Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMELINESS PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC

SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH HENRY KOSASIH

110503266

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Studi S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Maret 2015 Yang membuat pernyataan

Henry Kosasih NIM: 110503266


(3)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMELINESS PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC

SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang faktor– faktoryang mempengaruhi ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuanganantara lain variabelprofitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kompleksitas operasi perusahaan, likuiditas, umur perusahaan, dan auditor switching pada perusahaan go public sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2011-2013.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 22 perusahaango public sektor industri barang konsumsi, dimana metode yang digunakan adalah metode

purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwaprofitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage, likuiditas, dan umur perusahaan, tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi, sedangkan secara parsial kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kompleksitas operasi perusahaan dan auditor switchingberpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness) padaperusahaan go publicsektor industri barang konsumsi.Secara simultan profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kompleksitas operasi perusahaan, likuiditas, umur perusahaan, dan auditor switchingberpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuanganpada perusahaan go publicsektor industri barang konsumsi.

Kata kunci : Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tingkat leverage, Kualitas KantorAkuntan Publik (KAP), Kompleksitas Operasi Perusahaan, Likuiditas, Umur Perusahaan, Auditor Switching, Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan.


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE FINANCIAL REPORTING TIMELINESSATGO PUBLIC COMPANY INDUSTRIAL

SECTORCONSUMER GOODS LISTED IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE (IDX)

This research aims to find empirical evidence about the influence of the profitability, company size, level of leverage, quality of public accountant firms,complexity operation company, liquidity, age company, and auditor switchingtoward the timeliness atgo public companyconsumer goods industry sector listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2011-2013.

Twenty two manufacture companies are used as the sample of this research atgo public companyconsumer goods industry sector. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis model that used is logistic regression.

Partially, the results showed that the profitability,company size, level of leverage,liquidity, and age companyare not influential towardthe timeliness of financial reporting atgo public company consumer goods industry sector, while quality of public accountant firms,complexity operation companyand auditor switchingare influential toward the timeliness of financial reportingat the go public company consumer goods industry sector. Simultaneously, the results showed that the variables of profitability, company size, level of leverage, quality of public accountant firms, complexity operation company,liquidity, age company, and auditor switchinginfluential toward thetimeliness of financial reporting at go public company consumer goods industry sector.

Keywords: Profitability, Company Size, Level of Leverage, Quality of Public Accountant Firms, Complexity Operation Company, Liquidity, Age Company, Auditor Switching, Timeliness.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril mauapun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M.,Ak., selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu


(6)

Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M.,Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. BapakDrs. Firman Syarif, M.Si, Ak., dan IbuDra. Naleni Indra, M.M., Ak.,selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembanding, yang telah memberikan saran dan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orangtua penulis yang terkasih, Ayahanda Jack Kosasih dan Ibunda Ng Siu Lie dan kedua abang dan kakak penulis, Hermin Kosasih, Heryanto Kosasih, dan Helena Kosasih. Terima kasih atas segalacurahan kasih sayang melalui perhatian, doa, dukungan, dan pengorbananyang selama ini telah diberikan, motivasi utama penulis untuk terusberprestasi dan berusaha menjadi yang terbaik. Teman-Teman penulis di angkatan 2011, Nadila Falensia, Natalia Gloria Deo, Lisa Vemita Sari, Fransiska F. Saragih, Maria Fransisca, Patricia Siagian, Kesia Hutasoit, Putri Zulfirsta Tiara, dan Mhd Raihan Ihza Afief, serta kakak senior angkatan 2009 Preisha Gitta Marla yang senantiasa membantu penulis terutama mendukung secara mental dan semangat, bantuan doa juga bantuan sepanjang penyelesaian skripsi ini. Kehadiran mereka membuat penulis merasa yakin dan terus bertahan menghadapi segala proses dan tantangan selama menghadapi masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi.


(7)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah kedepan. Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Maret 2015 Penulis,

Henry Kosasih NIM: 110503266


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 9

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1.3.1Tujuan Penelitian ... 10

1.3.2Manfaat Penelitian ... 10

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1Tinjauan Teoritis... 12

2.1.1Laporan Keuangan ... 12

2.1.2Pelaporan Keuangan ... 15

2.1.3Teori Kepatuhan ... 17

2.1.4Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan. ... 19

2.1.5Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan ... 21

2.1.5.1Profitabilitas ... 21

2.1.5.2Ukuran Perusahaan ... 23

2.1.5.3Tingkat Leverage ... 26

2.1.5.4Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) ... 27

2.1.5.5Kompleksitas Operasi Perusahaan ... 28


(9)

2.1.5.7Umur Perusahaan ... 30

2.1.5.8Auditor Switching ... 31

2.2Penelitian Terdahulu ... 33

2.3Kerangka Konseptual ... 36

2.4Hipotesis Penelitian ... 38

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 48

3.1Jenis Penelitian ... 48

3.2Jenis Data dan Sumber Data ... 48

3.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 49

3.3.1Populasi Penelitian ... 49

3.3.2Sampel Penelitian ... 49

3.4Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 53

3.4.1Variabel Dependen ... 53

3.4.2Variabel Independen ... 54

3.4.2.1Profitabilitas (ROA) ... 54

3.4.2.2Ukuran Perusahaan ... 55

3.4.2.3Tingkat Leverage ... 55

3.4.2.4Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) ... 56

3.4.2.5Kompleksitas Operasi Perusahaan ... 56

3.4.2.6Likuiditas ... 56

3.4.2.7Umur Perusahaan ... 57

3.4.2.8Auditor Switching ... 57

3.5Metode Pengumpulan Data ... 59

3.6Teknik Analisis Data ... 59

3.6.1Statistik Deskriptif ... 60

3.6.2Uji Asumsi Klasik ... 60

3.6.2.1Uji Multikolinearitas ... 61

3.6.3Uji Model ... 62

3.6.3.1Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of fit) 62 3.6.3.2Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 62


(10)

3.6.3.4Matriks Klasifikasi ... 64

3.6.4Pengujian Hipotesis ... 64

3.6.4.1Pengujian signifikan model secara simultan ( chi-square) ... 66

3.6.4.2Pengujian signifikan model secara parsial ... 66

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1Gambaran Umum ... 68

4.2Hasil Penelitian ... 69

4.2.1Analisis Statistik Deskriptif ... 69

4.2.2Pengujian Asumsi Klasik ... 73

4.2.2.1Uji Multikolinearitas ... 73

4.2.3Uji Model ... 75

4.2.3.1Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of fit) 75 4.2.3.2Menilai Keseluruhan Model (Overall Model fit) ... 75

4.2.3.3Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ... 77

4.2.3.4Matriks Klasifikasi ... 78

4.2.4Pengujian Hipotesis ... 79

4.2.4.1Pengujian signifikan model secara simultan (chi-square) ... 80

4.2.4.2Pengujian signifikan model secara parsial ... 81

4.3Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

4.3.1Hubungan Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu(Timeliness) Pelaporan Keuangan ... 84

