Metode Pengolahan Data METODOLOGI PENELITIAN

Dimana : k = Banyak butir pertanyaan Sj = Varians butir pertanyaan Sx = Varians skor total Dasar pengambilan keputusan - Jika r 1 positif serta r ≥ 0,70 maka variabel tersebut reliabel - Jika r 1 negatif serta r ≤ 0,70 maka variabel tersebut tidak reliabel 6. Setelah didapat butir yang sahih dan andal dilakukan analisis korelasi product moment untuk melihat hubungan antara pervariabel pertanyaan dengan teknik korelasi product moment pearson. 7. Alat analisis a. Analisis Kuantitatif Penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni variabel yang mewakili tingkat kinerja performance pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung dan harapan penyedia barang jasa importance. Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan kuisioner. Analisis data serta pengolahan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik statistik, baik statistik deskriptif maupun statistik analitik. Penelitiann ini juga menggunakan dua variabel, yakni variabel yang mewakili tingkat kinerja pelaksanaan e-Procurement performance dan yang mewakili tingkat penilaian penyedia barang jasa importance dari penyedia barang jasa. Setelah melakukan penyekoran, kemudian dicari skor rata-rata tingkat kepentingan dari setiap dimensi faktor yang mempengaruhi kepuasan penyedia barang jasa. n Xi X   dan n Yi Y   Keterangan : X = peringkat kinerja rata-rata Y = peringkat kepentingan rata-rata Xi  = nilai total penilaian elemen kinerja Yi  = nilai total penilaian elemen kepentingan n = jumlah responden Tingkat kesesuaian perbandingan antara skor penilaian kinerja pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung dengan skor penilaian kepentingan penyedia barang jasa : 100 x yi xi Tki  Keterangan : Tki = tingkat kesesuaian x ki = skor penilaian kinerja performance yki = skor penilaian kepentingan penyedia barang jasa importance J. supranto,2001 :241 Analisis dengan menggunakan importance dan performance matrix yang terdiri dari empat kuadran, kuadran pertama terletak di sebelah kiri atas, kuadran kedua terletak disebelah kanan atas, kuadran ketiga disebelah kiri bawah, dan kuadran keempat disebelah kanan bawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar. J. supranto,2001 :242 Gambar 3.2 Diagram Kepentingan-Kinerja Keterangan : 1 Kuadran I : Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan penyedia barang jasa, termasuk unsur- unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan penyedia barang jasa. Sehingga mengecewakantidak puas. 2 Kuadran II : menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan developer, untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. 3 Kuadran III : menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi penyedia barang jasa, pelaksanaannya oleh developer biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. 4 Kuadran IV : menunjukkan faktor yang mempengaruhi penyedia barang jasa kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. b. Analisis Kualitatif Menganalisis data dengan menguraikan hasil daftar pertanyaan yang diperoleh dari para responden dan teori-teori yang berkaitan dengan kepuasan penyedia barang jasa dan pelayanan penyedia barang jasa. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 21 dan Microsoft Office Excel.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil survei dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan tingkat kepuasan performance perusahaan penyedia barang jasa konstruksi dan konsultansi terhadap pelaksanaan e- Procurement APBN di Propinsi Lampung dinilai lebih baik dari pelaksanaan e-Procurement APBD, dalam semua variabel. Namun, baik pelaksanaan e-Procurement APBN maupun APBD, masih ada beberapa variabel yang dinilai penting namun pelaksanaannya belum memuaskan kuadran I. 2. Baik perusahaan konsultan maupun konstruksi menilai faktor atau variabel yang paling penting dan mempengaruhi dalam e-Procurement APBD dan APBN adalah website. Variabel tersebut dinilai paling mempengaruhi dibanding keempat variabel lainnya. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepentingan importance variabel tersebut mendapat skor tertinggi baik pada e-Procurement APBD maupun APBN. 3. Pada pelaksanaan e-Procurement APBD Konsultan terdapat empat belas variabel yang harus mendapat perhatian khusus kuadran I, empat belas variabel pada APBD Kontraktor, delapan variabel pada APBN Konsultan dan delapan variabel pada APBN Kontraktor. Dari keseluruhan variabel pada kuadran I, terdapat dua variabel pada e- Procurement APBD dan APBN konsultan kontraktor yang sama-sama berada dalam kuadran I, dan keduanya merupakan variabel website faktor yang paling mempengaruhi dan harus mendapatkan perhatian khusus. Ketiga variabel tersebut adalah: a. Kelancaran akses website saat peak time jam sibuk menjelang akhir batas waktu upload dokumen. C11 b. Kelancaran upload dokumen saat peak time jam sibuk menjelang akhir batas waktu upload dokumen. C12 4. Pada pelaksanaan e-Procurement APBD terdapat software Aplikasi Pengamanan Dokumen APENDO sedangkan pada e-Procurement APBN tidak ada. APENDO memungkinkan semua file diengkripsi menjadi satu sehingga terlindung dari virus maupun hacker. Namun sebagai konsekuensinya, file berukuran besar yang sudah terengkripsi sulit untuk di-upload karena harus langsung secara keseluruhan dan apabila terjadi kegagalan maka proses upload harus mengulang dari awal. Pada e- Procurement APBN proses upload dapat dilakukan satu persatu dipecah sehingga lebih mudah dilakukan. 5. Terdapat perbedaan yang mencolok antara e-Procurement APBD dan APBN dalam hal evaluasi dokumen kualifikasi, penjelasan dokumen lelang aanwijzing, pembukaan dan pembuktian dokumen penawaran, dimana pada e-Procurement APBN hal-hal tersebut berada pada kuadran II yang artinya sudah memuaskan sedangkan pada e-Procurement APBD berada pada kuadran I, dimana hal-hal tersebut dinilai penting namun pelaksanaannya kurang memuaskan. Hal tersebut berpengaruh terhadap transparansi lelang.

B. Saran

Adapun saran yang berkaitan dengan penelitian, penulis akan mencoba mengemukakan saran yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan e-Procurement APBD maupun APBN di Propinsi Lampung, yaitu : 1. Semua variabel yang berada pada kuadran I hendaknya lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi untuk mencapai tujuan pelelangan secara elektronik yang lebih baik karena pada kuadran ini variabel dinilai penting namun pelaksanaannya kurang memuaskan terutama dalam hal evaluasi dokumen kualifikasi, penjelasan dokumen lelang aanwijzing, pembukaan dan pembuktian dokumen penawaran pada e- Procurement APBD. 2. Baik pada e-Procurement APBD maupun APBN, penyedia barang jasa konsultansi dan konstruksi menilai bahwa website sulit untuk diakses dan melakukan proses upload dokumen pada saat peak time atau akhir batas waktu pemasukan dokumen. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan sosialisasi oleh panitia kepada peserta agar melakukan proses upload tidak di akhir batas tenggang waktu. 3. Software pengamanan dokumen APENDO yang dikembangkan oleh LEMSANEG Lembaga Sandi Negara diharapkan dapat diperbaiki sehingga memungkinkan file yang berukuran besar dapat dipecah menjadi beberapa bagian namun tetap terengkripsi sehingga