69 2.6.5. Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap Return Saham
Suku bunga SBI merupakan tingkat suku bunga SBI tahunan yang dikeluarkan tiap bulan. Tingkat suku bunga ini diharapkan mewakili tingkat suku
bunga secara umum, karena kenyataannya tingkat suku bunga yang berlaku di pasar, fluktuasinya mengikuti SBI Husnan,2000:30.
Astuti 2013 Tingkat suku bunga yang tinggi tentunya akan membuat investor mengalokasikan dananya ke bank dalam bentuk deposito maupun
tabungan yang jelas lebih kecil risikonya dibanding investasi di saham. Sehingga investor akan menjual sahamnya dan kemudian akan menyimpan dananya di
bank. Penjualan saham secara serempak akan menurunkan harga saham. Berdasarkan uraian diatas dan Arbitrage Pricing Theory APT yang
mengansumsikan bahwa setiap investor memiliki peluang untuk meningkatkan return tanpa meningkatkan risikonya, sehingga dengan melihat tingkat suku bunga
naik investor akan lebih memilih untuk mengalihkan dananya dari saham ke instrumen SBI maupun ke tabungan dan deposito, karena bisa memberikan tingkat
pengembalian yang lebih baik, kondisi seperti ini akan memicu turunnya harga saham, maka penelitian ini mengasumsikan bahwa tingkat suku bunga SBI
berpengaruh negative terhadap return saham.
2.6.6. Pengaruh Nilai Tukar RupiahUS terhadap Return Saham
Nilai tukar rupiah merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas pasar saham maupun pasar uang di Indonesia karena investor cenderung
berhati-hati untuk melakukan investasi portofolio. Hesmendi, et. al 2013 Terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khusunya dolar
70 Amerika Serikat memliliki pengaruh yang negatif terhadap ekonomi dan pasar
modal. Jadi, ketika nilai tukar rupiah terhadap US menguat, ini berarti nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli US rendah maka harga saham
naik. Sebaliknya ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap US maka sejumlah rupiah yang digunakan untuk membeli US tinggi maka harga saham turun. Hal
tersebut disebabkan perekonomian di Indonesia yang masih bergantung terhadap US yang tercermin dari lebih banyaknya proporsi investor asing dibanding
investor domestik. Jadi, ketika terjadi apresiasi nilai tukar US terhadap rupiah yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah Amerika Serikat. Adanya isu bank
sentral Amerika Serikat The Fed yang menaikan tingkat suku bunganya akan membuat investor asing yang ada di pasar modal Indonesia menjual sahamnya dan
mengalokasikan dananya untuk membeli dolar Amerika Serikat US. Selain itu, bagi investor sendiri, depresiasi rupiah terhadap US menandakan bahwa prospek
perekonomian Indonesia melemah. Sebab depresiasi rupiah dapat terjadi apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat, sehingga dolar
Amerika Serikat akan menguat dan menurunkan nilai rupiah Suteja dan Seran, 2015. Naiknya kuantitas penjualan saham dan kurangnya minat beli investor
akibat perekonomian yang melemah akan berdampak pada penurunan harga saham Hesmendi, et.al, 2013.
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai pengaruh dari variabel independen, Debt to Equity Ratio DER, Return On Asset ROA, dan Price to
Book Value PBV yang mewakili faktor fundamental serta kondisi ekonomi yang
diwakili oleh inflasi dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI
71 terhadap variabel dependen, yaitu return saham, maka Gambar 2.2. berikut ini
menyajikan kerangka pemikiran yang menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian yang dilakukan.
H
1
-
H
2
+ H
3
+ H
4
- H
5
-
H
6
-
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran
Sumber : Hartanty, 2011
2.7. Hipotesis Penelitian