4.3.2Hubungan Ukuran Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan keuangan ... 85

4.3.3Hubungan Tingkat Leverage terhadap Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan keuangan ... 85

4.3.4Hubungan Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan keuangan ... 86

4.3.5Hubungan Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan keuangan ... 87

4.3.6Hubungan Likuiditas terhadap Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan keuangan ... 87


(11)

4.3.7Hubungan Umur Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu

(Timeliness) Pelaporan keuangan ... 88

4.3.8Hubungan Auditor Switching terhadap Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan keuangan ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

5.1Kesimpulan ... 90

5.2Keterbatasan ... 91

5.3Saran 92 DAFTAR PUSTAKA ... 93


(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu 34 3.1 Daftar Populasi dan Proses Pemilihan Sampel Penelitian 49

3.2 Daftar Sampel Penelitian 51

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 56 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Profitabilitas, Ukuran Perusa-

haan, Tingkat Leverage, Likuiditas, dan Umur Perusahaan 68 4.2 Statistik Frekuensi Kualitas KAP, Kompleksitas Operasi -

Perusahaan, Auditor Switching dan Timeliness 69 4.3 Statistik Frekuensi Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) 70 4.4 Statistik Frekuensi Kompleksitas Operasi Perusahaan 70 4.5 Statistik Frekuensi AuditorSwitching 71

4.6 Statistik Frekuensi Timeliness 72

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas 73

4.8 Hosmer and Lemeshow Test 74

4.9 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Awal) 75 4.10 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Akhir) 75

4.11 Nagelkerke R Square 76

4.12 Classification Table 77

4.13 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik 78 4.14 Omnibus Tests of Model Coefficients 79 4.15 Hasil Uji signifikan model Parsial (Uji-Wald) 81


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Judul Halaman


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi Perusahaan Go Public Sektor Industri

Barang Kosumsi di BEI 95

Daftar Daftar Sampel Penelitian Perusahaan Go Public

Sektor Industri Barang Kosumsi di BEI 97 2 Tabel Hasil Perhitungan Profitabilitas 97 3 Tabel Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan (Ln

Total Aset) 98

4 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Leverage 99 5 Tabel Hasil Perhitungan Kualitas KAP 99 6 Tabel Hasil Perhitungan Kompleksitas Operasi-

Perusahaan 100

7 Tabel Hasil Perhitungan Likuiditas 101 8 Tabel Hasil Perhitungan Umur Perusahaan 101 9 Tabel Hasil Perhitungan Auditor Switching 102 10 Tabel Hasil Perhitungan Timeliness 103


(15)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMELINESS PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC

SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang faktor– faktoryang mempengaruhi ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuanganantara lain variabelprofitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kompleksitas operasi perusahaan, likuiditas, umur perusahaan, dan auditor switching pada perusahaan go public sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2011-2013.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 22 perusahaango public sektor industri barang konsumsi, dimana metode yang digunakan adalah metode

purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwaprofitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage, likuiditas, dan umur perusahaan, tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi, sedangkan secara parsial kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kompleksitas operasi perusahaan dan auditor switchingberpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness) padaperusahaan go publicsektor industri barang konsumsi.Secara simultan profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kompleksitas operasi perusahaan, likuiditas, umur perusahaan, dan auditor switchingberpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuanganpada perusahaan go publicsektor industri barang konsumsi.

Kata kunci : Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tingkat leverage, Kualitas KantorAkuntan Publik (KAP), Kompleksitas Operasi Perusahaan, Likuiditas, Umur Perusahaan, Auditor Switching, Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan.


(16)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE FINANCIAL REPORTING TIMELINESSATGO PUBLIC COMPANY INDUSTRIAL

SECTORCONSUMER GOODS LISTED IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE (IDX)

This research aims to find empirical evidence about the influence of the profitability, company size, level of leverage, quality of public accountant firms,complexity operation company, liquidity, age company, and auditor switchingtoward the timeliness atgo public companyconsumer goods industry sector listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2011-2013.

Twenty two manufacture companies are used as the sample of this research atgo public companyconsumer goods industry sector. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis model that used is logistic regression.

Partially, the results showed that the profitability,company size, level of leverage,liquidity, and age companyare not influential towardthe timeliness of financial reporting atgo public company consumer goods industry sector, while quality of public accountant firms,complexity operation companyand auditor switchingare influential toward the timeliness of financial reportingat the go public company consumer goods industry sector. Simultaneously, the results showed that the variables of profitability, company size, level of leverage, quality of public accountant firms, complexity operation company,liquidity, age company, and auditor switchinginfluential toward thetimeliness of financial reporting at go public company consumer goods industry sector.

Keywords: Profitability, Company Size, Level of Leverage, Quality of Public Accountant Firms, Complexity Operation Company, Liquidity, Age Company, Auditor Switching, Timeliness.


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan salah satu media yang dirancang untuk memberikan informasi - informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya dan kinerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan kepada calon investor, calon kreditor, manajemen perusahaan dan pengguna laporan keuangan lainnya untuk pengambilan keputusan. Para pengguna laporan keuangan tentu akan berhati-hati dalam proses pengambilan keputusan, sebelum ditinjau lebih dalam mengenai informasi yang terkandung di dalam suatu laporan keuangan. Oleh sebab itu, ketepatan waktu informasi laporan keuanganmerupakan salah satu elemen pokok yang penting dalam suatu laporan keuangan, dimana mengharuskan laporan keuangan tersebut disusun dan disajikan secepat mungkin untuk digunakan oleh para pengguna laporan keuangan.

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pengguna laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan. Keempat karakteristik tersebut antara lain dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan (IAI, 2007: 5). Untuk mendapatkan informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan waktu. Kendala ketepatan waktu


(18)

tersebut terjadi apabila laporan keuangan yang dipublikasikan tidak tepat waktu, sehinggamenyebabkan tingginya ketidakpastian terhadap keputusan yang dibuat berdasarkan informasi dalam laporan keuangan tersebut, dan juga berakibat pula pada nilai informasi menjadi tidak berkualitas kedepannya. Dengan kata lain, ketepatan waktu ini mengandung arti bahwa informasi laporan keuangan yang digunakan oleh para pengguna laporan keuangan harus dapat tepat saat pembuatan prediksi dan keputusan. Informasi yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut merupakan informasi yang relevan. Namun demikian informasi yang relevan ditunjukkan apabila informasi tersebut memiliki: a) nilai prediksi, b) mempunyai umpan balik, dan c) tepat waktu. Dengan demikian, informasi akan menjadi tidak relevan manakala informasi tersebut tidak tepat waktu. Oleh karena itu tepat waktu merupakan sebuah keharusan dalam publikasi laporan keuangan.

