan unit tambahan untuk proses pemurnian hidrogen Takenaka, 2001. Selain itu, kebanyakan senyawa metana yang digunakan bersumber dari minyak bumi dan gas alam yang merupakan sumber energi yang tidak terbaharukan. Sintesis hidrogen selain menggunakan metode Steam Methane Reforming SRM dapat juga menggunakan partial oxidation, plasma reforming, dan coal. Tetapi, metode partial oxidation, plasma reforming, dan coal menghasilkan gas CO selain itu proses yang digunakan juga mahal. Oleh sebab itu, metode seperti partial oxidation , plasma reforming, dan coal dihindari. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai bahan baku utama sintesis hidrogen dengan menggunakan air. Metode yang sering digunakan untuk sintesis hidrogen adalah dekomposisi air atau water splitting yang menghasilkan gas hidrogen dan oksigen yang lebih ramah lingkungan.

2.2 Proses Dekomposisi Air

Secara termodinamika, reaksi dekomposisi air merupakan reaksi yang sulit terjadi karena memiliki energi bebas gibbs yang besar ΔG o = 238 kJmol setara dengan 2,467 eV. Mekanisme dasar dekomposisi air menggunakan fotokatalis heterogen dengan kosentrasi asam 1 M dengan elektrode Pt pada tekanan 1 atmosfer pada suhu 25 o C diilustrasikan pada Gambar 2.4 berikut ini. Gambar 2.1. Prinsip dasar dekomposisi pada fotokatalis heterogen Maeda dan Domen, 2007 Prinsip dasar dekomposisi air dimulai ketika semikonduktor dikenai sinar yang memiliki energi sama atau lebih besar dari band gap semikonduktor untuk mengeksitasi elektron yang berada di pita valensi menuju ke pita konduksi dengan meninggalkan hole di pita valensi. Perpindahan elektron ini menyebabkan terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi. Pada proses dekomposisi air, molekul air direduksi oleh elektron untuk membentuk hidrogen dan dioksidasi oleh hole untuk membentuk oksigen. Pada proses dekomposisi air, bagian bawah dari pita konduksi harus memiliki potensial reduksi yang lebih negatif dari potensial H + untuk membentuk H 2 0 V vs NHE, sementara bagian teratas pada pita valensi harus lebih positif daripada potensial oksidasi dari H 2 untuk membentuk O 2 1,23 V vs NHE. Oleh karena itu, band gap yang digunakan harus lebih dari 1,23 eV Kudo, 2007. Reaksi keseluruhan dari dekomposisi air ada tiga langkah ditunjukkan pada Gambar 2.5 berikut ini. Gambar 2.2. Proses reaksi dekomposisi air pada fotokatalis heterogen Maeda dan Domen, 2007 Langkah pertama dari reaksi dekomposisi air adalah fotokatalis menyerap energi foton lebih tinggi daripada energi gap dari fotokatalis dan menyebabkan terjadinya foto eksitasi yang menyebabkan terciptanya elektron hole pada bulk. Langkah kedua, foto eksitasi menyebabkan e - dan h + memisah tanpa adanya rekombinan. Langkah ketiga menyerap spesies yang akan direduksi dan dioksidasi untuk menggerakkan elektron dan hole untuk memproduksi H 2 dan O 2 . Langkah pertama dan kedua sangat bergantung pada struktur dan sifat-sifat elektronik dari fotokatalis. Langkah ketiga dari dekomposisi air merupakan gambaran cocatalyst yang biasa didopan untuk meningkatkan aktifitas dari fotokatalis untuk meminimalisir adanya rekombinan. Cocatalyst ini biasanya berupa logam-logam mulia atau oksida logam dan didopan pada permukaan fotokatalis juga menyebar pada nanopartikel untuk mengaktifkan sisi aktif dan mengurangi energi aktifasi untuk gas yang dihasilkan. Keberadaan cocatalyst ini merupakan langkah yang penting untuk menciptakan bulk dan sifat-sifat permukaan dari material untuk meningkatkan aktifitas fotokatalitik untuk reaksi dekomposisi air.

2.3 Mekanisme kerja fotokatalis