Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu
– Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang
Utara Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
oleh siswa melalui proses kognitif. Proses kognitif ini antara lain melihatmerasakan, mengulang, berpikir, memecahkan masalah, mengingat, dan
mencitrakan Schunk, 2013, hlm. 230.
2. Teori
Lateral Thinking
Teori Lateral
Thinking
pada dasarnya adalah memecahkan masalah dengan cara yang tidak biasa atau dengan metode di luar logika umumnya. Manusia
seharusnya berpikir dengan cara berbeda maupun dengan pendekatan yang berbeda dalam melihat suatu permasalahan, kemudian mencari solusi yang
mungkin digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam teori ini, berbagai pandangan maupun solusi itu dianggap ada dan benar.
Logika manusia pada umumnya berhubungan dengan „kebenaran‟,
sedangkan berpikir lateral mengacu kepada „kemungkinan‟ atau ‘
apa yang
mungkin‟ . kemungkinan adalah persepsi atau pandangan yang berbeda – beda yang berupaya untuk mencari solusi
– solusi yang mungkin digunakan dalam memecahkan masalah.
3. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah berarti belajar tentang peristiwa di masa lampau. Peristiwa di masa lampau yang dipelajari tidak hanya rentetan peristiwa secara
kronologis, namun harus mampu memaknai tiap-tiap peristiwa tersebut ke dalam bentuk nilai-nilai positif dan menerapkannya dalam kehidupan peserta didik.
Sebuah pembelajaran sejarah yang baik bukan hanya mampu melakukan transfer pengetahuan atau
transfer of knowledge
, tetapi juga dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan pada diri siswa melalui pemahamannya terhadap peristiwa sejarah.
Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu
– Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang
Utara Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Penanaman nilai-nilai pada diri siswa merupakan salahsatu tujuan dari mata pelajaran sejarah. Hal ini terutama berkaitan bagi pembentukan karakter bangsa.
Penanaman nilai-nilai nantinya diharapkan dapat mengarahkan kepada diri siswa tentang siapa diri kita sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, siswa akan mengenali
lingkungannya dengan baik sehingga akan membentuk pribadi yang responsif maupun adaptif.
4. Teknik
Six Thinking Hats
Teknik ini diciptakan oleh de Bono pada tahun 1985 Utari, 2013, hlm. 6. Dia menganalogikan cara berpikir dengan topi karena mengidentifikasikan peran
yang diembannya. Keenam topi tersebut adalah: topi putih yakni informasi; topi hitam adalah risiko atau dampak negatif;, topi hijau adalah dampak positif atau
kreatifitas; topi merah adalah intuisi atau imajinasi; topi hijau adalah kreatifitas atau solusitindak lanjut, dan topi biru adalah pengendali ketua kelompok dan
yang memberi kesimpulan de Bono, 1995, hlm. 14-15. Dalam pembelajaran, teknik ini dapat dilakukan dalam kelompok. Tiap-tiap
kelompok terdiri atas 6 orang siswa. Tahap- dalam pembelajaran ini adalah langkah pertama adalah menggunakan topi merah untuk mengenali reaksi pertama
anak apa, perasaan atau intuisi pada 2-3 detik pertama. Ini sering kali diabaikan, dan penting bagi anak untuk mengakses dan mengenali reaksi pertama mereka.
Setelah itu mengumpulkan data, fakta, segala bentuk informasi dengan menggunakan topi putih. Setelah selesai, topi diganti dengan topi hitam, supaya
anak mengetahui risiko yang akan dihadapi apa saja. Setelah selesai menemukan risiko yang mungkin terjadi, berganti dengan topi kuning. Jangan sampai anak
menjadi terlalu pesimis, topi kuning punya andil dalam menyeimbangkannya. Gunakan topi kuning untuk mengetahui manfaat, semua sisi positif. Setelah itu
mulai berpikir kreatif dalam pemecahannya dengan menggunakan topi hijau. Setelah semuanya rampung gunakan topi biru dalam pengambilan keputusan de
Bono, 1995.
Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu
– Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang
Utara Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5. Isu – isu Kontemporer