Selanjutnya, mengingat pentingnya kebutuhan informasi laporan keuangan yang disajikan tepat waktu, maka perusahaan-perusahaan manufaktur go publicsektor industri barang konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan mengumumkan kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena munculnya aturan yang dikeluarkan oleh Bapepampada tahun 1996, yaitu menerbitkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor


(19)

independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan.

Namun, sejak tanggal 30 September 2003Bapepam dan Lembaga Keuangan (Bapepam–LK) semakin memperketat peraturan dengan mengadakan penyempurnaan peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan tahunan. KeputusanKetua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dengan NomorPeraturan X.K.2, menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen harus disampaikan kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya 90 hari dari akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit dengan pendapat yang lazim kepada Bapepam-LK dan dipublikasikan di surat kabar. Sebagai penyempurnaan keputusan sebelumnya, Bapepam-LK juga mengeluarkan peraturan BAPEPAM No. X.K.2 dan LK Nomor: Kep 346/BL/2011 diberlakukan pada tanggal 5 Juli 2011, menyebutkan bahwa perusahaan publik diwajibkan untuk mempublikasi dan menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu dan akurat berisi informasi mengenai kegiatan usaha dan keadaaan keuangan pada perusahaan tersebut. Laporan keuangan tersebut juga harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Peraturan yang dibuat oleh Bapepam-LK menyebabkan perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi terpacu untuk melaporkan laporan keuangannya secara tepat waktu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila peraturan Bapepam-LK dilanggar, maka Bapepam-LK


(20)

akan mengenakan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhinya. Sanksi yang dikena berdasarkan ketentuan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakanbahwa “emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif,dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah)”.

Peraturan-peraturan dan sanksi yang telah ditetapkan, namun masih perlu diperhatikan mengenai pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen, yaitu adanya standar yang diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik(SPAP) khususnya standar auditing No. 04 tahun 2001 yang mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan. Prosedur ini mengatur hal-hal seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan,pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.Pemenuhan standar audit oleh auditor diperlukan waktu yang tidak singkat, dan standar tersebut juga berdampak pada peningkatan kualitas hasil auditnya. Kondisi ini menimbulkan dilema tersendiri bagi auditor dimana di lain sisi, investor juga menuntut auditor untuk menyelesaikan laporanauditannya tepat waktu. Investor tersebut juga mengharapkan tingkat pegembalian yang tinggi dan menekan resiko serendah-rendahnya dari investasi yang dimilikinya.


(21)

Adapun kasus-kasus pelanggaran ketepatan waktu terhadap aturan yang telah diterbitkan oleh Bapepam, yaitu Otoritas Jasa Keuangan(OJK) telah mencatat ada sebanyak 33 kasus pelanggaran di pasar modal pada tahun 2013.Pelanggaran tersebut mulai dari keterlambatan penyampaian laporan hingga transaksi efek di bursa (http://www.bisnis.liputan6.com). Selanjutnya, pada tahun yang sama Bursa Efek Indonesia (BEI)memberikan peringatan kepada tiga emiten dengan mendapat peringatan tertulis III dan tambahan dendasebesar Rp 150.000.000,-yaitu PT Davomas Abadi Tbk (DAVO), PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK), dan PT Buana Listya Tama Tbk (BULL).Dalam hal ini ketiga emiten tersebut belum menyampaikan laporan keuanganyang tidak ditelaah secara terbatas atau tidak diaudit sampai batas waktu yang ditentukan. Bursa Efek Indonesia (BEI) juga memberikan peringatan tertulis II dantambahan denda sebesar Rp 50.000.000,- terhadap satu emiten, yakni PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA). Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut belummenyampaikan laporan keuangan yang diaudit. Selain itu, BEI juga memberikan peringatan tertulis I kepada PT Energi MegaPersada Tbk(ENRG) dan PT Citra Kebun Raya Agri Tbk (CKRA). Kedua emiten tersebutjuga belum menyampaikan laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik sesuai dengan batas waktu yang ditentukan (http://www.merdeka.com). Pada tahun 2014 selanjutnya, berdasarkan catatan Bursabatas waktu penyampaian laporan keuangan interim periode 30 Juni 2014, dimana tanggal 4 Agustus 2014 laporan tersebut telah ditelaah secara terbatas atau yang diaudit oleh akuntan publik. Hasilnya, sebanyak 23 emiten terlambat menyampaikan laporan keuangan


(22)

interimyang berakhir per 30 Juni 2014 (http://www.pasarmodal.inilah.com). Fenomena inilah yang menarik untuk diteliti karena ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan salah satu karakteristik penting bagi laporan keuangan dan pencerminan tingkat kepatuhan terhadap regulasi yang ditetapkan.

Berdasarkan kasus di atas, menunjukkan bahwa masih terdapat perlanggaran terhadap aturan yang diterbitkan oleh Bapepam-LK, padahal peraturan-peraturan dan sanksi yang telah dibuat seharusnya mendorong kinerja akuntan publik semakin baik dan ketepatan waktu pelaporan keuangan lebih diperhatikan. Kalau begitu, peraturan-peraturan dan sanksi yang dibuat tidak dapat menjadi faktor utama yang dapat memepengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan khususnya perusahaan go public sektor industri barang konsumsi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan lebih jauh faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Beberapapenelitianyangberhubungan dengan ketepatanwaktu (timeliness) pelaporan keuangan antara lain Owusu dan Ansah (2000) meneliti ketepatan waktu pelaporankeuangan dari 47 perusahaan di Zimbabwe, yang menguji variabel ukuranperusahaan, profitabilitas,gearing(kecepatan), item luar biasa, bulan dari akhirtahun keuangan, kompleksitas operasi perusahaan dan umur perusahaan. Hasilpenelitiannya menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan, kompleksitasoperasi perusahaan, umur perusahaan dan bulan dari akhir tahun keuanganberpengaruh terhadap audit reporting lead time. Sementara itu, ukuran perusahaan,profitabilitas, umur perusahaan dan audit reporting lead


(23)

awaltahun, tetapi hanyaukuran perusahaan yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporankeuangan akhir tahun yang telah diaudit.

Di Indonesia, Sulistyo (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhiketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan publik di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2008. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sebaliknya, likuiditas, leverage keuangan, dan opini auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Selanjutnya, Situmorang (2010) meneliti tentang faktor-faktor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan gopublic di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara tahun 2006 hingga tahun 2008. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laba (rugi), likuiditas, dan umur perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu. Akan tetapi, ukuran perusahaan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ketepatan waktu. Sebaliknya, reputasi KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu dan audit report lag berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketepatan waktu.

