BAB IX LINGKUNGAN KERJA FISIK

BAB IX
LINGKUNGAN KERJA FISIK
9.1 Tujuan Praktikum
1.

Mengetahui dan memahami penggunaan alat pengukuran lingkungan kerja
fisik

2.

Melakuka simulasi pekerjaan dengan scenario lingkungan kerja fisik.

3.

Menganalisis keadaan nyata lingkungan kerja fisik pada suatu pekerjaan.

4.

Mengetahui dan memahami tentang pengaruh lingkungan kerja fisik
terhadap hasil suatu pekerjaan.


9.2

Tugas Praktikum
Melakukan simulasi perakitan PCB dengan alat alat ukur lingkungan kerja fisik
dan penggunaan ruang iklim. Melakukan analisis atau review dari jurnal
internasional mengenai lingkungan kerja fisik.

9.3

Output
9.3.1 Tema Review Junal Internasional
Tema jurnal yang diberikan berdasarkan asisten pembimbing untuk
kelompok kami mengenai kondisi lingkungan kerja fisik pada industri
pertambangan. Dalam hal ini lingkungan kerja fisik yang dimaksud dapat
berupa kondisi temperature di dalam pertambangan, pencahayaan,
kebisingan suara, getaran, bau bauan gas, sirkulasi udara, kelembapan, dan
lain lain terhadap hasil pekerjaan seorang operator di pertambangan
tersebut.
Pertambangan merupakan suatu tempat lokasi pekerjaan dalam rangka
mencari, menggali, mengolah, memanfaatkan dan menjual bahan galian

(mineral, batubara, panas bumi,migas) yang mempunyai risiko relatif
lebih tinggi dari pengusahaan komoditi lain pada umumnya dari segi

pengaruh

lingkungan

kerja

terhadap

tingkat

kesehatan

maupun

produktivitas pekerjanya. Banyak sekali faktor faktor lingkungan kerja
fisik yang dinilai cukup membahayakan kesehatan para pekerja tambang
jika pekerjaan dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang lama.

Dari faktor kebisingan suara, pekerja tambang dapat menderita kerusakan
permanen pada syaraf dan komponen sensor pada pendengarannya
dikarenakan suara kebisingan pada lokasi pertambangan yang diluar batas
maksimum suara yang dapat didengar manusia. Pada faktor getaran yang
terjadi di pertambangan, hasil dari proses operasi peralatan maupun
permesinan, dampak kesehatan yang sering terjadi adalah gangguan pada
pembuluh darah lengan yang dikenal dengan Vibration White Finger.
Gejala cedera yang dimaksud berupa kesemutan dan mati rasa pada jari
jari tangan, kehilangan kepekaan sentuhan , kehilangan kekuatan di tangan
dan jari jari akan berwarna putih. Dampak dari salah satu faktor lainnya
yaitu bau bauan gas pada pertambangan terutama pertambangan batu bara.
Pada pertambangan ini bau bauan menyengat seperti gas metana maupun
belerang dapat merusak system dan organ pernafasan pekerja tambang itu
sendiri jika tidak menggunakan peralatan safety seperti masker dengan
baik. Dan masih banyak lagi faktor faktor lingkungan kerja pada industri
pertambngan yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi pekerja.
Dari contoh pengaruh faktor faktor berikut, tema pengaruh lingkungan
kerja fisik pada pertambangan dirasa cukup penting untuk direview
mengingat tingginya tingkat resiko kesehatan pekerjanya yang perlu
diperhatikan karena produktivitas pekerjaan selalu berhubungan dengan

tingkat kesehatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Jika pekerjanya
sehat baik fisik maupun mental, target perusahaan dapat dicapai dengan
mudah dari produktivitas yang dihasilkan oleh pekerjanya. Sebaliknya jika
kondisi kesehatan pekerjanya saja sudah buruk, produktivitas pekerja
menurun, dan target perusahaan akan sulit untuk tercapai.

9.3.2 Review Jurnal Internasional
Informasi Jurnal
Judul

: Cross-Sectional Survey of Noise Exposure in The Mining
Industry

Author

: Eric R. Bauer dan Jeffery L. Kohler

Volume

: 10 halaman


Tahun terbit

: Tahun 2010

Penerbit

: National Institute for Occupational Safety and Health,
Pittsburgh, United States

Review Jurnal
CROSS-SECTIONAL SURVEY OF NOISE EXPOSURE IN THE MINING INDUSTRY
Eric R. Bauer, Mining Engineer
Jeffery L. Kohler, Laboratory Director
National Institute for Occupational Safety and Health
Office of Mine Safety and Health Research
Pittsburgh Research Laboratory
Deskripsi
Kebisingan sering kali menjadi masalah pada pekerja industri. Paparan
kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan masalah serius yaitu

kehilangan kemampuan pendengarannya atau Noise Induced Hearing Loss
(NIHL). NIOSH melaporkan kerusakan pendengaran merupakan masalah
yang paling sering dihadapi oleh pekerja di Amerika Serikat dengan lebih
dari 30 juta pekerja yang mengalaminya. Sebagian besar masalah tersebut
terjadi pada pekerja pertambangan (baik pada permukaan, lokasi proses
pengolahan, dan bawah tanah) dengan total presentase 70%-90% dari total
penambang di US. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang cukup besar
dari jumlah yangt diklasifikasikan oleh NIOSH.Dengan itu, Mine Safety

and Health Administration (MSHA) membuat peraturan baru mengenai
batas kebisingan suara dalam pertambangan, dalam hal tersebut pula
pekerja yang mengalami NIHL perlu mendapatkan program konservasi.
Dalam peraturan baru MSHA juga meyarankan pada pekerja tambang
untuk menggunakan alat pelindung personal berupa tutup telinga (solusi
sederhana) dan lebih menyorot regulasi masalah kebisingan dalam industri
pertambangan.
Tujuan
 Mengurangi pemaparan kebisingan berlebih pada pekerja tambang
 Mengurangi masalah NIHL pada pekerja tambang
Metode


9.3.3 Analisis

LAPORAN PRAKTIKUM
MICROMOTION STUDY

Disusun Oleh:
Muhammad Ganda Wiratama (13522135)
Reksa Binasmoro (13522143)
Kelompok: B-13
Asisten Pembimbing:
Dian Putri Rahmawati (E-87)

TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2014