ditimbang untuk mengetahui berat kristal yang terbentuk dan didiamkan selama 1 hari untuk melihat morfologi kristal yang terbentuk.
b. Penentuan Laju Pertumbuhan CaCO
3
dengan Penambahan Inhibitor pada Konsentrasi yang Berbeda
Larutan pertumbuhan dibuat dengan cara melarutkan 0,050 M CaCl
2
dan 0,050 M Na
2
CO
3
masing-masing dalam larutan ekstrak biji pinang 50 ppm hingga mencapai volume 200 mL. Masing-masing larutan
dimasukkan ke dalam gelas kimia dan diaduk menggunakan pengaduk magnet selama 10-15 menit dengan suhu 90 °C untuk menghomogenkan
larutan. Selanjutnya, kedua larutan tersebut dicampur agar terbentuk kerak CaCO
3
kemudian dimasukkan ke dalam 6 gelas plastik masing- masing 50 mL dan diletakkan dalam water bath pada suhu 90 °C selama
10-15 menit untuk mencapai kesetimbangan. Pengamatan akan dilakukan setiap lima menit sekali. Dalam lima menit sekali, satu botol
diambil kemudian larutan dalam botol tersebut disaring menggunakan kertas saring, dicuci dengan akuades, dan dikeringkan menggunakan
oven pada suhu 80 °C selama 3-4 jam. Percobaan ini diulang dengan variasi konsentrasi larutan CaCl
2
dan Na
2
CO
3
sebesar 0,075, 0,100 M. Selanjutnya, endapan tersebut ditimbang untuk mengetahui berat kristal
yang terbentuk dan didiamkan selama 1 hari untuk melihat morfologi kristal yang terbentuk.
3. Analisa Data
Data yang diperoleh berupa jumlah endapan terhadap waktu dengan
variasi konsentrasi larutan pertumbuhan dan variasi konsentrasi inhibitor, masing-masing diplot sebagai jumlah endapan terhadap waktu
menggunakan Microsoft Excel. Nilai slope yang diperoleh dari masing- masing grafik merupakan pertumbuhan kerak CaCO
3
. Morfologi kerak CaCO
3
sebelum atau sesudah penambahan inhibitor dianalisis menggunakan SEM. Perubahan ukuran partikel dari kelimpahan kalsium
karbonat pada masing-masing endapan dari setiap percobaan yang dilakukan juga dianalisis dengan PSA.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut: 1.
Senyawa ekstrak biji pinangdapat digunakan sebagai inhibitor kerakCaCO
3
.Hal ini dilihat dari perbedaan nilai laju pertumbuhan, morfologi, dan ukuran partikel inti kristal CaCO
3
.
2. Pada penelitian ini konsentrasi optimum inhibitor ekstrak biji pinangdalam
menghambat laju pembentukan inti serta pertumbuhan kerak CaCO
3
0,05 M adalah 250 ppm dengan keefektifan sebesar 20 .
3. Analisis menggunakan SEM menunjukkan bahwa morfologi permukaan
kerak CaCO
3
sebelum penambahan inhibitor lebih tebal dan besar permukaannya dibandingkan sesudah penambahan inhibitorsenyawa ekstrak
biji pinang yang terlihat lebih rapuh.
4. Analisis menggunakan PSA menunjukkan bahwa distribusi ukuran partikel
kerak CaCO
3
mengalami penurunan setelah ditambahkan inhibitorsenyawa ekstrak biji pinang terlihat pada nilai tengah ukuran partikel kerak CaCO
3.
B. Saran Dengan keterbatasan zat aktif yang terdapat pada inhibitor dalam menghambat
kerak CaCO
3
, maka penulis memberikan saran yaitu perlu dilakukannya modifikasi untuk meningkatkan keefektifan dari inhibitor tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Deffeeri, N. S. 2006. Heat Transfer Measurement as a Criterion For
Performance Evaluation of Scale Inhibition in MSF Plants in Kuwait. Desalination. Vol. 204. pp. 423-436.
Amjad, Z. 1995. Kinetics of crystal growth of calcium sulfate dihydrate, The
influence of polymer composition, molecular weight, and solution pH. Can. J. Chem. Vol. 66.
Asmarani, D. 2011. Pengaruh Penambahan Senyawa Turunan Kaliksarena dan
Ekstrak Gambir Sebagai Inhibitor Kerak Kalsium Sulfat CaSO
4
. Skripsi Tidak Diterbitkan. Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lampung. Lampung. Asnawati. 2001. Pengaruh Temperatur Terhadap Reaksi Fosfonat dalam
Inhibitor Kerak pada Sumur Minyak. Jurnal ILMU DASAR. Vol.2. No.1:20.
Badr, A. and A. A. M. Yassin. 2007. Barium Sulfate Scale Formation in Oil
Reservoir During Water Injection at High-Barium Formation Water. Journal of Applied Sciences
. 7 17 ; 2393-2403. Bhatia, A. 2003. Cooling Water Problems and Solutions, Continuing Education
and Development, Inc. 9 Greyridge Farm Court Stony Point, NY 10980. Course no: M05-009.
Cotton, F. A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI-Press. Jakarta. Dewi, D.F. dan M. Ali . 2003. Penyisihan Fosfat dengan Proses Kristalisasi dalam
Reaktor Terfluidasi Menggunakan Media Pasir Silika. Jurnal Purifikasi
. Vol.4. No.4. 151-156.