aplikasi Microsoft Expression Blend dan IDE Integrated Development Environment Microsoft Visual Studio C 2010 dengan ekstensi WPF
Windows Presentation Foundation dan MultiPoint SDK v1.5 yang telah terpasang dan meng-embed content Flash yang telah dibuat pada Adobe
Flash Profesional dengan action scripts 3.0 . 7.
Fitur utama aplikasi terdiri dari: Materi yang telah disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP karawitan kelas X di SMK N
10 Bandung yang diambil dari buku teks dan sumber lainnya, Pengenalan Cara Penotasian Karawitan Sunda, Panduan memainkan alat-alat seni
karawitan. 8.
Pemodelan perangkat lunak menggunakan analisis berorientasi objek.
1.5 Metodologi Penelitian
Metedologi yang digunakan dalam penulisan penelitian ini dibagi menjadi dua tehap yakni:
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data apa saja yang dibutuhkan dalam membangun aplikasi multimedia studio virtual karawitan Sunda
berbasis multipoint di SMK N 10 Bandung. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan tinjauan langsung ke peserta didik kelas X SMK N 10
Bandung, untuk mengumpulkan data informasi mengenai proses belajar kesenian karawitan.
b. Wawancara
Wawancara ini dilakukan terhadap guru kesenian yang mengampu pelajaran karawitan di SMK N 10 Bandung, untuk mengetahui apakah
5
sudah sesuai dengan kegiatan pembelajaran kesenian karawitan yang berada di sekolah.
c. Studi Literatur
Studi Literatur adalah metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data melalui literatur, jurnal, paper, dan bacaan-bacaan
yang ada kaitannya dengan microsoft multipoint, karawitan, dan aplikasi virtual kesenian.
1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak
Metode Pembuatan Sistem dalam pembangunan Studio Virtual Karawitan Sunda ini menggunakan metode Sutopo2003, yaitu meliputi beberapa tahap-
tahap sebagai berikut:
1. Concept
Concept pengonsepan adalah tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna program identifikasi audiens. Tujuan dan pengguna
akhir program berpengaruh pada nuansa multimedia sebagai pencerminan dari identitas organisasi yang menginginkan informasi sampai pada
pengguna akhir. Karakteristik pengguna termasuk kemampuan pengguna juga perlu dipertimbangkan karena dapat memengaruhi pembuatan
desain. Selain itu, tahap ini juga akan menentukan jenis aplikasi
presentasi, interaktif, dan lain-lain. Dasar aturan untuk perancangan juga ditentukan pada tahap ini, misalnya ukuran aplikasi, target, dan lain-lain.
Output dari tahap ini biasanya berupa dokumen yang bersifat naratif untuk mengungkapkan tujuan projek yang ingin dicapai.
2. Design
Design perancangan adalah tahap pembuatan spesifikasi mengenai
arsitektur program,
gaya, tampilan,
dan kebutuhan
materialbahan untuk program. Spesifikasi dibuat serinci mungkin sehingga pada tahap berikutnya, yaitu material collecting dan assembly,
pengambilan keputusan baru tidak diperlukan lagi, cukup menggunakan keputusan yang sudah ditentukan pada tahap ini. Meskipun demikian,
pada praktiknya, pengerjaan proyek pada tahap awal masih akan sering mengalami penambahan bahan atau pengurangan bagian aplikasi, atau
perubahan-perubahan lain. Tahap
ini biasanya
menggunakan storyboard
untuk menggambarkan deskripsi tiap scene, dengan mencantumkan semua objek
multimedia dan tautan ke scene lain dan bagian alir flowchart untuk menggambarkan aliran dari satu scene ke scene lain.
Pembuatan storyboard dapat menggunakan cara pembuatan storyboard filmanimasi, atau dapat menggunakan cara pembuatan
storyboard di multimedia. yang hanya menggunakan teks saja. Pada bagian alir dapat dilihat komponen yang terdapat dalam suatu
scene dengan penjelasan yang diperlukan.
3. Material Collecting
Material Collecting adalah tahap pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan yang dikerjakan. Bahan-bahan tersebut, antara lain
gambar clip art, foto, animasi, video, audio, dan lain-lain yang dapat diperoleh secara gratis atau dengan pemesanan kepada pihak lain sesuai
dengan rancangannya. Tahap ini dapat dikerjakan secara paralel dengan tahap assembly. Namun, pada beberapa kasus, tahap material collecting
dan tahap assembly akan dikerjakan secara linear dan tidak paralel.
4. Assembly
Tahap assembly adalah tahap pembuatan semua obyek atau bahan multimedia. Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap design, seperti
storyboard, bagan alir, danatau struktur navigasi.
7
Tahap ini biasanya menggunakan perangkat lunak authoring, seperti Macromedia Director. Selain itu, Macromedia Flash atau produk
open source yang gratis, yaitu Sophie yang dapat berjalan di Linux maupun di Mac OS X juga dapat digunakan.
5. Testing
Testing pengujian dilakukan setelah menyelesaikan tahap pembuatan assembly dengan menjalankan aplikasiprogram dan
melihatnya apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap pertama pada tahap ini disebut tahap pengujian alpha alpha test yang pengujiannya
dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri. Setelah lolos dari pengujian alpha, pengujian beta yang melibatkan pengguna
akhir akan dilakukan.
6. Distribution
Pada tahap ini, aplikasi akan disimpan dalam suatu media penyimpanan. Jika media penyimpanan tidak cukup untuk menampung
aplikasinya, kompresi terhadap aplikasi tersebut akan dilakukan. Tahap ini juga dapat disebut tahap evaluasi untuk pengembangan
produk yang sudah jadi supaya menjadi lebih baik. Hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk tahap concept pada produk
selanjutnya.
Gambar 1 Metodologi Pengembangan Multimedia Sutopo [3]
1.6. Sistematika Penulisan