Berbeda dengan penelitian Prahesty (2011) mengenai pengaruh profitabilitas, umur perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktupelaporan keuanganperusahaanfood and beverages yang terdaftar di Bursa


(24)

EfekIndonesia (BEI) periode tahun 2004-2009. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa seluruh faktor berpengaruh terhadapketepatan waktupelaporan keuangan, kecuali struktur kepemilikan.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2013), meneliti tentang faktor-fakor yang berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian pelaporan keuangan pada perusahaan perbankan periode 2010-2011, dengan menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio leverage, item-item luar biasa dan/atau kontijensi, serta umur perusahaan. Namun, hasil pengujiannya menunjukan bahwa tidak ada satupun yang berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian pelaporan keuangan.

Adapun ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan bahwa penelitian ini perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan.Penelitian ini adalah penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo (2010) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiKetepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan Publik di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2008”.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu peneliti menambah dua variabel independen lain, yaitu umur perusahaan, danauditor switching sebagai variabel independen dalam penelitian ini untuk membuktikan faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memperkaya dan memperkuat analisis mengenai faktor-faktor tersebut. Selain itu, yang menjadi


(25)

perbedaan lainnya adalah jenis perusahaan yang menjadi populasi dan sampel serta tahun penerbitan laporan keuangan oleh perusahaan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan go public

sektor industri barang konsumsi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011 sampai dengan 2013. Alasan peneliti memilih jenis perusahaan ini karena pertumbuhan bisnis barang konsumsi selalu di atas 10%, didorong bergeliatnya bisnis ritel modern dan pasar tradisional (https://www.ipotfund.com). Sektor industri barang konsumsi ini juga memiliki daya tahan yang kuat, terutama ditopang sektor konsumer yang tumbuh 28%. Kenaikan ini merupakan kenaikan tertinggi kedua dari sepuluh sektor yang ada (http://www.kemenperin.go.id). Dengan demikian, perusahaan industri barang konsumsi kemungkinan besar dapat menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.

Berdasarkan penjelasandiatas, peneliti termotivasi untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan laporannya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakahprofitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kompleksitas operasi perusahaan, likuiditas, umur perusahaan, dan auditor switchingberpengaruh secara


(26)

simultanmaupun parsial terhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan pada perusahaan go public sektor industri barang konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia(BEI)?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahuipengaruhprofitabilitas, ukuran perusahaan,

tingkat leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kompleksitas operasi perusahaan, likuiditas, umur perusahaan, dan auditor switching secara simultan maupun parsial terhadap ketepatan waktu(timeliness) pelaporan keuangan pada perusahaan go public sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi peneliti,sebagai wadah mengaplikasikanilmu pengetahuan dan teori yang telah dipelajari selama kuliah serta menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan.


(27)

2. Bagiinvestor, analis laporan keuangan, dan kreditur, sebagai gambaran tentang pentingnya ketepatan waktu berkaitan dengan relevansi dan keandalan informasi laporan keuangansehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.

3. Bagi praktisi manajemen perusahaan publik,sebagai bahan pertimbangan dan motivasi dalam upaya meningkatkan ketepatan waktu pelaporan keuangan.

4. Bagi akademisi, sebagai panduan dalam memberikan gagasan, ide dan pemikiran dalam upaya penerapan ilmu serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya dengan menambahkan variabel lain.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Laporan Keuangan

Perusahaan-perusahaan go public yang berkembang di Indonesia dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang transparansi dan akuntabilitas, agar para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu dalam proses pengambilan keputusan. Sebelum membahas secara mendalam mengenai bagaimana menganalisis dan menafsirkan kondisi keuangan suatu perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini akan diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian laporan keuangan. Berikut ini merupakan definisi laporan keuangan menurut beberapa ahli, antara lain:

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SAK paragraf 07, 2007: 1): “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.

Di pihak lain, pengertian laporan keuangan menurut Harahap (2011: 105), adalah “laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas atau


(29)

laporan arus dana, dan catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan digunakan sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, untuk memberikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan berguna dalam pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan pada suatu periode tertentu.

Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No. 1 paragraf 5 (IAI, 2007: 1.2) adalah ”memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2) kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan kerugian; dan (5) arus kas.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pengguna laporan keuangan. Terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan yaitu (IAI, 2007: 5):

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.


(30)

b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

Adapun menurut PSAK No. 1 paragraf 9 (IAI, 2007: 2) pemakai laporan keuangan memerlukan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, yaitu:

1. Investor. Penanam modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.

2. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.


(31)

3. Pemberi Pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memunginkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor

usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, ataubergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah. Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat. Perusahaan memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terlahir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 2.1.2 Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan ditambah denganinformasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, seperti informasi tentang sumber daya perusahaan, earning, current cost, informasi tentang prospek perusahaan yang merupakan bagian integral dengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup (Yadiati, 2010: 52). Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.1 (dalam Prahesty, 2011) pelaporan keuangan terdiri atas:


(32)

1. Laporan keuangan dasar (Basic Financial Statements) yang terdiri dari laporan keuangan (Financial Statement) dan catatan atas laporan keuangan (Notes of Financial Statements).

2. Informasi-informasi tambahan (Supplementary Informations). 3. Laporan-laporan lain selain Laporan keuangan (Other means of

Financial Reporting).

Adapun tujuan pelaporan keuangan dalam SFAC Nomor 1 tentang

Objective of Financial Reporting by Business Enterprises (dalam Yadiati, 2010: 53)adalah:

1. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis.

2. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan.

3. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya.


(33)

2.1.3 Teori Kepatuhan

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan go public di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modaltentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Regulasi tersebut sesuai dengan teorikepatuhan menurut Kelman (dalam Ardani, 2010: 50) dinyatakan bahwa:

"Compliance diartikan sebagai suatu kepatuhan yang di dasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindarkan diri dari hukuman yang mungkin dijatuhkan. Kepatuhan ini sama sekali tidak didasarkan pada suatu keyakinan pada tujuan kaedah hukum yang bersangkutan, dan lebih di dasarkan pada pengendalian dari pemegang kekuasaan. Sebagai akibatnya maka kepatuhan akan ada, apabila ada pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan kaedah-kaedah hukum tersebut”.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 paragraf 38, suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 (empat) bulan setelah tanggal neraca (IAI, 2007: 1.7), akan tetapi bagi perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dituntut untuk mematuhi peraturan yang diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, yaitu:

“Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan


(34)

Indonesia (IAI) dan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)”.

Peraturan-peraturan tersebut sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-346/BL/2011 yang telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 2011,mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (emiten atau perusahaan publik) yang efeknya tercatat di bursa efek di Indonesia dan bursa efek di Negara Lain wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan keuangan tersebut kepada masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory).

Berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/07-2004, tentang Peraturan Nomor I-H mengenai sanksi: Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan Peringatan III disertai denda sebesar Rp. 50.000.000 sampai dengan Rp. 150.000.000, bahkan akan dikenakan sanksi suspensi. Pengenaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses-proses tertentu sesuai dengna aturan. Selain itu, perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan juga sanksi administratif yang diatur oleh Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal yang menyatakan bahwa “emiten yang penyataan telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 (satu juta


(35)

rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah)”. Sebagai kesimpulan, teori kepatuhan dapat mendorong perusahaan untuk mematuhi hukum-hukum yang berlaku termasuk dalam melaksanakan kewajiban mereka untuk mempublikasi laporan keuangan secara tepat waktu.

