Diagram Fase Fe-Fe Struktur Mikro Baja

diperoleh martensit Anonimous C, 2012.

2.5 Holding Time Waktu Tahan

Holding Time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan maksimum dari suatu bahan pada proses hardening dengan menahan pada temperatur pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang homogen sehingga struktur austenitnya homogen atau terjadi kelarutan karbida ke dalam austenit dan difusi karbon dan unsur paduannya. Untuk baja jenis Low Alloy Tool Steel, memerlukan holding time yang tepat, agar kekerasan yang diinginkan dapat tercapai. Dianjurkan menggunakan 0,5 menit per milimeter tebal benda, atau 10 sampai 30 menit. Holding Time terlalu lama akan terjadi pertumbuhan butiran yang menyebabkan turunnya kekerasan Dalil dkk, 1999.

2.6 Diagram Fase Fe-Fe

3 C Diagram Fase Fe-Fe 3 C merupakan sebuah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan lambat dan pemanasan lambat dengan kandungan karbon C. Diagram fasa besi dan karbida besi Fe 3 C ini menjadi landasan untuk perlakuan panas terhadap kebanyakan jenis baja yang kita kenal, seperti Gambar 3 di berikut ini. Gambar 3. Diagram Kesetimbangan Fe-Fe 3 C Anonimous D, 2012. Beberapa istilah dalam diagram kesetimbangan Fe-Fe 3 C dan fasa-fasa yang terdapat didalam diagram diatas akan dijelaskan dibawah ini. Berikut adalah batas-batas temperatur kritis pada diagram Fe-Fe 3 C Anonimous C, 2012: 1. A 1 adalah temperatur reaksi eutektoid yaitu perubahan fasa γ menjadi α+Fe 3 C perlit untuk baja hypoeutectoid. 2. A 2 adalah titik Currie pada temperatur 769 o C, dimana sifat magnetik besi berubah dari feromagnetik menjadi paramagnetik. 3. A 3 adalah temperatur transformasi dari fasa γ menjadi α ferit yang ditandai pula dengan naiknya batas kelarutan karbon seiring dengan turunnya temperatur. 4. A cm adalah temperatur transformasi dari fasa γ menjadi Fe 3 C sementit yang ditandai pula dengan penurunan batas kelarutan karbon seiring dengan turunnya temperatur. 5. A 123 , adalah temperatur transformasi γ menjadi α+Fe 3 C perlit untuk baja hypereutectoid.

