21
a. Mempersiapkan semua bahan susun paving block yang telah
ditimbang untuk selanjutnya dimasukkan kedalam concrete mixer secara bertahap. Kemudian membiarkan concrete mixer berputar
hingga adukan tercampur rata. b.
Menuang adukan kedalam pan setelah semua material tercampur rata untuk kemudian menuangkan adukan kedalam cetakan paving
block. c.
Penuangan adukan kedalam cetakan dilakukan dengan sekop. Cetakan harus terisi penuh agar pada saat pemadatan seluruh
bagian dalam cetakan terisi merata. d.
Pemukulan atau pemadatan dilakukan sampai adukan paving block benar-benar padat agar keika adukan dikeluarkan dari cetakan,
paving block yang dibuat tidak runtuh atau rusak. e.
Mengeluarkan adukan paving block dari cetakan ditempat yang terlindung dari sinar matahari dan hujan. Selanjutnya mendiamkan
benda uji tersebut selama 14 hari dan 28 hari. 5.
Perawatan Benda Uji Setelah paving dikeluarkan dari cetakan dilakukan perawatan dengan
cara disiram dengan air selama 7 hari, kemudian dibiarkan dalam ruangan dengan udara terbuka sampai paving siap diuji sesuai umurnya.
6. Pengujian Benda Uji
Pengujian kuat tekan meggunakan alat Compression Testing Machine dengan kecepatan pembebanan sesuai dengan standar ASTM.
22
E. Diagram Alir Penelitian
Tidak
Ya
Gambar 3.1. Diagram alir pelaksanaan penelitian Pembuatan Benda Uji
Mulai
Pembuatan Rencana Campuran
Perawatan Benda Uji
Analisis Pembahasan Grafik tabel
Pengujian Benda Uji Uji Kuat Tekan
Selesai
Pemeriksaan sifat-sifat material : 1. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapannya
2. Pemeriksaan kadar air 3. Pemeriksaan kadar lumpur
4. Pemeriksaan gradasi 5. Pemeriksaan berat isi
Persiapan material
Lulus syarat ASTM
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berat volume terbesar terdapat pada paving block PA6-0 yaitu sebesar
2279.7843 kgm
3
. Sedangkan untuk berat volume terendah terdapat pada paving block tipe PA8-30 yaitu sebesar 1515.0780 kgm
3
. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak penambahan fly ash sebagai
pengganti sebagian bahan susun pada paving block dapat menurunkan berat volume dari paving block tersebut.
2. Pengaruh kadar fly ash paling optimal terhadap kuat tekan paving block
terdapat pada paving block dengan kadar fly ash 20 . Peningkatan kuat tekan tertinggi terdapat pada paving block tipe PA8-20 yaitu sebesar
115.7895. 3.
Variasi campuran paling optimal pada paving block yang menggunakan kadar fly ash 20 terdapat pada paving block dengan tipe PB8-20.
Pada umur 14 hari paving block dengan tipe ini dapat menahan beban hingga 267.2622 kgcm
2
dengan persentase kenaikan kuat tekan sebesar 76.5258 dari paving block normal. Sedangkan pada umur 28 hari
38 paving block ini dapat menahan beban sebesar 280.0566 kgcm
2
dengan persentase kenaikan kuat tekan sebesar 68.3761 dari paving block
normal. 4.
Nilai penyerapan air pada paving block terbesar adalah 8.8657, sedangkan nilai penyerapan air terkecil sebesar 4.2313. Nilai ini
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh SNI 03-0691-1996 tentang bata beton atau paving block yaitu maksimum 10 .
B. Saran
Untuk kelanjutan atau pengembangan penelitian mengenai pembuatan
paving block menggunakan bahan additive berupa campuran fly ash, disarankan beberapa hal di bawah ini untuk dipertimbangkan:
1. Ketelitian dalam perencanaan campuran serta ketelitian dalam
penimbangan bahan sangat menentukan kualitas paving block yang dihasilkan. Disamping itu, dalam pembuatan paving block diperlukan
bahan yang berkualitas yaitu bahan-bahan yang digunakan harus teruji dengan hasil yang baik.
2. Benda uji harus dalam keadaan kering baik bagian luar maupun bagian
dalam pada saat pengujian kuat tekan paving block, karena benda uji yang masih basah mempunyai kuat tekan lebih rendah jika dibandingkan
dengan benda uji yang telah kering. 3.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui nilai kuat tekan pada paving block dengan umur diatas 28 hari.
39 4.
Diperlukan penelitian lebih lanjut pada paving block yang menggunakan fly ash sebagai pengganti sebagian bahan susun dengan kadar fly ash
diatas 30 atau menggunakan fly ash dengan interval kadar fly ash 5. 5.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui nilai kuat tekan pada paving block dengan variasi campuran paving block yang berbeda
dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andoyo. 2006. Pengaruh Penggunaan Abu Terbang Fly Ash terhadap Kuat Tekan dan Serapan Air pada Mortar. Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang. Semarang. Baristand Industri. 2012. Sertifikasi Hasil Uji Fly Ash. Balai Riset dan
Standarisasi Industri. Bandar Lampung. Cisangkan. 2012. Paving Block. http:cisangkan.co.idour-productpaving-block.
PT. Cisangkan. Bandung. Cockrell C.F. and Leonard, J.W. 1970. Characterization and Utilization Studies of
Limestone Modified Fly Ash. Coal Research Bureau, Vol. 60 Djiwantoro, H. 2001. Abu Terbang Solusi Pencemaran Semen. Sinar Harapan.
Jakarta. Nugraha, P. dan Antoni. 2007. Teknologi Beton. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
PBI 1971. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Bandung.
Safitri, E. dan Jumari. 2009. Kajian Teknis dan Ekonomis Pemanfaatan Limbah Batu Bara Fly Ash pada Produksi Paving Block. Jurusan Teknik Sipil
Fakutas Teknik UNS. Surakarta. Sari, S. Bertha. 2013. Pengaruh Fly Ash Terhadap Kekuatan Paving Block
Menggunakan Campuran Material Tanah Lempung dan Pasir serta Semen Untuk Jalan Lingkungan. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Lampung. Bandar Lampung.