2.1.4 Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan.

Menurut McGee (2007) (dalam Sulistyo, 2010) ketepatan waktu (timeliness) adalah suatu cara untuk mendukung relevansi suatu informasi, agar disajikan secara transparansi dan berkualitas suatu laporan keuangan.Rentang waktu antara tanggal laporankeuangan perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan kepublik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan. Tambahan pula, Gregory dan Van Horn (1963) berpendapat dalam Owusu-Ansah (2000), secara konseptual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu.Jadi,ketepatan waktu dapat diartikan sebagai suatu batasan penting pada publikasi laporan keuangan yang disajikan dalam kurun waktu yang teratur, dan memiliki suatu manfaat yang akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pengguna laporan keuangan.

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan paragraf 24 (IAI, 2007:5), laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan


(36)

ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para penggunanya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.Dalam paragraf 43 (IAI, 2007:8) menyatakan bahwa tepat waktu merupakan salah satu kendala informasi yang relevan dan andal:

“Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan”.

Menurut Belkaoui (2006) (dalam Situmorang, 2010) menjelaskan bahwa relevan dan andal merupakan dua kualitas utama, agar relevan informasi harus memiliki nilai prediktif dan nilai umpan balik dan sekaligus pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat.Salah satu tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.Keterlambatan terjadi jika perusahaan melaporkan informasi laporan keuangannya setelah tanggal yang ditentukan. Dengan demikian, berdasarkan Lampiran SuratKeputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP-36/PM/2003, penyampaian laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen dikatakan tepat waktu apabila diserahkan


(37)

sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga(90 hari) setelah tanggallaporan keuangan tahunanperusahaan publik tersebut.

Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) (dalam Prahesty, 2011), menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: (1) preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa; (2) auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani; (3) total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

Ketepatan waktu diukur dengan menggunakan variabel dummy, di mana kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu dan kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, antara lain:

2.1.5.1 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan untuk menghasilkan laba dalam satu periode tertentu. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,


(38)

dan sebagainya (Harahap,2011:304). Profitabilitas suatu perusahaan dapat dianggap sebagai salah satu indikasi yang mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan.

Menurut Dyer dan Hugh(1975) (dalam Kadir, 2011) bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan tersebut cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Jadi, bisa dikatakan bahwa profit (laba) itu adalah berita baik (good news), karena profitabilitas akan mengurangi ketidakpastian bagi para pengguna. Isi dari laporan keuangan akan sangat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik (good news), maka pihak manajemen cenderung menyampaikan laporan keuangan perusahaannya dengan tepat waktu, dan sebaliknya jika perusahaan mengalami kerugian, pihak manajemen umumnya menunda penyampaian laporan keuangan perusahaannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA). ROA adalah rasio yang menunjukkan berapa laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva (Harahap,2011: 305). Rasio ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA = Laba setelah Pajak


(39)

2.1.5.2 Ukuran Perusahaan

Salah satu atribut yang dapat dihubungkan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasipasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya (Soetedjo, 2006: 79)(dalam Situmorang, 2010).Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu.

Ukuran perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, ukuran perusahaan dikelompokkan atas:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Untuk kriteria usaha mikro asset yang harus dimiliki maksimal Rp. 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau


(40)

usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Untuk kriteria usaha kecil aset yang harus dimiliki Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 500.000.000,-tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Untuk kriteria usaha menengah aset yang harus dimiliki Rp. 500.000.000,- sampai Rp. 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah. Untuk kriteria usaha besar asset yang harus dimiliki lebih dari Rp.10.000.000.000,- .

Owusu-Ansah (2000) dan Sulistyo (2010) menemukan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ukuran (proksi) yang mereka gunakan untuk variabel ukuran perusahaan ini adalah dengan


(41)

total aset. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Mereka berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.

Dalam penelitian ini menggunakan total nilai aset untuk mengukur ukuran perusahaan, karena berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Prasetyantoko (2008: 257)adalah:“Aset total dapat menggambarkan ukuran perusahaan, semakin besar aset biasanya perusahaan tersebut makin besar”. Penggunaan logaritma natural untuk mengukur total aset karena data yang tersedia pada laporan keuangan perusahaan gopublic terlalu besar angkanya (dalam miliaran). Oleh karena itu, untuk hasil yang lebih akurat dan mempermudah peneliti dalam proses pengolahan data maka digunakan logaritma natural untuk mengukur total aset.


(42)

2.1.5.3 Tingkat Leverage

Harahap (2011: 306) mengemukakan bahwa leverage

menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau kreditur dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang, meskipun pendanaan perusahaan yang diperoleh sebagian besar melalui hutang dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena perputaran uang perusahaanlebih cepat.

Untuk mengukur tingkat leverage keuangan suatu perusahaan, dapat digunakan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai alat ukur perbandingan antara tingkat hutang dengantingkatmodalyang dimiliki perusahaan. Peneliti menggunakan rasio DER sebagai proyeksi dari tingkat leverage karena DER lebih memberikan informasi yang pasti bagi para investor. Semakin tinggiDER mencerminkan semakin tinggi risiko perusahaan tidak dapat melunasi seluruh kewajiban baik berupa pokok ataupun bunganya, maka semakin tidak baik kondisi perusahaan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah DERperusahaan maka semakin baik kondisi perusahaan tersebut.


(43)

Berikut ini adalah rumus rasio Debt to Equity Ratio(DER) (Harahap 2011: 303) :

DER = Total Kewajiban

Total Ekuitas x 100%

2.1.5.4 Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP)

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam hal pemberian jasa profesional untuk membantu perusahaan dalam penyampaian laporan keuangannya kepada publik dengan informasi yang akurat dan terpercaya. Oleh karena itu, perusahaan perlu menggunakan jasa KAP yang memiliki reputasi atau kualitas nama KAP yang baik untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan. KAP yang memiliki reputasi atau kualitas nama baik biasanya adalah kantor akuntan publik nasional yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku secara universal yang dikenal denganBig Four Worldwide Accounting Firm (Big 4). Kategori KAP

the big four di Indonesia (Tuanakotta, 2007:354-356):

1) KAP Price Waterhouse Coopers, yang berafiliasi dengan KAPHaryantoSahari dan rekan.

2) KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), berafiliasi dengan KAP Sidharta, Sidharta& Widjaja.

3) KAP Ernest & Young (E&Y), yang berafiliasi dengan KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.

4) KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio &Eny.