2.7 Struktur Mikro Baja

Beberapa fasa yang sering ditemukan dalama baja karbon adalah Yogantoro, 2010: a. Austenit Austenit adalah campuran besi dan karbon yang terbentuk pada pembekuan, pada proses pendinginan selanjutnya austenit berubah menjadi ferit dan perlit atau perlit dan sementit. Sifat austenit adalah lunak, lentur dengan keliatan tinggi. Kelarutan maksimal kandungan karbon sebesar ± 2,06 pada suhu 1148 o C, struktur kristalnya FCC Face Center Cubic. Sifat ketangguhan tinggi dan tidak stabil pada suhu ruang Saefudin dkk, 2008. b. Ferit Fasa ini disebut alpha α. Ruang antar atomnya kecil dan rapat sehingga akan sedikit menampung atom karbon. Batas maksimum kelarutan karbon ± 0,025 C pada temperatur 723 o C, struktur kristalnya BCC Body Center Cubic. Pada suhu ruang, kadar kelarutan karbonnya ± 0,008 sehingga dapat dianggap besi murni. Ferit bersifat magnetik sampai suhu 768 o C. Sifat-sifat ferit adalah ketangguhan rendah, keuletan tinggi, ketahanan korosi medium dan struktur paling lunak diantara diagram Fe 3 C. c. Perlit Perlit ialah campuran eutectoid antara ferrite dengan cementite yang terbentuk pada suhu 723 o C dengan kandungan karbon 0,83 Aisyah, 2012. Fasa perlit merupakan campuran mekanis yang terdiri dari dua fasa, yaitu ferit dengan kadar karbon 0,025 dan sementit dalam bentuk lamellar lapisan dengan kadar karbon 6,67 yang berselang-seling rapat terletak bersebelahan. Jadi, perlit merupakan struktur mikro dari reaksi eutektoid lamellar. d. Bainit Bainit merupakan fasa yang terjadi akibat transformasi pendinginan yang sangat cepat pada fasa austenit ke suhu antara 250 - 550 o C dan ditahan pada suhu tersebut isothermal. Bainit adalah strukur mikro dari reaksi eutektoid γ⇾α+Fe 3 C non lamellar. Bainit merupakan struktur mikro campuran fasa ferit dan sementit Fe 3 C. Kekerasan bainit kurang lebih berkisar antara 300 - 400 HVN. e. Martensit Martensit merupakan fasa diantara ferit dan sementit bercampur, tetapi bukan lamellar, melainkan jarum-jarum sementit. Fasa ini terbentuk austenit meta stabil didinginkan dengan laju pendinginan cepat tertentu. Terjadinya hanya prepitasi Fe 3 C unsur paduan lainnya tetapi larut transformasi isothermal pada 260 o C untuk membentuk dispersi karbida yang halus dan matriks ferit. f. Sementit karbida besi Sementit merupakan paduan besi melebihi batas daya larut membentuk fasa kedua. Karbida besi mempunyai komposisi kimia Fe 3 C. Dibandingkan dengan ferit, sementit sangat keras. Karbida besi dalam ferit akan meningkatkan kekerasan baja. Akan tetapi karbida besi murni tidak liat, karbida ini tidak dapat menyesuaikan diri dengan adanya konsentrasi tegangan, oleh karena itu kurang kuat.

2.8 Perlakuan Panas Heat Treatment

Dokumen yang terkait

Kajian Sifat Mekanis Baja Karbon AISI 1045 Untuk Bahan Poros Pompa Dengan Perlakuan Termomekanikal

12 111 69

PENGARUH SUHU PEMANASAN, LAMA PEMANASAN DAN PENDINGINAN SECARA CEPAT TERHADAP SIFAT KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON MEDIUM

3 39 54

PENGARUH VARIASI SUHU PEMANASAN DENGAN PENDINGINAN SECARA LAMBAT TERHADAP UJI BENDING DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA PEGAS DAUN AISI 5140

4 19 54

PENGARUH SUHU PEMANASAN, LAMA PEMANASAN DAN PENDINGINAN SECARA CEPAT TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR BAJA HYPOEUTECTOID

1 13 41

PENGARUH VARIASI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT TANGGUH BAJA K-460 (EFFECT OF TEMPERING VARIATION TO MICROSTRUCTURE AND TOUGHNESS OF STEEL K-460)

2 39 47

EFFECT OFHEAT TREATMENT, PENGARUH PERLAKUAN PANAS, VARIASI SUHU TEMPERING DAN LAMA WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA PEGAS DAUN KARBON SEDANG (TEMPERINGTEMPERATUREVARIATIONSANDHOLDING TIMEONHARDNESSANDMICROSTRUCTURE OFMEDIUMCARBON

6 71 61

PENDAHULUAN PENGARUH QUENCH DAN TEMPERING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA HADFIELD HASIL PENGECORAN PT. BAJA KURNIA.

0 0 8

PENGARUH WAKTU TEMPERING PADA TEMPERATUR 160°C DENGAN PROSES QUENCH TEMPER TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA PEGAS DAUN BEKAS SEBAGAI BAHAN PISAU

0 1 83

STUDI PENGARUH WAKTU PENAHANAN QUENCHING-PARTITIONING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 51B60 DAN BAJA AISI 9260 BEKAS

0 0 92

PENGARUH WAKTU TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN PISAU DAPUR BERBAHAN BAJA BEKAS PEGAS-DAUN - ITS Repository

0 0 97