(44)

Pemilihan KAP yang besar dan kompeten dengan kualitas yang baik akan dinilai lebih efisien dalam melakukan proses audit dan akan menghasilkan informasi yang sesuai dengan kewajaran dari laporan keuangan perusahaan.Selain itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar pastinya memiliki auditor-auditor yang handal dan keterampilan yang lebih dibandingkan dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang kecil sehingga dapat bekerja lebih cepat dan tepat waktu. Dalam penelitian ini,kualitas KAP akan diukur dengan menggunakan variabel dummy, KAP yang termasuk dalam kategori berafiliasi dengan Big Four diberi kode 1 dan KAP yang tidak termasuk kategori Big Four diberi kode 0.

2.1.5.5 Kompleksitas Operasi Perusahaan

Kompleksitas operasi perusahaan merupakanakibat dari pembentukan departemen dan pembagian pekerjaan yang memiliki ruang lingkup dengan jumlah unit yang berbeda. Ketergantungan yang semakin kompleks terjadi apabila organisasi dengan berbagai jenis atau jumlah pekerjaan dan unit menimbulkan masalah manajerial dan organisasi yang lebih rumit (Martius, 2012: 12).

Menurut Che-Ahmad (2008) tingkat kompleksitas operasi perusahaan bergantung pada jumlah anak perusahaan yang dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi yang lebih banyak yangharus diperiksa dalam setiap transaksi dan


(45)

catatan yang menyertainya. Tingkat ini lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya sehingga hal tersebut juga mempengaruhi waktu dimana perusahaan pada akhirnya mengeluarkan laporan keuangannya kepada publik. Apabila perusahaan memiliki anak perusahaan, maka perusahaan akan mengkonsolidasikan laporan keuangannya. Selanjutnya, auditor akan mengaudit laporankonsolidasi perusahaan tersebut. Hal ini akan membuat ruang lingkup audit semakin luas dan berdampak pada waktu yang dibutuhkan oleh auditor dalam menyelesaikan laporan auditnya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur kompleksitas operasi perusahaandengan menggunakan variabel dummy, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan.

2.1.5.6 Likuiditas

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Pengertian lain likuiditas adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya (id.wikipedia.org).


(46)

Likuiditas suatu perusahaan sering ditunjukkan oleh Rasio Lancar (Current Ratio) yaitu membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Berikut ini adalah rumus rasio lancar (Current Ratio) Harahap (2011: 301):

CR = Aktiva Lancar

Hutang Lancar x 100%

2.1.5.7 Umur Perusahaan

Penelitian Owusu dan Ansah (2000) dalam konteks penelitiannya menyatakan bahwa ketepatan pelaporan keuangan oleh sebuah perusahaan dipengaruhi oleh umur perusahaan (perkembangan dan pertumbuhannya). Hipotesis ini didasarkan pada teori kurva pembelajaran (learning curve theory). Teori tersebut menyatakan bahwa pengurangan dalam waktu pelaporan akan terjadi ketika jumlah laporan tahunan yang yang dihasilkan mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah laporan tahunan dapat terjadi karena perusahaan yang lebih mapan dalam operasionalnya. Usia perusahaan yang lebih tua serta yang sudah mapan akan lebih terampil dalam mengumpulkan, memproses, dan memberikan


(47)

informasi saat dibutuhkan karena sudah berpengalaman. Sebaliknya, perusahaan yang baru berdiri, diperkirakan pengalaman kerjanya masih kurang sehingga lebih lama dan kurang terampil dalam penyampaian laporan keuangan secara akurat pada masyarakat (Owusu dan Ansah, 2000).

Ukuran umur perusahaan pada penelitian ini menggunakan jumlah tahun sejak melakukan listing di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu usia perusahaan juga akan menjadi indikator jangka waktu terhadap penyelesaian laporan keuangan.

2.1.5.8 AuditorSwitching

Perusahaan yang telah go public pada umumnya memerlukan jasa auditor untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan. Namun, jasa auditor yang dibutuhkan terkadang perlu digantikan oleh perusahaan tersebut disebabkan karena telah berakhirnya kontrak yang telah disepakati antara kantor akuntan publik dan perusahaan dan telah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja tersebut untuk penugasan baru. Menurut Boynton dkk (2002: 271), terdapat beberapa alasan pergantian auditor dalam penugasan baru, yaitu:

1) Perusahaan klien merupakan merger antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masing-masing yang berbeda.

2) Kebutuhan akan adanya jasa profesional yang lebih luas. 3) Ketidakpuasan dengan kantor akuntan tertentu.


(48)

4) Keinginan untuk mengurangi biaya audit. 5) Merger antara kantor CPA.

Alasan lain yang juga mendorong adanya pergantian auditor(auditor switching) adalah berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tanggal 5 Februari 2008, Bab II Bagian Kedua tentang Pembatasan Masa Pemberian Jasa Pasal 3 yang isinya antara lain:

1) Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

2) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.

3) Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali kepada klien yang sama melalui KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah (satu) tahun buku tidak diberikan melalui KAP tersebut.

SA seksi 315 (2001: 315.1) menjelaskan bahwa komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti memberikan panduan bagi auditor tentang prosedur komunikasi antara auditor pengganti dengan auditor pendahulu. Auditor pendahulu adalah auditor yang telah mengundurkan diri atau diberitahu oleh klien bahwa tugasnya telah berakhir dan tidak diperpanjang dengan perikatan baru. Auditor pengganti adalah auditor yang telah menerima suatu perikatan atau auditor yang diundang untuk mengajukan proposal audit.


(49)

Menurut Febrianto (2009) mengemukakan bahwa pergantian auditor yang dilakukan dengan secara sukarela dapat dibedakan atas pihak mana yang menjadi fokus perhatian dalam bisa dilakukan oleh pihak pemberi tugas (perusahaan) atau dapat juga dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mundur dalam penugasan. Dalam auditor switching ini tentunya akan berakibat dalam hal ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Dengan berbagai prosedur yang akan ditempuh oleh auditor pengganti, maka akan memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian tugas auditnya, dikarenakan auditor pengganti harus berkomunikasi mengenai kondisi perusahaan dengan auditor pendahulu. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya ketidaktepatan waktu laporan keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Dalam penelitian ini pergantian auditor merupakan variabel dummy, dimana apabila perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor termasuk kategori1, sedangkan apabila perusahaan melakukan pergantian auditor maka termasuk kategori 0.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan temuan yang bermacam-macam dengan berbagai variabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1:


(50)

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu No. Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Analisis Hasil Penelitian

1 Stephen Owusu dan Ansah (2000) Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock Exchange Variabel Dependen : Ketepatan Waktu (Timeliness) Variabel Independen : Ukuran Perusahaan, Profitability, Gearing, item luar biasa, bulan dari akhir tahun keuangan, kompleksitas operasi perusahaan, dan umur perusahaan Two StageLeast Squares Regression (2SLS) Hanya ukuran perusahaan yang mempengaruhi ketepatan waktu dimana perusahaan mengeluarkan laporan akhir tahunan yang audit.

2 Wahyu Adhy Noor Sulisty o (2010) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengar uhi Ketepatan Waktu Penyampaia n Laporan Keuangan pada Perusahaan Publik di Indonesia yang Variabel Dependen : Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Variabel Independen : Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kompleksita s Operasi RegresiLog istik Profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian


(51)

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2008. Perusahaan, Kepemilikan Publik, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik, Likuiditas, Leverage, dan Opini auditor laporan keuangan. Sedangkan, likuiditas, leverage keuangan, dan opini auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 3 Gratia

Situmor ang (2010) Faktor-Faktor Mempengar uhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambang an Go Publik di BEI Variabel Dependen : Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Variabel Independen : Laba (Rugi) Bersih, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Reputasi KAP, dan Audit Report lag Regresi Logistik Laba (rugi), likuiditas, dan umur perusahaanberpe ngaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu, akan tetapi, ukuran perusahaan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ketepatan waktu.Sedangkan ,Reputasi KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu dan audit report lag berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

ketepatan waktu. 4 Siska Analisis Variabel Regresi Profitabilitas


(52)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah

Prahest y (2011) Faktor-Faktor yang Mempengar uhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages di BEI Periode 2004-2009) Dependen : Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Variabel Independen : Profitabilitas, Umur Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan

Logistik (ROA) dan umur perusahaan secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan variabel struktur kepemilikan (outsider

ownership) tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. 5 I Gusti

Ayu Mahara ni (2013) Ketepatwak tuan Penyampaia n Pelaporan Keuangan dan Faktor-faktor yang Mempengar uhi pada Perusahaan Perbankan Variabel Dependen : Ketepatwaktu an penyampaian pelaporan keuangan. Variable Independen : ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio leverage, item-item luar biasa dan/atau kontijensi, serta umur perusahaan Regresi Logistik Hasil pengujiannya menunjukan bahwa tidak ada satupun yang berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian pelaporan keuangan.


(53)

penting. Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, kerangka konseptual dalam penelitian tercantum dalam gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual H4 H8 H7 H1 H2 H3 H5 H6 Profitabilitas (X1) KETEPATAN WAKTU (TIMELINESS)

PELAPORAN KEUANGAN (Y) Ukuran

Perusahaan (X2) Tingkat Leverage

(X3) Kualitas KAP (X4) Kompleksitas Operasi Perusahaan (X5) Likuiditas (X6) Umur Perusahaan (X7) AuditorSwitching (X8) H9


(54)

Informasi pada laporan keuangan harus tersedia untuk para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan sebelum informasitersebut kehilangan kesempatan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Oleh karena itu, ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan auditan ke Bapepam merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi, agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuatan keputusan. Melalui kerangka konseptual diatas ingin dilihat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel dependen adalah Ketepatan Waktu (timeliness) PelaporanKeuangan, sedangkan yang menjadi variabel independen adalahProfitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tingkat leverage, Kualitas KAP, Kompleksitas Operasi Perusahaan, Likuiditas, Umur Perusahaan, danAuditorSwitching.

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Nasution (2000) (dalam Rochaety dkk, 2007: 31), bahwa hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji, dimana suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Perumusan hipotesis dapat dikembangkan berdasarkan hubungan antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu (timeliness) PelaporanKeuangan adalah Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tingkat leverage,


(55)

Kualitas KAP, Kompleksitas Operasi Perusahaan, Likuiditas, Umur Perusahaan, dan AuditorSwitching.

1. Hubungan Profitabilitas dengan Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan

Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Dengan semakin besar rasio profitabilitas (ROA), makasemakin baik pula kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi maka laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik, dan perusahaan yang mengalami berita baik cenderung menyerahkan laporan keuangannya secara tepat waktu. Hal ini juga berlaku pada profitabilitas perusahaan yang rendah dimana hal ini mengandung berita buruk, sehingga perusahaan tidak tepat waktu menyerahkan laporan keuangannya. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sulistyo (2010)dan Prahesty (2011) bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berbeda dengan hasil Owusu dan Ansah (2000), dan Maharani (2013) profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1:Profitabilitas berpengaruhterhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan.


(56)

2. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan

Ukuran perusahaan pada penelitian ini diukur dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Total aset yang semakin besar berarti ukuran perusahaan juga semakin besar. Perusahaan-perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar biasanya mendapat pengawasan yang besar juga dari para investor, kreditor, pemasok, pelanggan, pengawas permodalan pemerintah, dan sebagainya. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan semakin tinggi, karena pihak manajemen menghadapi tekanan eksternal yang lebih besar untuk segera menyampaikan laporan keuangannya yang telah diaudit. Sebaliknya, semakin kecil ukuran perusahaan maka ketepatan waktu pelaporan keuangan juga akan semakin rendah. Hal ini didukung oleh Owusu dan Ansah (2000) dan Sulistyo (2010) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu. Berbeda dengan hasil Situmorang (2010)dan Maharani (2013) mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:


(57)

H2:Ukuran Perusahaan berpengaruhterhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan.

3. Hubungan Tingkat Leveragedengan Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan

Tingkat leverage pada penelitian ini menggunakan rasio debt to equity ratio (DER). Semakin tinggi debt to equity ratio (DER)mencerminkan tingginya risiko keuangan atau resiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman, dan sebaliknya apabila debt to equity ratio rendah maka risiko keuangan atau risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman akan semakin rendah. Suatu perusahaan apabila memiliki risiko perusahaan yang tinggi,mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan akibat hutang yang tinggi, sehingga menimbulkan berita buruk (bad news) di mata publik. Pihak manajemen perusahaan cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk karena waktu yang ada akan digunakan untuk menekan

debt to equity ratio serendah-rendahnya.Berdasarkan alur pemikirantersebut, maka hipotesis dapat dirumuskansebagai berikut:

H3: Tingkat leverageberpengaruhterhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan.

4. Hubungan Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan


(58)

Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan publik. Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) ditandai dengan apakah KAP tersebut berafiliasi atau tidak dengan KAP yang bertaraf internasional atau disebut The Big Four. Perusahaan yang menggunakan jasa dari KAP yang berafiliasi dengan KAP The Big Four membutuhkan lebih sedikit waktu untuk melakukan audit atas laporan keuangan karena jumlah orang yang melakukan audit lebih banyak, sehingga pekerjaan audit bisa dilakukan dengan cepat dan perusahaan akan menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu dan sebaliknya. Hal ini didukung oleh Sulistyo (2010), dan Situmorang (2010) menemukan ketepatan waktu (timeliness)pada KAP Big Four akan lebih pendek dibandingkan dengan ketepatan waktu (timeliness) pada KAPkecil.Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H4:Kualitas KAP (Kantor Akuntan Publik) berpengaruhterhadap ketepatan waktu(timeliness)pelaporan keuangan.

5. Hubungan Kompleksitas Operasi Perusahaan dengan Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan

Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu tantangan bagi auditor untuk memeriksa apakah perusahaan memiliki anak perusahaan atau tidak. Tingkat kompleksitas operasi perusahaan yang bergantung padajumlah anak perusahaan yang dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi yang lebih banyak yangharus diperiksa dalam setiap


(59)

transaksi dan catatan yang menyertainya, sehingga mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Hubungan tersebut juga didukung oleh penelitian Ashton et.al (1987) (dalam Owusu-Ansah, 2000) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antarakompleksitas operasi perusahaan dengan audit delay. Hal ini juga didukung oleh Sulistyo (2010), mengemukakan bukti empiris bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H5:Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruhterhadapketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan.

6. Hubungan Likuiditas dengan Ketepatan Waktu (Timeliness)Pelaporan Keuangan

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Semakin tinggi tingkat likuiditas pada suatu perusahaan, menunjukkan bahwa perusahaan dapat segera mencairkan aktiva yang tersedia untuk melunasi hutang ketika jatuh tempo. Hal ini merupakan berita baik (good news) bagi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, sehingga perusahaan akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Sebaliknya, perusahaan yangmempunyai tingkat likuiditas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebutmempunyai kemampuan yang rendah untuk memenuhi kewajiban jangkapendeknya dan


(60)

ini merupakan berita buruk (bad news), maka perusahaan akan menundapenyampaian laporan keuangannya.Hubungan ini didukung oleh penelitian Hilmi dan Ali (2008)(dalam Prahesty, 2011) yang menemukan bahwa terdapat likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Akan tetapi, Situmorang (2010)menemukan tidak adanya signifikan dari likuiditas terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H6:Likuiditas berpengaruhterhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan.

7. Hubungan Umur Perusahaan dengan Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan

Umur Perusahaanmenjadi salah satu tolak ukur dalam perusahaan. Perusahaan yang lebih tua cenderung lebih terampil dan kompeten dalam proses pengumpulan sehingga dapat menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah mempunyai pengalaman yang cukup. Hal tersebut akan membuat perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu. Semakin besar umur perusahaan, maka semakin kecil pula keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Owusu dan Ansah (2000) mengemukakan bahwa umur perusahaan mempengaruhikecepatan perusahaan dalam mengumumkan pendapatan awal tahun, dan Prahesty (2011), mengemukakan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan pada akhir tahun yang telah diaudit. Namun, berbeda dengan


(61)

Situmorang (2010) danMaharani (2013), dimana umur perusahaan tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dapat dirumsukan sebagai berikut:

H7:Umur Perusahaan berpengaruhterhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan.

8. Hubungan Auditor Switching dengan Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan

Pergantian akuntan publik dilakukan karena telah berakhirnya kontrak kerja yang disepakati antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan pemberi tugas dan telah memutuskan untuk tidak memperpanjang dengan penugasan baru. Menurut Standar Auditing (PSA) No.16 (2001: 315.1) mensyaratkan bahwa pergantian auditor terjadi adanya komunikasi baik lisan maupun tulisan antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti sebelum menerima penugasan. Berbeda dengan penugasan pertama sebagaiakibat adanya pergantian auditor, pada penugasan ulang auditor memilikiakses pada semua program yang digunakan pada periode yang lalu dan kertaskerja yang berkaitan dengan program tersebut. Banyaknya prosedur yangditempuh oleh auditor pengganti dalam proses pengauditan memerlukan pengauditan yang lebih lama dibandingkan jika auditor tersebut melanjutkan penerimaanpenugasan. Hal tersebutdapat mengakibatkan lamanya publikasi laporan keuangan audit oleh auditor.


(62)

Berdasarkan alur pemikirandiatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskansebagai berikut:

H8:Auditor Switchingberpengaruhterhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan.

9. Hubungan Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tingkat Leverage, Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), Kompleksitas Operasi Perusahaan, Likuiditas, Umur Perusahaan, dan Auditor Switching dengan Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan Keuangan

Menurut beberapa kesimpulan sementara yang telah disebutkan sebelumnya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, maka peneliti mengasumsi bahwa secara simultanprofitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kompleksitas operasi perusahaan, likuiditas, umur perusahaan, dan auditor switching berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan pada perusahaan go public sektor industri barang konsumsi.

Dari penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskansebagai berikut:

H9: Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tingkat Leverage, Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), Kompleksitas Operasi Perusahaan, Likuiditas, Umur


(63)

Perusahaan, dan Auditor Switching berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan.


(1)

17 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 1 1 0

18 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 1 1 0

19 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 1 1 0

20 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 0 0 1 21 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk 1 0 1

22 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk 0 1 0

Lampiran 10 Tabel Hasil Perhitungan Timeliness

No Kode

Perusahaan

Nama Perusahaan Tahun

2011 2012 2013

1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 0 0 0 2 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0 0 0

3 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 0 0 0

4 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 0 1 1

5 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

1 1 1

6 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia 1 1 1

7 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 1 0 1

8 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0 1 1

9 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 1 1 1

10 STTP PT. Siantar top Tbk 0 0 0

11 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 0 0 0

12 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 1 1 1

13 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 0 1 1

14 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 1 1 1

15 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 1 1 1

16 MERK PT. Merck Tbk 1 1 1

17 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0 1 1

18 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 0 0 0

19 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0 1 1

20 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 1 1 1 21 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk 0 1 1


(2)

Lampiran 11

Output SPSS

Descriptives

Frequencies

Frequency Table

Kualitas KAP


(3)

Auditor Switching

Timeliness

Hasil Uji Multikolinearitas

a. Dependent Variable: Timeliness

Hasil Uji Kelayakan Model


(4)

Hasil Uji Keseluruhan Model

Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Awal)

Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Akhir)

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 60.535a .336 .458

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.


(5)

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

ROA -1.288 4.053 .101 1 .751 .276

Ukuran -.143 .160 .796 1 .372 .867

DER .465 .896 .269 1 .604 1.592

KAP 1.866 .884 4.455 1 .035 6.465

Kompleksitas 2.214 .945 5.491 1 .019 9.149

CR .210 .216 .944 1 .331 1.234

Umur -.005 .064 .007 1 .934 .995

Auditor_Switching -1.943 .749 6.735 1 .009 .143

Constant 2.898 4.442 .426 1 .514 18.133

a. Variable(s) entered on step 1: ROA, Ukuran, DER, KAP, Kompleksitas, CR, Umur, Auditor_Switching.

Hasil Uji signifikan model secara simultan

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step 27.043 8 .001

Block 27.043 8 .001

Model 27.043 8 .001


(6)

a.Variable(s) entered on step 1: ROA, Ukuran, DER, KAP, Kompleksitas, CR, Umur, Auditor_Switching.


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 21 124

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 35

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 3

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14